Rain tahu adiknya malam ini pasti sangat bahagia. Dan jujur, Rain ikut berbahagia kepadanya meskipun dia tidak mau munafik jika ada lubang mengaga yang terus mengeluarkan rasa sakit tidak berdarah di dalam hatinya.
"Terimakasih Kak, Almira harap Kak Rain bisa segera menyusul kami." Ini adalah doa yang tulus dari seorang adik kepada Kakaknya.
"Tolong jaga adikku baik-baik." Pesan Rain kepada Deon dan langsung dijawab dengan mantap penuh keyakinan oleh Deon.
Rain tidak berlama-lama di sana. Dia segera mundur ke belakang karena masih banyak keluarga atau kerabat yang ingin mengucapkan selamat juga kepada mereka.
"Rain, muka kamu kok pucat banget malam ini. Lagi gak enak badan, yah?" Rain ingin kembali ke kamarnya tapi langsung dicegat oleh Lala, dia adalah temannya dan Almira dari kecil.
Mereka sudah bermain bersama dari kecil. Bahkan kedua orang tua mereka juga bersahabat dengan baik.
Rain mengangkat tangannya untuk meraba kulit wajahnya. Ini agak dingin karena terlalu lama terkena AC, mungkin.
"Yah, mungkin. Aku ingin istirahat di kamar." Dia berbohong.
"Eh, jangan asal pergi dulu dong, Rain. Kalau kamu pergi gitu aja nanti orang-orang jadi salah sangka sama kamu." Lala berucap aneh.
"Salah sangka gimana maksud, kamu?" Rain tidak mengerti.
Mungkin karena fisik dan batinnya malam ini tidak bisa diajak kerjasama sehingga menjadi sulit fokus, ia butuh waktu untuk istirahat dan menenangkan dirinya.
"Ya, salah sangka... mereka mungkin saja berpikir kalau kamu tidak senang dengan acara pertunangan ini sehingga kamu langsung pergi ke dalam kamar." Ini jelas tidak masuk akal.
"Kamu aneh, bagaimana bisa aku tidak bahagia dengan kebahagiaan Adikku?" Tanyanya heran.
"Sudahlah, aku akan ke kamar dulu untuk beristirahat. Kepala ku saat ini sangat pusing." Rain melambaikan tangannya buru-buru masuk ke dalam kamar tidak mau mendengar kata-kata aneh Lala lagi.
"Dan hari dimana mereka mengikat janji suci di dalam sebuah pernikahan juga akan segera datang, aku hanya perlu mempersiapkan hatiku." Bisiknya sendu.
Tangan kurusnya yang tidak berdaging mendorong sisi jendela ke samping sehingga angin malam yang sarat akan kesejukan dan rasa dingin bisa masuk menyapa kamar sunyi nya.
"Atau mungkin..." Ia menatap hamparan langit malam di depannya dengan suasana hati yang tidak cukup untuk dikatakan baik atau buruk.
"Ya Tuhan, apa yang sedang terjadi!" Teriakan nyaring dari tempat pesta segera menarik fokus dan pikiran Rain.
Ia terkejut, buru-buru mengusap wajahnya sebelum keluar dari kamar ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi di tempat pesta. Begitu sampai di aula, ia sangat terkejut melihat orang-orang mulai berkumpul di atas podium. Tidak berselang lama, sosok kuat Deon keluar dari kerumunan dengan tubuh lemah Almira di dalam pelukannya.
Almira tampak pucat dan mulai tidak sadarkan diri. Membuat Mama, Papa, dan bahkan semua orang menjadi panik. Mereka dengan langkah tergesa-gesa keluar dari aula pesta mengikuti langkah cepat Deon keluar.
"Apa yang sedang terjadi?" Rain masih belum bisa mencerna situasi.
"Apa kamu bodoh? Tidakkah kamu melihat kondisi adikmu saat ini memburuk!" Kata-kata pedas Bibi Mei mengejutkan Rain.
Sontak saja, ia segera mengecilkan lehernya sebagai respon pertama. Bibi Mei berdecih tidak senang melihat Rain, menurutnya Rain terlalu pengecut dan dilahirkan sebagai beban di keluarga ini. Tidak seperti Almira yang sudah memiliki pekerjaan tetap, Rain masih berjalan di tempat belum menghasilkan kemajuan apa-apa.
"Penyakit Almira kambuh lagi?" Rain akhirnya menyadari apa yang baru saja terjadi.
Bibi Mei tidak berniat menjawabnya dan malah mendengus tidak senang, ia lalu membawa langkah kakinya yang menggunakan sepatu hak tinggi bermerk menyusul orang-orang ke rumah sakit. Ia sangat khawatir dengan keponakan kesayangannya itu, jika bisa, ingin sekali ia mengirim penyakit Almira ke tubuh Rain agar hidupnya di dunia ini sedikit berguna.
"Aku...aku akan ikut ke rumah sakit." Melihat Bibi Mei langsung pergi tanpa mengatakan apa-apa, Rain buru-buru mengejarnya.
Namun dia sedikit terlambat karena Bibi Mei sudah pergi dengan mobil pribadinya. Rain bingung, sudah tidak ada mobil lagi di rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Sofiatul Nafisah
Almira sakit apa Thor
2022-02-14
0