" Ting.. Tung.. "
Bel Yayasan berbunyi. Ketika itu aku sedang berada di ruang makan bersama yang lainnya untuk mempersiapkan alat alat makan sebelum makanan delivery kami tiba.
" Kira kira itu siapa ya? Ada yang mau periksa? "
Ujar ka Amara memberi code keras kepada kami.
" Biar Airin aja kak! "
Ucapku dengan inisiatif lalu aku pun langsung pergi meninggalkan ruang makan untuk memeriksa ada siapa di depan sana.
" Maaf dengan siapa ya? "
Tanyaku ketika aku sudah sampai di teras dan kemudian aku pun menjumpai dua orang pria yang membelakangi ku. Mereka berdua menggendong tas ransel hitam, menggunakan baju kemeja dan sepatu kulit. Sepertinya jika di lihat lihat dari tubuh mereka aku merasa seperti familiar.
" Darius. "
Mereka berdua berbalik badan menghadapku dan kemudian salah satu dari mereka menjawab. Aku benar, ternyata dia memang familiar di ingatanku. Dia Darius yang datang bersama dengan rekannya yang kulihat di panggung Aula sekolah kemarin.
" Oh ternyata Darius, mari! Silahkan masuk! "
Ucapku menyambut mereka dengan senang hati dan kemudian aku pun mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam.
" Silahkan duduk dulu! Saya akan buatkan minum untuk kalian berdua. "
Ucapku mempersilahkan mereka untuk duduk dan kemudian aku pun langsung pergi menuju ruang makan untuk menyediakan jamuan untuk mereka berdua.
" Siapa Rin? "
Tanya ka Amara ketika aku sudah sampai di ruang makan.
" Itu Darius kak, mahasiswa yang di telpon ka Aditya tadi malam. "
Jawab ku sambil mengambil dua gelas untuk membuat minuman yang akan ku hidangkan kepada Darius dan temannya itu.
" Oh gitu, terus ka Aditya udah sama mereka belum? "
Ka Amara kembali bertanya kepadaku, dan kemudian aku pun menjawab.
" Tadi belum sih kak, soalnya tadi aku gak kepikiran buat manggil ka Aditya, Setelah aku mempersilahkan mereka masuk aku langsung ke sini untuk buat minuman mereka. "
" Kalau gitu Gita aja deh!
Ujar ka Amara sambil melihat ke arah Gita.
" Gita? Ada apa kak? "
Tanya Gita dengan bingung.
" Gita tolong panggilkan ka Aditya ya dek! Bilang ke ka Aditya kalau ada tamu. "
Jelas ka Amara dan juga meminta Gita untuk mencari Ka Aditya dan memberitahu ka Aditya kalau sedang ada tamu di depan.
" Baik ka! "
Jawab Gita dengan singkat dan kemudian dia pun pergi meninggalkan ruang makan untuk mencari Ka Aditya.
" Ka, aku antar ini dulu ya! "
Ucapku kepada ka Amara dan kemudian dia pun mengangguk dan tersenyum kepadaku.
" Hati hati Rin! "
Ucap ka Amara kepadaku dan kemudian aku pun langsung pergi mengantarkan minum kepada Darius dan temannya di ruang tamu.
" Tunggu Rin! "
Ucap Riana yang tiba-tiba berjalan dengan perlahan menghampiriku. Aku melihat ke arahnya dan berhenti sejenak untuk menunggunya.
" Ayo lanjut jalan. "
Ucap Riana setelah kami bersampingan. Dia membawa cemilan untuk tamu, makannya dia meminta aku untuk menunggunya agar kami bersama sama pergi menghidangkan jamuan ini untuk tamu.
" Rin! "
Riana menyebut namaku.
" Apa? "
Tanyaku kepadanya.
" Kamu kebayang nggak? "
Ucap Riana yang kembali bertanya kepada ku.
" Kebayang apa Riana? "
Tanyaku lagi kepadanya.
" Kebayang nggak bagaimana ekspresi ka Amara dan ka Aditya ketika mereka berdua nanti melihat Darius yang mirip banget sama Varel? "
Riana menjelaskan pertanyaannya itu kepadaku dan kemudian aku pun berhenti sejenak untuk memikirkan ucapan si Riana, aku mencoba untuk membayangkan ekspresi wajah ka Amara dan ka Aditya ketika mereka melihat Darius nanti. Aku membayangkan apa yang akan mereka berdua ucapkan nanti setelah mereka melihat Darius. Aku juga memikirkan sekaget apakah mereka nanti.
" Heh! Kok malah bengong? "
Riana menyadarkan aku dari lamunanku tentang apa yang telah di ucapkannya tadi.
" Kan kamu yang suruh aku untuk membayangkan apa yang kamu bilang tadi! "
Jawabku kepadanya.
" Aku bilang apa? Terus emangnya kapan aku suruh kamu untuk membayangkannya? "
Tanya Riana dengan sedikit jutek.
" Udah deh gak usah di bahas lagi! Ayo kita antar ini. "
Aku mengalihkan perhatiannya agar kembali melanjutkan perjalanan menuju ruang tamu.
" Silahkan di nikmati minuman dan camilannya. "
Ucapku kepada Darius dan temannya ketika sesampainya aku dan Riana di ruang tamu. Aku mengucapkannya sambil meletakkan minuman yang ku bawa dan juga camilan yang Riana bawa ke atas meja.
" Maaf sudah merepotkan! "
Ucap Darius dengan senyuman manisnya.
" Oh tidak merepotkan kok! "
Jawab Riana sambil membalas senyuman dari Darius dengan centil dan kemudian Darius pun kembali membalas senyuman Riana.
" Wah tamunya sudah datang! "
Tiba-tiba suara ka Aditya terdengar dan kemudian kami pun melihat kearahnya. Dia datang dari arah pintu belakang dan menghampiri kami.
" Tunggu! Saya tidak salah lihat kan? "
Tiba-tiba ka Aditya menghentikan langkahnya dan mengucek-ucek matanya.
" Ada apa ka? "
Tanyaku kepadanya.
" Airin, kemari sebentar! "
Pinta ka Aditya dan kemudian aku pun mengangguk dan menghampiri ka Aditya.
" Ada apa ka? "
Aku kembali bertanya kepada ka Aditya yang terlihat sangat kaget.
" Rin, itu bukan arwahnya Varel kan? "
Ka Aditya berbisik kepada ku. Ternyata dia kaget melihat Darius yang wajahnya mirip dengan Varel.
" Ha ha ha.. bukan kok kak! Itu Darius, mahasiswa yang Kaka telpon tadi malam. "
Jelas ku kepada ka Aditya sambil sedikit mentertawakan dirinya.
" Kamu yakin? "
Ka Aditya kembali bertanya untuk meyakinkan diri.
" Iya kak! "
Jawabku kembali untuk meyakinkannya bahwa itu bukanlah arwah Varel, melainkan Darius yang wajahnya sangat mirip dengan Varel.
" Huh! Ya sudah kalau begitu! Kamu dan Riana pergi ke ruang makan dan suruh ka Amara datang kesini. "
Ka Aditya sudah mulai yakin dan kemudian dia pun menyuruh aku dan Riana pergi ke ruang makan dan menyuruh ka Amara untuk datang kesini.
" Ayo Riana! "
Aku menjemput Riana yang sedang kecentilan dan kemudian aku pun langsung menarik lengannya untuk ikut ke ruang makan bersamaku.
" Kami permisi dulu ya. "
Ucapku sebelum kepada Darius dan temannya sebelum aku dan Riana pergi meninggalkan ruang tamu.
" Iya, terimakasih hidangannya ya. "
Jawab teman Darius dengan tersenyum.
" Ih Riana! Kamu mulai kapan sih kecentilan kayak tadi? "
Ucapku dengan kesal ketika aku dan dia sudah rumayan jauh dari ruang tamu dan berjalan menuju ruang makan.
" Ih apaan sih Rin? Hak ku lah kalau mau centil! Ngomong ngomong kok kamu yang resek? "
Jawab Riana dengan jutek.
" Huh! "
Aku menghembuskan napas kesal lalu aku pun berjalan lebih cepat darinya. Aku bingung kenapa sikap Riana jadi aneh hari ini.
" Hai Rin! Ka Aditya udah di ruang tamu kan? "
Tanya ka Amara kepada ku.
" Udah kak. "
Jawabku dengan singkat.
" Ngomong ngomong Kaka di panggil ka Aditya. "
Sambung ku memberitahu ka Amara tentang apa yang dikatakan oleh ka Aditya kepadaku tadi.
" Oh ya? Kalau begitu Kaka tinggal dulu ya! "
Jawab ka Amara dan kemudian dia pun pergi meninggalkan ruang makan untuk pergi ke ruang tamu. Aku penasaran bagaimana ekspresi wajah ka Amara nanti ketika melihat Darius. Ingin mengintip rasanya, namun aku sedang memiliki mood yang kurang bagus gara gara si Riana yang centil itu.
– Bersambung –
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Nurhalimah Al Dwii Pratama
kok riana jadi centil si thorr kan dia ank paling pendiam jarang gmg..
2021-12-31
0
Muhammad
lanjut thor ceritanya bagus
2020-04-24
1
Dhenti ani
lanjuut dong thorrr, jgn sampe kebawa mimpi penasaranya huhuhu
2020-04-24
2