Jangan lupa tinggalkan jejak .Vote dan Komen kalian membuat Vivi semangat buat nulis!!!Jangan pelit kasih ulasan dan komentarnya ya.Makasih ya😘😘😘
~_~
Deniza Sefa yang akrab disapa Dee berlari kencang menuju kelas. Ia telat ke kampus karena ketiduran.Semalam ia begadang menyelesaikan tugas kuliah yang keteteran. Ia lupa menyelesaikan tugas karena banyak pengguna jasa pacar sewaan.Semalam ia pulang pukul sepuluh malam dan dilanjutkan mengerjakan tugas sampai pukul dua dinihari.
Dee ngos-ngosan karena berlari. Ia harus cepat masuk kelas sebelum dosen killer yang bernama Demir Alfarizi masuk kelas. Jika ia keduluan dosen killer itu maka tamatlah riwayatnya.Pak Demir tak akan mengijinkannya masuk kelas dan mengusirnya.
Dee berhenti sejenak dan mengambil napas.Ia menghirup oksigen dengan rakus. Keringat bercucuran membasahi tubuhnya.
Fuck! Dee mengumpat dalam hati.Walau ia sudah berlari secepat petir menyambar Pak Demir sudah masuk kelas terlebih dulu darinya. Ah sia sia usahanya tadi. Udah mandi koboy,belum sarapan,bawel sama babang grab suruh ngebut dan lari menuju kelas ampe ngos-ngosan.
Dee ragu masuk kelas. Apalagi Pak Demir sudah mulai memberikan materi pelajaran anatomi. Ia melirik kedua sahabatnya Luna dan Nayla yang kebetulan duduk di kursi nomor dua dari depan. Dee merasa aneh tumben kedua sahabatnya duduk di depan padahal selama ini mereka duduk di belakang dan mojok. Dee mengode Luna dan Nayla apakah bisa masuk apa tidak.
Luna mengisyaratkan Dee untuk diam sejenak. Ketika melihat Pak Demir menulis di papan whiteboard Nayla mengedipkan mata menyuruh Dee masuk.Mumpung Pak Demir membelakangi mahasiswa.
Dengan cepat Dee masuk dan duduk disamping Luna dan Nayla.Sahabatnya selalu menyediakan bangku kosong untuknya.Mereka selalu duduk bersama dan tak terpisahkan.Dee bernapas lega karena selamat dari amukan Demir Alfarizi. Ia tidak ketahuan telat.
Pak Demir membalikkan badan usai menulis di papan whiteboard.Iamerasa ada yang janggal.Tadi tak melihat Dee duduk di dekat Nayla namun tiba tiba Dee sudah duduk disebelah Luna dan Nayla.
" Deniza Sefa beraninya kamu masuk kelas saya walau udah telat,"suara tegas Pak Demir menggelegar memenuhi kelas.
Suasana kelas mendadak horor. Para mahasiswa mendadak ngeri melihat sorot netra Pak Demir yang tajam. Jantung Dee serasa mau copot mendengar suara Pak Demir.Ia menyentuh dadanya dan menghilangkan rasa gugupnya.
" Sa-ya ti-dak te-lat kok-pak," ucap Dee terbata bata. Ia tak berani menatap mata Pak Demir.Dosen muda di depannya bak monster yang siap memakannya sewaktu waktu. Ia terpaksa berbohong supaya tidak diusir dari kelas.
" Jika kamu tidak telat.Kenapa kamu gugup ?" sorot mata Pak Demir masih tajam melihat Dee.Ia tak terima dibodohi mahasiswanya.
" Gimana ga gugup Pak.Suara Bapak bak petir yang siap nyambar orang pak.Jadi saya takut," ucap Dee menunduk tak berani menatap Pak Demir. Ia takut ketahuan bohong. Teman teman sekelas berusaha menahan tawa mendengar ucapan Dee barusan.
Pak Demir memperhatikan seisi kelas.Ia melihat para mahasiswa tersenyum simpul dan berusaha menahan tawa. Amarahnya naik ke ubun-ubun. Ia memijit pelipisnya.
" Siapa yang suruh kalian tertawa? Apa ada yang lucu?!"
Suasana kelas menjadi hening.Tak ada yang berani menjawab.Mana ada yang berani membantah Pak Demir jika tak ingin digagalkan di mata kuliahnya.
" Deniza.Berdiri kamu dan keluar dari kelas saya.Tak ada toleransi untuk mahasiswa yang datang terlambat!" Pak Demir menunjuk pintu keluar. Dengan isyarat tangan ia mengusir Dee.
" Saya ga telat Pak," Dee memberanikan diri berbohong.Sebenarnya ia takut tapi entah kenapa masih memberanikan diri untuk berbohong.
" Kamu jangan bodohi saya.Saya bukan anak kemaren sore.Jelas jelas tadi ga ada tas kamu di atas meja.Masih mau bantah?"
" Saya memang gak telat kok Pak.Saya udah datang daritadi kok.Soal tas ga ada di meja saya bisa jelaskan."
" Saya ga mau dengar penjelasan kamu.Keluar!!!!!!" ucap Pak Demir lantang dan menunjuk Dee.
Dee melangkah ke depan mendekati Pak Demir.Teman teman sekelasnya mendadak heboh dengan keberanian Dee.Gadis itu berani membantah Pak Demir,dosen killer,dingin, tak berperasaan dan mulut pedas melebihi cabe rawit.
Suasana kelas menjadi tegang. Dengan tenang Dee menulis sesuatu diatas kertas.
"Ini alasan saya Pak.Mohon baca dalam hati dan jaga rahasia saya," ucap Dee seraya memberikan kertas yang telah ditulisnya pada Pak Demir.
Pak Demir membacanya kertas Dee serius. Mendadak raut mukanya berubah.Pak Demir tak jadi marah dan malah tersenyum.Ia berusaha menahan tawa.Ia tak mau wibawanya jatuh di depan para mahasiswa karena menahan tawa.
" Kembali ke kursimu!" titah Pak Demir pada Dee.Jujur Pak Demir tak bisa menahan tawanya membaca tulisan Dee.Ia ingin melepaskan tawanya namun tempatnya kurang tepat.
❤❤❤❤
Dee,Luna dan Nayla melangkah menuju kantin. Sumatera Tengah Dee sudah berontak minta diisi.Gara-gara telat bangun dan tak mau terlambat masuk kelas Pak Demir ia menunda sarapannya. Dee punya penyakit maag dan tak bisa makan terlambat. Kepalanya sudah pusing karena belum sarapan.
Luna dan Nayla langsung mengerti meihat kondisi Dee.Buru buru mereka memesan teh hangat dan nasi goreng untuk Dee.Sahabat mereka tak boleh sakit dan mereka tentu akan repot jika Dee sakit.
"Dee minum teh hangat dulu biar perut lo enakan," Luna menyodorkan teh hangat.
Dee segera meminum dan langsung habis satu gelas. Ia bersendawa keras.Seketika ia menjadi perhatian mahasiswa di sekitar kantin. Ia tertawa cekikikan karena aksi sendawanya.
" Dasar oneng.Masih ketawa lagi!" hardik Luna memarahi aksi tak sopan Dee bersendawa dengan keras.
" Sorry. Sengaja," Dee tertawa cekikikan memperlihatkan barisan gigi putihnya.
" Anak gadis tapi jorok," Nayla menjitak kepala Dee.Ia menyodorkan nasi goreng di depan meja Dee." Cepat lo makan! Nanti kalo lo sakit kita juga bakal repot."
" Isssh dasar teman tak setia,"gerutu Dee sebal.Dengan sikap masa bodoh ia melahap nasi goreng yang ada di depannya.Perutnya sudah keroncongan. Jika telat diisi maka bisa dipastikan ia akan pingsan.
Luna dan Nayla melongo melihat aksi makan Dee. Ia makan tanpa jeda dan menghabiskan makanannya dalam waktu lima menit.Ia kembali bersendawa namun tak sekeras tadi. Tubuhnya langsung sehat dan tak merasakan pusing lagi.
" Allahu Akbar.Ini anak jorok banget.Oneng ingat kodrat lo.Lo itu anak gadis.Makan itu manis dikit," ucap Nayla geram melihat cara makan Dee tanpa jeda dan tanpa baca doa." Lo pasti ga baca doa dulu sebelum makan makanya lo makan kayak setan."
" Bawel banget ne emak emak.Gue udah baca doa," jawab Dee ketus. Ia mengelap keringat di wajahnya dengan tisu. Pagi ini cukup menguras energinya. Bajunya sudah basah oleh keringat karena berlari tadi.
" Kapan lo baca doa?" Nayla mencibir Dee.
" Tadi......"
" Tadi kapan?"Luna memotong ucapan Dee. Ia tak yakin Dee baca doa sebelum makan.
" Tadi...gue baca doa.Baca doa dalam hati," Dee menyengir membuat kedua sahabatnya makin sebal.
" Keliatan sekali anda berbohong,"Nayla bicara sok berwibawa.Ia berpangku tangan.Seketika Dee merasa mual dengan sikap sok berwibawa Nayla.Ga Nayla banget.
" Kenapa lo ketawa? Ada yang lucu?"tanya Nayla keheranan melihat Dee tertawa.
" Iya.Lo lucu Nay. Anak siapa ini?" ucap Dee manja mencubit kedua pipi Nayla gemas.
" Dee sakit tahu!" Nayla melepaskan diri dari cubitan gemas Dee." Lo pikir gue anak bayi apa?"
" Abis lo lucu banget sich.Anak siapa ini?" nada bicara Dee seperti anak kecil.
" Enak aja bilang gue lucu.Lo ngeselin!"
" Stop!" Luna menengahi perdebatan sengit antara Dee dan Nayla." Kayak anak kecil lo pada.Duduk gih!"
Dee dan Nayla mengatur posisi duduk di kursi.Mereka mendaratkan bokong dengan aman sentosa. Mereka bertiga duduk sejajar.
" Dee.Kenapa lo tadi telat?" Luna membuka obrolan seraya makan mie goreng.
" Gue telat gara gara bangun kesiangan."
" Kok bisa seorang Deniza Sefa mahasiswa dengan IP paling tinggi sefalkutas kedokteran bisa bangun kesiangan?" ucap Nayla lebay.
Dee merasa geram dengan bacotan Nayla yang tanpa koma dan titik. Nyerocos tiada henti. Rasanya Dee mau menyumpal mulut Nayla dengan kaos kakinya yang bau.
" Lebay banget sich lo.Gue juga manusia biasa yang punya kekurangan dan kelebihan.Gue tak sesempurna seperti yang kalian pikir," ucap Dee sok melankolis.
" Sama aja lo berdua lebaynya," gerutu Luna melirik Dee dan Nayla.
" Gue telat karena ngerjain tugas ampe jam dua pagi. Gue baru mulai bikin jam sepuluh malam."
" Tumben," ucap Luna dan Nayla serentak.
" Abis kemaren banyak acara sama pacar pacar sewaan gue.Dari nemani reunian,kondangan dan ketemu orang tua klien gue."
" Jadi lo abis jalan sama 3 klien dihari yang sama?" tanya Nayla tak yakin. Dee mengangguk ya." Ya ampun sobat gue laris manis banget ya."
" Kampret lo," kata Dee tertawa cekikikan.
" Pemilu dah usai.Ga usah bahas kampret dan cebong lagi,"Luna menasehati kedua sahabatnya tak membahas kampret dan cebong lagi.
" Jaka sembung bawa golok.Ga nyambung goblok," sindir Nayla dengan suara cempreng.
Wajah Luna berubah seketika seperti singa lapar karena dibilang goblok oleh Nayla. Sepertinya Luna siap untuk memakan Nayla bulat-bulat. Nayla bergidik ngeri melihat tatapan seram Luna.
" Luna cantik,matanya lentik,pantatnya gotik.Siapa yang punya," rayu Nayla meredam kemarahan Luna.
Dengan mimik marah menahan tawa Luna memarahi Nayla." Ga mempan gue lo rayu."
" Alhamdulilah Luna ga marah lagi.Tadi Nayla cuma becanda doang.Sumpah," jari Nayla membentuk huruf V.
" Siapa bilang gue udah ga marah?" tanya Luna sok ketus.Ia menahan diri agar tak tertawa.Ah kampret.Susah ternyata berakting! gumam Luna dalam hati.
" Itu Luna dah ketawa.Kalo Luna dah ketawa berarti ga marah lagi sama Nayla.Kadar kecantikan Luna nambah kalo senyum gitu," Nayla membabi buta memuji Luna agar tidak marah.
Dee tertawa cekikikan melihat kedua sahabatnya.Begitulah mereka bertiga.Sering berantem dan saling ejek namun cepat berbaikan.Mendengar ucapan ketus para sahabatnya ga dimasukin ke hati dan just intermezzo. Sudah saling memaklumi sifat masing masing.
" Dee lo belum selesai cerita nich. Kami penasaran apa yang lo tulis di kertas yang lo kasih sama Pak Demir?" tanya Luna dengan suara pelan takut kedengaran dengan mahasiswa lain membicarakan Pak Demir." Panggil saja dia Mr. D."
"Oh yang itu," Dee tertawa cekikikan. Mengingat kekonyolannya tadi ia menjadi tertawa.
" Jangan ketawa sendiri aja. Kasih tahu kami dong!" protes Nayla tak terima liat Dee tertawa sendiri.
" Itu......." belum selesai bicara Dee malah ketawa duluan.Ia tak bisa menghentikan tawanya.Seketika kedua sahabatnya murka dan memberi hadiah cubitan di pipi kiri dan kanan." Aw sakit....."
" Makanya ngomong dong jangan ketawa mulu,"bentak Luna galak.
" Tadi gue nulis Mr. D mohon dibaca dalam hati.Saya tidak mau malu.Saya ga telat kok.Saya udah datang dari tadi cuma mendadak mens saya datang.Makanya buru buru ke kamar mandi. Saya bawa tas because perlengkapan perang saya dalam tas.Ga mungkin saya nenteng pembalut dan CD. Malu atuh diliatin nenteng CD dan pembalut.Jika Bapak ga percaya yuk kita ke kamar mandi untuk membuktikan saya mens apa enggak."
Luna dan Nayla tertawa terpingkal-pingkal mendengar ucapan Dee barusan.Temannya yang satu ini emang gokil dan punya seribu satu cara menghindari hukuman Pak Demir. Otaknya cepat berpikir menyelamatkan diri dari amukan Pak Demir. Tidak salah Dee menjadi mahasiswa dengan IP tertinggi se-fakultas kedokteran karena kepintarannya.
Nayla dan Luna tertawa sampai sakit perut.Mereka tak menyangka Dee akan senekat itu.Jika Pak Demir mau membuktikan Dee mens apa tidak nasib Dee bisa diujung tanduk membodohi dosennya.
" Udah genk.Berhenti dong ketawanya.Kalian ga liat semua mata di kantin ini tertuju pada kita," Dee melirik sekitar dan tatapan sinis tertuju pada mereka bertiga.
" I don't care. Anggap aja kantin ini kantin ini milik kita bertiga yang lain ngontrak,"ucap Luna masa bodoh. Mereka bertiga emang cocok sahabatan karena bermuka tembok.😀😀
" Dasar oneng," balas Dee tertawa cekikikan. Luna dan Nayla memang setipe dengannya masa bodoh dengan omongan orang yang penting kita bahagia.
" Lo emang jenius Dee.Empat jempol buat lo," ucap Nayla takjub dengan keberanian Dee." Jika Mr. D sampai cek gimana tadi? Bisa bisa lo digantung sama dosen galak itu."
" Karena ga mungkin dia cek makanya gue tulis kayak gitu. Otak gue langsung mikir gimana caranya biar selamat tadi.Ya udah kepikiran itu ya gue tulis."
"Pantes tadi raut wajah Mr D agak malu gitu.Bahasa lo terlalu frontal.Sebenarnya lo mens ga?" tanya Nayla dijawab gelengan kepala oleh Dee.
" Sobat gue yang satu ini memang the best lah,"Luna memeluk Dee dengan hangat. Ia menepuk pundak Dee lembut dan mengelus rambut Dee yang dikuncir kuda." Btw Mr. D kapan mati sich? Bisa mati muda gue mengikuti kuliah dia."
Nayla tersedak mendengar ucapan Luna barusan. Ucapan polos Luna mampu memancing tawa Dee dan Nayla.
" Ya Allah Luna.Lo jahat banget sich nyumpahin Mr D. Walau beliau killer ,galak dan tak berperasaan beliau dosen kita lo.Dia udah mencerdaskan anak bangsa lo
," ucap Nayla mengingatkan Luna.Walau Pak Demir dosen killer,galak,dingin dan tak berperasaan tak sepantasnya menyumpahi beliau seperti itu.
" Maaf," ucap Luna dengan penuh penyesalan.Tak seharusnya mulutnya kelepasan bicara seperti itu.Lambe oh Lambe kenapa engkau begitu beracun!
" Besok besok jangan diulangi lagi ya cantik," Dee mengingatkan Luna dengan lembut."Ngomong-ngomong gimana caranya bikin Mr D berubah jadi dosen yang lebih baik.Ga ketus,killer,punya sifat kebapak-an. Berada dikelas dia berasa ditempat angker tahu ga? Bawaannya horor dan seram gitu."
" Jika Bung Karno pernah berkata Beri Aku Sepuluh Orang Pemuda Maka Akan Aku Guncangkan Dunia.Buat Mr D Berikan dia wanita agar sikap dingin ini segera mencair," ucap Luna berpuisi tak nyambung.
" Benar banget Lun.Cinta bisa mengubah segalanya.Yang dingin jadi hangat. Trus yang jutek bisa jadi lebih sopan. Lo bantuin tuch Mr D cari cewek biar ga nyambar trus kayak petir," ucap Dee melirik kedua sahabatnya.
" Emang Gue Pikirin masalah percintaan Mr D. Emang gue siapanya dia?" tanya Luna menunjuk dirinya sendiri.
" Mahasiswanya," jawab Nayla singkat.
" Kalo menurut gue nich....."ucapan Luna terputus karena udah ketawa duluan.
" Kalo mau ngomong .Ngomong aja oneng ga usah ketawa dulu," protes Dee sebal menatap Luna.
" Mr D tampan ga?" Luna melakukan tanya jawab.
" Tampan."jawab Dee dan Nayla serentak.
" Bodygoal ga?"
" Iya ."
" Jika dikasih nilai dari 1-10 berapa nilai nilai buat Mr D?"
" 8,5," jawab Dee asal.
" 9."jawab Nayla melirik Luna heran.
" Mr D mapan,ganteng,pintar,body aja kayak model.Ga ada alasan buat cewek nolak Mr D.Ga ada oneng.Dia terlalu perfect buat cewek. Gue rasa dia bukan penyuka perempuan dech.Dia suka batangan dech," ucap Luna sambil nyengir takut diamuk kedua sahabatnya karena mulut pedasnya.
" Maksudnya Mr D homo gitu?"tanya Dee penasaran.Luna mengangguk iya." Masa iya Mr D penyuka batangan sich? Secara dia juga punya batang."
" Jangan salah juga kalian.Cowok fitness kayak Mr D itu banyak yang berorientasi seksual menyimpang.Masih ingat ga tempat fitness digerebek saat mau lakukan pesta seks oleh para gay. Pelakunya cowok kekar semua lo."timpal Luna yang diamini kedua sahabatnya.
" Kayaknya Mr D butuh sentuhan tangan gue dech biar ga bengkok,"ucap Dee diplomatis seraya mengedipkan mata genit kepada kedua temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
æ⃝᷍𝖒 P37uAn9Ra$a 𖣤᭄
astaga ...penyuka batangan.gw poloz ga ngerti😂😂
2021-08-18
0
flora sweet
hahahahahahaha seru thor....bru baca udah ngakak.....😂😂😂😂😂😂
😍😍😍💪💪💪💪💪
2020-10-23
0
Ika sant
baru baca.....seru...
bikin ngakak ...
2020-10-21
0