Arga memanggil pelayan dan memesan beberapa makanan. Sambil menunggu, Arga memperhatikan Vania terus-menerus. Ia mengagumi kecantikan di wajah gadis di depannya. Gadis yang dalam waktu singkat mungkin telah merebut hatinya.
Vania mengetahui tindakan Arga.
"Kenapa melihatku terus?" tanya Vania. Ia menyadari kalau sejak tadi diperhatikan Arga walaupun menunduk memainkan hpnya.
"E..em tidak, kenapa kamu sangat sibuk dengan ponselmu?" tanya Arga balik.
Vania berdecak, Ia tidak suka atas ucapan Arga.
"Lalu harus apa?" tanya Vania lagi.
Arga dengan gugup memegang tangan Vania di meja, diikuti tatapan liar dari bola mata Vania.
"Apa tidak bisa kita mengobrol saja," ungkap Arga merasa diacuhkan.
Vania menarik tanganya.
"Inikan sudah mengobrol," ketus Vania.
Arga pun menghela nafas lalu menghembuskan nafas dengan kasar dan akhirnya memilih diam.
Tak lama makanan yang dipesan telah tersaji.
Arga dan Vania menyantap makanan mereka masing-masing tanpa bersuara.
Baru beberapa sendok seorang pria mengejutkan Vania.
"Sayang," panggil pria itu.
Vania cukup kaget, Ia tidak menyangka agar bertemu Bagas di kafe itu.
"Bagas, dari mana kamu tau aku disini?" tanya Vania menatap kesal pada Pria itu.
"Tidak panting, aku kesini mau mintak maaf. Aku benar-benar merindukanmu. Maafkan aku ayo kita balikin!" ajaknya sembari memeluk Vania.
Arga hanya melihat kejadian itu tapi Vania melepasnya.
"Maaf Gas, pa kamu tidak lihat didepan ku?" ucap Vania menatap Arga.
Bagas pun menoleh dengan pandangan tidak suka.
"Siapa emang?" tanyanya dengan sinis.
"Dia calon suamiku," tandas Vania sontak membuat Bagas ganti kaget.
"A.apa? jadi selama ini kamu juga berselingkuh. Terus kamu beralasan putus dari aku,'" kata Bagas tak percaya.
"Apa maksudmu? Aku tak seburuk kamu," timpal Vania membela diri.
"Heh, lalu apa! cewek murahan," kecam Bagas mengejek.
Vania pun kesal lalu mengambil minum dan menyiramkannya kewajah Bagas.
"Tutup mulutmu aku bukan perempuan seperti itu," tukasnya membela lagi dengan nada keras.
Semua pengunjung restaurant pun melihat kearah mereka.
"Kalau bukan murahan, lalu apa? baru kemaren malam kita putus kamu udah punya calon suami," teriak Bagas sambil menyeka air yang mengenai wajahnya.
"Ia, aku dijodohkan dengan dia," unjuk Vania pada Arga. "Tapi aku beruntung, tidak lagi berhubungan dengan cowok brengsek kayak kamu," ambah Vania lagi sembari mendorong tubuh Bagas.
Bagas pun hendak melayangkan tamparan kewajah Vania, namun dengan sigap Arga menangkapnya.
"Hati-hati kamu, kalau sampai calon istriku lecet sedikit saja ku patahkan tulang belulang mu," gertak Arga melotot.
Bagas langsung menghempaskan tangan Arga.
"Oke, ini belum selesai, aku akan bikin perhitungan dengan kalian," ancam Bagas. Bagas pun pergi meninggalkan tempat itu.
Arga dan Vania akhirnya memutuskan untuk pulang dan tidak melanjutkan acara makannya.
Arga menarik pergelangan tangan Vania dari pandangan pengunjung restaurant.
Sesampainya di mobil Vania pun mengucapkan terimakasih.
"Makasih," ucapnya setengah enggan.
"Tidak usah mintak maaf kalau terpaksa, toh sebentar lagi itu akan menjadi kewajibanku melindungi kamu," tukas Arga menatap lekat pada Vania.
Vania hanya tertunduk saja.
Sesampainya dirumah Vania, Arga dan Vania pun turun dari mobil mereka melihat sebuah mobil lainnya terparkir di sana.
"Mobil siapa?" tanya Arga heran karna Vania melihat mobil itu terus.
"Sahabatku," jawabnya singkat. Arga hanya mengangguk .
Mereka kemudian mengetuk pintu.
"Assalamualaikum!"
"Wa'alaikum salam,": jawab bu Sandra sambil membuka pintu. "Ayo masuk!" ajaknya.
"Vania!" teriak Rahma. Mereka pun berpelukan.
"Gimana kabarmu Van?" tanya Nicho juga
Vania mengulas senyum.
"Baik Nick, udah lama disini?" tanya Vania.
"Udah setengah jam manlah," jawab Rahma.
"Nak Arga ayo duduk," ajak bu Sandra.
"Ia tante," ucap Arga sopan.
Mereka berkumpul di ruang tamu. Rahma penasaran dan menanyai Vania.
"Siapa cowok itu ganteng banget, Van?" bisik Rahma.
"Ssst...." jawab Vania meletakan jari telunjuknya di bibir.
Bu Sandra ingin tahu perihal kepergian Arga dan Vania sebelumnya.
"Arga, apa kalian sudah mendapatkan yang kalian cari?"
"Sudah, Tan. Semoga sesuai," jawab Arga tersenyum menambah ketampanannya.
Rahma memegang kedua pipinya dan kesem-sem memandangi Arga.
"Ayo kita makan siang dulu, tante dah masak banyak!" ajak Bu Sandra.
"Om dimana, Tan?" tanya Arga. Ia celingukan tidak melihat adanya Romy di tempat itu.
"Oh, Om mu pergi kekantor. Kemungkinan pulangnya malem , Nak." Sandra menghantar mereka kemeja makan.
Mereka pun menuju meja makan. Rahma yang hendak melangkah dicegah Vania.
"Rahma, aku belum lupa ya soal kamu dan Nicho yang menyembunyikan perbuatan Bagas.
"A.. apa?" Rahma sedikit khawatir.
Vania pergi meninggalkan Rahma.
"Vania tunggu!" teriak Rahma.
Mereka pun makan siang bersama.
"Maaf ya nak Arga cuma ini adanya," ucap Sandra merasa kurang pas dengan penyajian itu.
"Tante ngomong apa sih, ini sudah lebih dari cukup dari biasa Arga makan kok, Tan," jawab Arga merendah.
"Oya,Nik, Rahma, Tante lupa ngenalin Arga calon mantu tante," tukas Sandra pada kedua sahabat Vania.
"Apa?" Nicho dan Rahma kaget bersamaan.
"Calon suami Vania, Tan?" tanya Rahma masih tak percaya.
"Ia nak, om sama tante menjodohkan mereka.
Mulai besok bantu tante ya?" Sandra mengatakan sejujurnya.
"Oh...siaaap tante," jawab Nicho dengan bergaya hormat. Mereka pun tertawa karena menurut mereka Nicho sangatlah konyol.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
kosong
😍😍😍😍😍😍😍
2022-02-15
1
"SAYANGKU"😘
entah kenapa cerita ini bisa membuat hatiku seperti berbunga"
2022-01-14
2
Rahma AR
cerita baru thor... sipp😊
2022-01-13
4