Bab 1

*

*

"Setelah wanita itu melahirkan anak buat kamu, kalian boleh berpisah dan kamu bisa hidup bersama Elmira dan anak kamu." jawab Yusuf.

"Wanita mana yang mau pah?"

"Kamu tinggal jawab mau atau tidak? Dan kami yang akan mencari wanita itu jika kamu mau." sahut Niar.

Yusuf kembali menepuk bahu Erlang. "Kami tidak meminta keputusanmu sekarang, kamu boleh memikirkannya dulu matang-matang dan diskusikan dengan istrimu."

"Erlang akan membicarakan ini dulu sama Elmira pah mah." ujar Erlang dan di setujui oleh kedua orang tuanya.

Niar ikut beranjak dari sofa lalu berjalan beberapa hingga sampai di depan anaknya kemudian memeluknya. "Bicarakan baik-baik, dan kami tunggu kabar baiknya. Mama sangat berharap kamu mau menikah lagi sayang, ini demi masa depanmu."

"Erlang nggak janji mah." jawab Erlang. "Ya udah Erlang mau pulang dulu."

Niar melepas pelukannya lalu mencium pipi anaknya. "Hati-hati." pesan Niar dan di angguki oleh Erlang.

"Erlang pulang dulu pah."

"Iya, ingat! pikirkan matang-matang."

"Iyaa." jawab Erlang lalu keluar dari ruang kerja papanya.

*

🌴🌴🌴

*

Niar keluar dari kamarnya lalu menuruni anak tangga menuju ruang kerja suaminya.

Hari ini jadwalnya Niar mengunjungi panti, seperti biasanya Niar akan mengantar langsung kebutuhan bulanan untuk panti.

"Ada apa sayang?" tanya Yusuf saat melihat istrinya memasuki ruang kerjanya.

Niar melangkah mendekati suaminya yang sedang sibuk dengan lembar-lembar kertas dan laptopnya. "Aku mau ke panti ya mas?"

Yusuf mengalihkan pandangannya dari laptop lalu beralih menatap istrinya. "Iya, tapi di antar supir ya?"

"Okey, aku berangkat sekarang." ujar Niar lalu mengecup pipi Yusuf.

Senyum Yusuf langsung terbit di sudut bibirnya. "Hati-hati."

"Iyaa." jawab Niar lalu kembali melangkah meninggalkan ruang kerja Yusuf menuju pintu utama.

Seperti pesan suaminya, Niar di antar supir menuju panti, tak butuh waktu lama Niar telah sampai di panti karena jarak panti dan rumahnya tidak terlalu jauh hanya butuh waktu kurang dari 30 menit.

"Selamat datang bu Niar." sapa ramah ibu panti saat melihat kedatangan Niar.

Niar melangkah beserta pak supir di belakangnya sembari membawakan barang-barang keperluan panti. "Selamat siang bu Dewi, seperti biasa saya mengantarkan keperluan bulanan untuk panti ini."

"Terima kasih banyak bu Niar, mari silahkan duduk."

Niar melanjutkan langkahnya hingga ke ruang tamu kemudian duduk di salah satu kursi yang tersedia di ruang tamu tersebut.

"Tiara tolong buatkan minuman untuk bu Niar." titah bu Dewi pada salah satu anak asuhnya.

Beberapa saat kemudian Mutiara muncul dari arah dapur dengan membawa nampan berisi teh hangat lalu meletakkan cangkir berisi teh hangat tersebut di atas meja.

Mutiara meraih tangan Niar lalu mencium punggung tangannya. "Bu Niar apa kabar?"

Niar tersenyum melihat kesopanan dan kehalusan tutur katanya Mutiara. "Baik." jawab Niar kemudian menepuk sisi sebelahnya. "Tiara, sini duduk! Kamu sudah dapat kerjaan belum?"

Mutiara melangkah beberapa langkah kemudian duduk di sebelah Niar. "Tiara sudah melamar di beberapa perusahaan bu, tapi belum dapat panggilan kerja."

"Kamu kerja di kantor kami aja bersama Kayla, Kayla pasti seneng kalau kamu kerja disana."

Mata Mutiara langsung berbinar. "Beneran bu?" tanyanya seakan tidak percaya.

"Iyaa..." jawab Niar. "Tiara gadis yang baik, sopan dan cantik pula. Apa mungkin Tiara mau menjadi ibu dari anak Erlang?" batin Niar.

*

🌴🌴🌴

*

Erlang memasuki rumah dengan langkah gontai, perkataan kedua orang tuanya sungguh memenuhi pikirannya beberapa hari ini, semenjak dari rumah kedua orang tuanya beberapa hari yang lalu, semua perkataan kedua orang tuanya masih terngiang-ngiang sampai saat ini.

Erlang memang menginginkan kehadiran seorang anak di dalam rumah tangganya, namun sebenarnya Erlang menginginkan anak yang lahir dari rahim istrinya bukan wanita lain, Erlang pun tidak yakin bisa menyentuh wanita lain selain istrinya dan Erlang juga memikirkan bagaimana perasaan istrinya jika ia menikah lagi.

"Kok diem?"

Erlang tersentak kaget saat mendengar suara istrinya dan merasakan usapan lembut di bahunya. "Oh, tidak apa-apa." jawab Erlang sekenanya kemudian Erlang menarik tangan istrinya menuju sofa.

"Ada apa sih?" tanya Elmira.

Erlang menatap Elmira lama, sungguh dirinya tidak tega untuk menyampaikan semuanya.

Erlang terus menatap istrinya sampai membuat Elmira mengernyit bingung. "Diem lagi? Hei, ada apa sih? Jangan bikin aku takut deh!!"

Tangan Erlang terangkat untuk mengusap lembut pipi istrinya. "Papa dan mama mau aku menikah lagi." akhirnya kata-kata itu lepas juga dari bibirnya.

Elmira langsung melepas tangan Erlang yang berada di pipinya lalu menyentak tangan tersebut dengan kasar, kemudian beringsut mundur. "Kamu ngomong apa sih??!!" tanyanya seakan tidak percaya di sertai cairan bening yang langsung menggenang di pelupuk matanya.

Erlang beringsut mendekati istrinya. "Maaf jika ini akan melukai perasaanmu tapi aku setuju dengan papa, aku juga ingin memiliki seorang anak. Andai kamu bisa hamil aku pasti tidak akan melakukan ini karena aku sangat mencintai kamu."

"Ini semua salahku...!! KENAPA AKU TIDAK BISA HAMIL?? KENAPA???" teriaknya pilu di sertai luruhnya air mata di pipinya.

Erlang segera memeluk tubuh istrinya. "Ini bukan salah kamu sayang, ini takdir Tuhan."

"Kalau aku bisa hamil pasti ini tidak akan terjadi, rumah tangga kita pasti akan baik-baik saja."

Erlang melonggarkan pelukannya kemudian sedikit menunduk untuk menatap istrinya. "Semua akan baik-baik saja, setelah anakku lahir aku akan berpisah dengannya dan kita akan hidup bahagia bersama anakku nanti. Kamu mau kan merawat anakku?"

Elmira mendongak lalu mengangguk samar membuat Erlang tersenyum tipis. "Jadi kamu setuju aku menikah lagi?" tanya Erlang memastikan.

Elmira kembali menunduk. "Sebenarnya aku tidak setuju, istri mana yang setuju jika suaminya akan menikah lagi? Tapi aku sadar dengan kekurangan yang aku miliki."

Erlang melepas pelukannya kemudian beralih menggenggam tangan istrinya. "Aku janji semua akan baik-baik saja."

"Kamu harus janji padaku, pernikahan itu hanya sampai anak kamu lahir." pinta Elmira.

Erlang mengangguk mantap. "Aku janji."

Elmira meraih tangan Erlang kemudian menggenggam erat. "Sebenarnya aku takut, aku takut jika suatu saat nanti kamu berpaling dariku dan memilih wanita itu bersama anakmu, seperti di film-film itu."

Erlang tersenyum kecil. "Ini dunia nyata bukan sinetron, jangan khawatir dan berfikirlah yang positif! Semua akan baik-baik saja."

Elmira menatap Erlang dengan tatapan tajamnya. "Awas kalau sampai kamu terpikat pada wanita itu!!"

Erlang terkekeh. "Itu tidak akan terjadi."

Elmira sudah setuju, sekarang tinggal menunggu wanita mana yang bersedia meminjamkan rahimnya untuk di buahi benihnya.

*

*

Maaf jika readers banyak yang lupa dengan alur cerita sebelumnya. 🙏🙏🙏

Anggap aja ini cerita baru. 😂😅😂

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ𝐀𝐢𝐬𝐲𝐚𝐡👙B⃠ikini

🍭ͪ ͩ𝐀𝐢𝐬𝐲𝐚𝐡👙B⃠ikini

lanjud bca...no coment..😄😄😄🙃

2021-06-25

0

Ning Putri

Ning Putri

wah mantap nih ceritanya...alur ceritanya juga enak dibaca 👍👍

2021-06-11

0

Trisnawati Ilyas

Trisnawati Ilyas

Wanita mana yang mau dimadu dan wanita mana yang mau dinikahi setelah melahirkan akan diceraikan....
Hati wanita bukan terbuat dari batu yang seenaknya bisa dipermainkan...
Adopsi anak adlah salahsatu cara untuk mendapatkan anak....lagipula keluarganya Arlan kan punya panti asuhan yg rutin dikunjungi...pilih aja salah satu dari mereka tanpa harus menyakiti hati istrinya ataupun wanita yg nantinya akan jadi rahim sementara buat calon anaknya Arlan....
jika Arlan kebablasan dan jatuh cinta dgn ibu calon anaknya maka itu akan menjadi buah simalakama buat Arlan...

2021-04-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!