Suasana Berbeda

"Saaaaahhh! Saaaahh!"

Kata itu terdengar lagi di telinga Gika tapi dengan suasana berbeda.

Berbeda.. Karena dia menikah bukan hanya secara agama saja, tapi juga secara negara.

Berkali-kali Gika meneteskan air mata saat menyalami tangan laki-laki yang kini jadi suami syahnya.

Apalagi terdengar di telinga Gika jika Arkana berkali-kali mengembuskan napas kasar karena juga terpaksa.

Arkana juga sama sekali tidak pernah mengajaknya berbicara setelah hari itu, karena laki-laki itu tidak bisa menentang keinginan Anita.

Mereka berdua terjebak pernikahan karena Gika yang menginginkan gethuk, dan seakan semesta sedang mendukung pertemuan keduanya, hingga Arkana lah yang mempunyai gethuk yang sedang diinginkan oleh Gika.

Kondisi Gika yang sedang berbadan dua membuatnya didera perasaan bersalah paling dominan pada laki-laki di depannya.

Ia tidak berani jujur, tapi juga tidak berani membatalkan permintaan Anita saat melihat binar bahagia di mata Anita.

"Apa yang harus aku lakukan? Mereka tidak bertanya statusku, mereka berpedoman pada berkas berhargaku. Lalu aku harus bagaimana?" kata-kata itu selalu berteriak dalam hati Gika saat keesokan harinya ia terbangun dan mendapati Anita bersama Husni mengatakan padanya jika akan melamarnya pada kedua orang tuanya.

Dan benar adanya karena kali ini, Kakak kandungnya lah yang menjadi wali nikahnya karena Ayahnya sedang sakit setelah ditinggal pergi olehnya dan tidak bisa ikut ke Jakarta untuk menjadi wali nikahnya.

Penjelasan itu ia dengar sendiri dari mulut Anita.

Kata "syah" itu terdengar lagi di telinga Gika setelah tiga hari ia tinggal di base camp Arka bekerja.

Ya, pernikahan Gika memang diundur beberapa hari oleh Anita karena wanita yang telah melahirkan Arkana ke dunia itu menginginkan mengenal calon besannya.

Berbekal berkas berharga milik Gika, Anita bersama Husni terbang dari Jakarta menuju kota Semarang di mana orang tua Gika berada untuk melamar Gika terlebih dahulu dengan baik.

Arman--Kakak kandung Gika dari sejak pagi sampai di Jakarta dan setelah kini selesai acara ijab qobul adiknya pun tidak mau sama sekali bertanya pada adiknya.

Hatinya masih teramat kecewa namun sebenarnya juga bingung dan ingin sekali bertanya pada Gika tentang kenapa adiknya 'baru' menikah, padahal adiknya itu pergi dari rumah sudah dua tahun yang lalu.

Dan yang paling tidak dimengerti oleh Arman adalah laki-laki yang menjadi suami adik kandungnya itu bukanlah laki-laki yang dulu mengajak adiknya pergi.

Arman tahu wajah mantan suami Gika dari poto yang dipajang Gika di meja nakas sebelah ranjangnya, tapi belum tahu jika Gika sebelumnya sudah pernah menikah.

Pun Gika yang ternyata belum berani mengatakan yang sebenarnya.

"Selamat. Semoga pernikahan kalian langgeng dan selalu bahagia." ujar Arman sembari menjabat tangan Arkana, lalu berjalan pergi tanpa menghiraukan tatapan nanar berisi sebuah kerinduan teramat besar dari Gika--adiknya.

Bahkan Arman tidak mau mengucapkan selamat pada Gika, karena kekecewaan teramat yang dirasakannya dan lagi.. Ia berada disini karena ditugaskan oleh Ayahnya untuk menjadi wali nikah adiknya agar adiknya itu bisa menikah.. Bukan untuk menemui adiknya, apalagi menanyakan kabarnya.

"Mas!" panggil Gika yang membuat Arman menghentikan langkahnya, dan seketika menoleh pada Gika seakan bertanya 'ada apa.'

"Mas mau kemana?" Gika pun bertanya akhirnya, setelah Arman tak jua menanyainya.

"Pulang."

"Ke Semarang?" Gika dengan bodohnya bertanya lagi.

"Iya. Ke mana lagi memangnya." jawab Arman dengan datarnya, yang membuat Gika akhirnya mengangguk pasrah membiarkan Kakaknya itu pergi.

Arkana yang melihat interaksi 'tak biasa' antara Gika dan Arman yang seperti bermusuhan pun mengernyitkan dahinya, namun juga malas untuk bertanya.

Seharian penuh acara pernikahan Arkana dan Gika dilangsungkan, bahkan malam harinya masih ada resepsi hingga pukul sepuluh malam.

Tanpa lelah dan seakan bayi yang ada di dalam kandungannya mendorongnya untuk melakukan itu, Gika sama sekali tak mengenal capek untuk membalas uluran jabat tangan para tamu yang hadir yang memberi ucapan selamat padanya, bahkan acap kali berpoto bersama.

Sesekali Gika menoleh pada Arkana yang sama sekali tidak mau menatapnya sedari tadi, terkecuali saat laki-laki itu mengecup pucuk kepalanya sesaat setelah ijab qobul dilangsungkan sebagai tanda halalnya mereka sebagai pasangan.

Itupun dilakukan Arkana hanya sekilas, karena tidak mau salah sasaran kecupan. Menurut Gika saat itu.

"Ar.." panggil Gika pelan saat kakinya terasa pegal.

Berjam-jam lamanya berdiri terus menerus dan duduk hanya untuk makan dan istirahat untuk membuang sesuatu yang terasa penuh di kandung kemihnya, membuat Gika akhirnya juga merasakan letih yang teramat.

Tak membohongi jika dia wanita yang sedang hamil muda yang ingin dimanja, sengaja memanggil Arkana agar laki-laki itu melihat kakinya yang lecet terkena high heels yang dipakainya dan mau menggendongnya turun dari panggung pelaminan menuju kamar Arka yang ada di base camp-nya.

Ya, karena cuman ada satu kamar di base camp Arka dan Gika sangat ingin merebahkan pinggangnya yang terasa pegal di kasur empuk milik Arkana.

Namun, sepertinya Arkana masih enggan menjawabnya. Bahkan saat acara sudah selesai, Arkana melengos begitu saja dari hadapan Gika dan langsung turun dari panggung tanpa mempedulikan panggilan Gika.

"Huft!" Gika mengembuskan napas kasar melihat reaksi Arkana padanya.

"Kenapa, Gika?" Anita dengan perhatiannya bertanya, karena memang yang terlihat begitu menyayangi Gika hanyalah Anita--yang merupakan pihak perempuan dari Arkana.

Bukan Husni tak menyayangi Gika, tapi laki-laki paruh baya itu tahu batasan antara mertua laki-laki dan menantu perempuan.

"Enggak apa-apa, Ma. Kaki aku cuman lecet." jawab Gika dengan memperlihatkan kakinya yang lecet pada Anita.

Anita melihatnya, lalu seketika memanggil Arkana yang sudah hampir mencapai daun pintu masuk base camp-nya.

Ya, mereka melangsungkan acara akad nikah dan resepsi pernikahan Arkana dan Gika di pelataran base camp Arkana.

Pelataran yang biasanya digunakan untuk parkir truck-truck pengangkut makanan ringan itu pada malam hari.

"Arka!" seru Anita yang tidak mampu menghentikan langkah Arkana karena sengaja Arkana menulikan pendengarannya.

"Arka!" seru Anita lagi yang kali ini dihentikan oleh Husni, suaminya.

"Biarkan Arka, Ma. Mungkin dia tidak dengar dan capek." Husni berusaha bersikap bijak, lalu beralih menoleh pada Gika. "Lebih baik kamu menyusul Arka, Nak. Dia mungkin sudah ada di kamarnya."

"Mama dan Papa?" Gika pun bertanya, karena sejujurnya ia belum berani tinggal berdua dengan Arka.

Pengunduran hari pernikahan kemarin memang membuat Anita mempekerjakan seorang wanita paruh baya yang rumahnya ada di dekat base camp Arka untuk menemani Gika tidur di depan televisi dengan beralaskan kasur.

Dan malam ini, malam pertama Gika akan tinggal berdua dengan Arkana yang telah syah menjadi suaminya.

"Mama dan Papa harus pulang ke rumah. Kalian 'kan sudah menikah. Kalian butuh privasi agar kalian bisa secepatnya memberikan Mama cucu." Anita yang menjawab dengan binar bahagianya yang membuat Gika menelan salivanya lekat.

"Cucu?" batin Gika berperang dengan logikanya yang ingin mengatakan jika ia tengah berbadan dua, tapi bukan anak dari Arkana.

Tapi, saat melihat Husni dan Anita yang saling melempar kata dengan penuh pengharapan besar, Gika pun mengurungkan niatnya.

Ia pun berpikiran untuk lebih dulu jujur pada Arkana tentang dirinya yang tengah berbadan dua dan mencoba mengajaknya berbicara.

Bersambung...

Episodes
1 Gara-gara Gethuk
2 Suasana Berbeda
3 Mengatakan Keadaan Sebenarnya
4 Mobil Baru
5 Satu Pertanyaan
6 Satu Hal
7 Wanita Istimewa
8 Berkah Laundry
9 Jarak Begitu Lebar
10 Belum Sepantasnya
11 Ngidamnya Bumil
12 Yogas?
13 Bertemu
14 Kebohongan Besar
15 Penolakan Gika
16 Paksaan Yogas
17 Arka khawatir
18 Cara Berbeda
19 Sebelas Hari Yang Lalu
20 Di Rumah Sakit
21 Keguguran
22 Memilih Pergi
23 Mereka itu Mantan
24 Jawaban Yang Dicari
25 Permintaan Papa
26 Butuh Waktu
27 Rencana Arka
28 Mulai Bekerja
29 Belum Perlu
30 Akad Nikah Ulang
31 Nafkah dari Arka
32 Perebut Istri Orang
33 Siapa Sari?
34 Hancur lagi
35 Penyatuan Dalam Tangis
36 Kesalahan Arka
37 Tidak Percaya
38 Upaya Arka
39 Bimbang
40 Memberikan Bukti
41 Tinggal Bersama
42 Nafkah Batin
43 Sudah Menikah
44 Asisten Pribadi
45 Mudik Ke Semarang
46 Permintaan Maaf
47 Saling Memaafkan
48 Yang Dirindukan
49 Porsi Baskom
50 Hamil
51 I Love U, Mas
52 Yang diinginkan
53 Istri Aku
54 Pembelaan Arka
55 Yang Ditakutkan
56 Jangan Menyerah
57 Tidak Mau Mengerti
58 Memohon Lagi
59 Cara apa lagi?
60 Ke Bandung
61 Kabar Buruk
62 Bertemu Mia
63 Tanpa Sengaja Melukai
64 Prasangka Buruk
65 Dianggap Seperti Orang Lain
66 Penolakan demi Penolakan
67 Membujuk Istri
68 Makan Siang
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Gara-gara Gethuk
2
Suasana Berbeda
3
Mengatakan Keadaan Sebenarnya
4
Mobil Baru
5
Satu Pertanyaan
6
Satu Hal
7
Wanita Istimewa
8
Berkah Laundry
9
Jarak Begitu Lebar
10
Belum Sepantasnya
11
Ngidamnya Bumil
12
Yogas?
13
Bertemu
14
Kebohongan Besar
15
Penolakan Gika
16
Paksaan Yogas
17
Arka khawatir
18
Cara Berbeda
19
Sebelas Hari Yang Lalu
20
Di Rumah Sakit
21
Keguguran
22
Memilih Pergi
23
Mereka itu Mantan
24
Jawaban Yang Dicari
25
Permintaan Papa
26
Butuh Waktu
27
Rencana Arka
28
Mulai Bekerja
29
Belum Perlu
30
Akad Nikah Ulang
31
Nafkah dari Arka
32
Perebut Istri Orang
33
Siapa Sari?
34
Hancur lagi
35
Penyatuan Dalam Tangis
36
Kesalahan Arka
37
Tidak Percaya
38
Upaya Arka
39
Bimbang
40
Memberikan Bukti
41
Tinggal Bersama
42
Nafkah Batin
43
Sudah Menikah
44
Asisten Pribadi
45
Mudik Ke Semarang
46
Permintaan Maaf
47
Saling Memaafkan
48
Yang Dirindukan
49
Porsi Baskom
50
Hamil
51
I Love U, Mas
52
Yang diinginkan
53
Istri Aku
54
Pembelaan Arka
55
Yang Ditakutkan
56
Jangan Menyerah
57
Tidak Mau Mengerti
58
Memohon Lagi
59
Cara apa lagi?
60
Ke Bandung
61
Kabar Buruk
62
Bertemu Mia
63
Tanpa Sengaja Melukai
64
Prasangka Buruk
65
Dianggap Seperti Orang Lain
66
Penolakan demi Penolakan
67
Membujuk Istri
68
Makan Siang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!