Chapter.2 – Penampakan

" Kami pulang! "

Seru Riana dengan gembira dan kemudian kami pun masuk ke dalam yayasan.

" Wah! Kaka senang sekali melihat kalian membawa penghargaan. "

Sambut ka Amara dengan bangga ketika melihat kami semua pulang dengan membawa penghargaan dari sekolah.

" Syukurlah ka Amara, tahun ini yayasan Rumah Batin memborong penghargaan dari sekolah. "

Ujar ku sambil tersenyum bahagia.

" Syukurlah, tapi hai! Apakah kalian tidak mau berfoto dengan Kaka? "

Tanya ka Amara yang bermaksud memberikan aba-aba untuk mengajak kami berfoto.

" Kaka bilang apa sih? Mana mungkin kami tidak mau berfoto bersama Ka Amara. "

Jawab Riana sambil tersenyum.

" Oh ya sudah kalau begitu! Mari kita pergi ke Aula, kita akan berfoto di sana saja. "

Ajak ka Amara setelah mendengar jawaban dari Riana. Kami pun langsung saja berjalan menuju ke Aula sesuai ajakan ka Amara sebelumnya.

" Oh iya Rin, tolong panggilkan ka Aditya diluar sana. Ajak dia ke Aula untuk berfoto bersama. "

Ucap ka Amara kepadaku pada saat dalam perjalanan menuju Aula.

" Oh iya kak, tunggu sebentar ya! Airin titip piala ini kak. "

Ucapku dan kemudian aku pun menitipkan pialaku kepada ka Amara. Lalu aku pun pergi untuk mencari Ka Aditya dan mengajaknya untuk pergi ke Aula karena kami akan berfoto bersama.

Untuk mencari Ka Aditya, aku tidak memerlukan waktu yang lama. Aku bertemu dengannya setelah aku sedikit berkeliling halaman depan yayasan dan kemudian aku pun bertemu dengannya sedang duduk di samping bus yayasan. Setelah aku menghampirinya, aku pun langsung mengajaknya untuk pergi ke Aula dan dengan ringannya, ka Aditya pun bangkit dan langsung ikut bersamaku.

Di tengah perjalanan menuju Aula, ka Aditya pun mengajakku untuk pergi ke kamarnya sejenak, untuk mengambil kamera dan lighting setelah itu kami pun kembali berjalan menuju Aula.

" Akhirnya datang juga. "

Ucap ka Amara ketika melihat kami masuk kedalam Aula.

Kemudian pertama-tama kami mengatur letak kamera dan lighting terlebih dahulu, kemudian kami pun mengatur bangku, barulah setelannya kami mengatur posisi dan mulai mengambil potret.

" Ckrik.. "

Potret pertama adalah milikku dengan penghargaan yang kudapat.

" Ckrik.. "

Potret kedua adalah milik Riana bersama penghargaan yang dia dapatkan.

Begitulah selanjutnya hingga kemudian kami pun masuk ke dalam sesi pemotretan bersama dengan menggunakan mode otomatis karena ka Aditya sang pemotret juga harus ikut bergabung dengan kami.

" Ckrik.. Ckrik.. Ckrik.. "

Kami mengambil beberapa potret bersama dengan gaya yang berbeda-beda dan setelah kami selesai berfoto, kami pun di perintahkan untuk pergi ke kamar masing-masing untuk bersiap-siap melahap makan siang kami yang sudah di siapkan oleh ka Amara. Kini kami tak perlu memasak karena kini makanan kami seumur hidup akan datang dari delivery resto yang di berikan oleh Ibu pemilik Villa Merah kepada Yayasan Rumah Batin ini.

" Krek. "

Aku membuka pintu kamarku dan kemudian aku pun masuk untuk bersiap-siap makan siang.

Pertama aku meletakkan pialaku terlebih dahulu dan kemudian aku pun mengganti bajuku setelah itu aku pun langsung keluar kamar dan berjalan menuju ruang makan.

" Tok Tok Tok. "

Pada saat berjalan ke ruang makan aku menyempatkan diri untuk menghampiri kamar Dara, Gita, dan Riana untuk mengajak mereka bersama sama pergi ke ruang makan.

Kemudian setelah makan siang kami pun membantu ka Amara untuk mencuci tempat lauk dan sayur karena petugas delivery akan mengambilnya dan kembali mengisinya lalu akan mengantarkannya kembali dua jam sebelum waktu malam tiba. Terus begitu setiap hari.

Setelah membantu ka Amara, kami pun diberikan waktu bebas sampai jam empat sore. Kami biasanya menggunakan waktu itu untuk menonton film dan bahkan terkadang kami menggunakannya untuk mengerjakan tugas dari sekolah kami.

Karena sekarang aku dan Riana mendapatkan banyak sekali brosur, maka kami pun memutuskan untuk menghabiskan waktu bebas ini untuk memilih salah satu brosur untuk kami melanjutkan pendidikan kami selanjutnya, baik di universitas maupun tempat kursus. Kami pergi ke ruang tamu untuk dan memilihnya di sana.

Ini sungguh cukup banyak, mungkin kami harus sangat teliti untuk memilihnya. Yang mana yang akan kami pilih, tentunya kami akan memilih Universitas yang tidak jauh dari Yayasan Rumah Batin ini.

Kami berdua benar-benar berpikir dan mempertimbangkan semua brosur brosur yang rata rata isi dari brosur ini adalah Universitas dan tempat kursus yang berkualitas.

Kami pun mendadak pusing ketika kami mendapatkan brosur brosur Universitas terdekat dan kami melihat bahwa apa yang di tawarkan brosur-brosur itu kurang menarik bagi kami. Brosur tersebut juga tidak memberikan kami beasiswa.

Tidak seperti brosur lainnya yang memberikan kami beasiswa karena kami adalah lulusan berprestasi. Akan tetapi semua beasiswa itu terdapat di brosur yang datangnya dari luar kota.

Huh! kami pun merasa jenuh dan selanjutnya kami berdua memutuskan untuk melanjutkan memilih brosur ini bersama Ka Amara dan ka Aditya setelah makan malam nanti.

Karena kami pikir mungkin saja ketika kami berkonsultasi bersama mereka berdua maka hal ini tidak akan terlalu membuat kami menjadi pusing.

Setelah itu kami pun meletakkan brosur kami ke atas meja dekat sofa dan kemudian kami pun meninggalkannya.

Kami berdua memutuskan untuk meminjam laptop ka Aditya dan juga memori kameranya tadi. Kami berdua ingin melihat lihat hasil dari foto-foto yang kami ambil tadi.

" Nih, sekaligus pindahkan ke laptop ya! "

Ucap ka Aditya ketika memberikan laptopnya kepada kami. Dia menyuruh kami untuk sekalian memindahkan foto yang ada di memori ke dalam laptopnya.

" Baik ka. "

Jawab kami dengan singkat dan kemudian kami pun membawanya ke ruang tamu.

" Kaka mau ngapain ka? "

Tanya Gita yang baru saja datang dari luar ruangan bersama Dara.

" Kami mau lihat foto-foto tadi, kalian berdua mau ikut? "

Jawabku dan kemudian aku pun kembali bertanya kepada mereka berdua.

" Boleh ka. "

Jawab Dara yang kemudian dia pun duduk di sofa bersama Gita. Kami ikut menyusul mereka untuk duduk bersama di sofa.

Aku meletakkan laptop di atas meja yang ada di depan kami dan kemudian aku menekan tombol powernya untuk menghidupkan laptop. Kemudian aku pun memasukkan memori kameranya dan kami pun mulai melihat lihat foto.

" Klik. "

Aku menekan foto pertama.

" Wah aku tidak sabar untuk melihatnya. "

Ujar Dara sambil tersenyum tak sabaran.

" Mama! Papa! "

Ujar ku dengan terkejut ketika melihat foto yang pertama. Foto pertama adalah foto aku yang duduk sendirian dengan memegang penghargaan. Namun tiba-tiba saja aku melihat bahwa ada dua bayangan putih yang menyerupai mama dan papa. Mereka berdua tersenyum di dalam foto tersebut.

" Apakah kalian melihat apa yang aku lihat? "

Tanya ku kepada Riana, Gita, dan Dara untuk memastikan apa yang telah aku lihat saat ini.

" Iya kak, aku juga melihatnya itu kedua orangtua Kaka kan? "

Jawaban Dara meyakinkanku dan yang lainnya pun ikut mengangguk.

" Coba lihat yang selanjutnya ka! "

Ujar Dara kepadaku dan kemudian aku pun menekannya dan mendapatkan hal yang sama seperti fotoku tadi.

Di dalam foto Riana juga terdapat bayangan putih yang menyerupai ibunya. Kemudian di potret Dara dan Gita juga sama.

Melihat ini kami jadi merinding ketakutan dan kemudian kerena rasa penasaran kami pun memberikan diri untuk melanjutka melihat foto yang lainnya.

" Ka Friska dan ka Klara! "

Ucap Gita ketika melihat foto aku dan Riana duduk berdua tiba-tiba ada bayangan putih yang menyerupai kedua sahabat kami berdiri di belakang kami.

Kemudian Kami pun terus melihat foto-foto selanjutnya dan semua foto yang kami ambil ini di hadiri oleh mereka yang sudah tiada. Mereka menampakan diri dan bagi kami cara mereka itu sangat menyeramkan.

Di samping rasa takut yang membuat kami merinding, penampakan di foto-foto yang kami lihat juga membuat kami tersentuh dan kembali merindukan mereka yang sudah pergi untuk selamanya. Setelah melihatnya kami pun langsung berdoa untuk mereka. Kami mendoakan supaya mereka semua tenang di alam sana.

– Bersambung –

Terpopuler

Comments

Nurhalimah Al Dwii Pratama

Nurhalimah Al Dwii Pratama

sesih sahabat" mereka yg berkorban demi yg lain...keganasan mahluk itu yg mengambil roh mereka

2021-12-31

0

Nurul Fadillah

Nurul Fadillah

mwek aku

2020-06-30

2

nafisa fatharani

nafisa fatharani

semangat ya kaka author 💪💪 q suka crita novelmu👍👍

2020-06-02

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter.1 – Harapan
2 Chapter.2 – Penampakan
3 Chapter.3 – Kartu nama
4 Chapter.4 – Riana
5 Chapter.5 – Klara?
6 Chapter.6 – Mood
7 Chapter.7 – Di ganggu makhluk gaib
8 Chapter.8 – Universitas kegelapan
9 Chapter.9 – Perdebatan
10 Chapter.10 – Persetujuan
11 Chapter.11 – Taman makam Kamboja
12 Chapter.12 – Memberontak
13 Chapter.13 – Kesurupan massal
14 Chapter.14 – ka Adit
15 Chapter.15 – Beres beres kamar kosong 1
16 Chapter.16 – Beres beres kamar kosong 2
17 Chapter.17 – Berpisah dengan yayasan rumah batin
18 Chapter.18 – Titik terang dari kasus Klara
19 Chapter.19 – Keajaiban
20 Chapter.20 – Sisi gelap
21 Chapter.21 – Gadis aneh
22 Chapter.22 – Hanya mimpi buruk
23 Chapter.23 – Kekhawatiran yang benar-benar terjadi
24 Chapter.24 – Sisi gelap Universitas
25 Chapter. 25 – Nyawa Ka Adit
26 Chapter.26 – Konyol
27 Chapter.27 – Dimensi alam bawah sadar
28 Chapter.28– Tante Kirana
29 Chapter.29 – Aura negatif Dokter Eric
30 Chapter.30 – Dias Kai
31 Chapter.31 – Doa Darius
32 Chapter.32 – Dias Kai 2
33 Chapter.33 – Kembali ke kampus
34 Chapter.34 – Keyla pembawa bencana
35 Chapter.35 – 5 tempat sakral
36 Chapter.36 – 5 tempat sakral.2
37 Chapter.37 – Buku data mahasiswa universitas
38 Chapter.38 – Seorang Nenek
39 Chapter.39 – Seorang nenek-nenek
40 Chapter.40–Hari pertama masuk kampus
41 Chapter.41– Kinanti
42 Chapter.42–Kinanti2
Episodes

Updated 42 Episodes

1
Chapter.1 – Harapan
2
Chapter.2 – Penampakan
3
Chapter.3 – Kartu nama
4
Chapter.4 – Riana
5
Chapter.5 – Klara?
6
Chapter.6 – Mood
7
Chapter.7 – Di ganggu makhluk gaib
8
Chapter.8 – Universitas kegelapan
9
Chapter.9 – Perdebatan
10
Chapter.10 – Persetujuan
11
Chapter.11 – Taman makam Kamboja
12
Chapter.12 – Memberontak
13
Chapter.13 – Kesurupan massal
14
Chapter.14 – ka Adit
15
Chapter.15 – Beres beres kamar kosong 1
16
Chapter.16 – Beres beres kamar kosong 2
17
Chapter.17 – Berpisah dengan yayasan rumah batin
18
Chapter.18 – Titik terang dari kasus Klara
19
Chapter.19 – Keajaiban
20
Chapter.20 – Sisi gelap
21
Chapter.21 – Gadis aneh
22
Chapter.22 – Hanya mimpi buruk
23
Chapter.23 – Kekhawatiran yang benar-benar terjadi
24
Chapter.24 – Sisi gelap Universitas
25
Chapter. 25 – Nyawa Ka Adit
26
Chapter.26 – Konyol
27
Chapter.27 – Dimensi alam bawah sadar
28
Chapter.28– Tante Kirana
29
Chapter.29 – Aura negatif Dokter Eric
30
Chapter.30 – Dias Kai
31
Chapter.31 – Doa Darius
32
Chapter.32 – Dias Kai 2
33
Chapter.33 – Kembali ke kampus
34
Chapter.34 – Keyla pembawa bencana
35
Chapter.35 – 5 tempat sakral
36
Chapter.36 – 5 tempat sakral.2
37
Chapter.37 – Buku data mahasiswa universitas
38
Chapter.38 – Seorang Nenek
39
Chapter.39 – Seorang nenek-nenek
40
Chapter.40–Hari pertama masuk kampus
41
Chapter.41– Kinanti
42
Chapter.42–Kinanti2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!