"SHASA!!"
Seorang pria berperawakan tinggi mengenakan setelan hitam berteriak memanggil nama sahabatnya dari ambang pintu.
Shasa yang merasa namanya di panggil langsung menengok ke arah sumber suara. Senyum manisnya muncul ketika melihat orang yang memanggil namanya.
Evan, pria itu menghadiri acara pernikahannya dengan Raihan. Tanpa menunggu aba-aba, Shasa melepas genggaman tangan Raihan. Ia berlari kearah Evan lalu mendekap erat tubuh Evan, begitupula dengan Evan yang membalas dekapan dari sahabatnya.
Terdengar kasak-kusuk ketika Shasa yang tidak kunjung melepaskan dekapan Evan. Raihan merasa sama sekali tidak dihormati oleh Shasa istrinya, baru saja mengucapkan ijab qobul Shasa malah memeluk pria yang bukan mahramnya.
"Eh! itu yang perempuan kok malah peluk-peluk pria lain sih!"
"Mungkin itu pacarnya, dia kan nikah sama Raihan karena terpaksa!"
"Kasihan yah Raihan, orangnya alim malah nikah sama cewek begajulan kek gitu"
"Kasihan mbaknya, kudu pisah sama pacarnya"
Raihan menghembuskan napas kasar mencoba untuk tidak mendengar kasak-kusuk di sekitarnya, bagaimanapun juga ia masih belum mengenal Shasa dengan baik.
Mungkin pria yang sekarang dipeluk Shasa adalah kakaknya, ia mencoba untuk tetap berpikiran positif tentang istrinya. Tetapi apa yang dipikirnya hilang begitu saja ketika pria itu tiba-tiba memberikan sebuah bogem mentah di wajahnya.
Raihan yang masih meredam amarah tidak sempat untuk mengelak, ia juga tidak membalas pukulan pria asing di depannya saat ini.
"BERANINYA LO NIKAH SAMA SHASA!!"
Evan menarik kerah kemeja yang di kenakan Raihan tetapi pria itu masih saja diam tidak melawan. Namun sorot matanya menandakan amarah yang memuncak tapi masih ia tahan agar tidak menimbulkan kekacauan yang lebih parah.
"Evan Lo apa-apaan sih, lepasin nggak!"
Shasa sangat terkejut melihat perlakuan Evan kepada Raihan, suaminya. Sekali mendengar perintah Shasa, Evan langsung melepaskan cengkeraman pada kerah kemeja Raihan.
Namun pada detik berikutnya Evan malah menarik paksa Shasa untuk keluar dari ruang tamu dan menghindari tatapan para tamu yang merasa kebingungan melihat kejadian barusan.
"Evan lepasin tangan Gue, Lo mau ngapain sih"
Shasa merasa di hadapannya ini bukan Evan yang selama bertahun-tahun ia kenal. Melainkan Evan yang lain, Evan yang kejam serta pemarah kepada musuh-musuh nya.
"Jelasin ke Gue, kenapa Lo nikah sama pria sok alim di dalam tanpa seijin Gue! Gue pikir Lo udah nganggep kita sodaraan Sha!"
"Maaf"
Muncul rasa bersalah yang entahlah rasanya aneh, ia menganggap Evan sebagai kakaknya. Tapi apa yang dilakukannya, Ia malah menikah tanpa sepengetahuan Evan.
Bagaimana Evan tau Shasa menikah? Ayolah, Evan selalu mengawasi gerak-gerik Shasa di manapun keberadaan sahabatnya itu.
"Kita pulang sekarang!"
Evan hendak merengkuh pinggang Shasa, tapi sejurus kemudian sebuah bogem mentah mendarat di pipi kanannya.
Raihan, Raihan lah yang melakukannya. Sejak Evan menyeret Shasa keluar, pria itu mengikuti bahkan mendengar semua yang diucapkan oleh Shasa dan Evan.
Raihan masih sabar ketika melihat dua orang itu bicara empat mata. Tetapi ketika tangan Evan hendak merengkuh pinggang istrinya, seketika amarahnya yang sejak tadi ia tahan meledak begitu saja.
Tanpa pikir panjang Raihan memberikan bogem mentah ke wajah Evan, ia tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Sekarang hanya amarah yang menguasai dirinya.
Evan memandang rendah Raihan, baginya Raihan hanyalah semut kecil yang tak akan bisa dibandingkan dengan dirinya.
Evan hanya diam menerima pukulan di wajahnya, andaikan Raihan bukan suami Shasa mungkin akan ia bunuh saat ini juga.
Tunggu dulu, Evan tidak menganggap Raihan suami Shasa karena ia tidak merestui pernikahan dadakan ini. Tangan Evan kembali merengkuh pinggang Shasa, tidak perduli dengan Raihan yang menarik kerah bajunya.
BUGH!
Raihan makin naik darah ia kembali mendaratkan bogem mentah pada wajah tampan Evan. Evan yang semula tidak menggubris Raihan kini mulai merasa tertantang dengan sebuah bogem yang di berikan oleh Raihan.
"Tolong bawakan!"
Tiba-tiba Evan melepas jas yang melekat di tubuhnya kemudian melemparkannya kearah Shasa. Pria itu lalu melipat lengan kemejanya sampai siku.
"Tampan" Shasa bergumam kecil lalu menatap dua pria di hadapannya yang sedang bersiap mengadu kekuatan.
"Pertunjukan yang menyenangkan" Shasa kembali bergumam, nampak seulas senyum manis terbit di wajahnya. Dia sangat yakin jika pemenangnya pasti Evan, apakah Raihan bisa menang mengalahkan kekuatan sahabatnya?
Kegiatan pertarungan pun tidak dapat dihentikan, Evan berulang kali memberikan bogem mentah ke tubuh Raihan. Tak sekali-kali menendang tubuh Raihan yang tergeletak tak berdaya setelah adu jotos.
Para undangan berteriak histeris melihat Raihan babak belur di penikahannya sendiri. Mereka berteriak lebih keras lagi ketika melihat Evan menodong Raihan menggunakan pistol, tarikan pelatuk pistol di tangan Evan semakin membuat aura membunuh di sekitar Evan.
Satu
Dua
Tiga
"Kau ingin mengubah status Queensha menjadi janda?" lirih Raihan pelan sembari memicingkan mata kearah Shasa.
Shasa terkejut melihat Evan mengeluarkan pistol dari balik punggungnya, tetapi ia masih diam menikmati pertunjukan di hadapannya.
Munafik!
Sebenarnya Shasa getar-getir melihat Evan menarik pelatuk pistol, ia akan segera menjadi janda muda. Shasa sangat hafal kelakuan Evan, sekali orang menantang dirinya hanya ada dua pilihan, yaitu masuk rumah sakit atau masuk ke liang lahat.
Gila gila gila!
Raihan nekat menarik pistol di tangan Evan mendekat ke arah jantungnya, Evan semakin tersenyum picik melihat Raihan yang tak berdaya tergeletak dengan nafas terengah-engah.
"Kau benar-benar ingin mengubah status Shasa?"
Raihan kembali mengucapkan kalimat yang membuat Evan makin naik pitam. Raihan masih saja tersenyum ke arah Shasa yang berdiri tak jauh darinya.
"Tutup mulut busukmu!"
Evan semakin menyeringai tajam, tak peduli dengan rintihan Raihan. Emosinya telah sampai pada ubun-ubun mendengar Raihan berulang kali menyebut Shasa akan menjadi janda muda.
"HENTIKAAAN!"
Shasa berteriak kencang meng-ngagetkan para tamu yang histeris beserta Evan yang menarik pistolnya dari jantung Raihan.
Shasa tidak tahan mendengar namanya menggunakan embel-embel janda. Panggilan itu terdengar tak mengenakan, baru saja beberapa menit ia menikah harus menjadi janda muda.
"Bersyukur lah! Gua nggak ngebunuh Lo sekarang, tapi nanti!"
Evan berdiri lalu berjalan mendekati Shasa, mengambil jasnya yang tadi dititipkan kepada Shasa.
"Jaga dirimu baik-baik!" ucap Evan tepat ditelinga kanan Shasa.
Entah pendengaran Shasa yang salah atau memang benar yang diucapkan Evan, terselip nada khawatir pada kalimat yang baru saja diucapkan oleh Evan.
"Sha! Gue pulang dulu, nanti sore bakalan Gue jemput"
Evan berlalu meninggalkan Shasa yang masih berdiri mematung. Setelah sadar Evan sudah pulang, Shasa berjalan mendekati Raihan lalu mengulurkan tangan mencoba membantu Raihan berdiri.
Dengan cepat tangan Raihan menerima uluran tangan Shasa sembari tersenyum ke arah istrinya.
"Cantik" gumam Raihan ketika Shasa membalas senyumannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Chandra Dollores
maaf,, bukan ga tau diri karena ga komeng
tp lagi konsen baca, karena harus finish ini malam juga
tp like udah tuangin terus kok
hehehe
2021-11-24
2
Author_Ay
semangat
2021-07-08
0
ig: monalisa_n28
Semangat thor salam dari “istri seksi milik pengacara tampan” terimakasih
2020-10-05
5