Pertemuan keluarga

...Dia hanya bercanda, seharusnya kamu tertawa bukan malah jatuh cinta - Nunna...

...***...

...Tolong ini tangannya gak bisa keluar 😩...

...5. PERTEMUAN KELUARGA...

"Apa sih, Pah. Pokoknya aku gak setuju Papa nikah lagi!"

Athara membaringkan tubuhnya lagi dengan bantal yang menyangga kepalanya. Bermain mobile legends lebih baik dari pada harus dipaksa menemui calon Mama dan Adik Tiri. Malesin pokoknya, apalagi bertemu gadis kecil yang menyebalkan.

Bertemu Violet! Si gadis cempreng tadi!

"Kalau gitu, Ayah sita Atm, mobil dan yang lain."

Athara melihat pria berumur 40-an yang berdiri di lawang pintu. Pria berjas hitam itu tampak gagah seperti Athara. Dari kecil mengajarkan anaknya dengan cara keras, Athara jadi agak galak.

"Kenapa gitu? Padahal aku udah gak berantem lagi, aku juga udah bisa masuk tiga besar."

"Liat Saturnus, dia selalu menjadi kebanggaan!"

"Apa sih!"

Athara menyimpan handphone-nya begitu saja. Menghampiri ayahnya karena tidak setuju, dia selalu dibanding-bandingkan dengan sepupunya. Itu lah, yang membuat Athara kecewa pada ayahnya. Sebenarnya Athara juga berusaha menjadi kebanggaan, tapi tidak pernah dihargai. Saat pertemuan dengan keluarga Saturnus, Athara rasa, ayahnya lebih menyayangi Saturnus. Entah kenapa, padahal Athara anak kandungnya dan Saturnus hanya keponakannya.

Menyebalkan!

"Terus aja bandingin aku sama dia!"

Athara melihat ayahnya dengan tatapan benci.

Sang Ayah memegang bahunya. "Kamu anak satu-satunya. Dan penerus Ayah, jadilah orang yang berguna."

Athara menepis tangan ayahnya. "JADI AKU GAK BERGUNA BUAT AYAH!"

"Bukan gitu, Athara."

"Udah lah, mending aku pergi! Athara kecewa sama Ayah!"

Athara meraih jaketnya di atas meja, lalu memakainya dengan cepat. Dengan kesal, dia berniat pergi dari kamarnya. Namun Sang Ayah langsung memeluknya, Hendri sudah kewalahan mengurus Athara. Hanya dengan cara lembut yang bisa meluluhkan Athara. Jika Hendri kasar, Athara akan semakin menjadi-jadi.

Hendri mengusap punggung Athara dengan lembut. "Ayah tau, kamu belum bisa nerima ini. Turuti ayah sekali saja, Nak. Dan hargailah keputusan kedua orang tuamu. Kita sudah tidak bisa menjalani kehidupan bersama karena kita sudah beda pandangan. Kamu kan masih bisa ke perusahaan ibumu." Hendri menjelaskan panjang lebar.

Athara matanya sudah berkaca-kaca. Ini sangat sulit dijalani Athara, setelah perceraian ibu bapaknya. Sungguh, Athara sempat frustasi. Athara bisa apa, mungkin ini sudah takdir. Athara akan menjalani kehidupan tanpa ibunya. Ya, walaupun selama ini ibunya sibuk dengan pekerjaan. Athara belum pernah merasakan kasih sayang ibunya dengan utuh.

Athara yang kuat ya!

Hendri melepaskan pelukannya. "Jadilah lelaki yang kuat."

Athara berjalan keluar dengan santai. "Ayok."

Hendri mengikuti Athara menuruni tangga.

Setelah di bawah, Athara melihat dua orang wanita yang sudah duduk di kursi meja makan. Memperhatikan seorang wanita berumur 30an. Memang sangat cantik seperti anak gadis yang dibawanya. Tapi tetap saja, Athara membencinya. Akan selalu membencinya, tidak akan membiarkan wanita itu menggantikan ibunya.

Athara sudah duduk diikuti Hendri di sebelahnya. Berhadapan dengan Violet sungguh membuatnya bad mood.

"Papa Hendri, nanti kamar Violet di atas, ya."

Sungguh lancangnya gadis itu, Athara sudah geram melihat gadis kecil itu yang sangat tidak sopan. Bahkan dia memanggil ayahnya dengan sebutan 'Papa'.

Gadis itu tidak tahu diri! Cih!

"Tentu Violet, kamu bebas memilih kamar."

Athara masih tidak suka, apalagi melihat ayahnya memegang tangan wanita yang duduk di sebelah Viole. Mereka menikmati hidangan sambil berbincang.

"Om Athara, eh salah, maksud aku, Kak Athara baik loh di sekolah."

Violet secara tiba-tiba membuat Athara tersedak. Pria itu langsung meneguk air dalam gelas. Athara menghembuskan napasnya pelan, lalu dia menendang kaki Violet.

"Aw..."

"Kamu kenapa Sayang?" tanya Margaret.

Athara melotot.

Om itu menyebalkan! Padahal aku ngomong yang baik-baik.

"Enggak, Mah."

"Beneran, gak kenapa-kenapa?"

Violet mengangguk, lalu membalas dengan menginjak kaki Athara, lelaki itu hanya bisa memelototinya. "Iya. Gak kenapa-kenapa."

"Emang Athara baik di sekolah, Violet?" tanya Hendri.

Violet tersenyum miring. "Iya, baik banget! Kata temen-temen juga dia baik banget."

Pliss, Violet jangan muntah!

"Kalau dia berulah, kamu laporin ke Papa, ya."

"Siap, Pah."

Setelah menyantap makanan, para asisten rumah tangga mengambil piring-piring. Rumah ini memang sangat besar, bahkan Hendri memiliki lima pembantu rumah tangga. Hendri terkenal sangat kaya raya. Begitu pun dengan Clara, mantan istrinya.

Masih belum diketahui kenapa mereka berpisah. .

Hendri membersihkan mulutnya dengan tisu. "Papa sama Mama tinggal dulu ya, kalian ngobrol dulu supaya lebih akrab."

Hendri dan Margaret bangkit dari duduknya.

"Violet, kamu di sini dulu, ya."

Violet tersenyum manis. "Ok, Mah."

Setelah Margaret dan Hendri pergi, ini kesempatan Athara. Ya, akhirnya kelinci jinak itu berada di depan harimau pemangsa. Athara dengan tatapannya.

Violet tidak akan ada yang membela!

Mampu lah kau Violet!

"LO MANGGIL PAPA GUE APA?!" bentaknya. Galak.

Violet tersentak. "Aku manggil Papa. Emang gak boleh?"

"GAK BOLEH!"

Violet melihat layar handphone-nya. "Ih, Papa Hendri juga gak masalah. Kenapa situ yang sewot."

Athara menggertak kan giginya, lagi-lagi tidak tahan dengan gadis di depannya ini. Sungguh, ini sangat menyebalkan.

"Lancang ya lo, telolet!"

Violet memasukan hand-phone pada saku celananya, lalu melihat wajah Athara lagi. Dia menyandarkan tubuhnya pada kursi. "Violet, Om. Bukan telolet."

"Bodo amat!"

"Jangan teriak-teriak terus, nanti meninggal loh!"

"Bodo, mulut-mulut gue."

"Dasar Om-Om bawel."

Athara bangkit dari duduknya. "Dari kemaren gue mau jitak lo! Sini lo!"

Athara berjalan ke arah Violet, wanita itu mengusap kepalanya yang berhasil dijitak oleh pria tinggi di depannya.

Violet cemberut. "Aw.. Sakit tau."

"Abis ini cuci piring."

"Apa sih, gak mau!"

"Jangan-jangan lo gak bisa nyuci!"

"Bisa lah, kan di sini udah ada pembantu. Jadi enak kalo aku pindah ke sini, duh, ada Om galak lagi."

"Apa maksud lo? Jadi lo seneng karena ada gue?!"

"Enggak, geer banget! Udah ah, mending aku nyamperin Mama. Ngajak pulang! Sebel liat muka situ!"

Violet bangkit dari duduknya, Athara menempatkan tangan di pinggang kirinya lalu tangan kanannya mengusap wajahnya dengan gusar. Sungguh, anak kecil ini menyebalkan. Athara kasihan juga, ya.

"Bye!"

Athara menarik baju belakang Violet, hingga sesuatu dirasa copot. Violet melotot begitupun Athara yang merasa bangga dan bersalah juga. Athara sangat picik!

Tali bra Violet lepas! Wanita itu merah di bagian pipinya, lalu menyilangkan tangan pada dadanya.

"JANGAN LIAT!" teriak Violet yang merasa dilecehkan oleh Athara.

"Lo sih, berani macem-macem sama gue."

Violet semakin melihatnya dengan sinis! Wajahnya semakin merah! Violet ingin memanggil mamanya tapi malu!

"Pinjem bra!" ucap Violet, Athara melotot.

"Gue gak punya! Ya kali gue pake bra di pantat!"

"Yaudah, jangan liatin terus! Dasar mesum."

"Cih, gak nafsu! Tepos!"

"Awas loh, kalo udah gede, jangan nambah!"

Athara semakin melotot. "****** kecil, siapa yang ngajarin lo?"

"Kepo!"

Violet semakin membulatkan matanya, melihat Athara dengan sebal!

"Emang gak bisa dibenerin?"

"Engak bisa! Ini copot talinya! Bukan belakangnya!"

"Perasaan, gue nariknya pelan."

Violet menggeleng tak percaya, Athara sedang melihatnya sambil tertawa puas.

Jahat kau ferguso!

"Terus gimana ini?"

Athara menghembuskan napasnya pelan. "Walaupun gue benci sama lo, gue bukan lelaki yang kejam."

Athara membuka jaket denimnya yang mungkin bisa menutupi bagian depan dadanya Violet. Athara menggulungnya lalu melemparkannya begitu saja, hingga jaketnya terdampar di lantai.

"Ambilin." Suruh Violet.

"Ambil sendiri."

"Gak bisa!"

Athara menghembuskan napasnya pelan lalu mengambil jaketnya. lalu menempatkan di bagian depan tangan Violet yang menyilang.

"Bilang apa?"

Violet mendecak, melihat Athara dengan malas. "Makasih Om, besok beliin iPhone ya."

Athara melihatnya geli. "Dasar ****** kecil."

Violet memakai jaket denim yang di belakang ada tulisan 'Athara' dengan posisi dari depan. Ternyata, Athara tidak begitu kasar, kalau dia benar-benar kejam, mana mungkin meminjamkan jeketnya.

Tapi Athara pasti punya rencana lain!

"Violet, ayo pulang," ucap seorang wanita dari arah kanan.

"Baju kamu kenapa Violet?" tanya Hendri.

"Ini, tadi Kak Athara gak sengaja numpahin kopi ke baju aku."

Athara melotot, sungguh ya, anak ini tidak punya rasa terimakasih. Sudah ditolong malah menjatuhkan. Dasar, air susu dibalas air comberan.

Violet, kurang ajar kau!

"Athara, kamu hati-hati dong."

"Gak papa kok, Om."

Athara menyentuh pipi kanan dengan lidahnya.

Dia nantangin gue

"Om, pamit ya."

Violet melakukan salam pada Hendri dengan mencium tangannya. Begitupun Athara, walaupun ada rasa benci pada Margaret.

"Violet, salim ke Kak Athara," ucap Margaret.

Violet menghembuskan napasnya pelan, lalu menjulurkan tangannya dengan malas. Dengan senang hati Athara memberikan tangannya, lalu Athara sengaja mendorong jidat Violet.

...°°°...

...Gimana tuh? ...

...Seru gak tom and jerry? ...

...Satu kata untuk Om Athara? ...

...Satu kata untuk De Violet? ...

Episodes
1 Geng sekolah otok-otok
2 Si Cerewet ngeselin
3 Surat menyebalkan
4 Om Galak VS bocah tengil
5 Pertemuan keluarga
6 Pacar Athara
7 Pertengkaran kecil
8 Makasi Om!
9 Romantisnya Saturnus
10 Cemburu
11 Sad boy
12 Penolakan violet
13 Stop bullying
14 Bola basket dan kenangan
15 Ngaku-ngaku
16 Kenangan masa lalu
17 Ciuman pertama yang memalukan
18 Welcome to my house
19 Inspirator terbaik
20 Posesif Brother
21 Akibat masa lalu
22 Athara Athair
23 Akhir cerita kita
24 Baper deh
25 baby sister
26 sahabat atau popularitas
27 Peduli
28 Benci
29 Sebal
30 That Night
31 Sayang Adik
32 Aku sayang kamu
33 Pesta malapetaka
34 Arti dibalik khawatir
35 Peristiwa malam itu
36 Tiga Cogan
37 Friendzone
38 The Dobrak squad
39 Tidak bisa memendam
40 Aku dan kamu
41 Kembali mendapat luka
42 Kamu sebenarnya
43 Cinta monyet
44 Cinta sejati
45 Terungkap
46 Ketakutan
47 preman pasar
48 Kilas balik
49 penghangat
50 Minyak telon
51 Jatuh Cinta lagi
52 Terpikat senyummu
53 Pasukan kebersihan
54 Pesta air
55 Permintaan Maaf
56 Kok manis sih..
57 Omelan Athara
58 Memaafkan
59 Perjuangan cinta
60 Milikku, malam ini?
61 Tentang Athair
62 Gelas yang pecah
63 Hujan Sesaat
64 Tujuh permintaan Athara
65 Otak Saturnus
66 Tragedi rumah tua
67 Arloji
68 Ruang duka
69 Putus atau terus
70 Tamat
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Geng sekolah otok-otok
2
Si Cerewet ngeselin
3
Surat menyebalkan
4
Om Galak VS bocah tengil
5
Pertemuan keluarga
6
Pacar Athara
7
Pertengkaran kecil
8
Makasi Om!
9
Romantisnya Saturnus
10
Cemburu
11
Sad boy
12
Penolakan violet
13
Stop bullying
14
Bola basket dan kenangan
15
Ngaku-ngaku
16
Kenangan masa lalu
17
Ciuman pertama yang memalukan
18
Welcome to my house
19
Inspirator terbaik
20
Posesif Brother
21
Akibat masa lalu
22
Athara Athair
23
Akhir cerita kita
24
Baper deh
25
baby sister
26
sahabat atau popularitas
27
Peduli
28
Benci
29
Sebal
30
That Night
31
Sayang Adik
32
Aku sayang kamu
33
Pesta malapetaka
34
Arti dibalik khawatir
35
Peristiwa malam itu
36
Tiga Cogan
37
Friendzone
38
The Dobrak squad
39
Tidak bisa memendam
40
Aku dan kamu
41
Kembali mendapat luka
42
Kamu sebenarnya
43
Cinta monyet
44
Cinta sejati
45
Terungkap
46
Ketakutan
47
preman pasar
48
Kilas balik
49
penghangat
50
Minyak telon
51
Jatuh Cinta lagi
52
Terpikat senyummu
53
Pasukan kebersihan
54
Pesta air
55
Permintaan Maaf
56
Kok manis sih..
57
Omelan Athara
58
Memaafkan
59
Perjuangan cinta
60
Milikku, malam ini?
61
Tentang Athair
62
Gelas yang pecah
63
Hujan Sesaat
64
Tujuh permintaan Athara
65
Otak Saturnus
66
Tragedi rumah tua
67
Arloji
68
Ruang duka
69
Putus atau terus
70
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!