Bab 2: Mama Singa

Jakarta, 7 tahun kemudian ..,

“Fatiiiiiin! Buruan aduh ya, Allah!”

Fatin yang mengemudikan mobilnya seperti kesetanan hanya bisa mengambil napas dan istighfar untuk menenangkan diri.

“Fatin, aku nggak kuat. Gimana ini, aduh!”

“Sabar Kay, aku secepat mungkin ini. Coba atur napas lalu dzikir atau istighfar. Wus wus haaa, wus wus haaa. Aku dah ngebut banget.”

Kayla berusaha mengatur napasnya diselingi kalimat-kalimat dzikrullah, namun dua bayi dalam perutnya seperti sudah tidak sabar ingin bertemu ibunya.

Kayla yang sedang hamil anak ke dua memaksakan diri hadir di pembukaan pameran perhiasan karya Fatin. Di tengah acara ketika sedang menemani beberapa tamu mengagumi hasil karya sahabatnya, Kayla merasa ada air mengalir di kedua pahanya.

Ibu-ibu yang bersamanya langsung panik. Fatin dengan sigap mengambil mobilnya, membaringkan Kayla di kursi belakang lalu melaju kencang menuju rumah sakit bersalin.

“Duh Fatin, masih jauh nggak sih. Ini gw dah bukaan dua puluh kali ya …”

“Gelo, mana ada bukaan dua puluh keles. Merosot dong anak-anak kamu. Kay, ini Rayyan belum bisa ditelepon kayaknya masih di pesawat, aku dah tinggalin pesen. Mama papa kamu juga nanti ketemu di rumah sakit.”

“Mas Rayyan lagi di pesawat dari Yogya … aaaaaaah sakiiit! Fatin cepetan nyetirnya aku nggak tanggung kalau ngelahirin di mobil kamu!”

Fatin kembali fokus ke jalanan. Ada telepon masuk dari Ale, suaminya.

“Fatin, kamu masih di jalan? Nanti di perempatan Jalan Kasunanan akan ada fore raider. Aku tadi minta temenku yang di kepolisian kirim anak buahnya. Aku on the way ke rumah sakit bersalin. Kamu nyetirnya ati-ati, jangan ngebut …”

Belum selesai Ale bicara Kayla memotong, “Kak Ale itu Fatin harus ngebut! Malah disuruh pelan-pelan, ini sakit banget ka - aaaaaaaah …”

“Kak, nanti kita ketemu di sana ya, Fatin nyetir dulu. Itu udah keliahatan fore raidernya. Love you.”

Mereka tiba di rumah sakit bersalin dan langsung dibantu. Sebelumnya Fatin sudah menelepon sehingga para suster dan dokter yang menangani sudah bersiap.

Kayla ditidurkan di bangkar lalu langsung didorong ke ruang bersalin. Teriakannya menggema di sepanjang lorong rumah sakit.

Fatin menuju ke area administrasi. Sambil memeriksa chat di hape, seorang suster lari-lari menghampiri dan berkata, “Bu Fatin, diminta Bu Kayla untuk menemani di ruang bersalin.”

“What? No, no, no, saya nggak kuat liat darah, Sus. Saya urus ini aja ya bentar lagi suaminya datang,” elak Fatin. Ia memang tidak kuat melihat segala sesuatu yang terkait tindakan medis.

Suster itu dengan wajah sangat memaksa kemudian menarik lengan Fatin dan mengarahkan ke ruang bersalin.

“Yaelah Kay,” gumam Fatin dengan langkah berat mengikuti perawat. Suster tetap menggandeng tangan Fatin karena melihat gelagat-gelagat bakal kabur.

Setelah memakai jubah medis, masker, dan penutup kepala, Fatin masuk. Ia shock melihat posisi Kayla yang sudah bersiap melahirkan. Lututnya lemas.

“Fatin! Awas kalau pingsan, sini kamu!”

Fatin pernah mendengar bahwa saat melahirkan seorang wanita bisa berubah menjadi singa. Di depannya ini bukan lagi Kayla yang lemah lembut dan santun, tapi mama singa yang akan melahirkan bayi kembar.

“Fatin sinii!” Dengan langkah ragu Fatin mendekati Kayla yang segera mencengkeram tangannya.

“Aaaah aaah aaaaah! Sakit! Kayla lepas tanganku, Kaylaaaaa!”

Di luar, mereka yang menunggu di depan ruang bersalin saling bertatapan mendengar teriakan sahut-sahutan dari dua wanita di dalam.

Tidak berapa lama namun terasa seperti seabad bagi Kayla, pintu ruang bersalin terbuka. Rayyan yang baru tiba langsung masuk dengan wajah khawatir mendengar kegaduhan di dalam ruangan. “Kay…”

“Mas Rayyan … ” Kayla langsung terlihat lebih tenang, begitu pula Fatin.

“Bu Kayla, ini bukaannya sudah cukup, kita mulai ya, Bu, bismillaah,” ucap dokter yang membantu Kayla.

“Fatin, lu dah bisa ke luar, gue aja yang nemenin Kayla.” Rayyan iba melihat Fatin memegangi tangannya yang penuh bekas cengkraman . Ia tahu betapa kuatnya Kayla mencengkeram. Saat melahirkan anak pertama, lengannya sampai biru-biru. Apalagi Kayla kali ini akan melahirkan anak kembar.

“Enak aja lu ya, udah tinggal berojol juga, gue disuruh pergi. Ngak mau gue mau di sini!” Seru Fatin keras kepala.

“Ya, tapi kan gue udah …”

“Berisik kalian! Kak pegang tangan aku. Fatin dah kamu baek-baek aja di situ!” Kayla menatap dengan mata nyalang berganti-ganti ke arah Rayyan dan Fatin. Keduanya langsung kicep dan menjalankan tugasnya masing-masing.

***

Tiga puluh menit berlalu. Pintu ruang bersalin terbuka. Rayyan keluar mendorong kereta bayi berisi dua bayi perempuan. Di belakangnya ada Fatin yang mengikuti. Kayla masih memulihkan tenaga pasca berjuang melahirkan dua bayi kembar melalui persalinan normal.

Keluarga Kayla dan Rayyan, anak sulung Kayla yaitu Nayaka, serta Ale suami Fatin langsung berdiri dan menghampiri.

“Bismillaah, eyang, oom, tante, kakak Naya, perkenalkan ini Baby Ranjana dan Baby Kirana.” Rayyan dengan senyum bahagia memperkenalkan putri kembarnya.

Kedua bayi cantik itu langsung menarik perhatian. Rayyan menggendong anak sulungnya yang baru berusia tiga tahun supaya jelas melihat adik-adiknya.

“Adik-adik cantik ya, Pa. Alo Adik Jana dan Adik Kila, aku Kak Naya,” ucap Nayaka yang masih cadel. Ucapannya langsung mengundang kecupan bertubi-tubi dari para eyang di pipi gembilnya .

“Wah, identik ya, maa syaa Allah!” Bu Wiranata tidak bisa menutupi kebahagiannya. Ia dan suaminya hanya memiliki Kayla, sekarang mereka sudah punya tiga cucu.

Fatin berdiri di samping Ale yang langsung merangkul dan mengecupnya. “Hebat banget istri kakak ini. Berani nemenin di dalem.”

Sambil tersenyum Fatin membalas kecupan di pipi Ale, yang masih memakai seragam militer, lalu tiba-tiba tubuhnya merosot dan langsung ditangkap oleh Ale.

“Fatin, bangun, Fatin!”

***

Di ruang perawatan, Ale memegang tangan istrinya, mengecupi pipi dan kening Fatin berkali-kali sambil berbisik, “Bangun yuk, sayang …”

Tidak berapa lama Fatin membuka mata. Ale langsung memeluknya erat karena lega.

“Kak, Fatin sesek …”

“Kamu kenapa? Kakak panggilin dokter, ya.”

“Nggak usah, kakak aja meluknya kekencengan.”

Ale melihat wajah istri tercintanya memastikan semua baik-baik saja, lalu berbisik, “Bukannya udah biasa dipeluk kenceng-kenceng?”

Fatin yang mendengar tersenyum malu-malu.

“Ada sih ya, tentara bucin.” Fatin menoleh ke asal suara lalu tersenyum lebar. Kayla duduk di atas kursi roda. Rayyan duduk di sofa tidak jauh dari Kayla.

“Kamu tau nggak Fatin, ada kali Kak Ale ciumin muka kamu itu seribu kali, sambil bisik-bisik gak jelas,” sambung Kayla sambil mengedip sebelah mata ke arah suaminya yang senyum-senyum.

“Eh Kay, kok kamu udah bisa duduk aja sih, jagoan amat!” Fatin lega karena kondisi Kayla sudah terlihat lebih baik.

“Bisa lah, ngelahirin anak ke dua dan ke tiga mah, keciiil …” Kayla menyahut bangga sembari menjentikan jari-jarinya.

“Kecil apanya? Kamu tu di mobil dah kayak orang kesurupan tauk! Kecil? Halu!” Fatin mendengus namun sorot matanya tetap jenaka.

Kayla terkekeh lalu meminta Rayyan untuk mendorongnya supaya dekat dengan Fatin. Diraihnya tangan Fatin sambil menatap wajah sahabatnya yang masih kelihatan lemas, “How are you? Kita perlu cek ginjal kamu, nggak?”

Fatin menoleh ke arah Ale yang langsung menjawab, “Besok memang jadwal Fatin check-up, tapi ini moga-moga karena efek shock menyaksikan langsung proses persalinan aja.”

“Ya udah, kamu istirahat ya, aku di kamar sebelah, tadi nitip debaybay ke mama dan papa,” Kayla berkata sambil terus menatap wajah Fatin, memastikan sahabatnya tidak apa-apa.

“Debaybay?”

“Kan bayinya dua jadinya adek bayi-bayi,” jawab Kayla sambil terkekeh lagi.

“Garing kriuk,” balas Fatin singkat sambil mencebikkan bibirnya.

Ale tersenyum melihat ekspresi Fatin yang menggemaskan. Ingin rasanya menggigit bibir istrinya. Ia berharap Rayyan dan Kayla segera kembali ke kamarnya.

***

Karena kondisi Fatin yang memiliki masalah ginjal, dokter memintanya untuk diobservasi selama satu hari. Kayla yang sudah lebih segar membawa bayi-bayinya ke kamar Fatin.

Nayaka bergelendot manja kepada Fatin. Mereka memang sangat akrab. Fatin tidak bisa menemani kelahiran Nayaka karena saat itu masih bekerja sebagai desainer perhiasan di Swiss.

Sepulangnya ke Indonesia, ia melimpahkan kasih sayang kepada putra sulung sahabatnya. Mereka menjadi sangat dekat. Malah terkadang Nayaka minta menginap di rumah Ale dan Fatin.

Fatin melihat bayi Ranjana dan Kirana yang sedang tidur pulas.

“Kay kamu udah ASI belum?”

“Udah, lahap banget mereka. Kak Nayaka aja jadi pingin nen lagi ya, Kak? Tapi nggak boleh kakak udah besar.”

Nayaka mengangguk lalu berkata, “Sekayang nyen mama buat adek-adek.”

“Buat papanya kapan?” Gumam Rayyan lirih.

“Rayan kamu ya, ada Nayaka.” Fatin menutup kedua telinga Nayaka menyelamatkannya dari pembicaraan 21+.

Ke empat orang dewasa itu tertawa yang langsung diganjar dengan tangisan serentak dari Ranjana dan Kirana.

Suasana bahagia sangat terasa di ruangan itu. Ale tetap setia berada di sisi istri yang baru dinikahinya sebulan lalu. Masih bucin kalau kata Rayyan.

***

Hallo readers! Salam kenal, aku Freya Alana. Ini novel pertama aku. Semoga pada suka ya … silakan kasih komen, likey, sama vote juga ya…

Met baca lovelies..

Terpopuler

Comments

Miasell Tea

Miasell Tea

mampir nih ka,,

2024-02-02

1

Bunda windi❤ 💚

Bunda windi❤ 💚

salut sama Key yang rela berkorban demi sahabat nya 😊😊

2022-10-28

1

.

.

aku suka bagus ,tapi bacanya pelan pelan aja biar dapet aj❤️

2022-09-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: BFF
2 Bab 2: Mama Singa
3 Bab 3: Cinta Sejati
4 Bab 4: Tunggu Aku Pulang
5 Bab 5: Klepek-klepek
6 Bab 6: Mimisan
7 Bab 7: Eva
8 Bab 8: Saling Merindu
9 Bab 9: Jelalatan
10 Bab 10: Mendung Menggelayut
11 Bab 11: Bertahan
12 Bab 12: Ale
13 Bab 13: Petuah Mbok Darni
14 Bab 14: Ale in Memoriam
15 Bab 15: Bukan Cinta Terakhir
16 Bab 16: Di mana Kayla
17 Bab 17: Penang
18 Bab 18: Ilumimia
19 Bab 19: Diam-diam Ngefans
20 Bab 20: Jangan Menyerah
21 Bab 21: Tegar
22 Bab 22: Akbar
23 Bab 23: Harusnya Dia Punya Aku
24 Bab 24: Ayo Ta’aruf
25 Bab 25: Kay, please
26 Bab 26: Ngide
27 Bab 27: Ginjal
28 Bab 28: Dedemit Ndablek
29 Bab 29: Demi Allah
30 Bab 30: Dimadu itu Sakit
31 Bab 31: Kena Mental
32 Bab 32: Pendarahan
33 Bab 33: Meyakinkan Semuanya
34 Bab 34: Perfect
35 Bab 35: H +1
36 Bab 36: Sepakat Tidak Sepakat
37 Bab 37: Selangkah Demi Selangkah
38 Bab 38: Menikah Rasa Single
39 Bab 39: Seatap, Serumah
40 Bab 40: Bisik-bisik Tetangga
41 Bab 41: Kecoak Beraksi
42 Bab 42: Most Hated Couple
43 Bab 43: Curhatan Mama
44 Bab 44: Kembalinya Dedemit
45 Bab 45: Ibu-ibu Rempes
46 Bab 46: Maafin Fatin
47 Bab 47: Ridho Suami, Surga Istri
48 Bab 48: Terang Benderang
49 Bab 49: Suami Istri
50 Bab 50: Meluruskan yang Bengkok
51 Bab 51: Ikhlas
52 Bab 52: Sydney
53 Bab 53: First Kiss
54 Bab 54: Pernyataan Cinta
55 Bab 55: KAYLA
56 Bab 56: Piknik Romantis
57 Bab 57: Menikmati Bahagia
58 Bab 59: Proyek Kain Perca
59 Bab 60: THE FAZ Garden
60 Bab 61: Sampai Jumpa, Sayang
61 Bab 62: 180 Derajat
62 Bab 63: Kembali
63 Bab 64: Serangan Cinta
64 Bab 65: Warrior
65 Bab 66: Mencintai Kenangan
66 Bab 67: Honeymoon, Maldives
67 Bab 68: Hurt Locker
68 Bab 69: Pejuang Cinta
69 Bab 70: Aku Ingin Bahagia
70 Bab 71: Cinta Monyet
71 Bab 72: Aku Datang, Kamu Pergi
72 Bab 73: A Sweet Divorce
73 Bab 74: Permulaan Baru
74 Bab 75: Amaige
75 Bab 76: Mawar
76 Bab 77: Nikmatnya Nasi Padang
77 Bab 78: Jungkat Jungkit
78 Bab 79: Nyinyir
79 Bab 80: Mendadak Lamaran
80 Bab 81: Genderang Perang
81 Bab 82: Memusuhi Kenangan
82 Bab 83: Mencabut Bunga Liar
83 Bab 84: Mematikan Rasa
84 Bab 85: Tamparan Seorang Ayah
85 Bab 86: Serangan Mantan
86 Bab 87: Berjuanglah, Sayang
87 Bab 88: Ingin Di sini
88 Bab 89: Dalam Gelapnya Dunia
89 Bab 90: Mengetuk Pintu Langit
90 Bab 91: Kembalilah …
91 Bab 92: Kanebo Kering
92 Bab 93: Malam Pertama
93 Bab 94: Greenlight
94 Bab 95: Crazy Rich
95 Bab 96: Insecure Akut
96 Bab 97: Ratu Selamanya
97 Bab 98: Hamidun
98 Bab 99: Babymoon
99 Bab 100: Tanda Bahaya
100 Bab 101: Rahasia Kabut Merah
101 Bab 102: Love of My Life
102 Bab 103: Remuk Redam
103 Bab 103: I Love You, Goodbye …
104 Bab 104: Waktu Berlalu
105 Bab 105: Madina Al Munawarah
106 Bab 106: Munajat
107 Bab 107: Pertemuan
108 Bab 108: Takut (Jatuh) Cinta
109 Bab 109: Hanya Bisa Memandang
110 Bab 110: Masih Harus Berebut
111 Bab 111: Berkumpul Lagi
112 Bab 112: Farran dan Raffa
113 Bab 113: Tabur Tuai
114 Bab 114: Empty Nest
115 Bab 115: Finale
116 Pengumuman
117 Pengumuman Karya Baru
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1: BFF
2
Bab 2: Mama Singa
3
Bab 3: Cinta Sejati
4
Bab 4: Tunggu Aku Pulang
5
Bab 5: Klepek-klepek
6
Bab 6: Mimisan
7
Bab 7: Eva
8
Bab 8: Saling Merindu
9
Bab 9: Jelalatan
10
Bab 10: Mendung Menggelayut
11
Bab 11: Bertahan
12
Bab 12: Ale
13
Bab 13: Petuah Mbok Darni
14
Bab 14: Ale in Memoriam
15
Bab 15: Bukan Cinta Terakhir
16
Bab 16: Di mana Kayla
17
Bab 17: Penang
18
Bab 18: Ilumimia
19
Bab 19: Diam-diam Ngefans
20
Bab 20: Jangan Menyerah
21
Bab 21: Tegar
22
Bab 22: Akbar
23
Bab 23: Harusnya Dia Punya Aku
24
Bab 24: Ayo Ta’aruf
25
Bab 25: Kay, please
26
Bab 26: Ngide
27
Bab 27: Ginjal
28
Bab 28: Dedemit Ndablek
29
Bab 29: Demi Allah
30
Bab 30: Dimadu itu Sakit
31
Bab 31: Kena Mental
32
Bab 32: Pendarahan
33
Bab 33: Meyakinkan Semuanya
34
Bab 34: Perfect
35
Bab 35: H +1
36
Bab 36: Sepakat Tidak Sepakat
37
Bab 37: Selangkah Demi Selangkah
38
Bab 38: Menikah Rasa Single
39
Bab 39: Seatap, Serumah
40
Bab 40: Bisik-bisik Tetangga
41
Bab 41: Kecoak Beraksi
42
Bab 42: Most Hated Couple
43
Bab 43: Curhatan Mama
44
Bab 44: Kembalinya Dedemit
45
Bab 45: Ibu-ibu Rempes
46
Bab 46: Maafin Fatin
47
Bab 47: Ridho Suami, Surga Istri
48
Bab 48: Terang Benderang
49
Bab 49: Suami Istri
50
Bab 50: Meluruskan yang Bengkok
51
Bab 51: Ikhlas
52
Bab 52: Sydney
53
Bab 53: First Kiss
54
Bab 54: Pernyataan Cinta
55
Bab 55: KAYLA
56
Bab 56: Piknik Romantis
57
Bab 57: Menikmati Bahagia
58
Bab 59: Proyek Kain Perca
59
Bab 60: THE FAZ Garden
60
Bab 61: Sampai Jumpa, Sayang
61
Bab 62: 180 Derajat
62
Bab 63: Kembali
63
Bab 64: Serangan Cinta
64
Bab 65: Warrior
65
Bab 66: Mencintai Kenangan
66
Bab 67: Honeymoon, Maldives
67
Bab 68: Hurt Locker
68
Bab 69: Pejuang Cinta
69
Bab 70: Aku Ingin Bahagia
70
Bab 71: Cinta Monyet
71
Bab 72: Aku Datang, Kamu Pergi
72
Bab 73: A Sweet Divorce
73
Bab 74: Permulaan Baru
74
Bab 75: Amaige
75
Bab 76: Mawar
76
Bab 77: Nikmatnya Nasi Padang
77
Bab 78: Jungkat Jungkit
78
Bab 79: Nyinyir
79
Bab 80: Mendadak Lamaran
80
Bab 81: Genderang Perang
81
Bab 82: Memusuhi Kenangan
82
Bab 83: Mencabut Bunga Liar
83
Bab 84: Mematikan Rasa
84
Bab 85: Tamparan Seorang Ayah
85
Bab 86: Serangan Mantan
86
Bab 87: Berjuanglah, Sayang
87
Bab 88: Ingin Di sini
88
Bab 89: Dalam Gelapnya Dunia
89
Bab 90: Mengetuk Pintu Langit
90
Bab 91: Kembalilah …
91
Bab 92: Kanebo Kering
92
Bab 93: Malam Pertama
93
Bab 94: Greenlight
94
Bab 95: Crazy Rich
95
Bab 96: Insecure Akut
96
Bab 97: Ratu Selamanya
97
Bab 98: Hamidun
98
Bab 99: Babymoon
99
Bab 100: Tanda Bahaya
100
Bab 101: Rahasia Kabut Merah
101
Bab 102: Love of My Life
102
Bab 103: Remuk Redam
103
Bab 103: I Love You, Goodbye …
104
Bab 104: Waktu Berlalu
105
Bab 105: Madina Al Munawarah
106
Bab 106: Munajat
107
Bab 107: Pertemuan
108
Bab 108: Takut (Jatuh) Cinta
109
Bab 109: Hanya Bisa Memandang
110
Bab 110: Masih Harus Berebut
111
Bab 111: Berkumpul Lagi
112
Bab 112: Farran dan Raffa
113
Bab 113: Tabur Tuai
114
Bab 114: Empty Nest
115
Bab 115: Finale
116
Pengumuman
117
Pengumuman Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!