Namun dia sedikit terlambat karena Bibi Mei sudah pergi dengan mobil pribadinya. Rain bingung, sudah tidak ada mobil lagi di rumah.
"Aku akan naik taksi saja!" Putusnya buru-buru menuruni tangga dan berlari kecil menuju halaman depan.
Beruntung ada taksi yang kebetulan lewat di depannya. Dengan taksi itu, ia menyusul orang-orang ke rumah sakit A, rumah sakit kelas atas yang sudah sering Rain datangi setiap kali menemani adiknya melakukan pemeriksaan.
15 menit kemudian Rain sampai di depan rumah sakit. Ia langsung masuk ke dalam dan mencari bangsal adiknya setelah bertanya di depan meja administrasi.
"Kondisi Almira sudah seperti ini Pa, jadi mau tidak mau kita harus segera menemukan pendonor untuknya." Suara Mama yang sarat akan perasaan lelah dan khawatir kebetulan juga di dengar oleh Rain yang baru saja datang.
Ia berdiri diam dengan canggung.
"Mama harus tenang, kita semua sedang berusaha menemukan pendonor ginjal yang cocok untuk Almira. Bahkan teman-teman Papa diluar negeri juga ikut membantu jadi Mama harus yakin jika Almira pasti menemukan ginjal yang cocok untuknya." Papa merangkul Mama sayang, berbagi kehangatan untuk saling menguatkan.
Rain sedih, ia membuka mulutnya ingin mengatakan kata-kata penghiburan kepada kedua orang tuanya tapi lebih dulu diinterupsi oleh Bibi Mei dan Bibi Lara.
"Kakak, kenapa tidak donorkan saja salah ginjal Rain kepada Almaira?" Tanya Bibi Mei heran.
Bibi Lara pun berpikiran yang sama,"Benar, Kak. Kenapa kalian tidak menggunakan salah satu ginjal Rain untuk didonorkan kepada Almira. Bukankah mereka adalah saudara?"
Logikanya, mereka berpikir jika Rain bisa mendonorkan Almira salah satu ginjalnya hanya karena mereka memiliki hubungan darah.
Rain langsung diam membisu, entah kenapa rasanya agak tidak nyaman mendengar mereka membicarakannya dengan nada seperti itu.
"Tidak mungkin," Papa segera menolak.
"Ginjal Rain tidak cocok untuk Almira. Seandainya hasil tes kemarin cocok, Almira pasti sudah melakukan operasi hari ini."
Rain tersenyum tipis. Ia akhirnya menyerah membuka mulutnya. Lebih baik ia tidak usah berbicara saja karena pada akhirnya fokus semua orang akan selalu jatuh pada Almira.
Ah, benar.
Almira memiliki penyakit gagal ginjal. Awalnya hanya satu, tapi karena ginjal yang lain terlalu terbebani dan donor tidak kunjung-kunjung ditemukan, maka ginjal Almira yang lain juga mengalami kerusakan sehingga ia terpaksa harus bolak-balik rumah sakit setiap minggu.
Di antara kesempurnaannya, ia hanya memiliki kekurangan ini tapi masih sangat dicintai oleh banyak orang.
"Dia pasti sangat sedih." Bisik Rain diam-diam menatap wajah tertunduk Deon yang sedang duduk di kursi tunggu.
Deon tidak pernah berbicara namun tangannya tidak berhenti mengirim pesan darurat ke semua orang yang bisa ia mintai bantuan. Cintanya kepada Almira benar-benar tulus sehingga ia tidak pernah pantang menyerah mencari donor yang cocok untuk Almira.
"Jika saja aku bisa mendonorkan milikku," Rain membawa pandangannya menatap lantai putih yang sejujurnya tidak menarik sama sekali.
"Aku tidak akan pernah ragu mendonorkan kedua ginjal ku kepada Almira. Karena dengan begitu Deon tidak bersedih lagi dan adikku tidak akan kesakitan lagi." Bisiknya lemah.
"Tapi aku tidak bisa....aku tidak tahan rasa sakit." Gumamnya merasa bersalah.
Kondisi Almira sudah masuk dalam tahap kritis. Tanpa bantuan alat-alat medis di dalam, ia mungkin tidak bisa bertahan lama. Namun, sekalipun ia menggunakan bantuan alat-alat medis, kehidupan Almira belum tentu bisa diselamatkan. Pada akhirnya semua ini tergantung pada kerja keras mereka mencari pendonor dan kemauan keras Almira bertahan hidup.
Mereka harus bekerja lebih keras lagi untuk segera mendapatkan pendonor bila tidak ingin Almira menghilang dari dalam hidup mereka.
Malam itu Mama dan Papa tidak pulang ke rumah, bahkan Deon pun terpaksa membawa dokumen-dokumen penting perusahaannya ke rumah sakit agar bisa menemani sang kekasih.
Sedangkan Rain, dari awal kedatangannya sampai dengan saat ini masih belum ada satu orangpun yang menyadari keberadaannya- oh, mungkin lebih tepatnya mereka tidak mau berurusan dengan dirinya.
Rain tidak berkecil hati. Ia segera pulang ke rumah begitu melihat orang-orang juga pulang. Ia tidak bisa mengganggu kedua orang tuanya karena mereka saat ini sedang kalut dan ia juga tidak bisa tinggal di sana karena pengunjung dibatasi tidak boleh lebih dari 3 orang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Maliqa Effendy
Rain itu anak kandung apa bukan sih?.. tersisih banget ya
2022-02-23
0
Sofiatul Nafisah
kasihan Almira yahh
2022-02-14
0
yuni as
semangat thor dan ditunggu kelanjutannya
2022-01-17
0