Rencana Tama 1

Sore hari

Kinan mendatangi kepala panti saat melihat kepala panti keluar dari gedung. “Sudah selesai acaranya Bu?” tanya Kinan.

“Sudah. Kamu tidak bosan menunggu di luar?” tanya balik kepala panti.

“Tenang saja Bu, Kinan sudah biasa menunggu” jawab Kinan.

“Kalau begitu kamu tunggu lagi disini, ibu akan mengatur anak-anak yang lain dulu. Tidak apa-apakan” ucap kepala panti.

“Siap” ucap Kinan.

Saat kepala panti masuk ke dalam gedung, Adnan dan Tama keluar dari dalam gedung. Adnan menyapa kepala panti dengan sopan. Mereka sempat berbicara sebentar, untuk sekedar basa basi dan mengucapkan terima kasih.

Adnan hanya melewati Kinan tanpa menyapanya, itu membuat Kinan kesal. “Sombong sekali orang ini” omel Kinan dalam hati. “Sungguh sabar yang menjadi istrinya” tambah Kinan.

Omelan Kinan berhenti saat kepala panti keluar dari gedung bersama anak-anak panti. “Ayo Kinan kita pulang” ajak kepala panti.

“Ya Bu” jawab Kinan.

Kinan mengikuti kepala panti dan yang lain dari belakang. “Maaf Ibu Kepala, mobil yang kita tumpangi tiba-tiba mogok” ucap sopir panti asuhan.

“Terus gimana pak, apa lama perbaikkannya?” tanya kepala panti.

“Mobil perlu di bawa ke bengkel dulu Bu” ucap sopir.

“Baiklah pak, saya akan menunggu bersama Kinan kalau begitu” ucap kepala panti.

“Tidak bisa Bu” ucap salah satu anak panti yang sudah dewasa. “Besok ibu ada acara di kota B, biar aku dan Kinan yang menunggu pak Tono” tambahnya.

“Tapi Intan, besok kamu juga ada acara, malah harus berangkat pagi-pagi sekali” ucap kepala panti.

“Tapi Intan kan masih muda, nanti bisa istirahat saat perjalanan pulang” ucap Intan.

“Ibu dan Intan pulang saja, biar Kinan yang menemani Pak Tono. Kinan lihat busnya masih cukup untuk Ibu dan Intan” ucap Kinan menengahi.

“Tapi Kinan” ucap kepala panti.

“Tidak ada tapi-tapian. Lagian besok Kinan tidak bekerja, Ibu tenang saja” ucap Kinan.

”Baiklah, maaf sudah merepotkanmu” ucap kepala panti.

“Tidak ada yang merepotkan Kinan” ucap Kinan.

Kepala panti pun ikut rombongan bus untuk kembali ke kota J. Pak Tomo segera membawa mobil ke bengkel dengan bantuan mobil derek. Kinan tidak bisa ikut ke bengkel, dia memilih menunggu Pak Tomo di sebuah cafe yang tidak jauh dari tempat acara di adakan. “Nanti saya kabari mbak Kinan kalau sudah selesai mobilnya” ucap pak Tono.

“Bapak tenang saja, saya akan setia menunggu bapak di sini” goda Kinan.

“Mbak Kinan bisa saja” ucap pak Tono.

Kinan masuk ke dalam cafe, dia memilih duduk di meja paling sudut. Seorang pelayan mendekati Kinan untuk menanyakan pesanan.

“Selamat sore Nona, mau pesan apa?” tanya pelayan.

“Aku mau satu pisang bakar, tahu bakso, sama es lemon” jawab Kinan.

“Baiklah, mohon di tunggu” ucap pelayan. “Terima kasih” tambah pelayan.

“Sama-sama” ucap Kinan.

Di meja lain terlihat dua orang sedang mengawasi Kinan.

“Tuan Adnan tidak mau menyapa?” goda Tama.

“Jangan membuat ku marah, jika tidak mau aku potong gaji mu” ucap Adnan dengan kesal.

"Jangan tuan" ucap Tama memohon.

Adnan tidak menjawab, dia kembali menatap laptop di depannya. Namun tanpa dia sadari, dia melirik Kinan yang sedang menikmati makanan nya.

Tiba – tiba hujan turun dengan deras.

"Tuan hujan" ucap Tama.

"Aku tahu" ucap Adnan. "Kita tunggu saja" tambah Adnan.

"Baik tuan" jawab Tama.

Adnan lagi-lagi menatap laptop yang berada di depannya. Sudah satu jam, namun hujan tidak juga reda. Adnan menutup laptopnya. "Lebih baik kita mencari hotel di sekita sini" ucap Adnan. "Besok baru kita kembali" tambahnya.

"Baik tuan" jawab Tama.

Di ujung meja.

Kinan mendapat telepon dari pak Tono, bahwa beliau tidak bisa menjemput Kinan saat ini, karena hujan tidak kunjung reda. Kinan hanya bisa pasrah, juga bingung dia harus bagaimana saat ini.

Adnan dan Tama mendengar percakapan Kinan dengan pak Tono. "Tuan" ucap Tama yang bisa di mengerti Adnan.

"Kenapa aku harus peduli?" tanya Adnan.

"Karena nona Kinan bagian dari panti asuhan" jawab Tama. "Saya minta tolong kali ini saja tuan" tambah Tama.

"Apa kamu menyukainya?" tanya Adnan.

"Tidak" jawab Tama cepat. "Istri di rumah saja sudah bikin pusing, mau nambah lagi" ucap Tama pelan namun masih bisa di dengar Adnan.

"Sekarang baru sadar, kemana aja dulu" ledek Adnan yang kemudian beranjak berdiri.

"Gimana tuan?" tanya Tama.

"Terserah kamu saja" jawab Adnan.

"Terima kasih tuan" ucap Tama.

"Jangan terima kasih, itu di potong dari gaji mu" ucap Adnan membuat Tama terkejut.

"Tuan Adnan" panggil Tama saat tuannya sudah pergi meninggalkannya.

"Aku tidak tuli bodoh" ucap Adnan kesal, karena panggilan Tama barusan membuat dirinya di perhatikan oleh pengunjung lainnya termasuk Kinan.

"Maaf tuan" ucap Tama.

"Kenapa kau malah mengikuti ku, tadi ngotot mau menolong gadis itu. Tapi kenapa sekarang mengikuti ku?" tanya Adnan.

"Habis tuan ancaman potong gaji, jadi tega tidak tega saya memilih gaji full daripada dapat omelan sama istri" jawab Tama.

Hahahaha

Adnan tertawa mendengar ucapan Tama barusan, sekertaris yang di takuti orang, takut sama omelan istri di rumah.

"Sana, urus gadis itu. Aku tidak akan memotong gaji mu" ucap Adnan kemudian.

Tama setelah mendengar ucapan tuannya segera menemui Kinan. Sedangkan Adnan menunggu di dalam mobil.

Kinan melihat kedatangan Tama, sedikit terkejut. "Halo nona Kinan" sapa Tama.

"Halo tuan" jawab Kinan.

"Panggil saja Tama" ucap Tama.

"Iya Tama, ada yang bisa aku bantu?" tanya Kinan.

"Aku hanya menawari tumpangan kepadamu" ucap Tama.

"Maksudnya?" tanya Kinan tidak mengerti.

"Maaf sebelumnya, aku dan tuan ku tadi tidak sengaja mendengar percakapan mu dengan seseorang yang nampaknya sopir atau apa yang tidak bisa menjemputmu di sini. Jika kamu tidak keberatan, kamu bisa ikut dengan mobil tuan ku" jelas Tama.

"Maaf Tama, tapi aku tidak bisa meninggalkan pak Tono sendirian" ucap Kinan.

"Posisi pak Tono di mana sekarang?" tanya Tama.

"Beliau di bengkel, sedang membetulkan mobil yang kita kendarai" jawab Kinan.

"Begini saja, pak Tono biar aku bantu nanti. Kamu ikut dengan ku saja. Hari sudah malam dan hujan belum juga reda" ucap Tama.

"Tapi apa tuan mu setuju?" tanya Kinan.

"Kamu tidak perlu khawatir, tuanku sudah setuju membantumu" jawab Tama.

Kinan diam, dia sedang berpikir.

"Bagaimana nona Kinan?" tanya Tama.

"Baiklah jika sudah ada persetujuan dari tuan mu" jawab Kinan.

Kinan mengikuti Tama menuju parkir mobil. Tama membuka pintu mobil bagian belakang, namun Kinan ragu-ragu untuk masuk karena di sana sudah ada Adnan.

"Silahkan nona" ucap Tama.

"Apa tidak sebaiknya aku duduk di sebelah kamu saja" ucap Kinan.

"Maaf nona, di depan sudah penuh dengan barang kami" ucap Tama.

Mau tidak mau Kinan masuk ke dalam mobil penumpang dan duduk di sebelah Adnan. Mobil melaju meninggalkan kafe menuju sebuah hotel.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!