Happy reading
〰〰〰〰
Tok tok tok.
Dor dor dor.
Suara ketukan keras membangunkan Ariana yang tidur di sofa terganggu.
"Alex keluar lu."
"Iya keluar lu Alex, bawa cewek lu sekalian."
"Jangan sampai kos kosan saya jadi tempat zina."
Teriakan demi teriakan terdengar jelas, Ariana yang sudah membuka mata dengan sempurna itu berjalan dan membuka pintu.
"Nah ini nih ceweknya Alex."
"Lihat deh bajunya ih."
"Mohon bapak bapak ibu ibu biar saya yang ngomong sama mbak ini."
Seorang paruh baya yang Ariana pikir itu RT di sini menghentika para warga yang akan menyerbu Ariana.
"Bisa panggilkan Alex nak?"
Ariana mengangguk dengan cepat, takut dengan tatapan ibu ibu yang seakan ingin menerkamnya.
Tok tok tok.
"Lex, Alex," panggil Arina dari balik pintu kamar.
"ALEX BUKA," teriaknya tak tahan.
Ceklek.
"Kenapa sih ha, ganggu orang tidur aja deh." Dengan muka bantalnya Alex keluar dari kamar.
"Aaaaa." Spontan Ariana menutup matanya melihat Alex hanya memakai celana pendek dengan telanjang dada itu.
Alex bingung kenapa Ariana berteriak seperti itu hingga ia menyadari ia telah memamerkan dada bidang dengan enam kotak di perutnya pada Ariana.
Alex kembali kedalam kamar dan memakai bajunya, lalu keluar kembali.
"Buka mata lu, gue udah pakai baju." Alex menyingkirkan tangan Ariana dari mata gadis itu
Ariana membuka matanya pelan dan melihat Alex sudah memakai kaos oblong.
Ariana bernafas lega, tiba tiba ia ingat kenapa harus memanggil Alex.
"Anu di luar banyak orang cari lu. Ada bapak bapak suruh manggil lu buat keluar."
Setelah mendapat penjelasan dari Ariana, Alex berlalu menuju pintu dan membukanya.
"Ada apa ya pak?" tanya Alex melihat banyak warga di depan kontrakannya.
"Nah ini nih orangnya, seenak jidat bawa cewek masuk kontrakan saya. Mau buat zina kamu hah." Teriak Ibu Kontrakan pada Alex, Ariana yang ada dibelakang Alex hanya diam tak tahu mau apa lagi jika sudah begini.
"Dia teman saya bu. Dia kabur dari rumah dan akhirnya menginap di kontrakan saya," jawab Alex tenang menunjukkan Ariana.
"Benar begitu nak?" tanya Pak RT dan dianggukkan oleh Ariana.
"Kita gak percaya. Lihat pakaiannya dia. Seharusnya jika benar dia teman kamu pakaiannya gak menggoda gitu."
"Ngaku aja deh kalian mau zina."
"Cukup cukup ibu ibu bapak bapak, saya mohon tenang kita bisa bicarakan ini dengan kepala dingin." Pak RT menenangkan warganya.
"Apa yang harus dibicarakan pak RT sudah jelas mereka mau berbuat zina, daripada diteruskan lebih baik dinikahkan saja," saran salah satu warga.
"Betul tu Pak RT, saya juga gak ridho kontrakan saya jadi tempat orang zina."
"Setuju Pak RT."
"Baiklah kita ambil jalan tengahnya saja, kita nikahkan mereka hari ini juga. Agar terhindar dari zina, gak ada salahnya 'kan kalau kalian bersama, kalian bisa ngapain aja jika sudah sah." Terang Pak RT, Alex dan Ariana mencerna apa yang diucapkan Pak RT.
"Saya menolak, saya memang gak ada hubungan apa apa sama Alex. Saya juga gak mau nikah sama dia."
"Apa kata dunia, seorang Ariana nikah sama sopir taksi."
"Kalian gak ada pilihan lain, mau atau tidak pernikahan ini harus terlaksana hari ini juga, saya gak mau RT kita di cap buruk oleh RT lain." Tegas Pak RT.
****
Di sinilah mereka sekarang masjid yang tidak terlalu jauh dari kontrakan. Dengan pakaian kebaya seadanya dan kemeja putih. Mereka siap dinikahkan oleh penghulu setempat.
"Saya terima nikah dan kawinnya Ariana Delta Binti Alexander Delta dengan mas kawin tersebut tunai."
"Bagaimana para saksi?"
"SAH."
Air mata Ariana mengalir begitu saja, harapan untuk menikah dengan orang yang dicintainya pupus begitu saja. Ia sudah resmi menjadi seorang istri dari sopir taksi yang menyelamatkannya.
Satu persatu warga bubar dan tinggallah Alex dan Alexa di masjid itu. Alex yang tak tega melihat Ariana menangis itu memeluknya.
"Huaaaa kenapa gue mesti nikah sama lu." Tangisnya pecah saat tubuhnya dipeluk oleh Alex.
"Mau gimana lagi udah terlanjur."
"Tapi gue gak cinta sama lu hiks."
"Cinta bisa datang seiring berjalannya waktu, kita jalani saja pernikahan ini dulu."
Alex melonggarkan pelukannya dan mengusap air mata Ariana.
"Maaf membuatmu terkebak dalam pernikahan ini. Andai kemarin aku gak ikut kamu dan gak maksa kamu buat nerima aku di rumah kamu mungkin kamu masih melajang."
"Mungkin ini takdir, lagipula kita bukan anak kecil lagi. Unurku sudah 27 tahun, sudah sewajarnya aku menikah. Dan mungkin kamu jodohku."
"Kalau bukan?" tanya Ariana.
"Ya kita bakal menemukan jodoh yang terbaik. Walau kita gak berjodoh," jawab Alex singkat.
Setelah dirasa tenang, Alex dan Ariana pulang ke kontrakan Alex. Ariana juga belum memberitahukan identitasnya pada Alex.
Sampailah mereka di kontrakan, Alex membawa Ariana ke dalam kamarnya.
"Gak besar tapi cukuplah buat kita tidur."
"Maksud lu, kita tidur bareng?" tanya Ariana kaget.
"Walau gimana pun, lu udah jadi istri gue. Otomatis lu udah jadi tanggung jawab gue."
"Lu gak malu punya istri kayak gue, bahkan lu gak tahu asal usul gue."
"Kenapa mesti malu, hidup juga hidup gue. Gue gak rebut lu dari siapapun."
Ariana sedikit tersentuh dengan ucapan Alex, selama ini banyak yang berteman dengannya karena ia orang yang berada. Tapi Alex bahkan belum genap dua hari mereka bersama. Apa Alex akan tetap seperti ini jika nanti ia mengatakan yang sebenarnya.
"Lex."
"Hmm."
"Gue pakai apa?" tanya Ariana yang masib bingung ia ingin memakai apa.
"Dress lu yang kemarin mana?" tanya Alex menatap Ariana.
"Di kamar mandi," jawabnya polos.
"Jangan bilang lu gak bisa nyuci baju?" tanya Alex dan dianggukan oleh Ariana.
"Astaga Ria, jadi lu tuh bisa apa sih?"
"Gak tahu."
"Oke lu pilih baju gue yang pas di badan lu, habis itu ikut gue ke kamar mandi." Titah Alex kekuat dari kamar itu.
Ariana menatap pintu yang sudah tertutup itu dan membuka lemari baju yang ada di sana.
Ariana memilih baju yang akan ia pakai dan pandangannya tertuju pada kemeja putih itu.
____
"Lihat gue nyuci ini, dan lu harus bisa tiruin."
Ariana mengangguk dan melihat cara Alex mencuci dressnya mulai dari memberi sabun hingga membilas.
"Paham?" Alex menatap Ariana yang sedikit menangguk.
Alex menyerahkan kemeja hitam yang dipakai Ariana tadi dan menyuruh Ariana sendiri yang mencucinya.
"Gue bakal buat lu mandiri dengan hidup sama gue."
Setelah selesai mencuci, mereka menjemurnya di belakang kontrakan mereka.
"Kamu harus terbiasa dengan pekerjaan kecil seperti inu ya."
Ariana mengangguk seraya menggulung lengan kemeja itu hingga memperlihatkan tangan putih bersih itu.
Mereka masuk ke dalam kontrakan dan menyiapkan makan malam bersama, sekaligus mengajari Ariana memasak walau sederhana.
Bersambung
Jangan lupa Like+ Komen + Vote dan tambahkan difavorit kalian ya.
Mohon maaf jika banyak PUEBI yang salah dan banyak typo. Author masih belajar soalnya.🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Ima Kristina
q suka karakter Alex yang menanggapi santai hidupnya
2025-03-25
0
Eka
jago alex nikin bini klepek2 neee lanjut tjor makin seri
2024-01-07
0
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
Alexa teh saha?
2023-12-06
0