03
Tini ingin mengayuh sepeda pergi, tetapi batinnya tidak bisa karena terus memikirkan benjolan yang ada dibalik ****** ***** Jay.
Akhirnya, dia memutuskan untuk putar balik dan kembali masuk kedalam villa si Mbah sambil mencangking rantang yang dia bawa.
Sudah rutinitas Tini yang selalu membawakan makan malam untuk Mak item dan pak alim semenjak Tini tahu jika Mak item dan pak alim sering sakit-sakitan.
Tini dengan ragu berjalan menuju kolam. Semua orang yang melihat Tini telah kembali lagi, langsung berhenti beraktivitas dan menatap Tini.
"Ada apa lagi, nduk?" tanya Si Mbah.
"Nganu, Mbah. Nganu!" ucap Tini gugup.
"Nganu opo cah Ayu?" tanya Si Mbah.
"Tini mau nganterin singkong godok(rebus) Mbah!" jawab Tini sambil menundukkan kepalanya karena malu dengan tatapan 3 pria kembar kearahnya.
"Walah, ya sudah sini. Makasih banyak Yo!" sahut si Mbah sambil menerima rantang dari Tini.
Ketika rantang sudah Mak item ambil. Tini masih terdiam.
"Ada apa lagi cah ayu?" tanya Mak item.
"Nganu, nganu Mbah!" tubuh Tini terasa bergetar.
"Kamu itu kenapa to cah ayu! Dari tadi ngona-nganu ngona-nganu!?" tanya Mak item.
"Nganu Mbah! Tadi aku lihat ada belut yang masuk kedalam celana mamas-mamas itu!" ucap Tini dengan lantang sambil menunjuk Jay. Lebih tepatnya kearah senjata tumpul Jay.
Jay yang merasa tertunjuk langsung berteriak karena Tini mengatakan ada belut yang masuk kedalam celaannya.
"Huaaaaaa...! Manaaaa....!mana belutnya! Huaaaaa!" teriak Jay histeris sambil mengibakkan kolornya.
Bahkan, karena saking paniknya Jay sampai melorotkan kolornya.
"Nah! Itu dia..! Itu dia...!" teriak Tini sambil menunjukan benjolan besar di balik ****** ***** Jay.
Semua orang terdiam dan melongo melihat arah tangan Tini menunjuk.
Jay yang sadar apa sebenarnya yang Tini maksud dan Tini tunjuk. Langsung dengan cepat memakai kolornya kembali.
"Loh mas! Kenapa celananya dipakai? Belutnya belum di keluarin!" teriak Tini yang mencoba untuk masuk ke kolam dan mendekati Jay.
Jay yang melihat Tini akan mendekati dirinya langsung berlari dan bersembunyi dibelakang tubuh Ju.
"Aaahk! Jangan mendekat!" teriak Jay merasa sangat takut/ilfil/atau apalah. Pokoknya Jay sangat tidak ingin melihat Tini.
"Haaeey!" teriak Mak item yang langsung menjewer kuping Tini supaya tidak masuk kekolam.
"Auw..auw..! Mbah, sakit!?" teriak Tini yang mengelus-elus kupingnya.
"Walah cah ayu! Itu namanya uduk(bukan) belut. Itu namanya tit*t nduuuuuk!" jelas Mak item dengan gemas.
Tini yang mendengar itu langsung menutup mulutnya rapat-rapat.
"Masya Allah! Seng tenan Mbah! Gedi tenan?"
"(Masya Allah! Yang bener Mbah! Besar sekali?)" ucap Tini sambil membelalakan matanya.
"Lah emange haruse sak Piro?"
"(Lah memang harusnya seberapa?)" tanya Mak item yang mendekatkan wajahnya ke Tini.
"Nganu Mbah, tapi punya tole cuma sak kelingking aku kecil lagi!"
"(Nganu Mbah, tapi punya tole cuma sekelingking aku kecil lagi!)" ucap Tini.
Tole adalah adik Tini yang baru berusia 1 tahun.
"Walaaaah... Tiniiii...!" teriak Mak Item di ikuti dengan tepuk jidat.
Mumut dan Yuda hanya menatap Tini dengan canggung. Mereka tidak dapat menahan rasa ingin tertawa. Tetapi, demi perasaan Jay! Mumut dan Yuda hanya bisa menahannya.
Sedangkan Yuma, dia terus melirik Jay untuk mengejek/meledek/ataupun itu untuk membuat adiknya merasa jatuh ke dasar malu yang paling dalam.
Sedangkan, Jay, Jim dan Ju menatap Tini dengan tatapan tidak percaya.
"Apakah benar Tini tidak tahu apa yang ada dibalik celana Jay!" Begitulah pikir mereka.
"Walah Tini..! Tak kasih tau ya cah ayu. Semakin besar anaknya, maka akan semakin besar juga tit*tnya cah ayu..!" jelas Mak item.
"Oh, begitu ya Mbah. Walah, berarti Tini uwes salah ya Mbah. Yo wes, Tini tak pulang dulu ya Mbah!" ucap Tini yang langsung pergi tanpa merasa bersalah.
Akhirnya Tini pun memutuskan untuk pulang.
Tini bergumam dijalan.
"Walah, ternyata dibalik celana mamas-mamas itu adalah Titi*t! Hem, pantas saja dia diem aja! Ternyata aku seng salah!" batinnya tanpa merasa berdosa.
****
Di villa, Jay tidak henti-hentinya diledek oleh Yuma, sang kakak perempuan yang sangat berisik dan sangat hobi untuk menindas adiknya, terutama Jay dan Jim.
"Hahahaha! Apakah kalian bisa melihat ekspresi wajah gadis itu. Jay, sepertinya kamu memang sangat berjodoh dengan gadis itu!" ucap Yuma dengan tatapan sangat puas dengan segala apa yang telah menimpa adiknya hari ini.
Jay tak dapat berkata-kata apa-apa. Dia hanya meringkuk sambil memeluk Jim. Dia sangat malu dengan apa yang telah menimpa dirinya.
"Yuma sudah, nak! Jangan kamu meledek adik kamu! Kasihan dia," tegur Mumut.
"Iya tuh, mah! Kak Yuma benar-benar jahat!" sahut Jim yang membela saudara kembaranya.
"Sudah-sudah! Lebih baik kalian masuk kekamar saja istirahat! Biar papah dan ibu kalian yang memasak untuk makan malam," ucap Yuda.
"Baik, pah!" sahut anak-anak serempak.
Jay, Jim dan Yuma akhirnya memasuki kamar mereka. Jim dan Jay satu kamar dan bersebelahan dengan Yuma. Ketika Yuma akan masuk kedalam kamarnya, dia menghentikan kedua adiknya, yaitu Jim dan Jay.
"Tunggu!" ucap Yuma menghentikan adik-adiknya.
"Ada apa lagi!?" tanya Jay dengan lemas.
Emuach!
Emuuach!
Yuma mencium kening Jay dan Jim.
"Maafkan kakak ya! Kakak tidak bermaksud untuk meledek kalian. Kakak hanya bergurau dan bercanda saja," ucap Yuma terdengar sangat tulus.
Mendengar hal itu. Jay dan Jim bersamaan mencium pipi Yuma kanan dan kiri.
Emmuacch! kecup mereka bersamaan.
Yuma membelalakkan matanya dan tercengang dengan sikap adik-adiknya. Sudah sangat lama mereka tidak mau mencium Yuma lagi. Meski Yuma meminta, tetapi 3 anak kembar selalu menolak karena mereka merasa bukan lagi anak kecil.
"Kami sayang kakak!" ucap Jay dan Jim bersamaan.
"Uuuuh so sweetnya... Terima kasih ya adik-adik kakak tersayang!" ucap Yuma merasa sangat senang.
"Oya, dimana Ju?" lanjutnya.
"Dia masih ruang tamu. Masih ingin bersama dengan kakek dan nenek!" jawab Jay.
"Em begitu. Ya sudah, kakak masuk duluan ya. Kalian istirahatlah. Kakak tahu, kalian sedang kehilangan banyak tenaga karena menahan takut dan malu hari ini. Hahaha!" ucap Yuma yang kembali meledek adiknya.
Sebelum Jay membalas kakaknya. Yuma dengan cepat masuk kedalam kamarnya.
"Hahaha, mereka benar-benar adik yang sangat lucu!" gumam Yuma merasa sangat bersyukur memiliki Keluarga bahagia seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Ririn Novita
😂😂😂😂😂
2022-02-02
0
Hasrie Bakrie
Wkwkwkkkkkk 😂🤣
2022-01-22
0
nisa
tini"🤦 bocah polos banget gk tahu apa yg d dlm kolor jay bkn belut🤭
ngakak"trs deh q😄
lanjutttt kk
2022-01-20
0