Pagi hari nya.
"Selamat pagi tuan" sapa Tama.
Adnan tidak menjawab, dia langsung duduk di singgasana di kantor.
"Ini data yang tuan minta semalam" ucap Tama sambil menyerahkan map.
"Sudah tidak perlu lagi" ucap Adnan.
Tama kemudian mengambil lagi map yang dia serahkan kepada Adnan, dengan pikiran yang bingung. Padahal tadi malam tuannya meminta data wanita yang sudah menyelamatkannya, namun pagi ini malah menolaknya.
"Kamu siapkan mobil, aku mau ke kota S hari ini" perintah Adnan.
"Baik tuan" jawab Tama.
"Kasih saja wanita itu uang" perintah Adnan sebelum Tama keluar dari kantor.
"Maaf tuan" jawab Tama.
"Aku menyuruhmu memberi wanita itu uang" ucap Adnan.
"Baik tuan" ucap Tama, yang kemudian pamit undur diri.
Adnan di kenal keras dan dingin, dia tidak suka berhutang kepada siapa pun. Dalam hidupnya hanya kerja dan kerja, tidak ada yang bisa mengubahnya. Semua wanita yang mendekatinya akan berakhir kecewa.
Beberapa saat kemudian.
"Tuan mobil anda sudah siap" ucap Tama.
"Kita berangkat" ucap Adnan, sambil beranjak dari kursi kerja.
"Baik tuan" ucap Tama yang mengikuti Adnan dari belakang.
.
.
.
.
.
.
.
di tempat lain.
Kinan yang baru bangun tidur merasakan lapar. Dia segera pergi ke dapur untuk membuat sesuatu, namun langkahnya terhenti saat ponsel miliknya berbunyi. Ada sebuah panggilan masuk, namun Kinan diam saja karena dia tidak mengenalnya.
"Siapa" ucap Kinan pada dirinya sendiri. "Biar aku coba" ucap Kinan yang memutuskan untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Halo" sapa Kinan.
"Maaf saya tidak membutuhkannya" tolak Kinan setelah mendengar orang yang menelponnya menjelaskan sesuatu kepadanya.
Kemudian Kinan meminta maaf dan memutuskan sambungan telepon tersebut. "Ada-ada saja" ucap Kinan sambil menaruh ponsel miliknya.
Kinan kembali ke niat pertamanya, yaitu mengisi perutnya yang meronta meminta di isi. Kinan membuka kulkas mini nya melihat bahan makanan yang ingin dia masak. Tidak butuh waktu lama Kinan memasak, dia hanya mengolah sosis menjadi tumisan.
Selesai makan Kinan memilih duduk santai di balkon kos-kosan. "Kenapa panas sekali" ucap Kinan. "Ya ampun Kinan ini sudah jam berapa" omel Kinan pada dirinya sendiri. Merasa tidak tidak nyaman Kinan kembali ke dalam kamarnya, dia sudah merasa bosan. "Lebih baik aku ke panti asuhan saja" ucap Kinan, setelah beberapa saat berdiam diri di atas kasur.
Setelah mandi dan bersiap-siap Kinan segera pergi ke panti asuhan. Butuh satu jam perjalanan ke panti asuhan, Kinan memutuskan naik bus untuk menghemat ongkos.
Satu jam kemudian Kinan sampai di panti asuhan, untung saja jarak panti asuhan dengan halte bus tidak terlalu jauh. Kinan masuk ke dalam rumah yang dia tempati sejak kecil. "Ibu" sapa Kinan kepada kepala panti.
"Kinan" sapa kepala panti dan memeluk Kinan. "Kapan kamu datang?" tanya kepala panti.
"Baru saja" jawab Kinan. "Yang lain kemana Bu, kok sepi?" tanya Kinan.
"Anak-anak ada kegiatan di kota S" jawab kepala panti. "Ini ibu mau menyusul mereka" tambah kepala panti.
"Wah Kinan tidak tepat dong datang kemari" ucap Kinan sedikit sedih.
"Maaf ya Nak" ucap kepala panti.
"Tidak apa-apa bu" ucap Kinan.
"Hem, bagaimana kalau kamu ikut ibu ke sana?" ajak kepala panti.
"Tapi Bu Kinan besok harus bekerja" tolak Kinan sopan.
"Sejak kapan kamu akhir pekan bekerja, apa kamu kerja sampingan lagi?" tanya kepala panti.
Kinan terdiam, dia sedang memikirkan ucapan kepala panti. "Akhir pekan" ucap Kinan pada diri sendiri. Kemudian Kinan merogoh ponsel miliknya untuk melihat hari. Kinan menepuk kepalanya, karena dia benar-benar lupa hari.
"Baiklah Kinan ikut ibu" ucap Kinan.
"Kalau begitu ayo kita berangkat" ucap kepala panti.
Dalam perjalanan Kinan banyak mengobrol dengan kepala panti soal kehidupan sehari-hati Kinan dan pekerjaan Kinan. Karena kepala panti selalu menanyakan keadaan anak angkatnya itu kalau sedang bermain ke panti. Kinan pun tidak merasa bosan untuk menceritakan kehidupannya kepada kepala panti. Kinan malah senang, karena kepala panti masih memperhatikannya, walaupun sudah tidak tinggal di panti lagi.
Satu jam setengah Kinan dan kepala panti sampai di tujuan. Mereka di sambut anak-anak yang sudah menunggu. Kinan memeluk adiknya satu persatu dan teman sebayanya yang masih sampai sekarang tinggal di panti untuk membantu kepala panti mengasuh adik-adik mereka. "Ayo masuk, acara akan segera dimulai" ucap kepala panti.
"Maaf Bu, Kinan menunggu diluar saja" ucap Kinan. "Pakaian Kinan tidak sopan, takut mengganggu nanti" tambah Kinan.
"Tidak apa-apa nak" ucap kepala panti.
"Maaf bu, Kinan di luar saja" ucap Kinan sopan.
"Baiklah, jika itu mau mu. Kalau ada apa-ala kamu masuk saja nanti" ucap kepala panti.
"Iya Bu" jawab Kinan.
Hari ini panti asuhan diundang untuk berdoa di acara pembukaan sebuah perusahaan. Pakaian mereka tentunya rapi semua, sedangkan Kinan hanya memakai celana jins dan kaos polos, itupun celana nya sudah sobek di bagian kaki.
Kinan berjalan menyusuri sebuah taman, dia akan menunggu di taman saja. Tiba-tiba... bruk... Kinan menabrak seseorang. Karena Kinan tidak bisa menjaga keseimbangan Kinan terpeleset dan jatuh. Namun pria yang di tabrak Kinan dapat segera menangkap Kinan. Tatapan yang penuh arti pun terjadi, karena jarak wajah mereka sangat dekat. Suara batuk membuat mereka sadar, dan melepaskan pelukan.
"Maafkan saya" ucap Kinan.
Namun seseorang itu tidak menjawab, dia berlalu pergi meninggalkan Kinan.
"Halo Nona" sapa seseorang di belakang orang yang pergi begitu saja.
"Tuan Tama" ucap Kinan.
"Kayaknya nona berjodoh dengan bos saya" ucap Tama usil.
"Berjodoh" ucap Kinan tidak mengerti.
"Suatu saat nona pasti mengerti" ucap Tama. "Maaf ya Nona, saya masih ada urusan lain" ucap Tama kemudian pergi meninggalkan Kinan dan segera menyusul bosnya.
Kinan masih terdiam, dia benar-benar bingung atas ucapan Tama tadi. "Tunggu dulu, bukankah dia yang waktu itu aku tolong" ucap Kinan baru sadar. "Sombong sekali, bahkan tidak berterima kasih kepadaku. Menyesal aku menyelamatkan orang kayak dia" omel Kinan.
.
.
.
.
.
.
"Tuan Adnan, tidak mengenal wanita tadi?" tanya Tama.
"Buat apa aku mengenal wanita?" tanya balik Adnan dengan suara tingginya.
"Tadi kan nona Kinan" jawab Tama. "Wanita yang menolak balas budi dari tuan" tambah Tama.
Adnan kemudian berhenti "Dia sendiri yang menolaknya, ya sudah. Buat apa aku repot-repot membujuknya. Lagian aku juga sudah menolongnya waktu itu, jadi impas kan" ucap Adnan dengan kesal. "Aku kesini bekerja bukan untuk mengenal wanita. Kamu paham tuan Tama" ucap Adnan sedikit meninggi.
Tama tidak bisa menggoda tuannya lagi. Dia hanya bisa meminta maaf kepada Adnan. Namun dalam benaknya Tama berencana akan menjodohkan tuannya dengan Kinan, alasan Tama berani menjodohkan tuannya karena selama dia bekerja dengan Adnan, tuannya tidak pernah mau mobilnya di masuki wanita manapun dan dalam keadaan apapun. Namun saat Tama menemukan Kinan pingsan di pinggir jalan, Adnan yang semula menolak, akhirnya mau menolong Kinan dan memangku Kinan. Padahal bisa saja dia menyuruh Tama untuk memanggil taksi, namun Adnan tidak melakukannya. Tama juga sudah menyelidiki latar belakang Kinan, menurutnya Kinan sangat cocok dengan tuannya. Tama tidak mau tuannya menjadi bujangan seumur hidupnya, dia ingin tuannya juga bahagia memiliki keluarga.
.
.
.
.
.
.
.
.
bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments