setelah lama berbincang bersama, semuanya kembali ke kamar masing-masing.
Sherly merebahkan dirinya di kasur dengan mata yang masih belum mengantuk, ia teringat kejadian di sekolah.
"sungguh menyakitkan, bagaiamana bisa terulang lagi, ini sungguh sakit, kenapa terus terulang" gumam Sherly dalam hati dan air matanya mulai mengalir deras.
#flashback
di sekolah pada saat jam istirahat, Sherly, Jenisa, dan Elna bertengkar dengan sahabat lama mereka Nana, pertengkaran 3 lawan 1 itu mencuri perhatian 1 kelas, ya memang pertengkaran yang sudah sering terjadi, tapi kali ini pertengkaran hebat, awalnya hanya pertengkaran adu mulut saling sindir, sekarang pertengkaran yang lebih sengit.
"Lo kenapa si Na, berubah banget dengan kita, apa salah kita coba" ucap Jenisa menengkan kondisi yang panas tersebut.
"gue udah bilang jangan bahas kenapa dengan aku" jawab Nana
"ya kan setidaknya katakan apa salah kita Na" ucap Sherly yang sudah meneteskan air matanya.
"masih aja mau bahas, udah ah gue keluar lapar, lelah gue bahas ini terus" ucap Nana yang ingin menghindar.
"Na..." panggil Sherly
"udah Sher, biaran aja, makin kita nanya, dia makin marah sama kita" ucap Elna
"iya Sher lagian kita sudah beberapa kali kan minta maaf" ucap Jenisa menenagkan Sherly.
sebenarnya mereka berempat awalnya bersahabat, Sherly dan Nana sudah bersahabat sebelum masuk SMA.
seorang laki-laki masuk dan melihat Sherly menangis.
"Tu perempuan sombong, kenapa nangis" ucap Deny itu pada temannya
"biasa lah tempur mereka" ucap temannya menjawab
"ohhhh..." ucap Deny
"lo...." ucap Elna kepada Deny, tapi dihalangi Sherly karna tak mau ada keributan lagi.
#flashback off
Sherly menangis sampai ia tertidur.
Sampai lulus SMA Sherly tidak pernah lagi mencoba meminta maaf kepada Nana, karena semakin ia meminta maaf Nana semakin menjauhinya. Dan ia mencoba melupakan kenangan bersama sahabatnya tersebut, karena ia menganggap mungkin ia melakukan kesalahan besar dan Nana tidak ingin diganggu lagi.
Setelah lulus, Sherly dan Jenisa kuliah ditempat yang sama, sedangkan Elna menikah dan memiliki seorang anak. Mereka bertiga masih sering berhubungan lewat telepon, sedangkan Sherly dan Jenisa jarang ketemu karena mereka beda jurusan. Tapi mereka tetap berhubungan lewat pesan telepon hampir setiap hari. Mereka bertiga biasanya kumpul ketika Sherly dan Elna libur semester.
"Sher mau kuliah ya" ucap tetangga Sherly
"ia bu" jawabnya.
"kamu gak ngerasa apa nyulitin orang tua mulu, biayain hidup kamu dari kecil, sekarang pake acara kuliah lagi, gak tau lulus nya kerja atau nganggur nantinya, orang tua kamu malah capek biayain, eeh kamunya ketika lulus nganggur" ucap ibu tersebut
Sherly hanya menjawabnya dengan senyuman manisnya.
Kini Sherly telah kuliah, Sherly tidak pernah mau ambil pusing terhadap setiap hal yang orang katakan, beda dari dirinya yang dulu, bahkan ketika kelas 2 SD Sherly pernah mau bunuh diri karena sering dihina tetangga, teman sekampungnya, bahkan teman sekolahnya.
Tapi terhalang ketika ia sudah mau jatuh dari balkon rumah neneknya dan tiba-tiba melihat kakeknya pulang, menurutnya kakeknya adalah sosok yang sangat menyayangi Sherly bahkan dulu ia pikir dibanding ayah dan ibunya sendiri. Sehingga mengingat masih ada kakeknya, Sherly tidak jadi bunuh diri.
Kakeknya sering bercerita kepada Sherly, itu dilakukan kakeknya ketika melihat cucu kesayangannya tersebut menangis, untuk menegur ketika salah dan menyabarkan ia ketika orang lain yang salah, lewat selipan pesan cerita, kakeknya tidak pernah marah, bahkan ketika kakeknya mau marah pada siapapun, ketika melihat Sherly langsung diam tidak jadi marah
Sherly adalah cucu sulungnya dan satu-satunya cucu perempuan ketika waktu kecil, sehingga sangat disayangi semua orang. Dulu Sherly sering dimarahi Ayahnya, ya karena memang Sherly sering berbuat salah dan sering terlambat pulang kerumah karena asyik bermain.
Kemarahan ayahnya itu mulai mereda ketika ia melihat Sherly ingin kabur dari rumah setelah dimarahi ayahnya, untung ayahnya melihat kepergian Sherly yang belum jauh dari rumah tersebut, sehingga menyadarkan ayahnya yang memang sering memarahi Sherly.
Semenjak itu ayahnya sudah sangat jarang memarahinya. Bahkan sudah berubah terbalik menjadi sangat lembut dan terlihat lebih memanjakan Sherly, memang sebelumnya Sherly juga dimanjakan dengan apa pun yang diinginkan bahkan tanpa meminta selalu dikasih ayahnya.
Tapi ayahnya begitu menyayangi Sherly sehingga ketika khawatir anak perempuannya itu belum pulang ke rumah jadi khawatir dan marah-marah pada anaknya tersebut.
Walaupun dimanjakan Sherly sejauh ini bahkan sangat jarang meminta sesuatu pada ayahnya, selalu ayahnya yang memberi tanpa diminta dulu oleh Sherly. Sherly berpikir tidak ingin menyusahkan orang tuanya, tapi ayahnya memang selalu memberikan apa pun yang dibutuhkan Shely tanpa diminta.
Pada saat Sherly kuliah, ia menutup dirinya, ia berteman dengan semua orang dikelasnya tetapi ia tidak dekat dengan siapapun hanya berteman biasa saja. Ia melakukan itu karena mengingat ia selalu bermasalah dengan sahabatnya, dimulai dari waktu kecil hingga terakhir dengan Nana dan menurutnya yang paling menyakitkan adalah bermasalah dengan Nana karena mengingat persahabatan mereka sudah lama dan berakhir seperti itu.
Ia tidak ingin mengambil resiko harus menyakiti orang lain lagi dan terlebih menyesakkan untuk dirinya sendiri. Sherly sendiri bingung kenapa selalu bermasalah dengan sahabatnya. Dan ia mengingat masalahnya terkadang bukan karena kesalahannya atau kesalahan sahabatnya.
Ia sendiri bingung mencoba tidak terlalu memikirkannya karena hanya membuat pusing tanpa menyelesaikan apa - apa dan mulai melupakan masa lalunya, ia hanya mengambil pelajaran dari setiap hal yang terjadi.
Dan yang terpenting ia telah beberapa kali mengulangi permintaan maafnya terhadap setiap orang yang bermasalah dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments