"****** gue, ada ayah lagi, gimana jawabnya" ucap Sherly
"tenang, ntar gue bantu jawab" ucap Deny dengan percaya diri.
Sherly kembali menatap tajam Deny
"kenapa kelihatannya si Deny kaya akrab banget sama Sherly, bahkan berani nyapa keluarganya Sherly, Sherly biasa aja kelihatannya, apa jangan-jangan Sherly biasa aja karena gak mau gue curiga dan berusaha nutupin sesuatu dari gue" gumam Jenisa dalam hati penasaran
"Al udah ya gue matiin, ntar zmz aja mau apa" ucap Sherly langsung memutuskan video call, tanpa menunggu jawaban Aldi
"kenapa dimatiin kak" tanya Deny
"kakak-kakak, gue bukan kakak lo, ngapain lo muncul di video call gue, sok akrab lagi, terus lo kenapa tiba-tiba masuk kuliah disini, terus ngapain dari tadi ngikutin gue terus, ngapain juga ngajak ngobrol terus dari tadi, lo kan gak sudi bicara ama gue dulu, ngeselin banget jadi orang, kalo mau muncul itu ijin dulu, jangan asal masuk video orang aja, gak sopan banget," ucap Sherly
"oh berarti lain kali boleh dong, ikut video call" tanya Deny menahan senyumnya
"ni mulut kenapa ngomong gitu sih" gumam Sherly dalam hati.
"katanya bodo amat, tapi nanya banyak banget ama Deny Sher, udah makin akrab aja kalian" goda Jenisa.
"tau ah, gue mau pulang" ucap Sherly berjalan pergi.
~Di Rumah~
"kak, tadi laki-laki siapa, kok kelihatannya deket sama kakak, jangan bilang....." tanya Aldi
"tu orang cuman lewat, gak sengaja masuk video kakak" jawab Sherly
"kalo bener gitu, kenapa kakak matiin telpon tiba-tiba, terus dia juga nyapa gue kak, dimana dia tau gue adik kakak" tanya Aldi
"iya ya dari mana tu orang tau sama lo" ucap Sherly
"kakak, mencurigakan deh, jujur kak, tu kakak ganteng tadi siapa" tanya Aldi
"gue udah jujur, tu orang cuman lewat, kenapa lo masih nanya, udah gue jawab dari tadi" jawab Sherly
"nah, sekarang gue ulang pertanyaan kenapa kakak matiin telpon tadi" tanya Aldi
"ah tau ah Al, gue udah ngantuk, dah gue ke kamar duluan" ucap Sherly menghindar.
~Besoknya di Kampus~
"Sher, kita ngerjain tugas ya abis pulang ini di Cafe depan Campus" ucap temen Sherly
"gak bisa ditempat lain aja" jawab Sherly
"bisa sih, cuman kan ribet, harus ngumpulin orangnya dulu, harus pergi lagi juga, kalo Cafe depan kan gampang, santay sambil minum, jika kita butuh sesuatu buat bahan kan tinggal nyebrang lagi aja balik ke kampus buat ke perpustakaan" ucap temannya Sherly
"oh, iya ya udah" jawab sherly dengan senyum manisnya walaupun terpaksa karena tidak ingin bertemu Deny lagi.
~Cafe~
"siang non Sherly" sapa seorang pelayan, membuat semua temannya Sherly menoleh ke Sherly.
"siang mba" jawabnya sambil menuju meja, dan meninggalkan teman-temannya yang menatap bingung Sherly.
"khusus non Sherly ada ruangan VVIP non" ucap pelayan pada Sherly yang sudah duduk di salah satu meja.
"nggak usah mba, saya sama temen-temen saya" jawab Sherly beralasan
"tapi non, ini sudah perintah tuan Deny, jika non kesini, non diminta untuk ke ruang VVIP" ucap pelayan
"oh, ya sudah ajak saya kesana" jawab Sherly tidak ingin ada keributan di depan teman-temannya walaupun dia sebenarnya ingin menolak.
"lo sudah pesan ni tempat Sher" ucap salah satu temannya.
"nggak" jawab Sherly
"terus kenapa lo ngajak kita kesini, gue takut gak bisa bayar jika ke ruangan ini" ucap salah satu temannya.
"mba semua tenang saja, khusus non Sherly yang datang bersama temannya, gratis mba, gak usah bayar" ucap pelayan.
"wah, ni Cafe milik lo Sher" ucap temannya yang lain.
"nggak, milik Deny" jawab Sherly jujur
"wow, siapa tu Deny" tanya temannya
"astaga, mulut gue kenapa harus bilang si" gumam Sherly dalam hati
"udah ah, gak usah ngurusin hidup Sherly, yang penting kita sekarang minum gratis" ucap temannya Sherly yang sudah haus.
"mba semua mau pesen apa" ucap pelayan
"mmm, ada makanan gak mba" ucap temannya
"ada mba kebetulan kita baru launching bulan ini banyak menu makanan baru" ucap pelayan
"wah, ternyata ini gak hanya Cafe tapi udah kaya restoran ya, banyak menu makanan beratnya, enak semua lagi kelihatannya" ucap temannya sambil melihat menu.
"Sher boleh gak kita pesen makanan, kita laper nih" ucap temannya.
"boleh kok, kalian mau pesan semuanya juga boleh" ucap Deny yang tiba-tiba masuk
"tuan Deny" sapa pelayan sopan.
"oh, anda ya tuan yang memiliki Cafe ini, beneran kita boleh mesan makanan disini dan gratis" ucap temannya Sherly sopan
"boleh, mau bawa pulang juga boleh, makan dan minumlah sepuasnya" ucap Deny dengan senyum manisnya
"ok, pesanlah sepuas kalian ya, saya tinggal dulu, bye Sher" ucap Deny sambil senyum kearah Sherly
sikap Deny membuat kelima temannya menatap bingung kearah Sherly.
"jadi, non Sherly dan mba semua pesen apa" tanya pelayan
mereka pun mesan semua makanan pilihan mereka masing-masing.
"Sher lo ketemu laki-laki ganteng itu dimana" tanya temannya
"dia anak semester 2" jawab Sherly
"tapi gue gak pernah liat dia selama ini" tanya temannya lagi
"iya, dia mahasiswa baru" jawab Sherly
"widih Sher, mahasiswa baru udah deket aja sama lo, sampai gratiskan makanan lagi" ucap temannya
"dia teman gue SMA dulu, dia berhenti satu tahun kuliah dan ngurus bisnis, terus kuliah lagi dan pindah kesini" jelas Sherly sebelum ditanya temannya lagi.
"oh, tapi kalo cuman temen, rasanya gak mungkin sampe gratis makan sepuasnya apalagi sama teman kamu yang lain, dikhususkan ruang VVIP lagi, rasa aneh cuman teman doang" ucap temannya.
"gak tau gue" jawab Sherly sudah mulai kesel karena tidak mau membahas Deny.
mereka pun tidak ingin menanyakan lagi kepada Sherly, mereka makan dan mengerjakan tugasnya sampai selesai.
"kalian duluan aja" ucap Sherly kepada teman-temannya sambil menatap Deny dan mendekatinya.
"Den, gue mau bicara sama lo" ucap Sherly sambil mendekat kearah Deny
"perempuan sombong, sudah mau bicara sama gue" ledek Deny
Sherly menatap tajam Deny, dan dibalas senyum manis oleh Deny.
"kita keruangan gue aja" ucap Deny meninggalkan Sherly dibelakang. Sherly pun mengikuti Deny dari belakang.
"masuk, dan duduk lah" ucap deny sambil duduk di Sofa ruangannya.
"lo kenapa si Den, ngeselin banget, mau lo apa" ucap Sherly menatap tajam Deny.
"duduk dulu kakak cantik" ucap Deny dengan tangan yang ingin menarik tangan Sherly, namun Sherly menghindar.
"bukan muhrim" teriak Sherly dengan mata melotot.
"kalo gak mau dipegang, makanya duduk, marah mulu, kecantikan lo kurang kalo lagi marah Sher, ngeri gue liat" ucap Deny dengan santai dan menyandarkan punggungnya di sofa.
"kalo ngeri liat, gak usah liat, ribet amat, emang gue pernah maksa lo buat liat gue, dulu aja janganakan liat lo, lirik aja gak pernah, sekali natap gue udah kaya mau nerkam dengan mata galak lo itu dan bibir manyun lo itu selalu ngehina gue" ucap Sherly sambil berkacak pinggang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Nur Alika
sepertinya bagus
2020-06-23
1