Ch 3. wabah

Tengah hari setelah anak-anak lelah bermain Dewi Nila menyuruh anak mandi, makan dan beristirahat, tepat setelah anak-anak mulai tidur sang Rsi datang dari hutan dan mengeluarkan ribuan pohon kayu yang sudah dibuat lancip untuk ditanam sebagai pagar.

Ukuran tiap pohon rata-rata sebesar paha orang dewasa sangat kokoh dengan tinggi sekitar 4 meter, kayu-kayu itu kemudian ditancapkan sedalam 60 cm, kemudian dijepit dengan bambu yang dibelah, areal 5 ha telah dipagari Dengan sangat rapat dengan ketinggian 340 cm, dibagikan timur dibuat pintu dengan tinggi 4 meter panjang 2 meter menggunakan papan kayu setebal 10 cm.

Setelah semua selesai Rsi Bergunatha merasa keluarganya cukup aman tinggal dalam lingkungannya yang baru.

"Kanda Rsi sebaiknya makan dan beristirahat dulu !" Dewi nila Candra mendekat sembari menggendong Mahawira yang sedang tidur,

"Baiklah Dinda," jawab Rsi sambil berjalan kearah bangunan didekat kolam, buah-buahan sudah disiapkan untuk disantap, Sang Rsi memakan buah apel sambil berjalan ke dimensi jiwa untuk mengambil peralatan memasak beserta bahan-bahan makanan serta memetik beberapa buah-buahan untuk beberapa hari kedepan.

Hari mulai gelap Dewi Nila mulai menyalakan lampu minyak kelapa dengan penggunakan batu api yang telah diambil dari istana dimensi jiwa.

"Dinda sepertinya bahan makanan akan segera habis beberapa hari kedepan kanda akan pergi ke kota terdekat."

Sang Rsi melayang naik diketinggian untuk melihat kota terdekat, disebelah timur ada kota kecil sekitar 50 km, disebelah barat di sebrang lautan ada kota besar sejauh 100 km, Rsi Bergunatha memutuskan untuk mengunjungi kota besar diseberang lautan.

Dua hari kemudian pagi-pagi sekali Rsi Bergunatha terbang kearah barat setelah memberi tahu istrinya, Sang Rsi tidak merasa khawatir meninggalkan keluarganya karna istrinya juga pendekar langit tingkat 9 yang sewaktu-waktu bisa menerobos ke level pendekar raja.

"Dinda kanda akan ke kota sebelah barat untuk membeli bahan makanan dan perlengkapan rumah lainnya tengah hari kanda pasti sampai dirumah"

"Baiklah kanda," kemudian Rsi Bergunatha terbang dengan kecepatan tinggi menuju kota besar yang dilihatnya.

Satu jam kemudian mendarat dipinggir kota supaya tidak terlihat agar tidak menciptakan kehebohan karna manusia yang bisa terbang sangatlah langka, kemudian menuju gerbang kota yang kebetulan tidak terlalu ramai yang masuk

"Tunjukan identitas!" seru prajurit yang menjaga gerbang kota,

"Maaf tuan saya belum memiliki plat identitas rencananya akan membuat didalam" jawab Rsi,

"Bayar pajak memasuki kota 2 keping perak" kata prajurit jaga dengan sopan, sang Rsi menyerahkan 2 keping perak sembari melangkah masuk menuju tempat registrasi pembuatan identitas.

"Permisi nona, bisakah saya dibuatkan plat identitas ?"

"Sebutkan nama, umur, dan tempat tinggal, kemudian bayar 50 keping perak !" jawab pengurus registrasi.

"Nama Bergunatha, usia 40 tahun, pengembara.

Lima menit kemudian Rsi Bergunatha mendapatkan Plat identitas bergambar Garuda bertuliskan Kerajaan Medayang terbuat dari lempengan perak.

Di Kerajaan Medayang

1 keping emas \= 100 keping perak

1 keping perak \=100 keping perunggu

Setelah menerima Plat identitas Rsi Bergunatha bergegas menuju tempat penjualan kebutuhan pangan untuk membeli beras, jagung, biji-bijian, minyak kelapa, kain dan semua kebutuhan hidup lainnya serta beberapa bibit sayuran yang tersedia.

Kemudian Rsi Bergunatha membeli gerobak besar untuk mengangkut barang belanjaannya, pergi ketempat sepi untuk memasukan semua ke Cincin Dimensinya.

Rsi Bergunatha mencari rumah makan berniat mengisi perut sekalian untuk mengumpulkan informasi mengenai wilayah kerajaan dimana dia tingal.

"Rumah Makan Sedap," cukup menarik nama yang digunakan gumam sang Rsi ketika melihat nama rumah makan yang ada dipinggir jalan, kemudian sang Rsi masuk kedalam seorang wanita muda menyongsong,

"Apa Tuan ingin makan ?, apa yang perlu kami sediakan ?" tanya Wanita Muda dengan sangat hormat pada sang Rsi.

"Tolong sediakan nasi dan sayuran spesial serta kelapa muda," jawab sang Rsi,

pelayan mengangguk sambil menunjukan tempat kosong untuknya, tubuh tinggi kekar dan pembawaan beliau yang berwibawa membuat orang-orang yang juga makan disitu mengangguk sopan ketika sang Rsi lewat untuk mencari tempat duduk.

Sambil menunggu makanan datang sang Rsi menyimak percakapan para pengunjung, ada yang bicara tentang bisnis, kondisi kerajaan, pekerjaan termasuk hal remeh lainnya, tidak lama berselang makanan datang,

"Silahkan dinikmati Tuan ," kata pelayan mempersilahkan.

"Ada yang perlu kami sediakan lagi ?" tanya pelayan.

"Cukup," Sang Rsi menimpali kemudian bersantap dengan tenang.

Setelah selesai bersantap dia menuju kasir menanyakan jumlah yang harus dibayar untuk makanannya,

"Sepuluh koin perak Tuan" ucap kasir sopan,

Rsi mengeluarkan 10 koin perak sembari bertanya.

"Adakah disini toko penjual peta?" tanya Rsi.

"Lima toko sebelah kiri disisi yang sama, namanya Toko Serba Ada, Tuan," jawab kasir.

Rsi kemudian keluar setelah mengucapkan terima kasih pada pelayan.

Setelah mengetahui sedikit tentang kerajaan, budaya dan cara hidup masyarakat setempat Rsi Bergunatha merasa penting untuk membeli peta agar lebih memahami kepulauan sekitar dan kerajaan-kerajaan yang ada.

Beberapa meter dari rumah makan Rsi menemukan toko seba ada yang ditunjukan oleh kasir rumah makan, seorang pelayan lelaki tua membungkuk sopan,

"Ada yang dapat saya bantu Tuan, ?" tanya pelayan

"Bisakah saya mendapatkan peta kepulauan," jawab Rsi,

"Sebentar Tuan saya perlu memberi tau manager untuk hal itu," pelayan masuk kedalam untuk memberitahu tentang keperluan sang Rsi, sesaat kemudian pelayan keluar bersama lelaki gemuk dengan senyum riang.

Manager toko mengajak sang Rsi keruangan khusus, sang Rsi diajak melihat berbagai peta yang tergantung didinding dengan bingkai kayu, petanya dilukis pada kulit sapi.

Rsi menanyakan peta dunia yang berukuran besar dan beberapa peta kerajaan yang lebih spesifik,

"Peta dunia ini agak mahal karna dikumpulkan dari beberapa pedagang dari Cina, Gujarat, Mesir dan pedagang luar kerajaan lainnya kemudian kami satukan untuk dilukis dengan lengkap menjadi 1 peta dunia, peta ini seharga 1.000.000 keping emas, untuk peta Kerajaan Medayang 100.000 keping emas." papar manager antusias

"Peta kerajaan sebelah timur Kerajaan Medayang di sebrang lautan disebut kerajaan Singa Mandua harga petanya 150.000 keping emas."

Sang Rsi sepakat membeli 3 peta tersebut dan membayar sejumlah 1.250.000 koin emas,

"Sesuatu yang langka memang pantas mahal ," gumam sang Rsi dengan senyum puas.

Sang Rsi bergegas menuju pintu gerbang kota setelah memasukan semua barang ke Cincin Dimensi.

Beberapa kilo setelah keluar kota ditempat sepi sang Rsi terbang menuju kearah timur menyebrang lautan sambil mengamati tempat tinggalnya.

Disebuah pedusunan kecil kecil sayup-sayup sang Rsi mendengar orang menangis dan ada yang merintih kesakitan sang Rsi mendarat satu kilometer dari dusun tersebut dan bergegas berjalan mendekati suara orang yang menangis tersebut,

"Apakah yang telah terjadi sehingga kalian tampak kesakitan bahkan banyak yang menangis ?" Rsi Bergunatha bertanya

Seorang pria tua mendekat seraya menjawab,

"Dusun kami terjangkit wabah penyakit tuan, mereka sakit perut beberapa hari kemudian meninggal, kami tidak memiliki tabib dan pedusunan ini jauh dari desa-desa sekitarnya."

"Boleh saya periksa orang yang sakit ini ?" tanya Sang Rsi.

"Silahkan tuan," jawab Pria Tua. Setelah memeriksa beberapa orang yang sakit sang Rsi berkata.

"Mereka kena penyakit kolera, penyakit ini menular !, Paman tolong carikan kulit Kayu Santan, Kunyit Putih, dan buah Tibah matang."

Pak tua segera mencari karna di wilayah padusunan itu tidak susah untuk mencari tumbuhan tersebut.

Sambil menunggu pak tua mencari bahan obat Rsi Bergunatha menyalakan api untuk merebus air, beberapa saat pak tua datang membawa bahan obat yang dibutuhkan kemudian segera dimasukan kecuali yang airnya sudah mendidih.

Setelah direbus sekitar 1 jam kemudian ditunggu hingga suhunya suam-suam kuku, kemudian diminumkan pada yang sakit.

Sambil menunggu reaksi obat Rsi Bergunatha berbincang dengan Pak Tua mengenai kondisi dusun tersebut.

Menurut penuturan pak tua awalnya di pedusunan Buhunbunan ini ada sekitar 150 kepala keluarga, karna wabah yang berlangsung hampir sebulan, sekarang hanya tersisa 20 kepala keluarga, bahkan ada banyak yang jadi yatim piatu karna orang tuanya meninggal.

Anak-anak dibawah umur 10 tahun bahkan tidak ada karna meninggal lebih awal disebabkan karna wabah ini.

Ada sembilan anak yang sudah tidak punya orang tua yang sekarang masih istirahat menunggu sembuh, Rsi Bergunatha nata berpesan agar memberikan obat tesebut pagi sore selama tiga hari jika ada kesempatan dia akan berkunjung lagi.

Kemudian Rsi Bergunatha pamit untuk melanjutkan perjalanan pulang.

Menjelang malam Rsi Bergunatha tiba dirumahnya.

"Ayahanda pulang !" teriak Wiraloka dan Wirabuana berbarengan,

"Biarkan dulu Ayahandamu istirahat sejenak Buana !, Loka !" ucap Dewi Nila Candra sambil berjalan keluar dari kamar,

" Kanda sama sekali tidak lelah," jawab Rsi Bergunatha sambil makan buah-buahan yang disediakan Dewi Nila Candra, mereka bercengkrama menanyakan berbagai hal tentang kota yang baru dikunjungi Rsi Bergunatha.

"Mestinya Kanda datang empat jam lebih awal, karna mengobati penduduk yang kena wabah maka datang terlambat" ujar Sang Rsi

Karna hari sudah mulai gelap sang Rsi menyalakan lampu minyak dan menyuruh anak-anak untuk segera ke kamarnya masing-masing.

Pagi-pagi sekali sang Rsi sudah menanam berbagai bibit obat-obatan yang dia cari dari wilayah sekitar untuk untuk dibuat menjadi pil supaya bisa menangani penyakit lebih cepat, biji-bijian dan kacang-kacangan dan sayuran juga ditanam untuk kebutuhan sehari-hari, dengan buah-buahan ajaib yang ada dimensi jiwanya sebenarnya sang Rsi dan keluarganya lebih dari cukup, bahkan sangat baik untuk pertumbuhan kwalitas tulang, otot, kulit, api kadang mereka ingin makanan yang agak berbeda sepeti makanan orang kebanyakan.

"Kanda tidakkah penting untuk mengajak orang untuk membantu pekerjaan Kanda ?" Dewi Nila Candra memberi saran dengan halus.

"Kanda juga berfikir demikian"

"Bukankah Kanda tau pedusunan yang yang terkena wabah itu, kenapa tidak berkunjung kesana sambil melihat siapa tau ada yang berwatak baik dan cocok untuk dijadikan pelayan atau jadi murid jika memungkinkan,"

"Benar Dinda," itu juga baik untuk anak-anak agar punya teman dan belajar bersosialisasi.

Pagi hari saat Rsi Bergunatha berkunjung ke Dusun Buhunbunan orang-orang sudah terlihat sehat walau masih kesedihan nampak dimata mereka.

Anak-anak remaja yang ada disana semua masih lugu dan polos, Rsi berdiskusi dengan masyarakat disana, bagi yang berminat untuk ikut bersamanya untuk berlatih ilmu ketabiban dan olah kanuragan diperkenankan untuk ikut bersamanya.

Ada enam lelaki muda dan tiga gadis muda yang bersedia ikut, karna tertarik dengan ilmu ketabiban dan olah kanuragan disamping juga mereka tidak lagi memiliki orang tua karna meninggal akibat wabah.

Menempuh perjalanan sekitar tiga hari bagi mereka untuk perjalanan ke Desa Rangdu Batu Madeg karna karna melalui hutan dan jalan kecil yang sulit dilalui, sering istirahat karna mereka tidak pernah berjalan jauh.

Dengan wajah terlihat kusut dan baju yang basah oleh keringat sampai dirumah sang Rsi mereka merebahkan dirinya tanpa malu-malu, Dewi Nila Candra datang membawakan air dan buah-buahan seraya mempersilahkan mereka untuk minum dan makan buah agar segera kembali bugar.

Rasa dingin yang menusuk kemudian berganti panas yang mereka rasakan pada tubuhnya, kemudian energi yang meledak-ledak mereka rasakan seketika rasa lelah mereka lenyap dan kembali bugar, sorot mata mereka terlihat tajam dan bercahaya, itulah reaksi dari buah-buahan ajaib yang dipetik dimensi jiwa sang Rsi Bergunatha.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

rumah makan sedap,, 👍

2023-05-13

1

diksiblowing

diksiblowing

"5 dara" mampir. nitip lapak disini dlu ya thor. spy ingat lanjutannya sampai mana

2022-05-05

3

diksiblowing

diksiblowing

astajim... mahal bgt

2022-05-05

3

lihat semua
Episodes
1 ch 1. Kelahiran sang Chiran Jiwin
2 ch 2. Rumah baru
3 Ch 3. wabah
4 ch 4. Latihan beladiri
5 Ch 5. Latihan tersembunyi
6 Ch 6. Mengembara
7 Ch 7. Pernikahan
8 Ch 8. Kekhawatiran seorang ibu
9 Ch 9. Level Dewa Bumi
10 Ch 10. Cendana biru
11 Ch 11. Dunia kecil
12 Ch 12. Dunia kecil 2
13 Ch 13. Dunia kecil 3
14 Ch 14. Dunia kecil 4
15 Ch 15. Dunia kecil 5
16 Ch 16. Dunia kecil 6
17 Ch 17. Dunia kecil 7
18 Ch 18. Dunia kecil 8
19 Ch 19. Pernikahan
20 Ch 20. Kebahagiaan Putri Citra Sasmita
21 Ch 21. Kebahagiaan Nilotama
22 Ch 22. Belajar ilmu Malih Rupa dan Ketabiban
23 Ch 23. Singa Emas
24 Ch 24. Latihan Nilotama dan Putri Citra Sasmita
25 Ch 25. Kebahagiaan Permaisuri
26 Ch 26. Menuju Kota Awan
27 Ch 27. Penginapan Angrek Bulan
28 Ch 28. Menuju Ibukota Kerajaan Malawa Dewa
29 Ch 29. Rumah Lelang Istana Salju
30 Ch 30. Pelelangan
31 Ch 31. Pergerakan Kota Awan
32 Ch 32. Bergabungnya Sekte Pedang Bayangan
33 Ch 33. Berlatih didalam Dunia Dimensi Jiwa
34 Ch 34. Lahirnya Naga Sahasra Prabu
35 Ch 35. Menuju Benteng Utara
36 Ch 36 Runtuhnya Sekte Selendang Mayang
37 Ch 37. Membuat Tempat latihan
38 Ch 38. Manusia Api
39 Ch 39. Hadiah dari Naga Kecil
40 Ch 40. Pertarungan dipinggir hutan
41 Ch 41. Pertarungan dipinggir hutan #2
42 Ch 42. Hancurnya Sekte Golok Neraka
43 Ch 43. Menuju Sekte Lembah Kabut Racun
44 Ch 44. Pertolongan kecil untuk Kirani
45 Ch 45. Kepanikan di sekte Lembah Kabut Racun
46 Ch 46. Kelahiran Dewa Senyum
47 Ch 47. Menemukan gulungan Jurus Unik
48 Ch 48. Bangkitnya semangat perjuangan
49 Ch 49. Menuju Indra Pura
50 Ch 50. Bertemu Mahesa Jenar
51 Ch 51. Belajar ilmu Totok Jalan darah
52 Ch 52. Kegembiraan di Dunia Dimensi Jiwa
53 Ch 53. Kekhawatiran Raja Wreksasena dan Permaisuri
54 Ch 54. Keberhasilan Wira membangun kerjasama
55 Ch 55. Asal-usul Naga Kecil
56 Ch 56. Bertemu Putri Sekar Wangi
57 Ch 57. cemburu membawa kebahagiaan
58 Ch 58. Menyusup ke Benteng Utara
59 Ch 59. Jenderal terkena perangkap sendiri
60 Ch 60. Benteng Utara dalam genggaman Wira
61 Ch 61. Pembersihan di Benteng Utara
62 Ch 62. Menghancurkan pasukan Kala Menjing
63 Ch 63. Perampok yang dirampok
64 Ch 64. Perasaan tak selalu bisa diungkapkan dengan kata-kata
65 Ch 65. Penghancuran sekte Golok Racun
66 Ch 66. Bertemu anggota sekte Kalajengking Hitam
67 Ch 67. Penghancuran sekte aliran hitam
68 Ch 68. Membuat strategi untuk menghancurkan sekte Kalajengking Hitam
69 Ch 69. Terbunuhnya Ketua sekte Tapak Besi
70 Ch 70. Lintang Ketua aliansi sekte aliran hitam
71 Ch 71. Kematian tiga Ketua sekte
72 Ch 72. Mengunjungi sekte Pedang Kilat
73 Ch 73. Hukuman Pangestu
74 Ch 74. Wira tertangkap
75 Ch 75. Mengunjungi Sekte Melati Hitam.
76 Ch 76. Rahasia sekte Melati Hitam
Episodes

Updated 76 Episodes

1
ch 1. Kelahiran sang Chiran Jiwin
2
ch 2. Rumah baru
3
Ch 3. wabah
4
ch 4. Latihan beladiri
5
Ch 5. Latihan tersembunyi
6
Ch 6. Mengembara
7
Ch 7. Pernikahan
8
Ch 8. Kekhawatiran seorang ibu
9
Ch 9. Level Dewa Bumi
10
Ch 10. Cendana biru
11
Ch 11. Dunia kecil
12
Ch 12. Dunia kecil 2
13
Ch 13. Dunia kecil 3
14
Ch 14. Dunia kecil 4
15
Ch 15. Dunia kecil 5
16
Ch 16. Dunia kecil 6
17
Ch 17. Dunia kecil 7
18
Ch 18. Dunia kecil 8
19
Ch 19. Pernikahan
20
Ch 20. Kebahagiaan Putri Citra Sasmita
21
Ch 21. Kebahagiaan Nilotama
22
Ch 22. Belajar ilmu Malih Rupa dan Ketabiban
23
Ch 23. Singa Emas
24
Ch 24. Latihan Nilotama dan Putri Citra Sasmita
25
Ch 25. Kebahagiaan Permaisuri
26
Ch 26. Menuju Kota Awan
27
Ch 27. Penginapan Angrek Bulan
28
Ch 28. Menuju Ibukota Kerajaan Malawa Dewa
29
Ch 29. Rumah Lelang Istana Salju
30
Ch 30. Pelelangan
31
Ch 31. Pergerakan Kota Awan
32
Ch 32. Bergabungnya Sekte Pedang Bayangan
33
Ch 33. Berlatih didalam Dunia Dimensi Jiwa
34
Ch 34. Lahirnya Naga Sahasra Prabu
35
Ch 35. Menuju Benteng Utara
36
Ch 36 Runtuhnya Sekte Selendang Mayang
37
Ch 37. Membuat Tempat latihan
38
Ch 38. Manusia Api
39
Ch 39. Hadiah dari Naga Kecil
40
Ch 40. Pertarungan dipinggir hutan
41
Ch 41. Pertarungan dipinggir hutan #2
42
Ch 42. Hancurnya Sekte Golok Neraka
43
Ch 43. Menuju Sekte Lembah Kabut Racun
44
Ch 44. Pertolongan kecil untuk Kirani
45
Ch 45. Kepanikan di sekte Lembah Kabut Racun
46
Ch 46. Kelahiran Dewa Senyum
47
Ch 47. Menemukan gulungan Jurus Unik
48
Ch 48. Bangkitnya semangat perjuangan
49
Ch 49. Menuju Indra Pura
50
Ch 50. Bertemu Mahesa Jenar
51
Ch 51. Belajar ilmu Totok Jalan darah
52
Ch 52. Kegembiraan di Dunia Dimensi Jiwa
53
Ch 53. Kekhawatiran Raja Wreksasena dan Permaisuri
54
Ch 54. Keberhasilan Wira membangun kerjasama
55
Ch 55. Asal-usul Naga Kecil
56
Ch 56. Bertemu Putri Sekar Wangi
57
Ch 57. cemburu membawa kebahagiaan
58
Ch 58. Menyusup ke Benteng Utara
59
Ch 59. Jenderal terkena perangkap sendiri
60
Ch 60. Benteng Utara dalam genggaman Wira
61
Ch 61. Pembersihan di Benteng Utara
62
Ch 62. Menghancurkan pasukan Kala Menjing
63
Ch 63. Perampok yang dirampok
64
Ch 64. Perasaan tak selalu bisa diungkapkan dengan kata-kata
65
Ch 65. Penghancuran sekte Golok Racun
66
Ch 66. Bertemu anggota sekte Kalajengking Hitam
67
Ch 67. Penghancuran sekte aliran hitam
68
Ch 68. Membuat strategi untuk menghancurkan sekte Kalajengking Hitam
69
Ch 69. Terbunuhnya Ketua sekte Tapak Besi
70
Ch 70. Lintang Ketua aliansi sekte aliran hitam
71
Ch 71. Kematian tiga Ketua sekte
72
Ch 72. Mengunjungi sekte Pedang Kilat
73
Ch 73. Hukuman Pangestu
74
Ch 74. Wira tertangkap
75
Ch 75. Mengunjungi Sekte Melati Hitam.
76
Ch 76. Rahasia sekte Melati Hitam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!