PPA 4# Menikah

Alea menatap nanar wajah di dalam cermin. Wajah gadis belia dengan riasan sempurna dalam balutan kebaya putih moderen. Sayangnya hidup Alea tidaklah sesempurna riasan wajah dan busana yang ia kenakan. Entah kemana takdir membawa jalan hidup yang harus ia lewati.

Ia memperhatikan dengan seksama wajah itu. Penuh dengan guratan kesedihan yang tampak melalui air wajahnya. Ia merasa seperti lepas dari mulut harimau dan di lempar ke dalam mulut buaya.

"Kak, dipanggil mama. Keluarga suamimu sudah mau mengajak kamu pulang ke rumah mereka," Suara Kania menggelegar di rongga kepalanya. Menghantam isi kepalanya dengan sangat keras. Menciptakan denyutan diantara kedua pelipisnya.

Alea memijat pelipisnya berulang, meredakan denyutan yang semakin menghantam. Sekelilingnya seolah menggelap mendengar kata suami yang diucapkan oleh adik sepupunya itu.

"Kak, kamu kenapa?" Tanya Kania menghampiri Alea yang tampak oleng di tempatnya berdiri. "Kamu dari kemaren ga makan apapun loh, aku buatin teh manis yah," Kania berlalu meninggalkan Alea mematung di depan cermin.

Tanpa sadar bulir bening menetes di pipinya. Tangan kanannya dijatuhkannya ke dada, meremas dada itu saat rasa sakit menghujam jantungnya. Gadis polos itu tak dapat lagi menahan sesak yang menyeruak, membayangkan bagaimana ia harus menjalani hidup dengan status sebagai seorang istri. Status yang tidak pernah ia bayangkan akan disandangnya secepat ini.

"Kak, minum dulu yah," Ucap Kania yang sudah kembali dari dapur membuatkan secangkir teh manis panas untuk Alea. Ia menyodorkan minuman itu ke mulut Alea, setengah memaksa agar kakak sepupunya membuka mulut dan bersedia meminum seteguk teh manis.

"Udah cukup, makasih Kania," Alea mendorong cangkir yang masih menggantung di depan bibirnya. Memaksakan senyum yang gagal menghiasi bibir mungilnya. Gadis itu justru tersedu, melampiaskan sesak di dada.

"Sabar kak, Allah pasti punya rencana buat orang sebaik kamu," Kania merengkuh Alea ke dalam pelukannya.

Menggosok lembut punggung gadis yang semakin terisak dalam pelukannya. Kania yang terpaut usia hanya satu tahun dengan kakak sepupunya itu dapat merasakan penderitaan Alea. Bagaimana usia mereka yang seharusnya masih menikmati masa-masa indah remaja, justru harus terjerat dalam ikatan pernikahan yang dipaksakan.

"Apa salahku? Kenapa aku harus mengalami semua ini?" Ucap Alea terbata disela sesenggukannya.

Kania akhirnya dapat mendengar suara kakak sepupu yang sangat disayanginya. Dari kemarin ia berusaha mengajak kakaknya bicara namun hanya dibalas kebungkaman oleh Alea. Tak sepatah kata yang keluar dari mulutnya. Namun, saat kakaknya bicara, Kania justru membisu. Dia tidak dapat menemukan kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan Alea. Hanya tarikan nafas panjang dari keduanya yang menjadi jawaban pada akhirnya.

"Aku bahkan tidak tahu orang seperti apa yang sudah ku nikahi Kan," Ucap Alea.

Pikiran Alea kembali melayang pada kejadian satu minggu yang lalu. Terakhir yang dapat diingatnya hanyalah saat dia sedang duduk berdua bersama Yuri di kamar hotel. Namun, tiba-tiba ia terbangun di tengah malam bersama seorang pria di kamar hotel tanpa sehelai benangpun melekat di tubuhnya. Lebih parahnya keluarga pria itu memergoki mereka dengan kondisi yang memalukan itu. Sehingga saat ini ia tidak dapat menghindari pernikahan yang dipaksakan kepadanya.

"Kak Al sudah mencoba menghubungi teman mu lagi?" Tanya Kania membuyarkan lamunan Alea.

"Aku udah pasrah kan, berhari-hari aku terus mencoba mencari keberadaan Yuri. Tapi dia seperti ditelan bumi. Menghilang begitu saja. Bahkan satu saja anggota keluarganya pun tak bisa ku temui. Mereka sekeluarga sudah pindah rumah," Ucap Alea dengan tangis yang masih menderas.

"Dia juga udah ga kuliah di tempat yang sama Kak. Aku bahkan udah sampe mohon-mohon sama pihak kampusnya untuk memberitahu kemana dia pindah kuliah. Tapi mereka tidak memberitahuku," Ucap Kania dengan nada putus asa.

"Sepertinya ini memang perbuatan Yuri. Dia tidak mungkin menghilang tiba-tiba tanpa alasan. Tapi kenapa dia harus menjebakku seperti ini? Apa salahku padanya?" Ucap Alea lirih lebih kepada dirinya sendiri.

"Sekarang Kak Al mau gimana?"

"Mau gimana lagi Kan, bagaimanapun aku sudah menikah. Suka atau tidak suka aku harus menjalani semua ini,"

"Ini semua gara-gara Mama sama Papa yang memaksa kamu menikah. Seharusnya mereka menentang pernikahan ini," Ucap Kania menahan geram.

"Kau tahu siapa keluarga laki-laki itu? Mereka adalah keluarga yang memiliki kerajaan bisnis di negara ini. Kau akan bisa membayar semua hutang-hutang mu pada kami jika menikah dengannya," Suara Paman menggelegar di telinganya kala itu. Merasuk hingga ke relung hati dan membuat bulir bening tak mampu ia tahan menderas di kedua pipinya.

"Kau sudah mempermalukan keluarga dengan perzinahan yang kau lakukan. Kau seharusnya bersyukur laki-laki itu bersedia bertanggung jawab. Kalau tidak, selamanya kau akan membawa aib itu bersamamu kemanapun kau pergi," Ucapan Bibi begitu menggema di kepala.

Membuat lidah gadis itu kelu dan tidak bisa lagi membantah. Meski dengan cara yang buruk, perkataan Bibi benar adanya. Dia sepatutnya bersyukur laki-laki itu mau bertanggung jawab. Meski ia sendiri merasa tidak pernah terjadi apa-apa diantara mereka malam itu. Akan tetapi, Alea sendiri tidak dapat meyakini dengan pasti apa yang telah terjadi. Hanya Yuri yang memiliki jawaban atas semua pertanyaannya.

"Kita kabur aja gimana?" Ide gila terlintas begitu saja di benak Kania. Mengembalikan kesadaran Alea dari lamunannya tentang ucapan Paman dan Bibi sebelum pernikahan terlaksana.

"Kabur kemana? kamu jangan ngaco Kania," Jawab Alea masih dapat menemukan akal sehat di kepalanya.

"Kita ke tempat Kak Farash aja di Jogja," Usul Kania.

"Bukan begitu caranya menangani masalah Kania. Kamu ga bisa menghadapi masalah dengan kabur," Ucap Alea tersentak dengan pikirannya sendiri. Menyadari bahwa dia memang harus menghadapi masalahnya, bukan justru menangisinya.

"Tapi ini masa depan kamu Kak, mana bisa Mama sama Papa maksa kamu buat nikah seperti ini,"

"Paman dan Bibi tidak salah. Ini sepenuhnya adalah kecerobohan ku sendiri. Murni kesalahan ku. Jadi aku harus menghadapinya,"

"Tapi seharusnya Mama sama Papa mendengarkan alasan Kak Al. Mendukung Kak Al di saat-saat seperti ini. Bukan malah ikut mendesak Kak Al," Suara Kania mulai meninggi. Merasa kesal dengan sikap kedua orang tuanya yang selalu memusuhi Alea. Lebih-lebih setelah kakaknya Farash pindah ke Jogja untuk meneruskan pendidikan Sarjana yang berlanjut hingga ia menempuh pendidikan Pasca Sarjananya. Orang tua Kania semakin menyiksa Alea.

"Seharusnya kamu izinin aku buat kasih tau Kak Farash. Aku yakin banget, Kak Farash bakal belain kamu Kak," Lanjut Kania.

"Kamu harus inget sama janji kamu Kania, jangan kasih tau apapun ke Kak Farash," Alea menarik tangan Kania, menggenggamnya erat. "Biarkan aja Kak Farash konsentrasi sama kuliahnya,"

"Cepat atau lambat Kak Farash juga bakalan tau,"

"Tapi tidak dari kamu, biarkan kak Farash tau dengan sendirinya. Tapi bukan dari kamu. Janji?" Ucapan Alea hanya dijawab dengan anggukan setengah hati oleh Kania. Belum terima sepenuhnya dengan keputusan Alea.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus semamgat

2023-02-02

0

CC reading

CC reading

kania sayang sama sepupunya,....
kasih cerita kania dan farash dong kak Bitah
...

2021-09-04

0

Yudis Dek No

Yudis Dek No

kangen ama alea dan ravka thorrr udah ke 5 kali baca novel mu ngak bisen"

2021-07-25

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog # Pernikahan Paksa Alea
2 PPA 1# Mencari Kerja
3 PPA 2# Kamar Hotel
4 PPA 3# Kepergok
5 PPA 4# Menikah
6 PPA 5# Pindah
7 PPA 6# Rumah Baru
8 PPA 7# Nge-gym
9 PPA 8# Sauna
10 Part 9# Party
11 PPA 10# Bersyukur dan ikhlas
12 PPA 11# Tekad
13 PPA 12# Mabuk
14 PPA 13# Pengar
15 PPA14# Asisten Pribadi
16 PPA 15# Rendah Diri
17 PPA 16# Tak Tentu Arah
18 PPA 17# Pembicaraan Serius
19 PPA 18# Lembayung Senja
20 PPA 19# CEO Baru
21 PPA 20# Hadiah Mewah
22 PPA 21# Berteman
23 PPA 22# Adik Ipar
24 PPA 23#
25 PPA 24#
26 PPA 25#
27 PPA 26#
28 PPA 27#
29 PPA 28# Wisuda
30 PPA 29# Wisuda 2
31 PPA 30# Visa Infinite
32 PPA 31# Berubah Penampilan
33 PPA 32# Dinner
34 PPA 33# Izin Bekerja
35 PPA 34# Interview Kerja
36 PPA 35#
37 PPA 36# Hari Pertama
38 PPA 37#
39 PPA 38# Cemburu??
40 PPA 39# Meeting
41 PPA 40# Meeting 2
42 PPA 41# Tanggung Jawab Istri
43 PPA 42# Trik Jitu
44 PPA 43# Ungkapan Cinta
45 PPA 44# Mati karena Malu
46 PPA 45# Selingkuh?
47 PPA 46# Makan Siang
48 PPA 47# Gamang
49 PPA 48# Pelukan Hangat
50 PPA 49# Berpisah?
51 PPA 50# Menginap di Hotel
52 PPA 51# Tawaran Liburan
53 PPA 52# Cisarua
54 PPA 53# Menegangkan
55 PPA 54# Galau
56 PPA 55# Tangisan Sandra
57 PPA 56# Murka
58 PPA 57# Gelora
59 PPA 58# Keegoisan Ravka
60 PPA 59# Cinta Karena Kasihan?
61 PPA 60# Pagi Ceria
62 PPA 61# Sarapan Bersama
63 PPA 62# Kapan Resepsi?
64 PPA 63# Menyelesaikan Kesalahpahaman
65 PPA 64# Nge-date di Mall
66 PPA 65# Nonton
67 PPA 66# Bersabar
68 PPA 67#
69 PPA 68#
70 PPA 69# Tidak Marah
71 PPA 70#
72 PPA 71# Gosip Kantor
73 PPA 72# Nyamuk Pengganggu
74 PPA 73# Problematika Hidup
75 PPA 74# Bersabar Lagi
76 PPA 75# Patah Hati
77 PPA 76# Cemburu
78 PPA 77# Penawaran
79 PPA 78# Kerjasama
80 PPA 79# Penyanderaan
81 PPA 80# Tegang
82 PPA 81# Maaf
83 PPA 82# Khawatir
84 PPA 83# Dokter Ganteng
85 PPA 84# Terimakasih
86 PPA 85# Omes
87 PPA 86# Masalah lagi
88 PPA 87# Boomerang
89 PPA 88# Bahagia
90 PPA 89# Bodyguard
91 PPA 90# Minta Maaf
92 PPA 91# Batal Kerjasama
93 PPA 92# Pertengkaran
94 PPA 93# Bukti Kuat
95 PPA 94# Kepercayaan
96 PPA 95# Dewasa
97 PPA 96# Masa Lalu
98 PPA 97# Kenyataan Pahit
99 PPA 98# Pengkhianatan
100 PPA 99# Sebuah Motif
101 Part 100# Strategi
102 Part 101# Salah Tingkah
103 Part 102# Pajamas Party
104 Part 103# Hadiah Tak Terduga
105 Part 104# Ancaman
106 PPA 105# Memulai Kembali
107 PPA 106# Sebuah Harapan
108 PPA 107# Menanti Kepulangan
109 PPA 108# Menahan Malu
110 PPA 109# Aura Mencekam
111 PPA 110# Bujuk Rayu
112 PPA 111# Seribu Maaf
113 PPA 112# Kata Sederhana
114 PPA 113# Memantaskan Diri
115 PPA 114# Bukan Kebetulan
116 PPA 115# Lari Pagi
117 POLLING Bukan UPDATE
118 PPA 116# Kebon Binatang
119 Part 117# Gagal
120 PPA 118# Api dan Air
121 PPA 119# Penyesalan
122 PPA 120# Berdikari
123 PPA 121# Gadisku
124 PPA 122# Rinai Hujan
125 PPA 123# Mencekam
126 PPA 124# Menenangkan
127 PPA 125# Sewa Jet
128 PPA 126# Tak Masuk Akal
129 PPA 127# Lounge
130 PPA 128# Pengacau
131 PPA 129# Honeymoon
132 PPA 130# Private Jet
133 PPA 131# Menghangat
134 PPA 132# Maldives
135 PPA 133# Kegiatan Menyenangkan
136 PPA 134# Ancaman Alex
137 PPA 135# Cinta yang Salah
138 PPA 136# Sesal
139 PPA 137# Menghalau Resah
140 PPA 138# Kegelisahan Hati
141 PPA 139# Dolphin Cruise
142 PPA 140# Membopong
143 PPA 141# 5.8 Undersea Restaurant
144 PPA 142# Lamaran yang Terlambat
145 PPA 143# Sebuah Penjelasan
146 PPA 144# Rencana Resepsi
147 PPA 145# Kembali
148 PPA 146# Rutan Kejagung
149 PPA 147# Memaafkan
150 PENGUMUMAN
151 PPA 148# Epilog 1
152 PPA 149# Epilog 2
153 Jawaban Q&A
154 RILIS JUDUL BARU
155 PERFECT IMPERFECTION 1
156 PINDAH BUKU
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Prolog # Pernikahan Paksa Alea
2
PPA 1# Mencari Kerja
3
PPA 2# Kamar Hotel
4
PPA 3# Kepergok
5
PPA 4# Menikah
6
PPA 5# Pindah
7
PPA 6# Rumah Baru
8
PPA 7# Nge-gym
9
PPA 8# Sauna
10
Part 9# Party
11
PPA 10# Bersyukur dan ikhlas
12
PPA 11# Tekad
13
PPA 12# Mabuk
14
PPA 13# Pengar
15
PPA14# Asisten Pribadi
16
PPA 15# Rendah Diri
17
PPA 16# Tak Tentu Arah
18
PPA 17# Pembicaraan Serius
19
PPA 18# Lembayung Senja
20
PPA 19# CEO Baru
21
PPA 20# Hadiah Mewah
22
PPA 21# Berteman
23
PPA 22# Adik Ipar
24
PPA 23#
25
PPA 24#
26
PPA 25#
27
PPA 26#
28
PPA 27#
29
PPA 28# Wisuda
30
PPA 29# Wisuda 2
31
PPA 30# Visa Infinite
32
PPA 31# Berubah Penampilan
33
PPA 32# Dinner
34
PPA 33# Izin Bekerja
35
PPA 34# Interview Kerja
36
PPA 35#
37
PPA 36# Hari Pertama
38
PPA 37#
39
PPA 38# Cemburu??
40
PPA 39# Meeting
41
PPA 40# Meeting 2
42
PPA 41# Tanggung Jawab Istri
43
PPA 42# Trik Jitu
44
PPA 43# Ungkapan Cinta
45
PPA 44# Mati karena Malu
46
PPA 45# Selingkuh?
47
PPA 46# Makan Siang
48
PPA 47# Gamang
49
PPA 48# Pelukan Hangat
50
PPA 49# Berpisah?
51
PPA 50# Menginap di Hotel
52
PPA 51# Tawaran Liburan
53
PPA 52# Cisarua
54
PPA 53# Menegangkan
55
PPA 54# Galau
56
PPA 55# Tangisan Sandra
57
PPA 56# Murka
58
PPA 57# Gelora
59
PPA 58# Keegoisan Ravka
60
PPA 59# Cinta Karena Kasihan?
61
PPA 60# Pagi Ceria
62
PPA 61# Sarapan Bersama
63
PPA 62# Kapan Resepsi?
64
PPA 63# Menyelesaikan Kesalahpahaman
65
PPA 64# Nge-date di Mall
66
PPA 65# Nonton
67
PPA 66# Bersabar
68
PPA 67#
69
PPA 68#
70
PPA 69# Tidak Marah
71
PPA 70#
72
PPA 71# Gosip Kantor
73
PPA 72# Nyamuk Pengganggu
74
PPA 73# Problematika Hidup
75
PPA 74# Bersabar Lagi
76
PPA 75# Patah Hati
77
PPA 76# Cemburu
78
PPA 77# Penawaran
79
PPA 78# Kerjasama
80
PPA 79# Penyanderaan
81
PPA 80# Tegang
82
PPA 81# Maaf
83
PPA 82# Khawatir
84
PPA 83# Dokter Ganteng
85
PPA 84# Terimakasih
86
PPA 85# Omes
87
PPA 86# Masalah lagi
88
PPA 87# Boomerang
89
PPA 88# Bahagia
90
PPA 89# Bodyguard
91
PPA 90# Minta Maaf
92
PPA 91# Batal Kerjasama
93
PPA 92# Pertengkaran
94
PPA 93# Bukti Kuat
95
PPA 94# Kepercayaan
96
PPA 95# Dewasa
97
PPA 96# Masa Lalu
98
PPA 97# Kenyataan Pahit
99
PPA 98# Pengkhianatan
100
PPA 99# Sebuah Motif
101
Part 100# Strategi
102
Part 101# Salah Tingkah
103
Part 102# Pajamas Party
104
Part 103# Hadiah Tak Terduga
105
Part 104# Ancaman
106
PPA 105# Memulai Kembali
107
PPA 106# Sebuah Harapan
108
PPA 107# Menanti Kepulangan
109
PPA 108# Menahan Malu
110
PPA 109# Aura Mencekam
111
PPA 110# Bujuk Rayu
112
PPA 111# Seribu Maaf
113
PPA 112# Kata Sederhana
114
PPA 113# Memantaskan Diri
115
PPA 114# Bukan Kebetulan
116
PPA 115# Lari Pagi
117
POLLING Bukan UPDATE
118
PPA 116# Kebon Binatang
119
Part 117# Gagal
120
PPA 118# Api dan Air
121
PPA 119# Penyesalan
122
PPA 120# Berdikari
123
PPA 121# Gadisku
124
PPA 122# Rinai Hujan
125
PPA 123# Mencekam
126
PPA 124# Menenangkan
127
PPA 125# Sewa Jet
128
PPA 126# Tak Masuk Akal
129
PPA 127# Lounge
130
PPA 128# Pengacau
131
PPA 129# Honeymoon
132
PPA 130# Private Jet
133
PPA 131# Menghangat
134
PPA 132# Maldives
135
PPA 133# Kegiatan Menyenangkan
136
PPA 134# Ancaman Alex
137
PPA 135# Cinta yang Salah
138
PPA 136# Sesal
139
PPA 137# Menghalau Resah
140
PPA 138# Kegelisahan Hati
141
PPA 139# Dolphin Cruise
142
PPA 140# Membopong
143
PPA 141# 5.8 Undersea Restaurant
144
PPA 142# Lamaran yang Terlambat
145
PPA 143# Sebuah Penjelasan
146
PPA 144# Rencana Resepsi
147
PPA 145# Kembali
148
PPA 146# Rutan Kejagung
149
PPA 147# Memaafkan
150
PENGUMUMAN
151
PPA 148# Epilog 1
152
PPA 149# Epilog 2
153
Jawaban Q&A
154
RILIS JUDUL BARU
155
PERFECT IMPERFECTION 1
156
PINDAH BUKU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!