Jangan lupa tekan Like, VOTE, Bintang 5 dan Favoritkan ya ❤
.
.
Cafe & Cake NY.
"Hallo Har" suara Harsen di sambungan ponsel Rava.
"Maaf Tuan, Pihak Gold Group membatalkan pertemuan mereka, karena mereka ingin merubah jadwal pertemuan. Saya baru saja tiba di perusahaan, mendapatkan info dari Sekretaris anda Tuan" Ucap Harsen.
Tangan Rava terkepal, emosinya kian bertambah setelah mendengarkan info yang ia dapat dari Harsen.
"Tidak usah! batalkan pertemuan apapun dengan mereka. Saya tidak jadi bekerja sama dengan perusahaan tulalit seperti mereka!" Katanya dengan geram.
"Baik Tuan"
"Oh ya Harsen, Vara biar saya yang jemput. Kau jagalah perusahaan. Saya mau mengajak Vara untuk jalan" ucapnya dengan tegas.
"Baik Tuan" balas Harsen lalu Rava mematikan sambungan teleponnya dan kembali menatap Alice yang sedang menunduk di temani Managernya.
"Apa kalian tidak mendengar! saya tidak menerima permintaa maaf! Kalau karyawan anda ini tidak bisa bekerja dengan baik! pecat saja" bentaknya ke arah Manager Alice.
"Maaf Tuan atas kelalaian Karyawan saya, bukankah karyawan saya sudah minta maaf kepada anda Tuan?" Tanya Endriko Manager cafe yang sudah tersulut emosi.
Alice mengkuit tangan Endriko agar tidak melawan manusia Es itu. Bukannya takut, Endriko dengan berani menatap ke Rava yang sedang menatapnya.
"Baiklah! itu gunanya seorang manager , melindungi bawahannya. "
"Kamu! " katanya ke Alice.
Alice mengangangkat wajahnya dan menatap ke Rava.
"Iya Tuan" balasnya sopan.
"Kalau mau saya memaafkan kamu! Bawa Jas saya untuk di Laundry kilat. Saya mau..." ucapnya dengan melirik jam tangannya " 1 jam harus sudah sampai di sini!" ucapnya dengan menatap tajam ke Alice.
Alice gugup, ia pun menatap Endriko. Endriko menarik lengan Alice , membuat jarak 4 langkah dari Rava. Rava menjadi penasaran, dan mencoba untuk menguping pembicaraan keduanya.
"Alice, apa kau punya uang untuk ke Laundry Kilat?"
"Ada Kak" balasnya dengan raut wajah sedih.
"Aku tahu, kau harus membawa uang ke rumahmu" lalu Endriko merogoh sakunya dan mengambil beberapa lembar uang dan memberikannya ke Alice. "Pakailah ini" ucap Endriko.
Alice menolak dan mengembalikan ke tangan Endriko, "Tidak usah kak! Uang Alice masih cukup untuk membawa pulang ke rumah. Jas nya cuma satu, pasti tidak mahal"
"Tidak apa - apa Alice, jika kau tidak mau aku memberikannya, anggaplah kau berhutang. Ambillah"
"Terima Kasih Kak, tolong gantikan posisi Alice ya kak" Ucapnya dengan memohon.
"Tidak masalah, pergi dan berhati - hatila" Ucap Endriko.
Alice berjalan kembali ke meja Rava , Rava melirik sekilas. Lalu ia kembali melirik ke Ipadnya.
"Tuan... tunggulah di sini, saya akan membawa Jas anda untuk di cucikan."
"Pergilah! saya akan menunggu sesuai waktu yang saya berikan tadi" ucap Rava tanpa melirik Alice.
Dengan cepat Alice berjalan ke arah ruangan Karyawan dan mengganti pakaiannya. Seusai Alice mengganti pakaiannya, ia pun membawa Jas Rava dan secepatnya berlari ke arah luar agar tidak memakan waktu. Rava melirik ke arah Alice yang berlari melewati kaca di mana ia duduk. Ada perasaan yang tidak enak di hati Rava, saat ia mendengar percakapan Alice dengan Endriko.
"Sudah mau hujan lagi, semoga aku bisa tiba dengan tepat waktu" ucap Alice menengadah ke langit dan menarik sepedanya lalu mengayuh sepedanya dengan kecepatan maksimal. Rava melihat Alice mengayuh kencang sepedanya, melewati Rava.
Beberapa menit kemudian , Alice tiba di tempat laundry kilat. Ia segerah memberikan Jas Rava untuk di cuci kering dan di seterika. Selang beberapa waktu ia menatap jam tangannya, "15 menit lagi" ucap Alice lalu menatap ke luar, "Astaga, kenapa hujan" ucap Alice dengan rasa panik.
Alice meminta Plastik pembungkus baju, dengan cepat dan tanpa berpikir panjang Alice menerobos derasnya hujan dan mengayuh sepedanya. Jas Rava aman terkendali di dalam lipatan pelastik yang ia letak di atas keranjang sepedanya.
Disana, hati Rava semakin tidak enakan. Air hujan membasahi dinding kaca di sampingnya. Terlihat jelas , air hujan berjatuhan dengan kecepatan tinggi. Di tatapnya dengan perasaan tidak tenang, seakan menanti kedatangan gadis yang sempat ia teriakin.
"Semoga dia nggak bodoh!" gumam Rava.
Tak lama orang yang ia katakan tiba tepat di depan dinding kaca itu. Berhenti di tengah hujan, dan memarkirkan sepedanya. Ia melirik tajam, begitu pula dengan Alice. Langsung saja ia mengambil Jas Rava , dan berjalan masuk ke dalam Cafe dalam keadaan basah kuyup. Karena hujan , saat itu pelanggan Cafe hanyalah Rava. Sontak mata Endriko dan Clairen saling bergantian menatap.
"Ini Tuan, saya tepat waktu" ucap Alice dengan menahan dinginnya.
Rava menatap wajah yang pucat karena kedinginan itu , dan mengambil Jas yang di berikan Alice ke padanya.
"Okey kau aku Ma—"
Bruggggggg!!!
Tubuh Alice terjatuh , dengan cepat Rava beranjak mendekati Alice. Sontak Endriko dan Clairen juga ikut mendekati Alice.
"Alice, kau kenapa Alice" Clairen mengguncang tubuhnya dengan wajah panik.
"Apa kalian punya handuk? Dia kedinginan" ucap Rava seraya menggesekkan kedua telapak tangan Alice agar terasa hangat.
"Ada Tuan" Jawab Endriko panik.
"Baiklah... di mana ruangan kalian. Biar saya bantu membawanya. Karena teman kalian sangat kedinginan" seru Rava.
"Ini semua karena Tuan! kalau saja Tuan tidak memperhitungkan Alice, dia tidak akan pingsan! Tuan tahu, Alice itu anak tunggal! Mamanya membutuhkan Alice!" Clairen mulai menangis.
"Clai.... jangan begitu. Sekarang bukan waktunya menyalahkan. Ayo bantulah, kau yang bisa menggantikan pakaian Alice. Kalau tidak, ia akan semakin kedinginan." ucap Endriko.
Dengan cepat Rava menggendong tubuh Alice yang sudah basah kuyup , untuk mengikuti Clairen yang sudah berdiri dengan menatapnya tajam. Sesampainya di ruangan ganti, Rava merebahkan tubuh Alice di atas bangku panjang. Sempat menatap wajah pucat dengan rambut basah , lalu ia keluar agar Clairen bisa menggantikan pakaiannya.
Rava berdiri di luar, tepatnya di depan pintu. Menunggu Caliren memanggilnya agar Rava bisa mengurus Alice. Hatinya tidak tenang , karena membuat gadis itu jatuh pingsan.
"Ini Tuan Teh hangatnya" ucap Endriko menyadarkan lamunan Rava.
"Kenapa di berikan ke saya?" Tanya datar.
"Bukankah Tuan mau ke dalam? kalau saya ikut masuk ke dalam, Cafe tidak ada yang jaga di depan Tuan. Tolong Tuan, bukankah ini juga karena ulah Tuan yang sangat keras ke Alice?"
"Terlalu berani anda menyalahkan saya!"
Endriko kaget dengan tatapan tajam Rava, "Eg-h baiklah Tuan, biar saya saja" ucapnya dengan sopan.
Tapi Rava mengambil kasar teh yang di tangan Endriko, "Sudah sana! biarkan saya saja".
Endriko kembali ke depan dengan bibir yang di kerucutkannya. Ia sangat kesal dengan Rava, membuat keinginan hatinya menggebu - gebu ingin memakinya tetapi tidak bisa.
"Tuan... Alice masih tidak sadarkan diri" ucap Clairen saat ia keluar .
"Peganglah ini, saya akan coba cek" ucap Rava memberikan teh hangat ke Clairen.
Rava dengan cepat masuk ke dalam dan mendekati Alice. Dengan setengah duduk ,ia mengambil handuk yang sudah tersedia dan mengeringkan rambut Alice. Lalu menarik kedua telapak tangan Alice untuk di hangatkannya.
"Apa kau punya minyak Mint, Nona?" Tanyanya ke Claire.
"Saya punya, sebentar Tuan" Jawab Claire lalu berjalan ke arah lemarinya dan mengambil yang di butuhkan Rava.
"Ini Tuan"
Rava dengan cepat mengoleskan minyak Mint di atas telapak tangannya, lalu mendekatkannya ke hidung Alice. Tidak butuh waktu lama, Alice mengerjapkan matanya. Dengan pandangan yang masih buram, karena kepalanya berasa sakit.
"Berikan Tehnya ke temanmu!" ucap Rava datar.
"Minum ini Alice" ucap Clairen seraya mengangkat tubuh Alice.
Alice meneguk teh yang Clairen berikan. Usai meneguk teh hangatnya, pandangan Alice berpindah ke Rava.
"Apa kau memang gadis bodoh!" Ucapnya menatap tajam.
Jangan lupa tekan Like, VOTE, Bintang 5 dan Favoritkan ya ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments
Aish🍿ᗰՏᖴ🍿᯽ℒ𝓊𝒸𝒶𝒾𝓂❦︎🍆
Rava kek bapaknya Arogan😂😂
orang baru sadar pingsan malah dimarahin
2021-03-08
0
Fhebrie
kasihan alice.. tp gimana dengan renata thour..
2021-01-26
0
Siti Fatimah Az Zahra
ini sebenarnya peran utamanya rentan sama rava atau alice sama rava sih,,koq banyak.menceritakan tentang alice sm rava ya....
2020-11-29
5