SI CEREWET NGESELIN
...Engkau masih anak sekolah...
...Satu SMA...
...Belum tepat waktu tuk begitu begini.. ...
...Anak sekolah, datang kembali.. ...
...Dua atau tiga tahun lagi... ...
"Kok lo gak ikut nyanyi, Ly?"
Wanita berambut panjang hitam lurus itu menatap sahabatnya dengan cemberut. Violet Magdalena, namanya. Suka keramaian, benci orang yang so jagoan. Padahal Violet baru dua bulan sekolah di SMA Gemilang.
Violet sangat pendek, dia sering diledek karena tingginya hanya 150 cm. Ya wajar sih gak pendek-pendek amat.
Yang tinggi 140 cm jangan nangis ya...
"Ngapain nyanyi kek gitu, yang ada tenggorokan gue keringetan!"
"Ih, mana ada tenggorokan berkeringet."
"Eh ada gak sih?"
"Perasaan gak ada?"
"Ah udah lah, bidadari pusing, mending terbang lagi ke kayangan ketemu pangeran berbaju biru."
Lily hanya menghembuskan napasnya pelan. Sahabat barunya ini cukup cerewet dan tidak bisa diam, lihat saja, dia sedang mengukur papan mading dengan penggaris.
Padahal enggak ada yang nyuruh, dan gak ada tugas buat ngukur benda mati itu.
Wanita berambut bob pendek ini menghela napas pelan. Lily cukup punya banyak teman di kelas sepuluh karena dia frendly, tapi tetap saja Violet yang terbaik. Walaupun suka adu mulut, Violet orang yang solid dan sangat peduli pada temannya.
Lily Puspita.
Violet adalah 4D!
12+12+12+12..
"Ada kalkulator gak sih?"
"Vio, udah deh, ngapain ngukur itu. Emang lo arsitek?"
"Aku penasaran aja. Udah ah, males, papannya juga gak ngomong apa-apa pas diukur."
Lily menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Emang papan itu harus ngucapin makasih sama lo? Kalo papan itu bisa ngomong, gue orang yang bakal lari dari tempat ini."
Ya iyalah, emang papan jadi-jadian.
Violet menghembuskan napasnya pelan. Hari ini cukup menyenangkan bagi Vio. Mengobrol di dekat mading saat free class memang lah efik.
Ingin sekali goyang dumang jika guru Bahasa Indonesia sedang hamil.
Masih terbesit tanya, kenapa guru Bahasa Indonesia pada cantik, terus pada gak masuk karena hamil.
Sedangkan guru matematika, hamil enggak, sakit pun tetap masuk.
Hidup guru-guru kita tercinta!
"Ly, bisa ganti nama lo gak?"
"Kenapa emangnya."
"Gak cocok Ly, maaf...."
Lily menggebuk tangan Violet geram ingin sekali Lily mencambik wajah mungil Vio.
Violet memang sedikit menyebalkan.
Sahabat laknat namanya! Huh.
Violet menyandarkan tubuhnya ke mading mengikuti Lily. "Ly, kan gue pendek. Kira-kira gue bagusnya jadi apa, ya?"
"Lo jadi model iklan!"
Violet, tertawa riang, dia menutup mulutnya, lalu menggibasi wajahnya. "Kira-kira model iklan apa yang cocok?"
"Iklan sampo," jawab Lily asal.
Mata Violet berbinar. "Gue jadi bintang iklannya?"
"Lo jadi kutu!"
Violet mendecak kesal, "Apa sih, gak lucu. Lo mah, padahal gue udah seneng. Kenapa sih, lo gak loncat aja dari lantai tiga. Nanti gue bukain jendelanya, please," Violet sambil memohon.
Lily bad mood, melipat tangannya, "Lo aja yang mati duluan, gue mah ogah."
"Uh tayang.. Sini peluk"
Violet memeluk tubuh tinggi Lily, harus Violet akui, memeluk Lily sama seperti memeluk Saturnus. Iya Saturnus, Senior yang dulu waktu MOS, habis-habisan memarahinya. Ingin sekali Violet mencemoohnya lalu mengatakan.
Lo bakal suka sama gue, uh... Pelet gue kan kuat.
YAPP! SATUTNUS JATUH CINTA DENGAN VIOLET SI ADEK KELAS CEMPRENG!
Violet menghela napasnya pelan. Melihat pria tinggi menuju ke arahnya. Oke Violet, siapkan jantung mu, kalau perlu bawa jantung cadangan. Violet memantapkan hatinya, karena dua hari yang lalu pria dingin itu menembaknya dengan satu kata yaitu 'Cinta'.
Cinta oh cinta, membuat Violet sadar bahwa dirinya berteman baik dengan cinta.
Apaan sih!
Awalnya Violet takut jatuh Cinta karena kata orang-orang cinta dapat menyakiti. Violet yang setengah oon itu sadar, kalo cinta ya cinta aja gitu, gak perlu bawa pisau segala terus tusuk-tusukan.
Udah deh, jangan ngomongin tusuk menusuk, takut otak traveling.
Violet ingin sekali menjitak pria datar itu. Ya, suatu kebanggaan bukan buat Violet.
"Kenapa Anda tidak menjawab pesan saya?"
Masih dengan wajah datarnya, sungguh dangkal. Ingin sekali Violet mengetuk wajahnya dengan palu agar wajahnya tiba-tiba terlihat ramah dan bahagia.
Violet memang agak aneh sih, dengan pacarnya yang seperti robot atau apa, dia romantis tapi terlalu formal dan berwibawa.
Haduh...
Dalam kebisuan..
Dalam kebisuan..
"Eh, Kak, Violet udah tidur malem itu maaf, ya."
Saturnus memegang tangan Violet, dan Lily hanya berpura-pura buta.
Pokoknya gue gak liat!
Uwu phobia meronta-ronta! Ada yang mau gak sama Lyli? Jomlo nih, fisabililah lagi.
Saturnus memberikan senyuman hangat. "Lalu, apakah malam ini Anda akan pergi? Jangan pulang larut malam, di luar sangat berbahaya."
Plis deh, Saturnus, jangan bikin Violet bilang sayang terlebih dulu. Ya masa cewek bilang duluan sih, ya Violet gengsi dong, gengs. Dia yang nembak, dia yang harus so sweet duluan dong. Eh, tapi Violet lupa, kalau dia bisa pegang tangannya Saturnus.
Fixs, Violet kecentilan!
Saturnus mengusap pucuk kepala Violet dengan lembut. Dia tidak sedangkal itu, mungkin.
Dugun... Dugun..
Jeder!...
Violet, apa kamu dag dig dug?
"Anda harus makan yang banyak. Dan hindari kafein, karena aku menyayangimu. Maaf, aku terlalu kolot."
Hah?
What the..
What the ****!
Lagi-lagi, Lily tidak tahan mendengarkan perkataan Saturnus. Pria itu terlalu aneh. Lily mulai berkeringat, dia memilih berpura-pura membaca buku.
Oh ****! Pengen pergi tapi si nenek rombeng bakal ngomel.
"Iya, Kak, Kakak udah makan belum?"
"Sudah, tadi pagi. Saya memikirkanmu."
Oh my gosh.
Tahan Ly!
Violet makin menganehkan pacarnya, mau bagaimana lagi, dia sudah terlanjur menerimanya.
Violet jangan ilfil!!
"Eum kak, Emang Kakak suka berenang."
"Tentu."
Bisa nenggelemin diri sendiri gak sih?
Astagfirullah, Violet berdosa banget kamu.
Okey, tugas Violet sekarang adalah mengubah seorang Saturnus menjadi Uranus. Eh enggak deh, maksudnya mengubah Saturnus menjadi pria yag cool dan keren. Tidak ada yang tidak bisa dikerjakan oleh orang seaktip Violet, yang menyukai tantangan.
"Kak, manggilnya aku kamu aja, kalo anda saya, terlalu formal. Karena aku gak lagi baca dongeng Bandung Bondowoso."
"Baiklah, maaf kan aku. Jika sedikit membuat anda--"
Saturnus menggeleng satu kali, "Maksudnya, maaf jika membuatmu risau."
"Eh, enggak kok."
Violet menggaruk kepalanya. Dia tidak akan menyerah untuk mengubah Saturnus yang sangat dangkal. Ok, perlahan Violet, pasti bisa. Dia seperti kurang nafsu hidup atau kurang bergairah.
Violet memegang pipi kanan Saturnus. "Kemarin katanya kamu berantem?"
"Iya, tapi tidak terlalu sakit. Kamu tau tidak, apa yang sakit?"
Violet semakin mengheran.
Plis jangan gombal, Violet tidak bisa memaksakan dirinya untuk tidak tertawa. Violet cukup cemas akan kesehatan pacar barunya ini. Sangat tidak seru dan sangat sangat formal. Ok, mulailah berakting Vio!
Satu
Dua
Tiga..!
Boom!
"Jika aku melihatmu dengan pria lain."
Deg...
Hahaha...
Ya.. Lucu... Bisa aja ngegombalnya, Bambang. Ok deh, Violet memilih tidur aja supaya gak terlalu malu.
Emptt-
Violet melihat Lily yang menahan tawanya, Violet menyenggol Lily memastikan kalau dia tidak tertawa. Masa Violet harus menghilang karena malu sama sahabatnya sendiri.
Violet bukan adik Naruto!
"Ih, kakak bisa aja, Violet jadi kegeeran, deh."
Mampus...
Dia bahkan tidak tersenyum sama sekali. Ini adalah resiko untuk Violet yang selalu memikirkan bahwa cinta itu indah, apalagi cinta pertama. Ya, dia langsung menerima Saturnus tanpa kenal orangnya seperti apa. Yang dia tahu, Saturnus idaman, karena waktu itu pernah memarahinya, dan adik kelas ikut suka padanya.
Tapi yang penting Kak Saturnus ganteng! Horeeeh!
"Iya, kenapa kamu sama teman mu di sini?"
"Ini lagi free class, jadi nongkrong di sini dulu."
"Apa aku dangkal?" tanya Saturnus tiba-tiba.
Kalau Violet merasa tidak enak, Violet tidak akan jujur takutnya dia sakit hati. Violet cukup memahami perasaan orang.
Violet memegang tangan Saturnus. "Kamu jadi dirimu aja, gak perlu jadi orang lain."
Saturnus menghela napas pelan, "Iya, aku akan berusaha memperbaiki diriku supaya kamu tidak bosan denganku."
FIKS, SATURNUS ANAK INDIE.
"Iya, aku percaya sama kamu."
"Kalau begitu, aku pamit ke ruang guru dulu. Nanti kalau kamu membutuhkanku kamu cukup WA aku."
"I-iya Kak."
Lily menghembuskan napasnya lega, setelah melihat pria itu pergi. Dia melihat Violet tidak percaya. Ini diluar ekspektasi.
"Gue kira dia cool, humoris, tapi malah puitis gitu."
Violet menyenggol tangan Lily lalu mendecak. "Namanya juga tahap perubahan. Gue yakin bisa ngerubah sikap dia yang dangakal, pucat, dan penuh ke formalan."
"Coba ajarin ngomong tanpa imbuhan mem sama ber. Ngomongnya biasa aja gitu, gak usah pake EYD. Boleh gue panggil pacar lo kamus berjalan?"
"Enak aja! Udah ah, ke kelas yuk takut cogan gangguin gue."
"Ih, lo kegeeran banget jadi anak."
Violet tersenyum lebar kepada Lily. Dia sudah memegangi tangan kanan Lily untuk membawanya ke kelas 10 IPA 5.
•••
VOTE DAN KOMENNYA YA.
SATU KATA UNTUK VIOLET.
SATU KATA UNTUK SATURNUS.
...DAN DUA KATA UNTUK LILY. ...
...Nama : Hyunjin Bimantara.. ...
...Salah.. Salah.. ...
...Nama : Athara Bimantara. ...
...Hobi : Baku hantam dan olahraga...
...Cita-cita : punya banyak perusahaan kayak ayahnya. ...
...Punya mantan satu, katanya urusan hati gak main-main :v ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏoᷡuͦbᷡliͣer༄༅⃟𝐐
violet ky putri pertamaku namanya sama 😁😁
biasa aku panggil vio atau viollet
2022-01-11
0