"Lalu bagaimana selanjutnya?" tanya pak Dana membuyarkan pandangan mereka pada Arga dan Vania.
"Bener tu, Lebih cepat lebih baik," timpal Kakek menengahi.
"Kami setuju saja kapan tanggal pernikahan mereka," jawab Romy menyerahkan keputusan pada pihak lelaki.
"Bagaimana kalau minggu depan lima juli adalah kelahiran Arga," saran Dana menyampaikan usulannya.
"Apa!" Vania dan Arga kaget bersamaan.
"Kalau tanggal lima itu artinya satu minggu lagi dong, Pa?" sungut Arga kurang cocok.
Kakek terkekeh akan reaksi Arga.
"Kamu kurang cepat ya? apa tidak sabar," goda kakek pada Arga.
Arga bingung sendiri menjawab pertanyaan sang Kakek.
"Bukan begitu Kek, apa tidak terlalu cepat. Apa lagi Arga dan Vania baru bertemu beberapa menit saja. Bagaimana kalau Vania keberatan?" tutur Arga beralasan dan melirik Vania.
Mereka menodong Vania dengan tatapan. Mereka ingin mendengar sendiri tentang pendapat Vania.
"Cantik, apa kamu keberatan?"tanya kakek pada Vania.
"Em..., Vania ikut aja kek," jawab Vania lirih. Cukup cepat menurutnya tapi tak ada gunanya juga Ia protes juga semua sudah menyetujuinya.
Arga melirik Vania lagi atas jawabannya. Arga tidak mengerti mengapa Vania begitu pasrah dan menurut.
Kakek adalah yang paling di percayakan di dalam rencana mereka maka pendapatnya adalah yang paling ampuh.
"Mulai besok, kalian akan sering bertemu untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Besok tugas kalian yang paling utama adalah mencari cincin pernikahan. Kalian paham kan?" tanya Kakek serius.
"Iya, Kek," jawab Arga dan Vania bersamaan.
"Bagaimana pendapatmu Rom?" tanya Dana kemudian pada Papa Vania yang juga berhak mengeluarkan keinginannya.
Romy mengangkat bahu. Ia sependapat dengan sang Kakek.
"Aku mau bilang apa, kecuali setuju saja," ujarnya terkekeh.
Vino dan ibu-ibu hanya terdiam saja sambil sesekali ikut tertawa jika lucu.
Setelah penentuan tanggal sudah ditentukan dan musyawarah lainya selesai. Arga dan keluarnya pun berpamitan.
***Keesokan Harinya dimeja makan****
Seperti biasanya sarapan pagi bersama sudah menjadi rutinitas penting dalam keluarga Arga. Mereka berkumpul dan mendiskusikan semua nya bersama-sama.
"Arga kamu ingat hari ini, kamu dan Vania akan pergi mencari cincin pernikahan. Jadi kamu harus menjaga Vania baik-baik ya?"pesan kakek mengingatkan.
"Ia, kek" jawab Arga datar sambil meneguk air putih dalam gelas sampai tandas.
"Pa, Ma, Kek kalau gitu Arga pergi dulu," ucapnya lalu menyalami.
"Assalamualaikm," pamitnya sambil melangkah pergi.
"Wa'alaikum salam," jawab mereka kompak.
"Anakmu itu sudah dewasa Mut," ucap kakek pada mantunya.
"Ia Pa, semoga dia bisa jadi imam yang baik," jawab Mutia senang.
Arga telah tiba dirumah Vania dan memarkirkan mobil sport mewah warna merah kesayanganya dengan tampilan yang begitu memukai tak lupa kaca mata hitam menutupi sorot matanya yang sipit bak aktor korea lee min ho. Ia pun menanggalkan kaca matanya dikantong jaketnya.
Tok !
Tok !
Tok!
"Assalamualaikum!"
"Wa'alaikum dalam." terdengar jawaban lelaki dari dalam sudah pasti itu pak Romy.
"Arga, ayo masuk!"
"Duduk!" Pak Romy mempersilahan Arga.
"Ma panggil Vania, Arga sudah datang!" panggil pak Romy.
"Ehk nak Arga sudah datang, saya panggil dulu ya," ucap bu Sandra melangkah menuju kamar Vania.
"Iya, Tante," jawab Arga setengah menunduk kecil.
Selang beberapa menit Vania dan ibunya turun.
Ia sangat cantik dengan dress selutut berwarna putih bermotif bunga mawar. Tak lupa juga h-heels berwarna cram yang menghiasai jenjang kakinya yang putih mulus. Rambutnya diikat keatas serta poni yang tertata sejajar dengan alisnya yang berbentuk bulan sabit di lengkapi juga tas slempang ditangan kananya menampakan kesempurnaan kecantikan seorang Vania membuat Arga tak sadar melongo.
Bu sandra dan pak Romy tersemyum melihatnya. Sedang Vania hanya menunduk saja.
"Ehemz." deheman Pak Romy sontak membuat Arga kaget.
"Emz , Om kalau gitu kita pergi dulu!" ucapnya kemudian yang menutup malu karna tertangkap pak Romy menatap putrinya terlalu lama.
"Iya, hati-hati dijalan!" pesan pak Romy biasa saja seperti pura-pura tidak tau.
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikum salam," jawab Romy.
Arga pun melangkah pergi diikuti Vania dibelakangnya.
Mereka meninggalkan rumah Vania.
Diperjalanan mereka berdua hanya diam saja sesekali Arga melirik Vania yang ada disebelahnya sambil pokus menyetir. Tak tahan diam saja Arga membuka suara.
"Apa kamu benar-benar menyetujui pernikan ini?" tanyanya penasaran pada keputusan Vania.
"Bagaimana lagi, kita tidak bisa menolakkan," jawab Vania simpel tanpa menoleh.
Setelah itu mereka pun kembali diam tanpa ada perbincangan. Sampai ditoko perhiasan mereka pun masuk dan melihat-lihat.
"Ada yang bisa kami bantu Mas, Mbak?" tanya penjual itu.
"Kami sedang mencari cincin pernikahan, Mbak," ujar Arga.
"Oh ya, kami ada cincin keluaran terbaru jika Mas menginginkanya Mas dan Mbak adalah orang pertama yang memilikinya," jelas penjual itu antusias.
"Baiklah, biar kulihat," tukas Arga .
Penjual Itu pun menunjukkan perhiasan yang Ia maksud kan.
"Apa kamu suka, Van?" tanya Arga menoleh.
"Terserah kamu saja," jawab Vania cuek.
Arga pun mengangguk.
"Baiklah saya ambil ini saja, Mbak."
Setelah sekesai dikemas dan dibayar .
"Ayo van!"
Arga pun menggandeng pergelangan tangan Vania pergi, sontak membuat matanya berkedip kaget tapi membiarkan Arga menariknya.
Mereka pun masuk kemobil tak lupa juga, Arga membukakan pintu mobil untuk Vania.
"Makasih," ucap Vania lirih hanya diangguki Arga.
Mereka mampir di cafe dan memilih tempat duduk lalu memesan makanan.
"Kamu mau pesan apa, Van?"tanya Arga pada Vania yang tak mau berkata lebih dulu.
"Apa aja aku suka," jawabnya sambil sibuk memainkan ponselnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
kosong
😘😘😘😘😘😘😘
2022-02-12
6
Bunda Ayu
jgn terlalu cuek van tar lm2 bucin lo
2022-01-15
2
"SAYANGKU"😘
Vania masih sakit hati ya gara" pacarnya selingkuh disaat dia masih sayang"e
2022-01-14
2