" Ka Amara, ka Aditya, nanti selesai makan boleh minta waktunya nggak? "
Tanya Riana pada saat waktu makan malam berlangsung.
" Bisa, emangnya ada apa Riana? "
Jawab ka Amara dan kemudian dia pun kembali bertanya.
" Gini kak! Aku dan Airin tuh bingung mau pilih Universitas yang mana? Jadi nanti kami pingin minta bantuan dan pendapat kaka dan juga ka Aditya untuk memilih Universitas untuk kami. "
Jelas Riana dan kemudian dia pun mengakhiri makan malamnya dengan meneguk segelas air putih.
" Oh gitu! Bisa kok nanti kita diskusi di ruang tamu ya! "
Jawab ka Amara kepada Riana dan kemudian dia pun menanyakan ka Aditya.
" Ka Aditya bagaimana? Bisa? "
Kemudian ka Aditya pun menjawab dengan gurauan.
" Bisa lah! nanti kita bahasanya ya, Kaka sedang menikmati dan menghayati makam malam kali ini. Lauknya sangat dahsyat. "
Mendengar jawaban dari ka Aditya kami sedikit tertawa karena ekspresi wajahnya itu rumayan menggemaskan.
" Kamu soim deh! Lebay banget, kelihatan kayak gak pernah makan rendang ayam sama sekali. "
Ujar ka Amara sambil menahan tawanya.
" Soim? Apaan tuh? Ngomong ngomong kok tau sih kalau aku baru makan rendang ayam sekarang? "
Tanya ka Aditya kepada ka Amara.
" Soim, singkatan dari sok imut dit! "
Jawab ka Amara dengan wajah juteknya.
" Dih! Receh lu! "
Ujar ka Aditya dan kemudian ruang makan pun kembali senyap. Mereka menyelesaikan makan malam setelah beberapa saat kemudian.
Seperti biasanya, aku, Riana, Gita dan Dara akan membantu ka Amara untuk mencuci piring setelah makan malam selesai. Kemudian baru kami akan bermain sampai waktu tidur pun tiba.
Aku dan Riana mengambil brosur kami dan kemudian kami pun duduk di sofa ruang tamu untuk menanti ka Aditya dan juga ka Amara, kami akan berdiskusi tentang Universitas yang harus aku dan Riana pilih nantinya.
" Ka Airin, aku dan Gita pinjem novel Kaka dong! Bosen banget nih kak. "
Ucap Dara menghampiri ku dengan wajah bosannya.
" Ambil aja Dar di dalam lemari Kaka. Untuk Gita kamu kasih komik Doraemon aja ya! "
Jawabku mengizinkannya dan kemudian mereka pun mengangguk lalu mereka pun langsung berjingkrak-jingkrak pergi ke lantai dua untuk pergi ke kamar ku. Tak lama setelahnya, ka Amara dan ka Aditya pun datang dan duduk bersama kami di sofa ruang tamu.
Kami mulai berbincang-bincang dan membahas satu persatu brosur yang menawarkan fasilitas yang mewah dan juga beasiswa yang akan berlaku selama berkuliah.
Kami membahas tentang ini cukup lama, pada awalnya ka Amara menyarankan agar kami memilih Universitas yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Yayasan Rumah Batin. Namun setelah ka Amara melihat brosur-nya, dia pun membatalkan saran itu karena Universitas terdekat tidak memberikan beasiswa kepada kami berdua.
Ketika itu kami pun sempat merasa bingung hingga akhirnya aku tak sengaja mengingat Darius dan kemudian aku pun menanyakan pendapat ka Aditya dan ka Amara tentang tawaran Universitasnya. Lalu ka Amara dan ka Aditya pun terlihat setuju namun masih terlihat sedikit ragu, tetapi setelah aku bilang kepada mereka berdua kalau aku memiliki kartu nama Darius sebagai orang yang mempromosikan Universitasnya mereka pun mempertimbangkannya dan meminta kartu nama itu.
Aku lalu pergi ke kamar sejenak untuk mengambil kartu nama itu dan aku sesampainya aku di kamar, tak sengaja aku menjumpai Dara dan Gita sudah tertidur pulas di atas kasurku. Mereka berdua berbaring sambil memeluk buku yang ku pinjamkan.
" Huh! Kalian pasti sangat bosan karena kini yayasan kita ini sudah tidak ramai seperti dulu. "
Gumam ku sambil menyelimuti mereka berdua dan kemudian aku mengambil buku yang mereka peluk untuk aku kembalikan ketempat semulanya. Setelah itu aku pun mencari tasku untuk mengambil kartu nama Darius. Setelah aku mendapatkannya aku pun langsung mengambil kartu nama itu dan kembali ke ruang tamu untuk memberikannya kepada ka Aditya ataupun ka Amara.
" Rin! Dara sama Gita udah tidur? "
Tanya ka Aditya ketika aku sedang melangkah menuruni anak tangga.
" Udah kak, mereka berdua tidur di kamarku. "
Jawab ku dengan datar dan kemudian aku pun kembali bergabung bersama mereka.
" Ini kartu namanya kak! "
Ucapku sambil mengulurkan tanganku memberikan kartu itu kepada ka Aditya.
" Baik, kalau begitu Kaka akan hubungi dia sebentar ya! Kalian tunggu disini. "
Ka Aditya pun pergi setelah menerima kartu, dia bilang dia akan pergi menghubungi Darius.
Sementara itu, aku, Riana, dan ka Amara pun bercerita bagaimana jadinya jika aku dan Riana akhirnya harus berkuliah jauh dari yayasan Rumah Batin ini. Ka Amara mengeluh dan bilang kepada kami berdua.
" Kalau kalian berdua pergi, yayasan Rumah Batin ini pasti menjadi sangat sunyi dan ruangan kosong akan bertambah. "
Mendengar itu dari ka Amara aku pun jadi merasa berat jika memang nanti kami berdua akhirnya harus berkuliah jauh dari sini.
" Kalau begitu, bagaimana kalau kita buat kamar kamar kosong itu jadi kos kosan aja kak? Supaya yayasan ini tidak begitu sepi. "
Ujar Riana secara tiba-tiba, dia memberikan saran yang mungkin dapat di terima.
" Tapi kan yayasan Rumah Batin ini khusus untuk orang orang yang mata batinnya terbuka, kalau pun memang mau dijadikan kos kosan maka penghuninya juga harus anak yang mempunyai mata batin. Sedangkan mencari anak yang mempunyai mata batin itu sendiri tidaklah mudah. "
Jelas ka Amara dengan berputus asa.
" Menurutku saat ini kita tidak usah membingungkan hal itu. Tak ada salahnya sementara ini kita buka kos umum setidaknya agar tidak ada ruang yang kosong lagi di yayasan ini kak! Karena itu kan bisa menjadi sarangnya para makhluk halus. "
Sambung ku memberikan pendapatku.
" Em.. iya juga sih! Besok lah kita diskusikan. "
Jawab ka Amara dengan ragu, kemudian kami pun lanjut bercerita hingga akhirnya ka Aditya pun selesai berdiskusi dengan Darius melalui telepon.
" Kaka sudah cerita panjang lebar dengan Darius! Tapi Kaka masih belum puas, Kaka minta dia untuk datang ke yayasan ini besok agar dia bisa menjelaskan lebih detail lagi tentang Universitas yang ditawarkan olehnya. Baik! Karena sekarang sudah malam, maka kembalilah ke kamar masing-masing dan tidurlah. "
Ucap ka Aditya memberikan informasi lalu dia pun langsung pergi ke kamarnya.
" Kaka duluan ya! "
Ucap ka Amara dan kemudian dia pun meninggalkan kami berdua.
" Ayo Rin! "
Ajak Riana menyikut ku dan kemudian aku pun langsung ikut bersamanya untuk kembali ke kamar masing-masing. Namun sesampainya di depan kamar Riana, aku pun mengajaknya untuk tidur di kamarku saja. Selagi Dara dan Gita tidur di sana maka akan seru rasanya jika tidur bersama sama.
– Bersambung –
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Rosye Pattipeilohy
di tunggu klnjutannya kak
2020-04-22
1
꧁Rizka♡꧂
next kk
seruuu igh!!
2020-04-22
3
BILLY PUTRA
Mantap lanjut lah
2020-04-22
2