"Aww"
Raihan meringis tatkala Shasa membersihkan darah yang mengucur di pelipisnya. Sedangkan Shasa tersenyum puas mendengar rintihan Raihan yang terdengar memilukan.
"Awwwh"
Kali ini rintihan Raihan lumayan keras dari sebelumnya, luka di pelipisnya terasa di tekan bukan di obati. Apakah Shasa memang sengaja menekannya?
"Eh sakit ya?"
Shasa baru menyadari ia terlalu kuat menekan luka Raihan, tapi kan Shasa memang sengaja melakukannya. Yah sekali-kali lah pengen dengar rintihan gitu, apalagi Raihan merintih tepat di telinga Shasa.
Raihan hanya tersenyum mendengar ucapan Shasa barusan, setidaknya Shasa masih perduli padanya.
Kejadian beberapa waktu yang lalu benar-benar sangat memalukan. Acara pernikahan yang seharusnya dipenuhi dengan kebahagiaan malah berakhir dengan adu jotos. Parahnya pengantin perempuan hanya diam ditempat tidak berusaha melerai pertengkaran antara suami dan sahabatnya.
Para tamu undangan juga telah meninggalkan rumah Raihan setelah keributan di depan rumah buyar. Tepat saat Shasa merangkul Raihan membantunya berjalan untuk masuk ke dalam rumah dan mengobati luka di sekujur tubuhnya.
Tak lama kemudian suara Adzan terdengar sangat merdu, menandakan umat Islam untuk menjalankan ibadah sholat.
Raihan segera beranjak dari kursi kemudian masuk ke kamar mandi, meninggalkan Shasa yang masih sibuk membereskan kapas serta obat antiseptik. Shasa berdecak kesal melihat Raihan mengabaikannya, tidak mengucapkan terima kasih pula.
Beberapa menit kemudian Raihan keluar dari kamar mandi mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam, rambutnya basah hingga menetes sampai ke wajah.
Shasa terdiam sejenak melihat pemandangan di hadapannya. Walaupun di Markas ia sering melihat pemandangan seperti ini, namun kali ini berbeda pria didepannya ini miliknya.
"Sha, Shasa!" Raihan melambaikan tangannya tepat di wajah Shasa, namun Shasa tetap diam tidak memberikan respons apapun.
"Halooo?" ucap Raihan masih melambaikan tangannya.
"Ah ya, ada apa!"
Shasa terkejut melihat tepat di depan wajahnya terdapat tangan lebar melambai-lambai dan memanggil namanya.
"Kenapa nggak ambil air wudhu? udah waktunya sholat Dzuhur loh" ucap Raihan sembari membuka lemari mencari mukena Nenek yang mungkin di simpan di lemarinya.
Shasa mematung menatap punggung Raihan yang sibuk mencari sesuatu di dalam lemari.
"Kenapa masih duduk, kamar mandinya di situ tuh, masa kamu nggak tahu?" tutur Raihan menunjuk pintu kamar mandi. Shasa hanya menganggukkan kepala lalu masuk kamar mandi, tetapi sebelumnya ia mengambil ponsel terlebih dahulu.
BRAK!
Shasa membanting pintu kamar mandi lumayan keras lalu menguncinya, siapa tahu nanti Raihan mengintipnya. Umpatan demi umpatan keluar dari bibirnya.
"Sial! bisa-bisanya ada orang yang nyuruh Gue Sholat"
Setelah puas mengumpat, sekarang saatnya mencari jalan keluar. Jemari lentik Shasa menggeser layar handphone, mencari kontak yang menurutnya dapat membantu masalah saat ini.
Evan!
Ya, nama itulah yang muncul pertama kali dalam benaknya. Secepat mungkin Shasa menekan simbol telepon di handphone miliknya, kemudian menempelkan benda berbentuk persegi itu ditelinga kirinya.
"Halo" sapa Shasa pelan takut Evan masih marah karena kejadian tadi.
"Hmm"
"Van! Lo denger Gue ngomong gak sih!" Shasa mulai kehilangan kesabarannya ketika mendengar respon Evan yang tidak memuaskan.
"Iya Sha, gue denger kok, Lo kangen sama Gue?" Senyum lebar muncul diwajah Evan setelah mendengar suara cempreng Shasa di seberang telpon.
"Gue mau nanya hal penting Evan, Lo ngapain sih?"
"Ciee, kalo kangen, bilang aja gue nggak akan marah kok!" goda Evan diseberang sana yang membuat Shasa semakin emosi.
"Evan Gue lagi ngomong serius ini!"
"Ngomong aja, emang Lo kenapa?"
"Van? Lo tau nggak, Raihan ngajak Gue gituan"
Evan langsung terbangun mendengar kalimat barusan yang di ucapkan Shasa. Baru saja ia akan menikmati tidur siang, tetapi kalimat yang barusan diucapkan oleh sahabatnya itu membuat kantuknya menghilang seketika.
"Lo masih pake baju kan Sha?" tanya Evan getar-getir mendengar kata 'Gituan' dari mulut Shasa.
" Sialan Lo! maksud Gue itu diajak Sholat sama Raihan"
"Lah terus apa susah nya?"
"Kan Gue nggak bisa!"
"Lah Elo malah nanya Gue, Lo nggak mikir tiap hari Gue ada di samping Lo!"
" Eh iya ya" Shasa cengengesan memikirkan dirinya yang selalu bersama Evan setiap hari.
Tok tok tok
Hampir saja handphone miliknya terjatuh, suara ketukan di balik pintu itu mengagetkannya. Shasa segera mematikan sambungan telepon lalu mengambil air wudhu asal-asalan.
Yang penting wajah sama tangan basah!
Shasa membuka pintu perlahan, tepat di balik pintu Raihan berdiri menunggu Shasa keluar dari kamar mandi.
Sejak tadi Raihan menunggu Shasa yang sangat lama di kamar mandi, padahal hanya mengambil air wudhu. Pikirannya sempat memikirkan hal buruk karena mendengar umpatan Shasa di balik pintu, tetapi Raihan masih berpikiran positif.
Raihan memberikan sebuah mukena terusan milik Nenek yang masih tersimpan di lemarinya, Shasa sempat terkejut melihat mukena ditangannya saat ini.
Dilihatnya Raihan yang menata sajadah menghadap kiblat, hati Shasa tersentuh melihat sarung dan baju koko melekat pada tubuh Raihan. Salah satu pakaian yang tak pernah di kenakan Evan maupun anggota Mafianya.
Sholat Dhuhur pun terlaksana dengan baik, walaupun Shasa hanya mengikuti gerakan Raihan di depannya tanpa membaca apapun.
Disaat Raihan membalikkan badan kearahnya lalu mengulurkan tangan dihadapannya, Shasa malah diam tanpa membalas uluran tangan Raihan.
Mungkin Raihan mempunyai stok kesabaran yang banyak, nyatanya sampai sekarang Raihan masih bersabar menghadapi Shasa. Raihan meraih tangan kanan Shasa lalu mengecup kening Shasa singkat namun meninggalkan kesan romantis.
Shasa sontak berdiri lalu melepas mukenanya, meletakkannya ke sembarang tempat. Perempuan itu kemudian mengambil handphone miliknya yang berada di atas nakas. Shasa terlihat sibuk mengotak-atiknya tanpa memperdulikan Raihan yang tengah duduk di sampingnya.
RAIHAN POV
Sungguh hal yang tak pernah kubayangkan dalam hidupku, menjadi seorang imam dari wanita cantik di belakangku saat ini. Queensha Zeline, nama yang cukup menarik sama seperti pemilik namanya.
Hanya Namanya yang kukenal, bahkan Aku tidak mengenal orang tuanya, rumahnya dan segalanya tentang dia. Hal yang kutahu hanyalah sekedar namanya.
Aku bahkan masih merasa semua ini seperti mimpi, bermula dari pihak rumah sakit yang mengabari bahwa Nenek mengalami kecelakaan dan ditolong oleh seorang wanita.
Aku sangat bersyukur karena masih ada orang yang mau menolong nenek. Ketika sampai di depan ruang IGD, bisa kulihat dengan jelas seorang wanita memeluk tubuhnya sendiri karena kedinginan. Tanpa pikir panjang, jaket yang kubawa kupakai kan pada punggungnya.
Wanita itu terkejut lalu mendongak menatapku. Cantik, gumamku pelan. Namun sesaat kemudian wajahnya berubah menjadi tidak senang. Hampir saja dia melepas jaket yang kuberikan, tetapi laranganku berhasil membuatnya kembali duduk.
Tak berselang lama setelah menyebutkan Nenek di dalam adalah Nenek ku. Dia kembali berdiri lalu melempar jaket ke arahku. Langkahnya terhenti melihat seorang dokter keluar dari IGD.
Entahlah bagaimana bisa saat itu kami mengucapkan kalimat bersamaan dan tanganku juga tak sengaja menyentuh punggung tangannya.
Saat wanita itu dipanggil Nenek, Wanita itu terlihat seperti menangism. Terbukti dengan matanya yang mengerjap menghilangkan jejak tetesan bening di sudut matanya.
Tepat disaat wanita itu memenuhi permintaan Nenek untuk menikah dengan ku, ada gelenyar aneh muncul pada dadaku. Walaupun wanita itu terlihat seperti ragu saat mengiyakan permintaan Nenek.
Shasa segera berdiri lalu melepas mukenanya setelah kucium keningnya. Apakah ada yang salah dengan hal tersebut sehingga dia langsung mengambil handphone miliknya di atas nakas dan mengutak-atik benda canggih itu tanpa memperdulikanku yang tengah duduk di sampingnya.
BRAK! BRAK! BRAK!
" SHA! SHASA! BUKA PINTUNYA!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Suria Khanza
seharusnya shasa jujur ajj klw gk bisa sholat
2020-10-10
3
RA💜<big><_
semngat kak
salam dari keluarga Somplak
2020-10-09
3
ig: monalisa_n28
Like thor
2020-10-05
2