Glek....Glek...Glek
Satu gelas air putih tandas tidak tersisa.
"Kamu haus ,Beb?"
"Berapa Minggu gak minum?" gurau Echa.
"Satu bulan!"jawabnya asal.
"What?"
"Ih ,Echa!"
"Aku lagi sedih nih ,Ca! kamu malah ngledek!" manyun Zee .
"Ha....ha...ha!"
"Ya udah, Beb! slow! ada apa? cerita sekarang?" tanya Echa.
"Ceritanya panjang,Ca!" ucap Zee, menelan air liurnya.
"Aku siap dengerin kok!"
"Sampai pagi juga gak apa-apa!"
"Ish ,kau ini!" Zee mengerucutkan bibirnya.
"Ada apa? cerita ke gue?" desak Echa.
"Yuda!" Zee menjeda kalimatnya.
"Yuda hampir melecehkanku,Ca!" jawabnya , sontak Echa terkejut.
"Yuda? kok bisa?" Echa menatap tajam ke arah Zee.
"Yuda kan pacar kamu?"
"Iya,aku tahu, tapi dia minta melakukan hubungan itu!"
"Aku menolaknya, karena aku gak mau! sebelum ada ikatan,aku menolaknya!" jelas Zee.
"Iya sudah,Beb! jangan bersedih! aku bangga sama kamu! seorang wanita memang harus bersikap tegas Zee! kamu harus punya komitmen! jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari!" terang Echa panjang lebar.
"Thanks,Beb! kamu memang sahabat terbaikku! Boleh gak satu hari nginep di rumahmu?" tanya Zee.
"Boleh dong ,Beb! Apa sih yang gak buat sahabatku?" jawab Echa sambil memeluk sahabatnya.
Echa adalah sahabat Zee di kampus, bukan hanya asyik, Echa juga sangat baik.
Persahabatan mereka ada sejak duduk di bangku SMA, di kampus mereka dipertemukan kembali.
"Kenapa ya ,Ca? Yuda tega melakukan itu sama aku?"
"Apakah dia pikir aku ini wanita gampangan?"
"Apakah aku salah menolak kemauannya?" cerca Zee dengan banyak pertanyaan.
"Kamu gak salah,Zee! seorang wanita harus wajib menjaga mahkotanya buat calon suami kita kelak! meskipun kita sedang berpacaran dengannya! itupun kalau pacar itu jodoh yang Allah berikan untuk kita! kalau bukan bagaimana?"
"Kasihan juga calon imam kita nanti, kalau ternyata istri kita sudah bolong duluan! Siapa yang akan disalahkan?"
"Tentu saja kita sebagai seorang wanita yang tidak bisa menjaga harga dirinya dan kehormatannya!" jelas Echa panjang lebar.
"Tapi aku sayang banget sama Yuda! aku gak mau kehilangannya!" sedih Zee.
"Hello! mana Zee yang ku kenal! Zee yang hebat, Zee yang kuat!"
"Ayolah,Beb! Jangan lembek?" ucap Echa.
"Ish,kau ini! memangnya bubur?" kesal Zee tidak terima di katai lembek.
"Ha....ha...ha!" tawa Echa.
"Sekarang ganti bajumu! tuh kamu bisa memakai pakaian ku dulu!" ucap Echa.
"Thanks,Beb! kamu memang sohib terbaik! gak sia-sia aku punya sahabat kayak kamu! kalau lebaran gue kasih THR deh!"
"Ish,beneran lho yah! Aku tunggu janji kamu!" tegas Echa.
Rumah Angga
Yuda nampak tidak sadarkan diri, karena terlalu banyak minum. Dua mata yang selalu mengawasinya, masuk dan mengunci kamar tersebut. Wanita itu adalah Melly, diam-diam mengawasi kegiatan Yuda, sang pujaan hati.
"Ck, menyedihkan!" ejek Melly.
"Bagaimana bisa kamu berpacaran dengan wanita yang tidak bisa menghangatkan mu di ranjang? bodohnya dirimu,Yud!" ejek Melly sambil meraba-raba dada bidang milik Yuda.
Secara perlahan Yuda mengerjapkan matanya, nampak buram namun dia masih bisa melihat sosok wanita duduk di sampingnya, membelainya, merabanya, bahkan memberikan ciumannya.
"Hem!" senyum Yuda, merasakan kenikmatan mendapatkan sentuhan lembut seorang wanita.
"Zee!" panggilnya.
"Aku bukanlah, Zee!"sungut Melly.
Yuda menarik tangan Melly hingga tubuh Melly terjatuh tepat menindih tubuh Yuda, dia menarik tengkuk Melly dan menciuminya dengan rakus, tidak ada penolakan dari Melly.
Hingga akhirnya mereka melakukan penyatuan di rumah Angga, mereka tidak memperdulikan pesta yang sangat meriah yang sedang berlangsung.
Hanya kepuasan dan kenikmatan yang mereka rengkuh, hingga titik ******* tubuh mereka sama-sama ambruk.
"Punyamu kok gampang banget dibobol,Yang! tapi enak banget!" puji Yuda, mengira wanita tersebut adalah kekasihnya.
"Dasar baji********n! dalam keadaan seperti ini saja, kau masih mengingat wanita itu! Tapi, tidak apa-apalah! yang penting aku bisa menikmati pertempurannya!"
"Ha....ha...ha," menang Melly.
Esok pagi
Zee sudah bersiap-siap untuk pulang ke rumah, dia tidak mau membuat papa dan mamanya cemas. tadi malam sih, dia sudah mengirim pesan ke papanya, bahwa dia menginap di rumah Echa.
Namun belum ada balasan, mungkin papanya sudah beristirahat. dengan meminjam baju Echa, dia pulang ke rumah.
Zee di antar oleh sahabatnya, menggunakan motor matic milik Echa.
"Terima kasih,Ca! Yuk, Masuk!" ajak Zee .
"Kamu sarapan di rumahku!"
"Boleh,nih?" tanya Echa.
"Boleh dong! Yuk masuk!" ajak Zee, merangkul sahabatnya masuk rumah.
Di meja makan sudah ada keluarganya, menikmati sarapan pagi.
"Assalamualaikum?" sapa Zee dan Echa hangat.
"Walaikum salam!"jawab papa dan mama tak kalah hangat.
"Eh ,ada Echa juga! Ayo sarapan bersama!" ajak mama sangat ramah.
"Wuih kebetulan nih! Zee lapar,Mah! Ayo, kita sarapan dulu,Ca! sebelum berangkat ke kampus!" ajak Zee.
"Iya, sarapan dulu sebelum ke kampus! bergabunglah bersama kami! jawab papa tak kalah ramah.
"Beneran,Om! Echa boleh sarapan di sini!" tanya Echa malu-malu kucing.
"Busyet! biasanya juga asal comot saja, pakai izin segala!" canda Zee.
"Enak saja! jangan buka kartu dong,Zee !aku kan jadi malu!" manyun Echa.
Papa dan mama yang mendengar celotehan dua sahabat itu hanya bisa geleng-geleng kepala saja.
"Sudah-sudah! Echa kan juga sudah tante anggap seperti anak sendiri, jadi Echa jangan sungkan-sungkan yah!" ucap mama.
"Terima kasih banyak, Om, Tante!" ucap Echa sopan.
"Ayo sarapan, nanti kalian terlambat!" ucap papa .
"Dasar tidak tahu malu!" potong Ratu.
"Kamu denger suara kentut gak,Ca?" ucap Zee, menyindir seseorang. Ratu yang merasa tersindir, dia membulatkan matanya menatap tajam ke arah saudari tirinya.
"Kentut?" Echa masih belum paham, dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Tatapan Zee mengarah ke Ratu, baru Echa mengerti, namun dia hanya diam secara kan Ratu anak dari mama tirinya Zee.
"Zee, kamu tadi malem tidur di mana?" tanya mama.
"Di rumah Echa,Ma?" jawab Zee santai.
"Beneran,Ca?" tanya mama.
"Iya, Tan! memang tadi malem Zee tidur di kontrakan ku!" jujur Echa.
"Jangan percaya, Pa, Ma!" sinis Ratu kepada keduanya.
"Eh, kentut bunyi lagi!" jawab Zee sekenanya.
"Hush ...hush, pergi kentut, bau banget!" ucap Zee sambil menutup hidungnya.
Echa yang melihat reaksi Ratu, hampir ingin tertawa namun dia tahan.
"Kamu pikir aku ini buntalan kentut?" marah Ratu tidak terima.
"Ember!" jawab Zee santai.
"Sudah-sudah! kalian jangan bertengkar di meja makan!" ucap papa menengahi.
Mama hanya geleng-geleng kepala, melihat kedua anak gadisnya tidak pernah akur.
"Kamu jangan kaget,Ca! mereka memang selalu begitu!" ujar mama.
"Ah ,gak apa-apa ko Tan!"
"Zee ayo kita berangkat!" ajak Echa.
"Gue mau ganti baju dulu!"
"Tunggu di sini, Apa ikut ke kamar?"
"Ikutlah! aku takut, tatapan Ratu kaya nyi blorong!" Echa beranjak dari tempat duduknya.
"Permisi, Om, Tante !" pamit Echa, di angguki oleh om dan Tante.
to be continued......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Nana
Ratu Blorong
2022-06-22
0
Romi Yati
ratu kyak nyi blorong🤣🤣🤣🤣ecca eca ...aya2 bae
2022-05-17
0
Aurell Anita devi
sip lanjut
2022-05-15
0