Bab 4: Tunggu Aku Pulang

“Siap laksanakan, Komandan!” Ale dan kesatuannya keluar dari ruangan komandan. Masing-masing membawa secarik surat tugas. Mereka akan ditugaskan di Pasukan Perdamaian PBB di Timur Tengah.

Dalam satu bulan ke depan, mereka akan mengikuti kegiatan pra tugas untuk mempersiapkan fisik, keterampilan, dan mental saat bertugas di sana.

Selama menikah, Ale memang beberapa kali ditugaskan di garis depan, namun kali ini adalah yang terjauh dan terlama.

Ale kembali ke ruangannya. Ia duduk lalu membuka hape dan melihat gallery foto. Ada banyak foto Fatin baik yang candid maupun yang berpose. Ia tersenyum melihat wajah istrinya. Setiap ia merasa gundah, wajah cantik ini yang selalu berhasil membuatnya tenang.

“Hey, ngapain senyum-senyum sendiri?” Andreas rekan seangkatannya duduk di samping Ale.

“Enggak, gue lagi mikir mau kasih tau Fatin nanti malam.”

“Dasar bucin nggak kelar-kelar. Kita dicariin tuh di ruang strategi. Yuk.” Ale menyimpan hape dan berjalan bersama Andreas.

***

Di sebuah sasana kebugaran Fatin dan Kayla baru menyelesaikan kelas Thai Boxing.

“Gilingan ya Coach Tiffany, sampe ngos-ngosan gini aku.” Fatin mengambil handuk lalu mengeringkan keringat yang bercucuran.

“Ha! Biarin biar kencang badan ini, cyin. Mosok belum tiga puluh tahun udah glember sana-sini,” Kayla menjawab sambil meneguk air membasahi tenggorokannya yang kering.

“By the way, aku kayaknya mau ke dokter deh. Akhir-akhir ini sering black out. Terus badan kayaknya ngga fit. Temenin dong, besok yuk, Fat.”

“Semoga kecapean ngurus si kembar aja. Besok boleh, kasih tahu di mana dan jamnya kalau kamu udah bikin appointment ya. Kamu jemput aku di butik aja, Kay.”

“In syaa Allah. Yuk aku udahan ni, Mas Rayyan mau jemput. Mau dinner.”

“Okay, see you. Aku masih mau lanjut cardio bentar terus pulang. Kak Ale katanya agak malam pulang hari ini. Bye, Kay.”

Dua sahabat itu lalu berpisah.

***

Fatin dan Ale sedang menikmati makan malam di apartemen. Mereka membuka tirai-tirai sehingga dapat melihat pemandangan kota di malam hari.

Lampu gedung-gedung, lalu lintas yang sepertinya belum ingin tidur, serta bintang-bintang yang tersebar menaburi langit memberikan latar suasana malam yang romantis buat mereka berdua.

Ale dan Fatin adalah pasangan yang suka memasak. Malam itu Ale memasak fillet mignon, baked potato, dan asparagus panggang dengan saus putih.

Fatin menyiapkan pudding almond segar dengan topping lemon dan cherry. Untuk minuman ia menyiapkan kesukaan Ale yaitu Italian Soda.

Mereka mematikan lampu-lampu dan hanya memasang lilin. Mereka menikmati makan malam sambil mengobrol tentang banyak hal. Dari pekerjaan hingga gosip teman.

“Kak, ehm, kakak mau ditugasin kemana?” Tanya Fatin sambil menyuapkan pudding almond ke Kak Ale. Kini mereka sudah berada di ruang tengah. Fatin duduk di karpet, Kak Ale merebahkan kepalanya di paha Fatin.

“Kok Fatin tau, kakak mau pergi?”

“Tau lah, Kak, dari tadi kayak ada yang mau diomongin.”

“Kakak terpilih jadi anggota Pasukan Perdamaian PBB di Timur Tengah. Kurang lebih kakak setahun di sana.” Setelah berkata, Ale bangun lalu menatap wajah istrinya.

Untuk beberapa detik, Fatin merasa jantungnya berhenti berdetak. Ketika melihat wajah Ale yang khawatir ia segera tersenyum lalu berkata, “Maa syaa Allah, selamat ya, Kak. Dari dulu kan Kakak pengin gabung ke sana.”

Fatin mencium pipi suaminya. Ia menutupi rasa khawatir dengan tatapan bangga terhadap suaminya.

“Yup. Tapi kenapa ya sekarang kakak ada sedikit rasa berat ninggalin kamu.”

Alis Fatin berkerut. “Cuman sedikit, Kak? Serius cuman sedikit? Gitu? Malam ini kakak nggak tidur sama Fatin, ya.”

“Hey enak aja. Mana bisa aku nggak tidur sama kamu. Lagian pasti akhirnya kamu juga nyusulin kakak. Kamu kan nggak bisa tidur kalau nggak denger kakak shalawat. Ya, kan. Ngaku hayo …” Balas Ale sambil mencubit pipi istrinya.

Fatin terkekeh sambil menjauhkan pipinya. Namun cubitan tentara itu tetap tidak lepas

“Kakak nggak usah khawatir. In syaa Allah aku baik di sini. Kakak fokus aja kerja di sana, ya.”

Ale tersenyum lalu melepaskan cubitannya dan mengelus pipi Fatin yang kini kemerahan.

“In syaa Allah,” katanya sambil tersenyum.

“Kak, Fatin … Fatin pengin …” Ucap Fatin malu-malu.

“Pengin apa nih?” Ale yang tahu persis apa yang diinginkan istrinya malah menggoda.

“Kak Ale, ah!” Fatin mendekatkan wajahnya untuk mencium Ale.

“E apa ini? Nyosor!”

“Kakak gitu ya, fix tidur di luar!”

“Nggak mau, sini kamu!” Ale merebahkan tubuh istrinya ke atas karpet, meletakkan bantel di bawah kepala Fatin dan membuatnya nyaman. Ia menatap wajah Fatin yang bersemu merah karena malu.

“Kamu ni kok makin hari makin gemesin sih, Fatin …” Lalu Ale mulai menciumi istrinya hingga mereka meneguk indahnya cinta malam itu.

***

Keesokan harinya, Kayla dan Fatin duduk di depan Dokter Sheila. Ia membaca hasil tes darah Kayla. Keningnya berkerut. “Saya kasih beberapa obat dan vitamin, kalau gejala masih berlanjut kita tes lagi lebih lanjut.”

“Ini kecapean aja ya, Dok? Maklum saya punya tiga anak masih kecil-kecil.”

Dokter Sheila tersenyum lalu berkata, “Coba kita lihat ya, Bu. Jaga kondisi juga jangan terlalu lelah. Jika malam lembur jaga anak-anak, usahakan keesokannya dikurangi kegiatan.”

***

Di mobil dalam perjalanan ke butik, Fatin mengabarkan jika Ale akan ditugaskan ke Timur Tengah selama setahun.

“Berangkatnya kapan, Fatin?”

“Mungkin 2 bulanan, in syaa Allah. Kenapa ya aku was-was Kak Ale berangkat yang kali ini.”

Kayla memegang pundak Fatin berusaha menenangkan sahabatnya, “Hey, istri tentara harus kuat! Sekarang mumpung Kak Ale belum berangkat kalau ada waktu bareng, kalian nikmati dan syukuri. Aku akan sering nemenin kamu nanti, in syaa Allah.”

Fatin menggangguk dalam hatinya ia memohon lindungan Allah SWT buat suaminya.

***

Dua bulan berlalu. Fatin dan Ale menikmati kebersamaan hingga waktunya Ale harus berangkat.

Pagi itu keluarga Ale dan keluarga Fatin berkumpul di apartemen. Ale berpamitan satu persatu. Ia memeluk bundanya dan mohon maaf atas semua kesalahan. Umi Mariam mencium kening putranya sambil memohon perlindungan agar Ale bisa pulang dengan selamat.

Fatin tidak kuasa menahan air matanya. Ale menatapnya lalu berjalan mendekati Fatin. Dihapusnya air mata dari wajah Fatin sambil berucap, “Hey you, jangan nangis, aku nggak kuat liat kamu nangis, sayang.”

Dengan segera direngkuhnya Fatin dan dipeluk erat-erat. Ale membenamkan kepalanya ke ceruk leher Fatin. Ia menghirup aroma tubuh yang pasti akan membuatnya rindu.

Kemudian ia menangkup wajah Fatin, menatapnya lama.

“Selama apapun, aku nggak akan puas liat kamu, sayang. Janji ya, kamu akan jaga diri, jangan kecapean, doain aku, dan … jangan lupain aku ya, please.”

Fatin mengangguk lalu memeluk erat suaminya sambil berbisik, “Kamu juga jaga diri di sana ya, jaga sholatnya. Kamu harus pulang selamat, inget kamu punya janji nemenin aku sampe tua, main sama anak cucu kita. Janji ya, sayang.”

Ale mengangguk lalu mencium pucuk kepala Fatin. Ia memuaskan kemesraan di sini sebelum harus berpisah.

Walaupun Fatin akan mengantarkan ke markas namun tentunya akan rikuh untuk memeluk dan mencium istrinya di sana.

“Al, kamu udah mesti berangkat.” Ayah Ale, Abi Suhail mengingatkan.

Setelah berswafoto bersama anggota keluarga, Ale memandang semuanya, mencoba menangkap dan menyimpan momen ini dalam ingatannya. Ia menggangguk pelan lalu berpamitan untuk terakhir kalinya, “Ale berangkat, ya, semuanya, titip Fatin. Assalamualaykum.”

“Waalaykumussalam, Ale.”

***

Di parkiran markas, Kayla dan Rayyan sudah menunggu kehadiran Ale dan Fatin.

“Itu mereka,” tunjuk Kayla begitu melihat mobil yang dikendarai Ale dan Fatin.

Setelah memarkir mobil, Ale mengeluarkan barang-barangnya.

“Hey, bro, thanks udah datang,” kata Ale sambil menyalami Rayyan. Ia mengangguk ke arah Kayla.

“Pasti lah, bro. No worries. Lu hati-hati di sana, ya. Fatin pasti kita jagain di sini,” balas Rayyan sambil menepuk pundak Ale.

Kayla merangkul erat Fatin. Ia melihat mata sahabatnya mulai berkaca-kaca. Ale menoleh ke arah Fatin yang buru-buru menghapus air mata yang hampir tumpah.

“Aku nggak nangis kok, Kak.”

Ale menghampiri lalu memeluknya erat.

“Aku cinta kamu Fatin Azahra. Selamanya. Kakak pamit dulu, ya.”

“Fatin cinta banget sama Kakak. Hati-hati di sana.” Mereka saling memeluk dan mencium sekilas sebelum akhirnya Ale melangkah menuju markas.

Fatin, Kayla, dan Rayyan menunggu sampai Ale masuk ke dalam markas. Kayla merangkul Fatin memberi kekuatan padanya.

Tepat sebelum masuk markas, Ale berbalik lalu berseru, “Fatin, tunggu aku pulang ya. Assalamualaykum!”

Fatin pun berseru membalas salam, “Waalaykumussalam! Aku akan tungguin kakak! I love you!”

Ale tersenyum lalu melangkah masuk.

***

Terpopuler

Comments

Nurgusnawati Nunung

Nurgusnawati Nunung

Aku baru baca... bagus...

2023-12-11

1

Bunda windi❤ 💚

Bunda windi❤ 💚

mungkin akan terjadi sesuatu pada Ale

2022-10-28

1

Aris Pujiono

Aris Pujiono

bikin nyesek nie

2022-03-31

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: BFF
2 Bab 2: Mama Singa
3 Bab 3: Cinta Sejati
4 Bab 4: Tunggu Aku Pulang
5 Bab 5: Klepek-klepek
6 Bab 6: Mimisan
7 Bab 7: Eva
8 Bab 8: Saling Merindu
9 Bab 9: Jelalatan
10 Bab 10: Mendung Menggelayut
11 Bab 11: Bertahan
12 Bab 12: Ale
13 Bab 13: Petuah Mbok Darni
14 Bab 14: Ale in Memoriam
15 Bab 15: Bukan Cinta Terakhir
16 Bab 16: Di mana Kayla
17 Bab 17: Penang
18 Bab 18: Ilumimia
19 Bab 19: Diam-diam Ngefans
20 Bab 20: Jangan Menyerah
21 Bab 21: Tegar
22 Bab 22: Akbar
23 Bab 23: Harusnya Dia Punya Aku
24 Bab 24: Ayo Ta’aruf
25 Bab 25: Kay, please
26 Bab 26: Ngide
27 Bab 27: Ginjal
28 Bab 28: Dedemit Ndablek
29 Bab 29: Demi Allah
30 Bab 30: Dimadu itu Sakit
31 Bab 31: Kena Mental
32 Bab 32: Pendarahan
33 Bab 33: Meyakinkan Semuanya
34 Bab 34: Perfect
35 Bab 35: H +1
36 Bab 36: Sepakat Tidak Sepakat
37 Bab 37: Selangkah Demi Selangkah
38 Bab 38: Menikah Rasa Single
39 Bab 39: Seatap, Serumah
40 Bab 40: Bisik-bisik Tetangga
41 Bab 41: Kecoak Beraksi
42 Bab 42: Most Hated Couple
43 Bab 43: Curhatan Mama
44 Bab 44: Kembalinya Dedemit
45 Bab 45: Ibu-ibu Rempes
46 Bab 46: Maafin Fatin
47 Bab 47: Ridho Suami, Surga Istri
48 Bab 48: Terang Benderang
49 Bab 49: Suami Istri
50 Bab 50: Meluruskan yang Bengkok
51 Bab 51: Ikhlas
52 Bab 52: Sydney
53 Bab 53: First Kiss
54 Bab 54: Pernyataan Cinta
55 Bab 55: KAYLA
56 Bab 56: Piknik Romantis
57 Bab 57: Menikmati Bahagia
58 Bab 59: Proyek Kain Perca
59 Bab 60: THE FAZ Garden
60 Bab 61: Sampai Jumpa, Sayang
61 Bab 62: 180 Derajat
62 Bab 63: Kembali
63 Bab 64: Serangan Cinta
64 Bab 65: Warrior
65 Bab 66: Mencintai Kenangan
66 Bab 67: Honeymoon, Maldives
67 Bab 68: Hurt Locker
68 Bab 69: Pejuang Cinta
69 Bab 70: Aku Ingin Bahagia
70 Bab 71: Cinta Monyet
71 Bab 72: Aku Datang, Kamu Pergi
72 Bab 73: A Sweet Divorce
73 Bab 74: Permulaan Baru
74 Bab 75: Amaige
75 Bab 76: Mawar
76 Bab 77: Nikmatnya Nasi Padang
77 Bab 78: Jungkat Jungkit
78 Bab 79: Nyinyir
79 Bab 80: Mendadak Lamaran
80 Bab 81: Genderang Perang
81 Bab 82: Memusuhi Kenangan
82 Bab 83: Mencabut Bunga Liar
83 Bab 84: Mematikan Rasa
84 Bab 85: Tamparan Seorang Ayah
85 Bab 86: Serangan Mantan
86 Bab 87: Berjuanglah, Sayang
87 Bab 88: Ingin Di sini
88 Bab 89: Dalam Gelapnya Dunia
89 Bab 90: Mengetuk Pintu Langit
90 Bab 91: Kembalilah …
91 Bab 92: Kanebo Kering
92 Bab 93: Malam Pertama
93 Bab 94: Greenlight
94 Bab 95: Crazy Rich
95 Bab 96: Insecure Akut
96 Bab 97: Ratu Selamanya
97 Bab 98: Hamidun
98 Bab 99: Babymoon
99 Bab 100: Tanda Bahaya
100 Bab 101: Rahasia Kabut Merah
101 Bab 102: Love of My Life
102 Bab 103: Remuk Redam
103 Bab 103: I Love You, Goodbye …
104 Bab 104: Waktu Berlalu
105 Bab 105: Madina Al Munawarah
106 Bab 106: Munajat
107 Bab 107: Pertemuan
108 Bab 108: Takut (Jatuh) Cinta
109 Bab 109: Hanya Bisa Memandang
110 Bab 110: Masih Harus Berebut
111 Bab 111: Berkumpul Lagi
112 Bab 112: Farran dan Raffa
113 Bab 113: Tabur Tuai
114 Bab 114: Empty Nest
115 Bab 115: Finale
116 Pengumuman
117 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1: BFF
2
Bab 2: Mama Singa
3
Bab 3: Cinta Sejati
4
Bab 4: Tunggu Aku Pulang
5
Bab 5: Klepek-klepek
6
Bab 6: Mimisan
7
Bab 7: Eva
8
Bab 8: Saling Merindu
9
Bab 9: Jelalatan
10
Bab 10: Mendung Menggelayut
11
Bab 11: Bertahan
12
Bab 12: Ale
13
Bab 13: Petuah Mbok Darni
14
Bab 14: Ale in Memoriam
15
Bab 15: Bukan Cinta Terakhir
16
Bab 16: Di mana Kayla
17
Bab 17: Penang
18
Bab 18: Ilumimia
19
Bab 19: Diam-diam Ngefans
20
Bab 20: Jangan Menyerah
21
Bab 21: Tegar
22
Bab 22: Akbar
23
Bab 23: Harusnya Dia Punya Aku
24
Bab 24: Ayo Ta’aruf
25
Bab 25: Kay, please
26
Bab 26: Ngide
27
Bab 27: Ginjal
28
Bab 28: Dedemit Ndablek
29
Bab 29: Demi Allah
30
Bab 30: Dimadu itu Sakit
31
Bab 31: Kena Mental
32
Bab 32: Pendarahan
33
Bab 33: Meyakinkan Semuanya
34
Bab 34: Perfect
35
Bab 35: H +1
36
Bab 36: Sepakat Tidak Sepakat
37
Bab 37: Selangkah Demi Selangkah
38
Bab 38: Menikah Rasa Single
39
Bab 39: Seatap, Serumah
40
Bab 40: Bisik-bisik Tetangga
41
Bab 41: Kecoak Beraksi
42
Bab 42: Most Hated Couple
43
Bab 43: Curhatan Mama
44
Bab 44: Kembalinya Dedemit
45
Bab 45: Ibu-ibu Rempes
46
Bab 46: Maafin Fatin
47
Bab 47: Ridho Suami, Surga Istri
48
Bab 48: Terang Benderang
49
Bab 49: Suami Istri
50
Bab 50: Meluruskan yang Bengkok
51
Bab 51: Ikhlas
52
Bab 52: Sydney
53
Bab 53: First Kiss
54
Bab 54: Pernyataan Cinta
55
Bab 55: KAYLA
56
Bab 56: Piknik Romantis
57
Bab 57: Menikmati Bahagia
58
Bab 59: Proyek Kain Perca
59
Bab 60: THE FAZ Garden
60
Bab 61: Sampai Jumpa, Sayang
61
Bab 62: 180 Derajat
62
Bab 63: Kembali
63
Bab 64: Serangan Cinta
64
Bab 65: Warrior
65
Bab 66: Mencintai Kenangan
66
Bab 67: Honeymoon, Maldives
67
Bab 68: Hurt Locker
68
Bab 69: Pejuang Cinta
69
Bab 70: Aku Ingin Bahagia
70
Bab 71: Cinta Monyet
71
Bab 72: Aku Datang, Kamu Pergi
72
Bab 73: A Sweet Divorce
73
Bab 74: Permulaan Baru
74
Bab 75: Amaige
75
Bab 76: Mawar
76
Bab 77: Nikmatnya Nasi Padang
77
Bab 78: Jungkat Jungkit
78
Bab 79: Nyinyir
79
Bab 80: Mendadak Lamaran
80
Bab 81: Genderang Perang
81
Bab 82: Memusuhi Kenangan
82
Bab 83: Mencabut Bunga Liar
83
Bab 84: Mematikan Rasa
84
Bab 85: Tamparan Seorang Ayah
85
Bab 86: Serangan Mantan
86
Bab 87: Berjuanglah, Sayang
87
Bab 88: Ingin Di sini
88
Bab 89: Dalam Gelapnya Dunia
89
Bab 90: Mengetuk Pintu Langit
90
Bab 91: Kembalilah …
91
Bab 92: Kanebo Kering
92
Bab 93: Malam Pertama
93
Bab 94: Greenlight
94
Bab 95: Crazy Rich
95
Bab 96: Insecure Akut
96
Bab 97: Ratu Selamanya
97
Bab 98: Hamidun
98
Bab 99: Babymoon
99
Bab 100: Tanda Bahaya
100
Bab 101: Rahasia Kabut Merah
101
Bab 102: Love of My Life
102
Bab 103: Remuk Redam
103
Bab 103: I Love You, Goodbye …
104
Bab 104: Waktu Berlalu
105
Bab 105: Madina Al Munawarah
106
Bab 106: Munajat
107
Bab 107: Pertemuan
108
Bab 108: Takut (Jatuh) Cinta
109
Bab 109: Hanya Bisa Memandang
110
Bab 110: Masih Harus Berebut
111
Bab 111: Berkumpul Lagi
112
Bab 112: Farran dan Raffa
113
Bab 113: Tabur Tuai
114
Bab 114: Empty Nest
115
Bab 115: Finale
116
Pengumuman
117
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!