Vania uring-uringan saat mengendari mobil di sepanjang jalan. Ia memukul-mukul Stir mobil saking emosinya melihat kekasihnya yang sangat dicintainya rupanya sering bermain perempuan.
"Dasar pria brengsek, aku menyesal mengenal kamu, Bagas. Aku tidak akan memaafkan kamu lagi setelah ini. Hiks..."
Vania mempercepat laju mobilnya tak terasa sampai di rumah. Vania langsung masuk dengan menangis dan berlari menghampiri Mama dan Papanya yang sedang menonton televisi.
Vania menyembunyikan wajah nya dipelukkan sang Ibu.
"Higs...higs... Ma maafin Vania Ma ternyata Papa bener Bagas itu play boy."
"Sekarang kamu percayakan sama Papa?" tanya Romy puas. Putri yang di sayangi nya telah membuka mata.
"Ia Pa, Vania pasrah kok kalau Papa mau menjodohkan Vania dengan orang yang papa maksud ," tuturnya mengalah. Mungkin sudah nasib nya menikah dengan pria pilihan orang tuanya.
"Nak, Papa sama Mama bukan mau membuatmu menderita, Papa hanya ingin yang terbaik untuk kamu, karna Papa sama Mama sayang sama Vania," tukas Mama sandra menjelaskan seraya mengusap-usap pucuk kepala Vania.
Vania beralih memeluk papanya.
"Maaf Pa, Vania yakin Papa mau yang terbaik buat Vania," tukas Vania
Papa Romy menghapus air mata Vania.
"Oya, malam ini keluarga calon suamimu akan datang
Apa kamu sudah siap bertemu mereka?" tanya Romy butuh kepastian pada Vania. Vania pun mengangguk.
Malam itu Vania duduk dimeja rias berdandan anggun dengan menggunakan dress berwarna kuning selutut dan meleraikan rambutnya yang panjang.
Tak lama dua buah mobil mewah milik keluarga Arga telah datang.
Satunya berisi Ayah, Ibu dan Kakeknya.
Sedang satunya lagi Arga dan Vino sahabatnya sekaligus asisten pribadi karna Arga tidak tertarik dengan asisten perempuan.
Mereka turut turun dari mobil. Romy dan istrinya Sandra sudah menyambut di teras.
"Hey, gimana perasaan mu apa kamu grogi?" bisik Vino perlahan ditelinganya.
Arga menepuk pundak Vino.
"Apaan sih," timbalnya mengelak. Walau sejujurnya Arga memang grogi namun ia pura-pura bersikap biasa saja.
Arga begitu tampan dengan kaos merah dan jaket warna biru serta celana levis modern dengan sepatu warna biru bercampur putih.
Tak lupa juga jam tangan kesayanganya yang melingkar ditangan kiri.
Tanganya berkeringat, ia tampak gugup dengan gadis yang akan dijumpainya pertama kali.
Vino ganti menepuk pundak Arga.
"Hey, jangan melamun kita lihat pasti bidadari mu sangat cantik," goda Vino menyeringai
membuat Arga semakin gugup.
Kedua calon besan itu pun bersalaman, didahului oleh Kakek Bram.
"Gimana kabarnya?" tanya Romy. Dana dan Romy adalah dua sahabat sejak lama itu sebabnya pernikahan itu sudah lama mereka rencanakan.
"Alhamdulilah baik," jawab Dana respek.
"Jeng, kamu cantik," puji Sandra tak kalah sapa seraya cipika cipiki.
"Kamu juga," balas Mutia tentunya.
"Om, Tante!" sapa Arga menyalami kedua calon mertuanya diikuti Vino.
"Oh iya, ini Arga anakku dan Vino sahabatnya," tukas Dana memperkenalkan jagoannya.
"Iya cucuku yang paling ganteng karena cuma satu-satunya," canda kakek hingga semua jadi tertawa.
"Ihk, anak jeng Mutia ganteng banget, saya jadi malu, maukah anak jeng menikah dengan Vania," tukas Sandra merendah.
Deg, jantung Arga seakan berhenti berdetak wajahnya seketika pucat mendengar ucapan Bu Sandra.
(Jangan-jangan gadis yang mau dijodohin sama aku jelek lagi atau gemuk kayak karung butut) batin Arga.
"Ahk, jeng Sandra bisa aja!"sahut Mutia terkekeh.
"Saya sudah liat putrimu San, saya yakin Arga tidak akan menolak," tukas Dana. Dana bisa membaca kegelisahan putranya itu. Arga mengelap keringat dingin di keningnya.
"Sudah..sudah, ayo masuk ngobrolnya didalam saja," ajak Romy tak enak hati karena terkesan kurang sopan bercengkrama di teras.
Mereka memutuskan duduk diruang tamu.
"Bik, tolong siapkan minuman dan makananya ya!" Pinta Sandra pada pembantunya.
Keluarga Romy hanya memiliki seorang pembantu dan rumah yang tidak terlalu besar dengan dua lantai beda dengan keluarga Arga yang kaya raya.
Setelah dihidangkan Bi Ira. Sandra mempersilakan mereka menikmati hidangan ringan itu.
"Ayo..ayo, cicipi!" pinta Sandra.
Mereka pun menyeruput minuman dan mencicipi makananya.
Arga tak mau makan atau pun minum meski bolak balik ditawari oleh mereka beda dengan Vino yang asyik menikmatinya.
"Ayo Arga cicipi makananya!" tukas Romy pada Arga.
"Iya om," jawabnya malu.
Arga terus menatap kearah tangga mengharap sosok bidadari yang akan turun dari persembunyianya.
"Bi Ira, tolong panggil Vania ya!" Pinta Sandra lagi.
"Baik bu," jawab Bi Ira
Tot! Tok!
"Non, di panggil ibu suruh turun," teriak Bi Ira dari pintu.
"Iya, Bi," sahut Vania mempercepat aktivitasnya.
Tak lama Vania menuruni anak tangga dengan langkah hati-hati seraya tersenyum.
Sungguh terkejut Arga melihat gadis itu, dia jauh lebih cantik dari bayangan Arga.
"Ayo Van, sini!" Sandra menunjuk sofa kosong di samping Arga.
Vania pun mendekat tapi kakinya malah tersandung karpet lantai dan malah jatuh dipelukan Arga.
Mata meteka tak berkedip, keduanya berbinar.
"Udah dong pandanganya," goda Vino menyenggol lengan Arga.
"Maaf," tukas Vania tersipu.
"Untung jatuh ke kamu, Ga. Kalau gak udah benjol tu kening," tukas Romy.
"Iya, tanda alam jodoh, Om," sambung Vino cekatan.
"Hahaha......"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Lestari Yess
sippp..
👍
2022-02-13
2
kosong
😘😘😘😘😘😘
2022-02-12
5
Rhiedha Nasrowi
kayaknya ada yg mendadak kena penyakit jantung 🤣🤣🤣🤣
2022-01-20
2