Pantai Klayar Tanda Cinta

"Tumbas (kata membeli dalam bahasa Jawa) wedang Jahe Gepuk satu dibungkus nggih Pak." Gadis cantik itu memesan sebuah wedang Jahe Gepuk. Suaranya mengalun lembut yang membuat Surya dan Bintang terpesona pada sosoknya.

 

Kedua pria yang sebelumnya tengah berceloteh ria sembari duduk-duduk santai di atas tikar kini tiba-tiba keduanya hening, mulutnya tercekat melihat gadis ayu nan lembut yang sedang memesan wedang Jahe Gepuk itu.

Selama hampir 10 menit gadis itu berdiri menunggu pesanannya selesai, baik Surya dan Bintang sama-sama diam.

Setelah gadis itu pergi lantaran pesanannya telah usai, barulah Surya dan Bintang nampak menghela nafas dan mulai membuka suaranya.

"Gimana cantik ya Bro?" tanya Surya kepada Bintang yang duduk di sebelah.

Bintang enggan menjawab, pria remaja itu memilih diam dan justru memakan sate Ampela Ati yang berada di depannya.

"Bro, ditanyain malahan makan sih. Cantik enggak cewek yang barusan?" Surya lagi-lagi bertanya kepada Bintang.

"Lo suka? Cinta pada pandangan pertama nih ceritanya?" Bintang balik bertanya kepada Surya.

"Kayaknya." Surya tersenyum sembari memegangi dadanya, terkesan lebay. "Baru lihat barusan gadis ayu dan suaranya lembut kayak gitu. Matanya bulat dengan bulu mata lentik, kulitnya kuning langsat, rambutnya terurai hitam dan panjang, dagunya tirus, dan suaranya lembut banget. Ayu tenan...."

Surya menggeleng-gelengkan kepalanya, sembari menimpuk temannya itu dengan kulit kacang. "Lebay lebay."

"Emang menurutmu enggak cantik cewek barusan? Ngaku!" Surya lagi-lagi mencecar Bintang dengan pertanyaannya dan memintanya mengaku.

"Ya sebagai cowok, menurutku ayu sih. Cantik." jawab Bintang dengan wajahnya yang datar.

"Tuh kamu aja mengakui kalau cewek tadi cantik loh. Tetapi kita bikin janji ya Bro, kita gak boleh menyukai cewek yang sama. Biar pertemanan kita langgeng. Gimana?" ucap Surya sembari memincingkan matanya kepada Bintang.

"Iya-iya. Kamu suka sama gadis tadi kan? Kejar deh kejar." Sahut Bintang sembari meminum lagi kopinya.

"Thanks Bro. Pasti tak kejar deh."

"Dasar lebay." Bintang menggerutu melihat Surya yang seketika nampak lebay.

***

Keesokan harinya di SMA Cipta Buana, saat istirahat jam pertama saat Surya selesai berkoordinasi untuk melakukan Trip Sehari di Pantai Klayar, Pacitan - Jawa Timur. Dia dikejutkan dengan gadis ayu yang ia lihat di Angkringan Lek Man semalam.

Mungkinkah takdir atau nasib, faktanya saat itu Surya kembali kembali dengan gadis yang telah membuatnya terpesona pada pandangan pertama. Gadis itu tengah keluar dari ruang Guru dengan membawa beberapa buku. Tanpa basa-basi Surya berlari mengejar gadis ayu itu. Langkahnya mendahuluinya dan berdiri di hadapan gadis itu, seolah menghadangnya.

"Hai, boleh kenalan enggak?" sapa Surya sembari memberikan senyuman termanisnya kepada gadis ayu itu.

Gadis itu hanya mengangguk sekilas, tanpa menjawab perkataan Surya.

"Aku Surya. Nama kamu siapa?" Surya sembari mengulurkan tangannya hendak berkenalan dengan gadis yang tengah berdiri di depannya.

"Aku Bulan." Gadis ayu itu rupanya bernama Bulan.

Surya tertegun memandang gadis ayu bernama Bulan. Wajarlah dia bernama Bulan, kecantikannya memang seperti rembulan yang bersinar terang. Rembulan bulat penuh yang mempesona dengan cahayanya.

"Nama yang cantik, secantik orangnya." ucapan manis itu terlontar begitu saja dari ucapan Surya yang membuat Bulan tersenyum dan menundukkan kepalanya. "Hmm, besok sabtu One Day Trip ke Pantai Klayar kamu ikut kan?"

Bulan menganggukkan kepalanya, "Ya aku akan ikut."

Ketika Surya dan Bulan sedang berdiri berhadap-hadapan, tiba-tiba Bintang datang dan menepuk pundak Surya.

"Ayo masuk ke kelas. Jam istirahat sudah hampir selesai."

Namun pria itu pun seketika tertegun memandang gadis ayu yang juga dilihatnya di Angkringan semalam.

Memecah keheningan di antara ketiganya. Surya pun juga mengenalkan sahabatnya itu kepada Bulan. "Bulan, kenalin juga ini temen baikku, namanya Bintang."

Kedua orang itu pun berjabat tangan.

"Bintang."

"Bulan."

Merasa atmosfer seketika menjadi dingin, dan jam istirahat akan berakhir Bulan memutuskan untuk masuk ke kelasnya.

"Ya sudah aku masuk ke kelas dulu ya Surya dan Bintang." ucapnya sembari berjalan menuju kelasnya.

Baru beberapa langkah Bulan berjalan, Surya menghentikan gadis itu dengan memberikan pertanyaan. "Bulan, kamu kelas berapa?"

Bulan menghentikan langkahnya dan menoleh ke sumber suara. "Aku anak XI IPS 3." ucapnya sembari menunjuk satu ruangan yang berada di dekat laboratorium di SMA itu.

"Oke, sampai ketemu di Trip nanti ya." ucap Surya sembari masih menatap punggung Bulan hingga akhirnya gadis itu telah memasuki kelas.

Bintang hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Surya yang seperti hendak tebar pesona di hadapan Bulan.

"Ingat Bro, lo itu Ketos. Jadi jangan lebay." Bintang memperingatkan sahabatnya itu.

"Aman Bro, masalah hati mau gimana lagi. Baru semalam ketemu, rupanya sekarang ketemu di sini. Satu sekolahan lagi. Nasib baikku atau takdir coba." gumamnya sembari menepuk-nepuk punggung Bintang.

"Biasa aja, mungkin hanya kebetulan." ucap Bintang sembari berjalan mendahului Surya.

"Kalau kebetulannya kayak gini sih, ya aku mau-mau aja. Namanya bagus ya Bulan. Masih jomblo enggak ya? Kalau jomblo, aku mau daftar jadi pacarnya." ucap Surya dengan nada penuh pengharapan.

"Kamu edan (gila), sudah enggak waras (sehat). Baru kenalan udah mau daftar jadi pacar." Bintang menepuk-nepuk dahinya, dia begitu pusing dengan kelakuan sahabatnya yang terkesan lebay.

"Iya aku udah edan. Edan karena cinta." jawab Surya sembari tertawa terbahak yang justru membuat Bintang semakin geleng kepala.

***

Hari Sabtu yang direncanakan untuk One Day Trip SMA Cipta Buana akhirnya tiba. Pada hari itu, seluruh siswa akan berpariwisata bersama ke Pantai Klayar, Pacitan, Jawa Timur.

Pantai Klayar menjadi pantai yang menjadi daya tarik tersendiri di wilayah Pacitan. Hamparan pasir putih yang membentang dengan deburan ombak yang sejernih kristal yang memecah di bibir pantai. Dengan diapit dua bukit karang di sisi kanan dan kiri. Pantai yang begitu berpadu sempurna dengan hamparan pasir, bukit karang, dan beratap angkasa biru nan luas.

Di pantai inilah seluruh siswa SMA Cipta Buana berwisata bersama. Seluruh siswa mendapat waktu bebas untuk bermain-main di sepanjang pantai yang menjadi primadona kota Pacitan ini.

Di sela-sela begitu banyaknya siswa yang asyik dengan kesibukan mereka, Surya tiba-tiba mendatangi Bulan yang hanya sebatas duduk-duduk, seolah berjemur beralasakan hamparan pasir putih.

"Bulan, ikut aku yuk. Naik ke bukit karang itu mau enggak?" Surya menunjuk pada bukit karang yang berada di sebelah kanannya.

Bulan kemudian membersihkan pasir yang menempel di celana jeansnya lalu mengikuti Surya menaiki bukit karang yang kokoh itu.

"Kita mau ngapain naik ke atas bukit ini Surya?" tanyanya sembari terus mengikuti Surya mendaki bukit karang.

Butuh waktu belasan menit, hingga kini keduanya telah berada di puncak bukit karang. Dari atas, birunya lautan kota Pacitan begitu terlihat jelas.

"Hmm, sebenarnya yang mau aku sampaikan sama kamu, Bulan." Pria itu menghela nafasnya sejenak. " ... aku tahu mungkin ini terlalu cepat, tetapi aku hanya ingin sebatas mengungkapkan kalau aku suka kamu, Bulan. Maukah kamu menjadi pacarku?"

Bulan hanya berdiri, terdiam. Ia tak pernah menyangka akan ditembak oleh cowok di atas bukit karang di mana lautan biru menghampar di bawah, dan langit biru menudungi dari atas. Dibarengi terpaan angin yang membuai keduanya.

Hening.

Bulan tak mampu berkata-kata. Gadis itu masih terdiam, berusaha menyelami hatinya.

"Jangan terbeban ya, karena aku hanya ingin mengatakan perasaanku. Sebelum semua terlambat. Kita bisa menjalani semua pelan-pelan." ucap Surya dengan matanya yang menatap tajam pada Bulan. "Disaksikan Segara Kota Biru, aku harap Pantai Klayar menjadi kenangan tersendiri. Di sini aku mengungkapkan perasaanmu kepadamu."

Hening. Hanya suara deburan ombak yang seolah memecah bebatuan karang di bibir pantai.

Perlahan Bulan menatap Surya. Seutas senyuman terbit di sudut bibirnya.

"Iya, aku terima perasaanmu."

Seolah tak percaya, Surya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Pria tampan yang juga seorang Ketos itu tersenyum lebar. "Jadi, ini hari pertama jadian kita kan?" tanyanya seakan masih tak percaya.

"Iya...."

Terpopuler

Comments

Hutan Pinus

Hutan Pinus

yg ini mungkin maksudnya perasaanku kali ya kak

2022-02-23

0

🍾⃝ͩɛᷞѵͧѵᷠ𝛄ͣHIAT✰͜͡w⃠N⃟ʲᵃᵃ࿐💋

🍾⃝ͩɛᷞѵͧѵᷠ𝛄ͣHIAT✰͜͡w⃠N⃟ʲᵃᵃ࿐💋

koreksi thor kenapa Bintang yg menunjuk bukit karang,, bukannya Surya tu yg ngajakin si Bulan...?? 🙄🤔🤔🤔

2022-02-16

3

SyaSyi

SyaSyi

semakin penasaran

2022-02-08

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Pantai Klayar Tanda Cinta
3 Long Distance Relationship
4 Semua Karena Corona
5 Pembatalan
6 Kebaya Putih
7 Kegelisahan Bulan
8 Surya Menuju Makassar
9 Kesedihan Surya
10 Pergi untuk Kembali
11 Cincin di Jari Manis
12 Pagi Tanpa Sua
13 Deru Ambulance
14 Panggilan Seluler Merindu
15 Pacobaning Urip (Cobaan Hidup)
16 Sedikit Kecemburuan
17 Lengang
18 Bintang Bertemu Bulan
19 Kue Bulan
20 Titik Nol
21 Sepenggal Kisah Arunika
22 Pacaran Platonik
23 Bentuk Kepedulian
24 Menenangkan Kartika
25 Layang Suara
26 Perhatian Jarak Jauh
27 Mendapat Bantuan
28 Bidikan Kamera
29 Api Cemburu
30 Penjelasan Sederhana
31 Keterpurukan Ekonomi
32 Kacaunya Komunikasi
33 Membenahi
34 Duka
35 Masih Ada Harapan
36 Hangatnya Bintang
37 Nasihat tentang Jodoh
38 Kepingan Realita
39 Menguatkan Diri
40 Kepergok Calon Mertua
41 Pintu Terasa Tertutup
42 Permintaan Penting
43 Berkunjung ke Rumah Calon Mertua
44 Curhat Bersama Bapak
45 Aku Positif!
46 Harus Dilawan!
47 Ada Aku di Sini
48 Cukup Doakan Aku
49 Hari Kedua Isolasi Mandiri
50 Anosmia
51 Pejuang Negatif
52 Menghubungi Bintang
53 Kisah Secret Admirer
54 Datang Tanpa Buah Tangan
55 Aku Sembuh!
56 Susah Signal
57 Perjalanan Ke Toraja
58 Kesiapan
59 Ucapan Terima Kasih
60 Kejengahan
61 Minggu Pagi
62 Filosofi Gudeg
63 Air Terjun Kedung Kayang
64 Banyu Langit
65 Hujan Tiba-Tiba
66 Tertuduh Selingkuh
67 Pengakuan Cinta
68 Cinta yang Memberi Kepastian
69 Pulang dengan Perasaan Gelisah
70 Satu Kata Sebelum Berpisah
71 Pria yang Baik di Mata Orang Tua
72 Kekalutan Surya
73 Harus Jujur
74 Puasa Pertama
75 Puasa dalam Suasana Berbeda
76 Buka Puasa Kejutan
77 Tarawih Bersama
78 Debaran Kecil
79 Curhatan Pria Galau
80 Ngabuburit Berdua
81 Angkringan Malam
82 Idul Fitri Tanpa Silaturahmi
83 Pria Santun Bersilaturahmi
84 Dia yang Pulang Tiba-Tiba
85 Cucuran Air Mata
86 Menyembuhkan Luka
87 Jujur dengan Orang Tua
88 Keputusan Terbesar
89 Memang Tidak Berjodoh
90 Tidak Ada Kesempatan Kedua
91 Akhir Kisah Kita
92 Kembali ke Makassar dengan Perasaan Hampa
93 Kapan Kamu Membuka Hati?
94 Berikan Aku Kesempatan
95 Semua Membutuhkan Waktu
96 Biarkan Hati yang Memilih
97 Menjatuhkan Pilihan
98 Cinta Ini Akhirnya Memiliki Nama
99 Respons Orang Tua Bulan
100 Karena Mati Lampu
101 Lamaran
102 Bahagia itu Nyata
103 Nyinyiran Para Tetangga
104 Persiapan Bersama
105 Promosi Novel: Hasrat Terlarang Sang Istri
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Pantai Klayar Tanda Cinta
3
Long Distance Relationship
4
Semua Karena Corona
5
Pembatalan
6
Kebaya Putih
7
Kegelisahan Bulan
8
Surya Menuju Makassar
9
Kesedihan Surya
10
Pergi untuk Kembali
11
Cincin di Jari Manis
12
Pagi Tanpa Sua
13
Deru Ambulance
14
Panggilan Seluler Merindu
15
Pacobaning Urip (Cobaan Hidup)
16
Sedikit Kecemburuan
17
Lengang
18
Bintang Bertemu Bulan
19
Kue Bulan
20
Titik Nol
21
Sepenggal Kisah Arunika
22
Pacaran Platonik
23
Bentuk Kepedulian
24
Menenangkan Kartika
25
Layang Suara
26
Perhatian Jarak Jauh
27
Mendapat Bantuan
28
Bidikan Kamera
29
Api Cemburu
30
Penjelasan Sederhana
31
Keterpurukan Ekonomi
32
Kacaunya Komunikasi
33
Membenahi
34
Duka
35
Masih Ada Harapan
36
Hangatnya Bintang
37
Nasihat tentang Jodoh
38
Kepingan Realita
39
Menguatkan Diri
40
Kepergok Calon Mertua
41
Pintu Terasa Tertutup
42
Permintaan Penting
43
Berkunjung ke Rumah Calon Mertua
44
Curhat Bersama Bapak
45
Aku Positif!
46
Harus Dilawan!
47
Ada Aku di Sini
48
Cukup Doakan Aku
49
Hari Kedua Isolasi Mandiri
50
Anosmia
51
Pejuang Negatif
52
Menghubungi Bintang
53
Kisah Secret Admirer
54
Datang Tanpa Buah Tangan
55
Aku Sembuh!
56
Susah Signal
57
Perjalanan Ke Toraja
58
Kesiapan
59
Ucapan Terima Kasih
60
Kejengahan
61
Minggu Pagi
62
Filosofi Gudeg
63
Air Terjun Kedung Kayang
64
Banyu Langit
65
Hujan Tiba-Tiba
66
Tertuduh Selingkuh
67
Pengakuan Cinta
68
Cinta yang Memberi Kepastian
69
Pulang dengan Perasaan Gelisah
70
Satu Kata Sebelum Berpisah
71
Pria yang Baik di Mata Orang Tua
72
Kekalutan Surya
73
Harus Jujur
74
Puasa Pertama
75
Puasa dalam Suasana Berbeda
76
Buka Puasa Kejutan
77
Tarawih Bersama
78
Debaran Kecil
79
Curhatan Pria Galau
80
Ngabuburit Berdua
81
Angkringan Malam
82
Idul Fitri Tanpa Silaturahmi
83
Pria Santun Bersilaturahmi
84
Dia yang Pulang Tiba-Tiba
85
Cucuran Air Mata
86
Menyembuhkan Luka
87
Jujur dengan Orang Tua
88
Keputusan Terbesar
89
Memang Tidak Berjodoh
90
Tidak Ada Kesempatan Kedua
91
Akhir Kisah Kita
92
Kembali ke Makassar dengan Perasaan Hampa
93
Kapan Kamu Membuka Hati?
94
Berikan Aku Kesempatan
95
Semua Membutuhkan Waktu
96
Biarkan Hati yang Memilih
97
Menjatuhkan Pilihan
98
Cinta Ini Akhirnya Memiliki Nama
99
Respons Orang Tua Bulan
100
Karena Mati Lampu
101
Lamaran
102
Bahagia itu Nyata
103
Nyinyiran Para Tetangga
104
Persiapan Bersama
105
Promosi Novel: Hasrat Terlarang Sang Istri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!