...Mencintai itu wajar, tapi yang hadir belum tentu takdir. -Nunna...
...°°°...
...4. OM GALAK VS BOCAH TENGIL...
Violet berjalan dengan cepat. Sekali-kali dia menyeka keringat di dahinya. Matanya terlihat sangat serius, degupan jantungnya terasa sangat cepat. Ini sungguh harus dia lakukan supaya tahu kesalahannya dimana.
Violet menghela napas pelan. "Harus berani," gumamnya.
Setelah keluar dari tangga, empat pria tampak menunggunya. Sungguh sangat menakutkan apalagi laki-laki yang berbadan lebih tegap dari teman-temannya. Pria itu tersenyum miring, Violet malah tersenyum canggung.
"Ada apa, ya?" tanyanya polos.
Athara berjalan mendekati Violet. Mata tajamnya mengikat mata polos Violet. Ini tidak bisa, dia terlalu tampan.
Violet jangan pingsan!
"Lo, anaknya Margaret?"
Violet mengangguk. "Iya. Emangnya kenapa?"
"Bos, dia masih bocil. Udah ah, gue gak mau terlibat, takut nangis, nanti ngadu ke emaknya."
"Udah lah, gue males, mending masuk ae ke kelas."
Pria itu menarik tangan Violet dengan kasar, sungguh, Violet tidak bisa berkata-kata. Ada apa orang ini! Sungguh aneh, sangat aneh.
"Ih, kasar banget! Kak, lepasin! Aku bukan karung yang bisa kamu tarik-tarik!"
Athara menghentikan aksinya, saat sudah berada di lorong kosong. Violet melihat ke kiri-kanan. Dia menatap Athara sambil melotot. Untuk apa pria ini membawanya ke sini.
Ah, tidak! Violet masih kecil, Kak!
"Om! Ngapain bawa aku ke sini!" protes Violet.
"LO MANGGIL GUE OM!"
Teriakan itu cukup membuat Violet terlonjak. Sungguh, suaranya kencang sekali. Violet takut, Mama!
"Abisnya, rambut Kakak kayak rambut Om Arman."
"Siapa Om Arman?"
"Om aku, mau kenalan?"
Athara menatap gadis kecil ini frustasi, sungguh, dia seperti sedang berhadapan dengan bocah kelas lima SD.
"LO ITU BENER-BENER YA!"
Athara mendorong tubuh Violet dengan kasar hingga menempel pada tembok. Dia mengurung tubuh mungil Violet. Sungguh, detak jantung Violet berada di atas normal. Deru napas pria itu mengenai keningnya. Mata polos Violet melihat wajah tampan Athara karena tubuhnya yag sedikit membungkuk. Karena tinggi pria itu 187 cm, dan Violet hanya 155 cm, dia sedada Athara. Cukup puas melihat wajah tampan pria itu.
Sungguh sempurna pahatan tuhan!
...
...
"APA LIAT-LIAT! LO SUKA SAMA GUE!"
Violet dengan tatapan sinisnya, "Siapa yang suka sama Om-Om. Galak lagi!"
"LO BERANI!"
"Awas ah, engap tau, Om!"
"GUE GAK BAKAL LEPASIN LO!"
"Ngomong aja modus!"
Athara melepaskan kurungannya. Violet masih menatap Athara dengan sinisnya. Sungguh terlihat imut, namun menurut Athara itu sangat jelek. Ih, jelek banget pokoknya.
"Bilangin ke Mama lo! Jangan nikah sama Bokap gue! Dan lo, gak bakal bisa dengan tenang ada di sekolah ini!"
Violet melipat tangannya. "Terus?"
Athara semakin melotot melihat bocah tengil ini, sungguh membuatnya geram. Padahal Athara bisa dengan mudah memakan cimol kecil di depannya.
Enaknya makan cimol!
"Bilangin ke Mama lo!"
"Kalo gak mau?"
"BENER-BENER YA LO ****** KECIL!"
"Biasa aja dong, Kak, ngomongnya! Aku kan bisa denger. Aku juga gak mau punya kakak tiri kayak kamu, Om Galak!"
"BENER-BENER YA, LO! BOCAH TENGIL!"
"Aduh, telinga aku rusak, tau! Dengerin Om!" Violet masih tidak mau kalah, dia meniup tangannya lalu ditempalkan ke telinganya. "Terus Om, mau apa? Mau aku gantiin jadi Mama tiri Om?!"
"HEH! BOCAH TENGIL!"
Athara tangannya sudah di udara. Dia akhirnya sadar, lalu menurunkan tangannya yang hampir saja akan menampar wanita kecil di depannya. Kalau Violet bukan wanita, Athara sudah menghabisinya.
Violet melipat tangannya lalu menjulurkan lidahnya,"Ih, beraninya sama cewek."
Athara sudah tidak tahan lagi. Ingin sekali menangis menghadapi anak ini. Athara sabar ya, ini cobaan. Entah apa yang bisa membuat anak ini mengalah dan takut pada Athara.
"JADI, LO GAK TAKUT SAMA GUE!"
"Enggak lah, buat apa aku takut."
Violet pergi begitu saja dengan santai. Athara masih bingung, apa yang harus dia lakukan agar membuat dendamnya lunas. Athara mengejarnya, Violet tidak mau Athara menangkapnya.
Mereka kejar-kejaran! Sungguh so sweet! Pengen deh kejar-kejaran tapi sama siapa? Sama goblin? Ih serem!
"HEH! BOCAH TENGIL!"
violet bersembunyi di balik tubuh seorang pria. Athara terhenti. Ya, Athara cukup ingat poto yang ada di hand-phone Saturnus. Dan dia baru ingat kalau Violet pacar Saturnus. Agak sulit menangkap Violet.
"Minggir," ucap Athara.
Saturnus dengan tatapan dinginnya. "Aku gak bakal biarin kamu menyakiti dia. Dia pacar saya!"
"GOOGLE TRANSLETE! INI BUKAN URUSAN LO!"
"MINGGIR! GUE MAU JITAK ****** KECIL ITU!"
Violet menjulurkan lidahnya lagi. Sungguh semakin membuat Athara gemas ingin menjitaknya. Athara sudah menunjuknya.
Hadeh, mereka seperti Ibu yang mengomeli anaknya.
"Anda sebaiknya enyah dari hadapan saya dan jangan ganggu kehidupan kami."
"GUE BUKAN MAKANAN! GUE GAK RENYAH! UDAH DEH, LO PUTUSIN PEREMPUAN ITU! DIA ****** KECIL! SUKA OM-OM!"
"Apa bener itu?" tanya Saturnus.
"Enggak, lah, Sayang."
Athara melotot, bagaimana sosok kecil itu sangat centil pada pacarnya. Geli sekali Athara mendengarnya!
Cih, menyebalkan!
Athara mengacak rambutnya, "Gue udah capek. Mending gue pergi, tapi awas, lo gak bakal lepas dari gue!"
"TAKUT OM!" Teriak Violet.
Athara sudah pergi menjauh dari hadapan kedua orang itu. Sungguh, ini sangat menguras tenaga Athara. Dia harus membiarkan suaranya pulih kembali.
Violet tersenyum puas, siapapun tidak bisa menandingi perempuan cempreng ini.
Waw, Violet jagoannya ternyata!
Hidup Violet!
Saturnus memegang bahu Violet. "Kamu tidak apa-apa?"
"Gak kenapa-kenapa kok."
"Kalau dia menyakitimu lagi, nanti kamu bilang ke aku."
Violet mengangguk. "Iya, aku ke kelas lagi ya."
***
"Nyebelin banget dia, Ly. Sumpah, ya!"
Lily masih menatap sahabatnya tidak percaya. Mereka menelusuri koridor untuk berjalan ke parkiran. Violet tidak membawa motor, lebih baik dia menumpang dengan Lily. Lumayan kan, hemat uang bensin. Tapi kan Violet emang gak bisa bawa motor, masa mau di dorong sampai ke sekolah. Kan gak lucu! Skip!
"Tapi, lo gak takut?"
"Takut kenapa? Dia gak berani nampar gue! Dia penakut sebenernya, tau."
"Mungkin karena suara cempreng lo yang kayak kenalpot butut."
"Ih, apa sih, sebenernya suara gue bagus. Cuma jarang diasah aja."
"Emang lo ada masalah apa sih sama dia?"
"Dia anak Om Hendri Bimantara yang tunangan sama Mama aku. Om Hendri CEO di perusahaan tempat Mamaku kerja jadi sekretaris. Dari dulu dia udah cinta sama Mama aku."
Hah?
Ini sungguh mengasikkan sekaligus membuat mata Lily semakin melotot. Akan panjang masalah hidup Violet, apalagi jika Mamanya benar-benar menikah dengan Hendri.
Malapetaka!
"Lo bakal jadi adik tirinya dong."
"Ih ogah, pokoknya gue gak mau jadi adik tirinya! Gak sudi!"
"Awas loh, nanti lo malah suka sama Kak Athara."
Violet geram, dia sudah sangat emosi tadi. "Ih, enggak deh. Enggak bakal pernah suka sam dia."
"Gini deh, kalau lo sampai jadian sama Kak Athara, lo harus mau pake kalung dari gue."
"Kalung apaan?"
"Pokoknya rahasia."
Seorang Violet Magdalena tidak pernah takut dengan tantangan. Karena hidup tanpa tantangan adalah kehampaan.
Violet mengangkat kepalanya.
Ini tadanya Violet setuju! Kira-kira kalung apa yang akan Violet pakai jika dia sampai jadian dengan Athara?
Violet Magdalena akan melawan Athara Bimantara! Violet bisa! Horee!
•••
Gimana?
FOLLOW IG ATHARA DONG..
Greget sama siapa? Violet apa Athara?
Komennya ya!
Siapakah pria aestetik ini..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments