Pemimpin para Rsi mengambil Cincin berwarna biru ukurannya 1,5 cm di kedua sisinya melingkar permata putih kecil-kecil terlihat sangat indah.
"Semua yang paduka butuhkan ada disini Tuan," kata pemimpin Rsi pada sang bayi seraya memakaikan cincin ke jari telunjuk sang bayi.
Cahaya terang memancar dari cincin itu kemudian mengecil sesuai ukuran jari sang bayi dan bentuknya berubah seperti cincin perak biasa, sesaat kemudian semua Rsi hilang tanpa bekas meninggalkan keheranan pada kedua putra Rsi Bergunatha.
"Demi keamanan putra-putra mu lebih baik kamu pindah dari tempat ini Bergunatha..."
Demikian sabda yang terdengar menggema diseputaran pondok tempat Rsi Bergunatha tinggal, Rsi Bergunatha melihat sekelilingnya tidak seorangpun yang terlihat kecuali keluarganya, namun dia mencoba untuk menjawab.
"Kemanakah seharusnya kami pindah?"
"Pergilah kearah tenggara melewati samudra nanti engkau akan merasakan daya tarik yang kuat dari pulau kecil itu."
"Dinda kemasi barang-barang seperlunya kita akan segera pindah sesuai petunjuk gaib", Dewi Nila Candra bergegas mengemasi barang yang pantas dibawa dan memasukan ke Cincin Dimensinya.
Untuk mempermudah perjalanan kanda akan memasukan Dinda dan anak-anak keruang dimensi jiwa, Rsi bergunatha membuka dimensi jiwa kemudian Istri dan anak-anaknya masuk dimensi jiwa ditutup kembali.
Rsi Bergunatha terbang kearah tenggara melewati samudra yang luas sambil melihat pulau-pulau kecil yang akan menarik jiwanya.
Dimensi jiwa, "Bunda ini sangat indah !" seru Wira buana dia berlari kecil sambil menggandeng adiknya Wiraloka,
"Ayo kita masuk dulu ke istana sambil istirahat nanti kalian boleh bermain lagi"
"Sudah sepuluh tahun kanda tidak membawaku ke Dimensi Jiwanya tapi istana ini masih bersih dan asri," gumam Dewi Nila Candra.
Setelah istirahat beberapa saat Wirabuana dan Wiraloka mohon izin untuk melihat kebun buah, kebun sayur, kebun tanaman herbal dan bunga-bunga disekitar istana,
"Baiklah Loka jaga adikmu, kalian boleh petik buah-buahan yang kalian sukai," ucap Dewi Nila Candra sembari menidurkan mahawira.
Dua jam kemudian Wirabuana dan Wiraloka datang sambil membawa berjenis-jenis buah, mangga, apel, sawo, semangka, anggur, jambu biji, jambu air, semua buah-buahan itu memiliki khasiat untuk menguatkan tulang, menyehatkan organ tubuh, otot, kulit dan menambah energi tenaga dalam.
Sesungguhnya Rsi Bergunatha adalah seorang ahli beladiri yang berkemampuan sangat tinggi, tetapi lebih dikenal sebagai guru spiritual karna beliau tidak pernah menunjukannya, hanya orang-orang tertentu yang tau mengenai keahliannya sebagai ahli beladiri.
Sementara Dewi Nila Candra adalah Putri Raja Kerajaan Mahayong, karna jasa besarnya pada Kerajaan Mahayong Rsi Bergunatha diperkenankan menyunting putri Nila Candra, setelah menikah sang Rsi dan Dewi Nila Candra berdiam dipuncak gunung Ganda Madana.
Level Rsi Bergunatha adalah pendekar Suci tingkat 8, di kerajaan Mahayong bisa dihitung dengan jari orang yang bisa mengalahkan Rsi Bergunatha.
Raja Wideha, Raja kerajaan mahayong seorang Pendekar Suci tingkat 8, Panglima Danureja Pendekar Suci tingkat 7, ada dua perguruan silat besar dimana ketuanya Pendekar Suci tingkat 8.
Sementara Dewi Nila Candra sesungguhnya adalah Pendekar Langit tingkat 9, tidak ada yang tau karna putri hanya berlatih di Kaputren tidak diperkenankan keluar jika tidak ada urusan penting menyangkut urusan kerajaan.
Guru silat Rsi Bergunatha adalah Pertapa Sandipani beliau sudah mengasingkan diri di Gunung Himalaya.
Guru spiritual Rsi Bergunatha adalah Rsi Garga, setelah menikah dengan putri Wideha Rsi Bergunatha diangkat menjadi penasehat kerajaan mahayong sejak usia 25 tahun karna kebijaksanaannya dan kepandaiannya dalam berbagai bidang ilmu.
Empat belas tahun kemudian begitu Dewi Nila Candra hamil anak ketiga Rsi Bergunatha mengundurkan diri menjadi penasehat kerajaan digantikan Rsi Gohtama yang merupakan adik seperguruan di asrama Rsi Garga demikian sepenggal kisah dari Rsi Bergunatha.
"Pulau ini menarik jiwaku demikian kuat" gumam Rsi Bergunatha sambil memperlambat terbangnya, dia memutuskan untuk mendarat disebuah desa yang sangat jarang penghuninya dan masih dipenuhi hutan.
Setelah terbang hampir dua hari ,
"Ada seseorang," gumam sang Rsi menghampiri seorang petani yang sedang membersihkan diri di sungai.
"Paman apakah nama Desa ini ?" tanya sang Rsi.
"Ini Desa Rangdu Batu Madeg Tuan" jawab petani.
"Masuk wilayah kerajaan apakah desa ini paman ?"
"Maafkan hamba tuan hamba bodoh tidak mengerti apa yang tuan maksud" kata petani.
"Baiklah paman saya permisi," Rsi Bergunatha berjalan kearah utara setelah agak jauh kemudian melayang diketinggian yang cukup untuk melihat daerah sekitar, dia melihat hamparan rumput yang luas yang diapit aliran sungai kecil, disebelah timur dan baratnya ada jurang dalam dialiri sungai yang cukup besar,
"Ini tempat yang sangat baik untuk mendirikan tempat tinggal daya tarik jiwanya sangat kuat disini pasti ada sesuatu yang luar biasa disini"
gumamnya.
Dengan kemampuannya sebagai Pendekar Suci tidak butuh waktu lama untuk meratakan tanah dan mengumpulkan kayu besar untuk bahan membangun rumah.
Berbekal berbagai pengetahuan yang dimiliki, serta ditunjang peralatan yang ada di cincin dimensi serta kemampuannya sebagai pendekar suci tingkat 9, dalam waktu sebulan telah berdiri rumah yang sangat kokoh, dengan diameter tiang sekitar 50 cm lantainya berada 2 meter diatas tanah rumah dengan ukuran 40x60 meter, terdiri dari 5 kamar tidur, ruang tamu, ruang perpustakaan, ruang meditasi, 2 kamar mandi, ruang dapur,
Rsi Bergunatha membuat menara air kemudian airnya disalurkan dengan bambu yang disambung sambung untuk keperluan mandi dan masak.
Kamar mandi berada diujung sebelah barat paling utara, dapur terletak ujung sebelah barat paling selatan.
Bangunan menghadap ke timur dengan gasebo yang sangat luas dan terpapar sinar matahari pagi, setelah selesai membuat rumah kemudian Rsi Bergunatha membuat saluran air dari sungai kecil yang ada di kiri dan kanan areal perumahan.
Beliau menanam banyak buah-buahan yang diambil dari hutan sekitarnya, sang Rsi juga membuat kolam ikan seluas 2 hektar dan kolam kecil didekat rumah untuk penyejuk dan hiburan, didekat kolam kecil dibuat bangunan segi empat dengan enam tiang hanya atap dan lantai kayu tanpa dinding untuk tempat menikmati gemericik air dan melihat ikan.
Sebulan waktu dihabiskan untuk menata tempat tinggal dengan areal sekitar lima hektar, kemudian Rsi Bergunatha membuka ruang dimensi jiwanya dan mengeluarkan istri beserta ke tiga anaknya.
"Kanda rumah ini sangat unik dan asri, ada air mengalir ditata dalam bentuk parit-parit kecil untuk mengairi ikan, sangat indah," Dewi Nila mengungkapkan kekagumannya.
Dalam dimensi jiwa ada istana megah dan berbagai tumbuhan kwalitas dewa tetapi tidak ada air yang mengalir dan kolam ikan, itu yang menyebabkan pondoknya terasa menyenangkan.
Sementara kedua anaknya bermain air di paritan, terus memainkan ikan di kolam kecil sang Rsi bercengkrama dengan istrinya.
"Kanda akan lebih baik jika kita membuat pagar hidup yang rapat agar lebih aman dari binatang dan membatasi ruang gerak anak-anak saat bermain agar tidak terlalu jauh," baiklah Dewi besok Kanda akan mulai membuat pagar.
Malam cepat berlalu pagi pun menjelang, sinar matahari pagi menerpa gasebo dan mulai menghangatkan ruangan anak-anak segera bangun dan merencanakan permainan seru yang akan mereka lakukan.
Sang Rsi pergi kehutan sekitar untuk mencari pagar hidup untuk memagari areal rumahnya, sementara Dewi Nila Candra memandikan Mahawira yang baru berusia 1 bulan, setelah menidurkan mahawira membersihkan rumah dan mandi untuk menyegarkan tubuh kemudian menyiapkan buah-buahan yang dibawa dari dimensi jiwa saat keluar kemaren.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
anan
hadir k🤗
2023-01-01
1
diksiblowing
eh salah. ternyata rsi itu kayaknya memang resi
2022-05-05
4
diksiblowing
mungkin RSI ini sejenis nama sekte
2022-05-05
3