Masih ditempat yang sama, Zayn dan Diki berdiri menatap rombangan ibu-ibu pengajian yang sangat antusias bertanya pada gadis manis yang dipandang oleh Zayn.
“Dik, siapa gadis itu?” Tanya Zayn menatap Cinta dari jauh.
“Dia sepertinya ustadzah yang mengisi pengajian hari ini” ucap Diki serius.
“Kalau itu aku sudah tahu Dakocan……” jawab Zayn gemes pada Diki.
“Maaf tuan disini tidak ada Dakocan tapi hanya ada Diki Candra, D-i-k-i C-a-n-d-r-a. Diki Candra.” ucap Diki mengulang nama nya penuh penekanan dengan mengeja hurufnya satu-satu.
“Sama saja” ucap Zayn.
“Owwhh tentu beda tuan. Diki Candra itu nama saya, asisten tuan yang tampan dan baik hati. Sedangkan Dakocan itu mainan anak kecil, saya pernah memainkannnya sewaktu kecil, saya rasa tuan belum pernah main Dakocan, makanya tuan sering sebut-sebut Dakocan, tenang tuan nanti saya carikan mainan itu.” Ucap Diki menegaskan sambil tersenyum.
“Kau!!!” Zayn merasa sedikit kesal namun wajahnya tetap datar.
“Heemmhh,,, Sepertinya masa kecil tuan memang benar-benar MKKB” ucap Diki sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Apa lagi itu!!!” ucap Zayn kesal tapi penasaran.
“Masa Kecil Kurang Bahagia. Hahaahahahah" ejek Diki.
"Dikiiiii!!!" ucap Zayn memelankan suaranya.
"Ya itu ungkapan yang tepat buat tuan muda, karena masa kecil tuan dihabiskan hanya untuk belajar dan belajar. Beda dengan saya yang masa kecil puas bermain, main layang-layang di padang rumput yang luas, main kelereng, main Da-ko-can bahkan bermain pantak lele." ucap Diki pamer pada Zayn.
"Sungguh kasihan saya dengan nasib tuan Zayn kecil, MKKB, hahaahahahah” goda Diki yang membuat Zayn makin kesal rasanya.
“Dakocaaaaann………” teriak Zayn berlari mengejar Diki.
“Hahaahahah,, kurasa lariku lebih cepat dari tuan Zayn karena sedari kecil aku sering main bola kasti dan sepak bola, hahahahahah” ejek Diki sambil berlari kearah dapur.
“Kauuuuuu” teriak Zayn sambil mengambil mangkok berisi tepung yang ada didapur basah.
“Aduuuhh” teriak Diki jatuh karena terpeleset tak jauh dari pintu toilet.
“Hahaahah, itu karma untukmu Dakocan, terimalah ini untuk mu, haahahahahah” tawa kejam Zayn.
Dengan senyum mengejeknya Zayn menyiramkan tepung putih itu dari jarak jauh kepada Diki yang masih terduduk pasrah ditempatnya.
“Astaghfirullahaladzim” ucap Cinta yang baru saja keluar dari toilet itu.
Melihat kekacauan yang dibuat oleh tuanya dengan cepat Diki beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Zayn.
“Yeess kesempatan kabur, hahahah,,, itu balasan untuk tuan yang kejam, selamat menikmati kekacauan yang tuan buat, wkwkwwkkwwkwk” ucap Diki dalam hati.
Kini tubuh Cinta dipenuhi dengan tepung berwarna putih hasil karya Zayn.
“Owhhh,,, maaf-maaf saya tidak sengaja” ucap Zayn berdiri kaku didepan Cinta.
“Apa yang anda lakukan pada saya??” Tanya Cinta sambil mengebas-ngebaskan tepung yang memenuhi wajah, kerudung dan pakaiannya.
“Itu, itu, tadi saya mau siram tepungnya ke laki-laki nakal yang ada disebelah kamu” ucap Zayn.
Cinta pun melihat kesebelahnya dan tidak ada satu orangpun yang ada disebelahnya.
“Loh, loh,,, kemana dia” ucap Zayn gugup.
Cinta menatap tajam pada Zayn. Zayn pun merasa ciut nyalinya melihat tatapan tajam Cinta.
“Dakocan,,, awas kau ya!!!!” geram Zayn dalam hati.
“Sungguh saya tidak bohong, tadi dia duduk disitu” Zayn menyakinkan.
“Saya bantu bersihkan” ucap Zayn hendak ikut mengebaskan tepung itu dibaju Cinta.
Cinta menghindar dan mundur kembali masuk dalam kamar mandi itu.
“Bukan muhrim!!!” ucap Cinta tegas.
“Owwh,, owwhhh, iya, maaf, maaf” Zayn gugup dan celingak-celinguk karena mati gaya.
“Ini, ini” ucap Zayn memberikan tisu dapur pada Cinta.
“Terima kasih” ucap Cinta menghapus tepung yang memenuhi wajahnya.
Betapa terkejutnya Zayn ketika melihat wajah wanita yang ada dihadapannya. Seketika tubuhnya bergetar hebat dan jantungnya berdegub kencang.
“Kamu???” ucap Zayn.
Cinta melirik melihat Zayn yang seolah terpaku melihatnya.
“Orang yang aneh” ucap Cinta merasa tak nyaman karena ditatap oleh Zayn.
“Emmhh, jaga matanya, tidak sopan, bukan muhrim” ucap Cinta.
“Owwhhh,,, owwwhhh,,,, maaf-maaf” ucap Zayn kikuk dan mengalihkan pandangannya.
“Ustadzah Cinta” panggil seorang wanita dengan dandanan modis.
“Nona Prinka” ucap Cinta.
“Kok ustadzah mandi tepung begini????” tanya Prinka bingung.
Sejenak Cinta melihat kearah Zayn.
“Wait,,, apa ini ulahmu Zayn???” tanya Prinka.
“Aku, aku, aku tidak sengaja, sungguh” jawab Zayn.
“Dasar bocah tampan tapi nakal, tidak sengaja kamu bilang, memangnya kamu mau ngapain dengan tepung itu, heeemmhh” Prinka menarik telinga Zayn.
“Owhh, sakit, sakit, lepasin Tante, aku bukan anak kecil dijewer-jewer begini” Zayn mengaduh kesakitan.
“Tante????” ucap Cinta karena kaget.
“Tante kamu bilang, heehh tanteeee, setua itukah kamu melihatku seperti tante-tante???” ucap Prinka tambah marah dan kini mencubit lengan Zayn.
“Tante kan memang tante ku” jawab Zayn membuat Prinka makin gemas rasanya.
“Zaynnnnn........” Prinka terus-menerus mencubit tubuh Zayn.
“Ampun, ampun, kuku panjangmu menyakitiku. Baiklah,,, Maafkan aku Kak Prinka, tolong hentikan ini” pinta Zayn.
“Nah begitu, panggil saja aku Kakak, Kak Prinka” ucap Prinka sambil mengebaskan rambut hitam panjang dan bergelombang diujungnya.
“Kakak?” sekali lagi Cinta berucap penuh kebingungan.
Cinta bingung, siapakah sebenarnya wanita yang ada dihadapannya ini, Tante ataukah Kakak dari laki-laki yang dipanggilnya Zayn itu.
“Owhh, maaf Ustadzah atas kelakuan bocah nakal ini, mari bersihkan dan berganti pakaian dikamar saya saja” ucap Prinka.
“Memangnya Tante ehh Kakak punya pakaian yang cocok dengan ehh,, Ustadzah ini?” tanya Zayn hati-hati.
“Owhh,, benar juga, karena pakaianku terbuka semua, ada si dress dan gaun tapi sepertinya terbuka juga, hehehhe” jawab Prinka malu-malu.
“Emhh, coba ku ambil dari kamar Mama, sepertinya Mama banyak gamis dan kerudung yang baru dibeli namun belum sempat dipakai” ucap Zayn.
“Zayn....” panggil Prinka.
“I am Okay” jawab Zayn dengan tatapan sendu.
“Okay, datanglah kekamar antarkan baju nya” ucap Prinka.
“Okay” jawab Zayn tersenyum tipis.
Zayn pun berlalu menuju kamar kedua orang tuanya, sedangka Cinta dan Prinka menuju kamar Prinka.
“Ustadzah ayo ikut ke kamar saya, kita kelantai dua ya, mari lewat sini” ajak Prinka.
Cinta pun bersama Prinka menuju lantai dua. Cinta begitu takjub dengan rumah ini. Cinta merasa bagaikan masuk ke dalam negeri dogeng dimana saat ini ia merasa berada didalam istana kerajaan seperti yang ada di buku dogeng yang pernah ia baca saat kecil dulu.
"MasyaAllah, sungguh megah rumah ini, Barokallah, semoga keberlahan selalu menyertai seisi rumah ini." ucap Cinta dalam hati.
Satu persatu kaki Cinta melangkah menaiki anak tangga, ada beberapa pintu yang mereka lewati, bagi Cinta rumah ini sudah seperti hotel bintang 7 bukan lagi bintang 5.
#tbc....
...Readers kesayangan dukung karya author ya dengan like, favoritkan, beri hadiah, vote, komentar dan share juga ya agar banyak yang baca karya author dan jangan lupa beri rating bintang 5 juga ya. 💖 U all readers 🤗😍...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
susi 2020
😲😲🙄🥰
2023-06-04
0
susi 2020
🥰🥰🥰😍
2023-06-04
0
Ghiie-nae
dakocan...😂😂😂😂
othor ada ada aja...🤭🤭🤭
2022-04-28
4