Surat menyebalkan

...Sekeras apapun sikap lo, sekejam apapun lo, kalau lo berubah hanya karena cewek, fiks, lo bucin sesungguhnya! -Athara...

...Apa arti cinta sesungguhnya? ...

Matematika....

Ilmu yang menyenangkan..

Jangan takut belajar, matematika...

Sebuah kertas yang menggulung berhasil mendarat di kepala Alvino. Siapa lagi kalau bukan Athara yang melakukannya.

Alvano memang senang bersenandung sambil mengerjakan tugas. Yap, tentunya sambil menyalin tulisan orang lain.

Kelas kosong memang sangat menyenangkan untuk nongkrong.

"Sikopat banget, lagunya." Athara protes.

"Eh, woy, pacar gue mau gantung diri di belakang sekolah," Frans tiba-tiba membuat Ucok mengernyit.

Alvano menjawab sambil menulis. "Ya itu urusan loh."

"Tolong cariin talinya doang!"

"WOY! KALIAN NULIS YANG BENER! JANGAN SAMPE BUKU GUE ROBEK!"

"JANGAN REBUTAN!"

Lagi-lagi Athara melepaskan suara geledeknya. Mungkin Athara cocok jadi Atha geledek jeder wek wek. Itu lah yang membuat orang takut, suara monsternya ini, menyebalkan jika terus-terusan di dengar. Dan teman-temannya harus berlapang dada. Karena takut tidak merasakan somay Mang Ujang lagi, Athara sering mentraktir somay.

"Ata, apa kabar?" Frans bersuara sambil tersenyum.

"Mau minjem berapa duit?"

Frans menggeleng. "Asataga jangan suuzon, satu juta ada?"

"Nanti gue transfer."

Asekkk, frans bisa mendapat modal untuk jualan, cukup satu juta untuk membeli sebuah jaket lalu menjual ke Athara seharga dua juta.

Yeyy! Untung besar! Bisa beli rumah juga!

Alvano melihat Athara. "Jangan dikasih, Ta. Nanti dia gak pinjem duit ke gue."

"GAK SUDI! NAJIS! YANG ADA DUIT GUE ABIS SEMUA GARA-GARA LO LINTAH DARAT!"

"Ya elo, udah minjem, gak tau diri lagi, gak mau bayar."

Athara melipat tangannya lalu menempatkan kakinya di meja. Dia sudah lega karena sudah mengerjakan pekerjaan rumah, ya tentunya di rumah. Walaupun nakal, dia tidak melupakan kewajibannya untuk belajar.

"Eh, gue boga tetebakan," ujar Ucok.

Frans menyenggol tangan ucok. "Apa sih, jangan lagi, bodoh!"

Pangilan Boncel memang cocok untuk Ucok. Tubuh mungilnya memang sangat menyedihkan sekali. Tetap saja, yang penting Ucok bisa mengaji.

Alhamdulillah ya Cok!

"Apa persamaan tukang bakso sama tukang soto? Yang gak bisa jawab mati..., hayoloh!"

Athara menceluk sakunya, lalu menghidupkan sebuah korek. Dia mulai membakar ujung rokok.

Frans melihat ke Ucok, mereka duduk berdempetan. "Sama-sama tukang?"

"Bukan."

"Sama-sama dorong gerobak!" Alvano ikut menjawab.

Athara masih asik dengan rokoknya.

"Jawabannya adalah!"

Jeng.. Jeng..

Huh, Ucok lama!

"Sama-sama gak jualan somay!"

Ih apa sih cok! Garing kayak muka Ucok.

Ya, mereka hanya menghela napas mendengar tebak-tebakan mengesalkan itu. Untung saja mereka tidak menginjak Ucok.

Bukan! Ucok bukan kecoa, maaf ya cok!

Frans lagi-lagi. "Eh pacar gue hebat tau."

Alvano menebak. "Si Salma? Hebat kenapa? Bisa jumping motor? Atau bisa costplay jadi Ironman Mang Oleh?"

"Kemarin dia pinjem HP gue, mau telepon mamanya, tau."

"Apa hebatnya, bege!"

Satu ketukan mendapat di kepala Frans.

Athara membelokan lidahnya ke kiri. Dia mengusap rambutnya, lalu menenggelamkan rokoknya yang masih tersisa setengahnya ke dalam aqua gelas. Athara cukup membatasi rokok.

"Masih banyak, lo mah kebiasaan."

"Nih!"

Athara memberikan sebungkus rokok pada Ucok. Dan lelaki itu mengucapkan alhamdulillah masih ada rezeki.

Rezeki anak Pak Soleh ya, Cok!

"Katanya tobat, gak mau ngerokok lu Cel?" tanya Frans.

"Kata siapa? Fitnah itu."

"Astagfirullah Ucok, mantap!"

"Astagfirullah apa mantap nih?"

Athara meraih kaca di dekatnya, Athara memang suka ngaca. Baginya menampilan sangat lah penting.

Gimana mau rebut hati para cewek kalau gak gaya. Uh Athara, narsis!

"Emang gaya rambut gue keren, ya?" Athara meminta penjelasan. "Kaya boy band Korea gak sih?"

Frans memutar kedua bola matanya, lalu melihat Athara. "Iya, lu kayak member Itzy."

"Yang nyanyi dudududu bukan."

"Bukan anying.. Lu udah mirip Hyunjin."

"Yang rambutnya warna oren siapa?"

"Emang ada?"

"Gak tau. Ada kali."

"I wanna be.. Be.. Be.. Be.."

"Gue juga pengen ah, di cat warna ijo."

Ucok membuat teman-temannya melotot. Jangan sampai Ucok mewarnai rambutnya! Ucok malah mendapat ledekan dari orang-orang.

"Jangan deh, Cok! Nanti lo kayak buto ijo!"

"Astagfirullah Ucok."

Athara melihat layar hand-phone-nya. Dia tersenyum miring melihat sebuah pesan, entah mengenai ayahnya atau mengenai Geng Dobrak yang akan mendobrak pertahan Geng APER. Ya, mereka suka mencari gara-gara. Geng APER adalah sebuah unit yang tidak suka dengan Geng Dobrak.

Ya pokoknya gitu deh. Tiada hari tanpa jotos-jotos.

"Gue udah temuin orangnya."

"Siapa? Ada yang ngajak tempur?" Frans masih heran.

"Wanita kecil, pendek, anak kelas sepuluh."

"Siapa? Gebetan baru lo, Ta?"

"Wanita yang gak pernah bisa menghirup udara dengan tenang di SMA Gemilang. Si ****** kecil!"

"Siapa?"

"Pokoknya tulis aja surat buat dia."

Tersorot wajah Athara yang menampilkan kejatahanya. Seram sekali dia dengan sringaian. Semakin mengintimidasi membayangkan wanita itu bertekuk lutut pada Athara. Ya, Athara penguasa Rimba Gemilang.

Haha!

Athara lelaki paling jahat di muka bumi. Athara Bimantara! Penguasa Gemilang!

***

"Vio, ada surat!"

Lily menghampiri Violet dengan tergesa-gesa. Dia mengusap jidatnya yang berkeringat. Menduduki kursinya di sebelah Violet dengan penasaran. Oh tidak! Ada apa ini? Apakah Violet mendapat suatu kesialan?

Tolong Violet!

Violet sangat ragu. Membuka surat itu pelan-pelan, lalu dia menutupnya kembali dengan mata melotot.

"Aku tidak bisa!"

"Ih, lama."

Violet membacanya dengan santai namun matanya semakin melotot. Violet, awas matamu keluar, Nak! Kasihan Ibu mu nanti.

...Untuk Violet Magnalena...

...Dari Ketua Geng Dobrak Athara....

...Temui gue di atas sekarang!...

...Kalo udah lima menit gak dateng, gue gusur kelas lo!...

Violet mengedipkan matanya, untung saja air liur tidak membasahi kertasnya. Violet melihat Lily yang terlihat sangat geram. Wanita itu menjedukan kepalanya pada tembok.

Lily jangan sakiti dirimu hanya karena kekesalan pada sebuah kertas! Malangnya nasib Lily!

"Terus aja sampe berdarah."

"Yang nulis surat bener-bener minta di hajar."

"SURAT!"

"Iya Pak, bentar!"

Lily kembali menghampiri seorang pria pendek yang mengantarkan surat, Ucok berbakat jadi pengantar surat Athara.

Lily duduk kembali di dekat Violet. "Gue yang baca, ya."

Lily membuka kertas susulan. Matanya langsung membulat setelah membaca tulisan singkat.

...SENDIRIAN!...

"Dah lah! Gue gak mau baca surat lagi."

"BTW athara gebetan lu, ya," ucap Lily.

Namun Lily membulatkan matanya lagi, dan melihat surat semelumnya. Hah? Geng Dobrak! Celaka! Kenapa ini menimpa Violet! Mati lah kau Violet!

Violet menatapnya dengan tatapan polos. "B aja dong mukanya, jangan ngegas gitu!"

"Gimana gue gak ngegas! Lo tau kan Geng Dobrak itu apa?"

"Hah, geng ketoprak? Enak dong," ujarnya. Violet menggeleng masih memegangi surat itu. "Enggak tau, Dede masih polos."

Lily melihat mata Violet dengan serius, gadis itu masih terlihat santai. Cukup Lily yang merasakan punya teman sesantai ini, padahal nasibnya di ambang kematin.

Ah, Violet, kamu yang sabar ya!

"Geng Dobrak itu paling ditakutin apalagi Athara. Jadi lo jangan bikin masalah sama dia!"

"Gue gak bikin masalah. Ngapain masalah dibikin-bikin, mending bikin anak."

"Violet! Lo tuh ya! Udah! Samperin tuh, mungkin si Kak Athara mau kenalan sama lo!"

"Cakep gak? Baik gak? Ah enggak, mau belajar setia."

"Yaudah, tuntasin dulu masalah lu sama Kak Athara. Ih ngeri gue."

•••

...Gimana tuh.. Serem ya Athara.....

...Menurut kalian Alurnya bikin penasaran atau biasa aja!...

...Gak seru?...

...NAMA : Violet Magdalena...

...Hobi : Rebahan...

...Cita-cita : jadi model iklan sampo...

Episodes
1 Geng sekolah otok-otok
2 Si Cerewet ngeselin
3 Surat menyebalkan
4 Om Galak VS bocah tengil
5 Pertemuan keluarga
6 Pacar Athara
7 Pertengkaran kecil
8 Makasi Om!
9 Romantisnya Saturnus
10 Cemburu
11 Sad boy
12 Penolakan violet
13 Stop bullying
14 Bola basket dan kenangan
15 Ngaku-ngaku
16 Kenangan masa lalu
17 Ciuman pertama yang memalukan
18 Welcome to my house
19 Inspirator terbaik
20 Posesif Brother
21 Akibat masa lalu
22 Athara Athair
23 Akhir cerita kita
24 Baper deh
25 baby sister
26 sahabat atau popularitas
27 Peduli
28 Benci
29 Sebal
30 That Night
31 Sayang Adik
32 Aku sayang kamu
33 Pesta malapetaka
34 Arti dibalik khawatir
35 Peristiwa malam itu
36 Tiga Cogan
37 Friendzone
38 The Dobrak squad
39 Tidak bisa memendam
40 Aku dan kamu
41 Kembali mendapat luka
42 Kamu sebenarnya
43 Cinta monyet
44 Cinta sejati
45 Terungkap
46 Ketakutan
47 preman pasar
48 Kilas balik
49 penghangat
50 Minyak telon
51 Jatuh Cinta lagi
52 Terpikat senyummu
53 Pasukan kebersihan
54 Pesta air
55 Permintaan Maaf
56 Kok manis sih..
57 Omelan Athara
58 Memaafkan
59 Perjuangan cinta
60 Milikku, malam ini?
61 Tentang Athair
62 Gelas yang pecah
63 Hujan Sesaat
64 Tujuh permintaan Athara
65 Otak Saturnus
66 Tragedi rumah tua
67 Arloji
68 Ruang duka
69 Putus atau terus
70 Tamat
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Geng sekolah otok-otok
2
Si Cerewet ngeselin
3
Surat menyebalkan
4
Om Galak VS bocah tengil
5
Pertemuan keluarga
6
Pacar Athara
7
Pertengkaran kecil
8
Makasi Om!
9
Romantisnya Saturnus
10
Cemburu
11
Sad boy
12
Penolakan violet
13
Stop bullying
14
Bola basket dan kenangan
15
Ngaku-ngaku
16
Kenangan masa lalu
17
Ciuman pertama yang memalukan
18
Welcome to my house
19
Inspirator terbaik
20
Posesif Brother
21
Akibat masa lalu
22
Athara Athair
23
Akhir cerita kita
24
Baper deh
25
baby sister
26
sahabat atau popularitas
27
Peduli
28
Benci
29
Sebal
30
That Night
31
Sayang Adik
32
Aku sayang kamu
33
Pesta malapetaka
34
Arti dibalik khawatir
35
Peristiwa malam itu
36
Tiga Cogan
37
Friendzone
38
The Dobrak squad
39
Tidak bisa memendam
40
Aku dan kamu
41
Kembali mendapat luka
42
Kamu sebenarnya
43
Cinta monyet
44
Cinta sejati
45
Terungkap
46
Ketakutan
47
preman pasar
48
Kilas balik
49
penghangat
50
Minyak telon
51
Jatuh Cinta lagi
52
Terpikat senyummu
53
Pasukan kebersihan
54
Pesta air
55
Permintaan Maaf
56
Kok manis sih..
57
Omelan Athara
58
Memaafkan
59
Perjuangan cinta
60
Milikku, malam ini?
61
Tentang Athair
62
Gelas yang pecah
63
Hujan Sesaat
64
Tujuh permintaan Athara
65
Otak Saturnus
66
Tragedi rumah tua
67
Arloji
68
Ruang duka
69
Putus atau terus
70
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!