Ke esokan hari
Hari ini Yuda mengajak Zee ke pesta, pesta yang diadakan oleh Angga. Zee yang sehari-harinya berpenampilan tomboi, namun kali ini dia nampak sangat cantik. Memakai dress warna merah marun selutut, dengan bahu sedikit terbuka, memakai sedikit bedak tipis dipipinya dan lipstik warna merah juga.
Tidak lupa ia memakai high heels, pemberian kekasih tercinta.
Selesai berdandan, Zee keluar menemui papa dan mama untuk berpamitan.
"Malam, Pa! Malam, Ma!" sapa Zee menuruni tangga, berjalan sangat anggun sekali.
"Zee! Ini kamu, Sayang! kamu cantik sekali!" puji mamanya, kagum dengan kecantikan Zee.
"Iya, Ma! menurut mama bagaimana? Zee cantik gak, Ma?" tanya Zee, meminta pendapat mama.
"Cantik, Sayang! kamu cantik banget!" puji mama.
"Iya, Sayang! kamu sangat cantik seperti almarhum mama kamu!" ucap papa.
"Terima kasih, Pa!"
"Kamu mau kemana, Sayang?" tanya papa.
"Zee ada pesta di rumah temen Yuda, Pa!"
"Oh, tapi jangan pulang malam-malam,nak! tidak baik anak perempuan pulang malam hari!" nasehat papa.
"Hati-hati, Pa! paling dia tuh mau pacaran!" kepo Ratu.
"Diem, bukan urusan kamu!" ketus Zee
"Sudah, jangan ribut! sudah sana kamu pergi, Sayang!" ujar mama.
"Oke, Pa! pokoknya sebelum jam 12! Zee akan pulang!" ucap Zee.
"Baiklah, hati-hati, Sayang!" pamit Zee kepada papa dan mama.
"Bye, Pa! Bye, Ma!" pamit Zee berlalu keluar rumah.
Zee melangkahkan kakinya keluar rumah, di sana ada Yuda sedang duduk di motor sambil sibuk memainkan ponselnya.
"Beb!" sapanya. Yuda menoleh ke sumber suara, betapa terkejut dirinya melihat penampilan kekasihnya yang begitu cantik.
"Wow, kamu cantik banget, Yang!" puji Yuda.
"Masa sih?"
"Kamu juga ganteng banget, Beb! berangkat yuk? nanti kita telat lho!" ucap Zee sambil duduk membonceng kekasihnya.
"Ayo, kita berangkat!" ujar Yuda.
BREM.
Motor melaju dengan kecepatan sedang, meninggalkan rumah Zee, sekitar 35 menit mereka sampai di depan rumah Angga, rumah kawasan elite yang cukup mewah.
"Ayo masuk!" ajak Yuda.
"Ko sepi, Beb?" Zee celingukan mengamati area sekitarnya.
"Pestanya di dalam! cuma teman-teman dekat yang diundang!"
"Ayo kita masuk!" ajaknya sambil menggandeng tangan Zee.
Ternyata pestanya diadakan di dekat kolam renang, lumayan juga yang diundang. Hingar-bingar suara dentuman musik, menambah memeriahkan pesta. Berjejer makanan dan minuman tersedia. Ada bar kecil yang letaknya di sudut ruangan, memang sengaja diperuntukkan bagi siapa yang mau meminum minuman beralkohol.
"Yuda!" panggil Tommy.
"Hei, Tom!" Yuda melambaikan tangan.
"Sayang, Ayo kita ke sana!" ajak Yuda, menggandeng tangan kekasihnya menuju temannya yang sedang duduk di sudut ruangan.
"Hei, bro!" mereka saling menautkan tangan, gaya khas genk mereka.
"Hei, cantik!" sapa Angga.
"Hei juga, Ga!" balas Zee.
Zee diperkenalkan dengan teman-teman Angga, ada yang cewek ada yang cowok.
Mereka berpakaian sangat minim, bahkan lebih minim dari dress yang Zee kenakan.
"Hei, semuanya!" sapa Zee ramah. Meskipun mereka satu kampus, namun mereka jarang bertemu.
"Yuda! Zee! Silahkan nikmati pestanya!" ucap Angga.
"Thanks, bro!"
"Sayang, aku ambil minuman dulu yah! kamu tunggu disini saja!" teriak Yuda, karena memang suara dentuman musik yang sangat keras membuatnya harus berteriak.
"Okey!" teriak Zee juga tidak kalah keras
Yuda mengambilkan minuman untuk kekasihnya, dia melangkah ke meja dimana di sana ada banyak makanan dan minuman untuk para tamu.
"Hei, Sayang!" sapa Melli sambil menggelayut manja di lengan Yuda.
"Lepaskan, Mel! Apa yang kamu lakukan disini?" ketus Yuda.
"Aku juga salah satu tamu disini!"
"Apakah kamu datang bersama kekasihmu?" tanya Melly.
"Ya! sudah dulu ya! Zee pasti menunggu!" ucap Yuda berlalu pergi meninggalkan Melly, membuat Melly sangat jengkel, dia meremas gelas yang ada ditangannya.
"Awas kau Zee! Aku akan membuat perhitungan!" marah Melly. Melly berjalan melewati kerumunan orang, menuju bar kecil yang terletak di sudut kolam renang.
"Saya boleh minta satu gelas vodka?" pinta Melly kepada bartender.
"Oke! satu botol Vodka untuk nona yang cantik!" ucap bartender menyajikan satu Vodka dan satu gelas kosong. Melly menghabiskan satu gelas vodka ditangannya, sejurus matanya menatap pasangan kekasih yang sedang tertawa bahagia, membuat hati Melly semakin memanas.
Yuda mengajak kekasihnya berjalan-jalan mengelilingi rumah Angga. Rumah Angga cukup luas dan mewah, itu menandakan bahwa Angga adalah anak seorang yang kaya raya.
"Beb, Dimana orang tua Angga?" tanya Zee.
"Kerja di luar negeri!" ucap Yuda sambil nmenggandeng Zee ke sebuah kamar tamu.
"Ngapain kita kesini, Beb?" tanya Zee.
"Melepaskan rindu!" jawabnya santai.
Yuda menyuruh kekasihnya duduk di sofa, menatap intens manik kekasihnya.
Yuda memberikan sentuhan-sentuhan yang membuat seorang wanita merasa terangsang.
Menatapnya kembali dan ******* bibir kekasihnya, membuat Zee kesulitan bernafas.
"Huk.. Uhuk...Uhuk!" Zee terbatuk-batuk.
"Beb, kau membuat nafasku sesak!" ujar Zee.
"Maaf, Sayang!"
"Beb, Kenapa mulutmu bau alkohol?" tanya Zee lagi.
"Minum sedikit, Sayang!" jawabnya santai.
Yuda kembali memberikan sentuhan, membuat ruang gerak Zee berkurang. Kembali Yuda mencium bibir kekasihnya, namun tangan nakalnya tidak mau diam. Membuat Zee merasa risih, Zee pun mendorong tubuh kekasihnya namun tubuh Yuda yang lebih besar dari tubuhnya, membuat Zee merasa kewalahan.
Yuda meremas benda kenyal milik kekasihnya, Zee berusaha untuk menolak dan mendorong.
"Lepaskan aku, Beb?" Zee berusaha mendorong tubuh Yuda.
"Beb, kamu terlalu banyak minum!"
"Beb, Tolong lepaskan!" berontak Zee.
"Kenapa Zee?"
"Kita kan saling mencintai! jadi sudah sewajarnya kita melakukannya!" ucap Yuda yang sudah mulai ngelantur.
"Aku butuh pelepasan, Zee! Jadi please, kamu mau yah?"
"Aku akan bertanggung jawab! Aku janji!"
"Gak, Yud! aku gak mau!"
"Aku memang cinta sama kamu! tapi bukan harus melakukan ini!" ucap Zee.
"Maafka aku, Yud!"
Dengan sekali tendangan, tubuh Yuda tersungkur, Zee berlari keluar dari ruangan itu.
Dia langsung membenarkan bajunya yang sedikit terkoyak. Dia keluar dari rumah dan pergi meninggalkan pesta.
"Hiks.....hiks.....hiks!" tangis Zee, lari ke arah jalan raya.
"Stop, taksi!" Zee menaiki taksi.
"Hiks ...hiks ....hiks!" Zee masih menangis .
"Kita mau kemana, Non?" tanya sopir taksi, merasa bingung karena sedari tadi penumpangnya hanya menangis.
"Eh, gak mungkin gue pulang ke rumah dalam keadaan baju terkoyak seperti ini! bagaimana kalau mama dan papa bertanya? apa yang mesti gue jawab?" batin Zee, tiba-tiba Zee teringat dengan Echa.
"Kontrakan Echa!" batin Zee.
"Pak kita ke alamat ini yah!" Zee memberikan alamat kepada sopir taksi.
Echa memang bukan asli kota J, dia kuliah di kota J karena mendapatkan beasiswa.
Dan di kota J, dia menyewa rumah.Taksi berhenti di halaman rumah, yang nampak sederhana namun sangat nyaman.
Setelah membayar taksi, Zee turun menuju rumah itu.
Tok.....tok....tok
"Assalamualaikum?"
"Walaikumsalam!" jawabnya.
Cekreek
"Zee!"
Zee langsung menghambur ke pelukan sahabatnya sambil menangis.
"Echa!"
"Hiks ...hiks ... hiks!"
"Ada apa,Beb?"
"Ayo masuk!" Echa melihat keadaan sahabatnya yang tidak baik-baik saja.
"Ayo duduk dulu! aku ambilin minum!" Echa segera ke dapur mengambilkan minum untuk sahabatnya.
"Nih minum dulu biar tenang!"
Glek....Glek...Glek
Satu gelas air putih tandas tidak tersisa.
"Kamu haus, Beb?"
"Berapa Minggu gak minum?" gurau Echa.
"Satu bulan!"jawabnya asal.
"What?"
"Ih, Echa!"
"Aku lagi sedih nih, Ca! kamu malah ngledek!" manyun Zee .
"Ha....ha...ha!"
"Ya udah, Beb! slow! ada apa? cerita sekarang?" tanya Echa.
"Ceritanya panjang, Ca!" ucap Zee, menelan air liurnya.
"Aku siap dengerin kok!"
"Sampai pagi juga gak apa-apa!"
"Ish, kau ini!" Zee mengerucutkan bibirnya.
to be continued......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Nana
good job Zee
2022-06-22
0
Endang Winarsih
lanjut
2022-05-18
0
Aurell Anita devi
lanjut kan thot
2022-05-15
0