Hari-hari ini terus berlanjut sampai 1 minggu kemudian. Papa tiba-tiba memintanya menghadiri sebuah acara pertemuan bisnis atau mungkin lebih tepatnya ini lebih pantas disebut sebagai ajang pamer dari para orang kaya.
Rain terpaksa mengikuti keinginan Papanya karena ia juga tidak bisa mengeluh. Papa sangat sibuk sejak Almaira menjalani rawat inap di rumah sakit.
Untuk menghadiri pertemuan tersebut, Rain tidak mau menggunakan gaun pesta ataupun dress perempuan. Ia lebih suka menggunakan jas dan celana jeans seperti yang biasanya ia lakukan ketika ke kantor. Ini adalah pakaian yang paling sesuai untuk Rain gunakan karena ia tidak punya banyak referensi pakaian untuk acara-acara seperti ini.
Mungkin jika Almira tidak di rumah sakit, ia pasti bisa memberikan Rain beberapa saran mengenai pakaian karena Almira adalah model dari majalah fashion.
"Nona, kita sudah sampai." Ujar supirnya menarik perhatian Rain dari lamunan tidak berarti.
Rain tersadar. Ia melihat keluar jendela mobil dan baru menyadari jika ia sudah ada di depan pintu masuk mansion Dirgantara. Ini adalah rumah utama keluarga Deon, calon adik iparnya.
"Terimakasih, Pak." Ucap Rain seraya turun dari mobil.
Berdiri diluar, Rain memperhatikan ada banyak sekali tamu-tamu yang sudah hadir. Beberapa wajah pernah Rain lihat di kantor Papanya dan beberapa wajah lagi pernah Rain lihat di dalam tv, dengan kata lain di sini ada banyak pebisnis dan artis Ibu kota. Rain mendesah ringan, dia benar-benar tidak suka keramaian. Ia mengambil nafas panjang untuk yang kesekian kalinya sebelum membawa langkah penuh enggannya masuk ke dalam.
Di dalam Rain berusaha menghindari obrolan. Sesekali ia mengangguk ringan ketika di sapa oleh kenalan Papanya tanpa niat melanjutkan pembicaraan. Hal ini terus berlanjut sampai akhirnya Rain bisa melarikan diri dari mereka semua.
Ia pergi ke balkon dengan segelas jus strawberry di tangannya sebagai formalitas. Ia tidak bisa minum dan ia pun tidak suka mencium bau alkohol, jadi, untuk mengelabui orang-orang ia hanya memesan jus strawberry dan membawanya kemana-mana sebagai formalitas saja.
Ini adalah mansion Dirgantara, mansion yang ditinggali oleh keluarga Deon sejak puluhan tahun yang lalu. Papa bilang keluarga Deon memiliki kekuatan yang tidak bisa diremehkan di negeri itulah alasan kenapa Papa dan Mama sangat ingin membuat ikatan dengan keluarga Dirgantara melalui Almira.
Pertama kali mendengar tentang hubungan Deon dan Almira, keluarganya terlihat sangat senang karena mereka akhirnya bisa memiliki hubungan yang terikat dengan keluarga berkuasa tersebut. Dan mereka semakin bersyukur pula saat melihat betapa tulus cinta Deon kepada Almira sekalipun ia mengalami penyakit yang mematikan.
Prank
Suara pecahan kaca menarik Rain dari pikirannya. Rain terkejut, buru-buru ia mendatangi tempat suara pecahan kaca itu berasal. Saat melihat punggung lurus yang sudah tidak asing lagi untuknya kini sedang berjongkok di lantai sambil menyentuh kepalanya, Rain segera mendatanginya tanpa ragu takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
"Deon, apa kamu baik-baik saja?" Rain menaruh gelas jusnya di meja sebelum datang menghampiri Deon.
Benar, laki-laki yang ia pikir ada di rumah sakit nyatanya ada di sini dan kini sedang duduk berjongkok di depannya.
"Siapa?" Suara berat Deon terdengar tidak baik-baik saja.
"Ini aku, Rain." Kata Rain mengingatkan Deon.
"Oh, Rain." Kata Deon seraya menurunkan tangannya.
"Deon, ayo pergi. Aku akan membawamu bertemu dengan Paman Sam dan Bibi Xia." Kata Rain membujuknya kembali.
Jika ia membiarkan Deon di sini, takutnya akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan apalagi saat ini mereka sedang ada di balkon bukan di dalam ruangan.
"Ayo pergi, Deon." Kata Rain seraya membantu Deon berdiri dari duduknya.
Deon sangat berat tapi Rain terus berusaha membantunya agar bisa berdiri kembali.
"Rain, kamu ngapain di sini?" Deon bertanya bingung ketika melihat wajah merah Rain tepat di sampingnya.
"Aku di sini karena menggantikan tugas Papa datang ke acara pertemuan ini." Jawab Rain.
"Oh," Deon mengernyit menahan perasaan pusing yang kembali menggelayuti kepalanya.
"Kamu mabuk, aku akan membawamu ke Paman Sam dan Bibi Xia." Kata Rain seraya mempercepat langkah mereka.
Deon menggelengkan kepalanya menolak. Tidak, dia yakin sedang tidak mabuk karena tidak pernah minum alkohol sebelumnya. Dia hanya minum jus anggur merah saja dan minuman itu seharusnya tidak mengandung alkohol kecuali ada seseorang yang telah memasukkan sesuatu ke dalam minuman itu.
"Tidak Rain," Badan Deon rasanya sangat panas.
Seolah-olah ada sesuatu yang memberontak ingin dilepaskan dan dipuaskan.
"Bawa aku ke kamar." Perintah Deon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Nazla K. R
sdikit thor.. banyakan yg di wp tiap bab nya panjang bnget.. klo di wp di bab 4 ini rein ada di panti asuhan
2022-01-19
0