Eps. 3. Koko

Tenry kembali ke dalam toko. Ada senyum kecil di wajahnya, sikap canggung dan malu si Holly penyebabnya. Hanie tak ada di kursi kebesarannya, sedang membantu seorang pelanggan memilih engsel pintu di sebuah rak. Kursi plastik yang dia duduki tadi sudah berpindah dan digunakan seorang pelanggan lain. Akhirnya Tenry duduk di belakang meja kasir.

"Ko Han, ada yang mau bayar..."

"Sebentar..."

Hanie sedang ada di atas tangga mengambil sesuatu di rak paling atas.

"Sini barangnya... apa aja?"

Tenry mengambil alih. Tidak sukar untuk Tenry karena dulu ini adalah pekerjaannya setiap kali pulang sekolah. Dulu dia membuat beberapa buku untuk daftar harga barang, sekarang tinggal input di PC di depannya. Salah satu karyawan toko yang tidak kenal siapa Tenry sempat ragu untuk memberikan informasi barang yang sudah dipilih pembeli, tapi langsung terintimidasi dengan pandangan Tenry, terlihat juga Ko Han terkesan membiarkan saja.

Akhirnya beberapa transaksi pembayaran dilayani Tenry dan Hanie memilih berdiri di belakang sebuah rak kaca berisikan berbagai jenis dan ukuran lampu Phili*ps sambil melayani pengunjung toko. Beberapa waktu berlalu, karena ramainya pengunjung membuat kehadiran Tenry menjadi sebuah bantuan yang memang dibutuhkan.

Di ruang dalam, Holly selesai belajar. Perut sudah keroncongan sejak tadi, lima menit lagi jam dua siang, sudah ada makanan di sebuah rantang putih lima susun di atas meja. Lama menunggu, tapi tidak ada tanda-tanda Hanie masuk ruangan ini untuk makan. Holly melongokkan kepala di pintu penghubung toko yang tepat di samping kasir. Tenry melihatnya.

"Ling... udah selesai belajar?"

"Udah, tinggal mengulang aja."

Holly menjawab dengan nada rendah masih dengan sikap canggung.

"Bisa bantuin Koko?"

"Holly bantu apa Ko?"

Holly mendekat takut-takut, disambut senyum Tenry.

"Kamu ke rak di depan sana, ada kotak-kotak kayu berisi paku. Kamu timbang paku setengah inchi, itu paku yang paling kecil, 500 gram. Paku tiga inchi satu kilo. Timbangannya ada di sana. Ada kok label ukuran paku di sisi depan kotak kayu..."

"Iya Ko..."

Holly melakukan sesuai permintaan Tenry walau serba canggung dan lamban. Karena dia menimbang agak lama. Hanie mendekat.

"Jangan ragu-ragu... angkanya lebih sedikit gak masalah, asal jangan kurang, gak bisa persis di angka lima ratus kalau timbangan digital... nah segitu boleh. Bungkus koran dulu baru masukin plastik terus bawa ke Ko Tenry untuk di cek lagi..."

Hanie kemudian langsung berlalu karena masih melayani pembeli yang lain. Holly jadi keterusan membantu. Awalnya Holly takut-takut mengambil barang yang salah atau salah menimbang, tapi lama-lama dia lupa rasa laparnya dan menjadi asisten si Koko Tenry mengambilkan ini-itu. Setelah kesibukan berkurang...

"Hei Ko Han... kamu gak ke sini, uang di laci aku ambil semua ya..."

"Ambil aja, itu punya kamu juga..."

"Kamu bisa dipecat ibu Suri kalau setorannya gak sesuai..."

Hanie mendekat sambil tertawa dan duduk di meja yang penuh dengan tumpukan nota di beberapa keranjang kecil di salah satu bagiannya.

"Tinggal aku sodorin rekaman CCTV... ketahuan siapa yang ambil, anak kesayangannya sendiri..."

"Hahaha... ada makanan gak? Lapar sekarang, udah jam tiga loh..."

"Ada... ada rantangan buat aku, tapi isinya lumayan untuk bertiga... ayo."

Hanie mengunci laci berisi uang, membereskan beberapa nota pink kemudian memanggil seorang karyawan wanita yang biasa bantuin dia di kasir.

"Silvi... gantiin saya ya, mau makan dulu..."

"Iya Ko Han..."

"Ayo Ling... kamu juga lapar kan? Koko denger perutmu bunyi sejak tadi... kamu pasti cape juga..."

Si Koko senyum lagi, sekarang Holly jadi suka senyum itu. Senyum juga muncul di wajah mungilnya saat mengikuti dua lelaki itu menuju ruang istirahat. Senyum yang otomatis keluar dari hati yang menghangat karena Ko Tenry yang ramah dan memperlakukannya dengan manusiawi.

Di rumah sendiri dia tak pernah disenyumin dengan tulus setelah melakukan sesuatu untuk mereka. Yang ada mimik wajah marah orang-orang rumah yang menuntut dia melakukan ini-itu, bahkan tak peduli dia cape atau lagi sakit. Saat perbandingan itu melintas di pikirannya, rasa takut kena omelan mama tiba-tiba muncul, ini sudah berapa jam dia keluar rumah, sekalipun ada Hanie yang pasti membela dia tapi perkataan menyakitkan sebagian dari mereka, gak mungkin dibendung Hanie. Senyumnya langsung menghilang.

"Ling... sini, kenapa bengong di situ?"

Hanie memanggil Holly yang hanya terdiam di ambang pintu, pikirannya berlarian antara mau makan atau minta dianterin Hanie pulang atau minta ongkos buat naik angkot.

"Hahaha... cape ya kamu? Sini makan dulu, sejak SMP badan kamu gini-gini aja... kalian gak kasih makan dia ya, Han?"

Tenry mendekati Holly sampai ke belakang tubuhnya, dua tangannya naik ke bahu gadis mungil itu dan menuntun Holly ke meja makan, setelah Holly duduk Tenry mengambil perlengkapan makan di pantry dan meletakkan di meja lalu duduk di samping Holly. Hanie hanya melihat sekilas dan sibuk membuka rantang makanan.

Tenry menyodorkan sebuah piring lengkap dengan sendok garpu, baru hari ini Holly merasakan perhatian seseorang yang lain selain Hanie. Holly jadi baper terlebih makin lama dipandang kok si Ko Tenry makin ganteng aja, kenapa bisa gitu ya? Mana baik lagi, gak kasar, dorongan tadi begitu lembut, rasa yang ditinggalkan dua tangan itu di bahunya masih menguasai hatinya. Dia juga menyebut dirinya Koko serasa sesuatu untuk Holly.

Holly menunduk sambil makan dalam diam, tidak mengerti apa yang sementara bermain-main di hati dan pikirannya, rasa yang bercampur-campur kayak es campur, ada dingin, ngilu, manis dan asem-asem dikit, tapi juga ada lembutnya kayak alpukad... 😘🍧 Di satu sisi kemarahan mama sudah membayangi.

"Makan yang banyak Ling, kurus banget kamu..."

Tenry memperhatikan kaos yang jatuhnya kayak daster saja di tubuh si Holly, dia mengenali itu, kaos oblong miliknya yang digunakan Hanie dulu saat menginap di rumahnya. Tenry senyum lagi dan lagi. Koko jadi banyak senyum karena apa ya?

Makan siang yang sangat terlambat diwarnai banyak cerita Tenry dan Hanie. Holly tidak bisa menyimak pembicaraan dua laki-laki di dekatnya sekarang. Pikirannya ke mana-mana, salah satunya ke pemilik senyum indah di sampingnya. Akhirnya Holly memutuskan pulang saja setelah makan. Menerima kemarahan sang mama sudah terlalu sering, tapi dia punya kewajiban di rumah.

"Koko aja yang cuci piringnya..."

Tenry mengambil alih piring di tangan Holly. Holly hanya melongo... Ko Tenry melakukan hal-hal yang membuat Holly tercengang.

"Holly aja..."

"Sana belajar lagi..."

Tenry mendorong pelan tubuh mungil Holly lalu memegang kepala Holly lagi, kali ini lebih lama dan sambil senyum manisss. Hanie yang membereskan rantang sedikit bertanya juga dengan sikap sahabatnya. Tidak biasanya, meskipun Holly sudah dikenal Tenry sejak lama karena persahabatan mereka, Tenry yang punya sikap ramah dan gampang menjalin komunikasi dengan siapa saja tapi tidak serta-merta bersikap dekat dan penuh perhatian pada seseorang.

"Han, aku pulang sekarang aja, minta ongkos ya..."

Holly mendekati meja makan.

"Kenapa? Tunggu aja sebentar lagi, terusin belajarnya di sini. Jam lima toko udah tutup kok..."

"Mama..."

"Udah, nanti aku yang ngomong Ling... masa kamu gak diberi kesempatan belajar..."

"Tapi..."

"Udah... pasti sampe rumah kamu disuruh urusin bocah-bocah, terus masak buat malam... di sini aja sama aku..."

"Aku udah selesai belajar kok... pulang aja ya?"

"Nanti... bareng aku."

Hanie tak menghiraukan rengekan Holly, dia langsung masuk ke toko lagi. Holly mengekori Hanie.

"Han... kasihan mama udah cape jahit sepanjang hari terus harus masak untuk makan malam..."

"Ada Hellen..."

"Mana mau dia masak..."

"Ling, sesekali kamu juga pikirin dirimu sendiri... sekarang yang penting gimana kamu lulus ujian... Tunggu aja... sana ke belakang lagi. Lagi pula apa bedanya pulang sekarang atau nanti."

Ya apa bedanya...

Holly kembali ke belakang dengan menunduk, di pintu ada Tenry yang menatapnya. Saat melewati lelaki itu sebuah usapan di atas kepala mampir, tidak lama karena Tenry pun segera berlalu, sekali lagi rasa nyaman menyusup di gundah hatinya.

Tenry duduk di kursi kebesaran Hanie lagi karena laki-laki itu sudah kembali tenggelam dengan kesibukannya, kali ini mengawasi barang yang baru mulai diturunkan dari sebuah truk, ada kertas di tangannya. Tenry memang tidak meragukan lagi pemberian diri sahabatnya dalam pekerjaannya di sini, selain kejujurannya juga cara dia memperbaiki banyak hal di toko ini sehingga toko ini keuntungannya naik secara signifikan. Papanya sendiri menyebutkan Hanie bawa hoki untuk mereka.

Tapi hati Tenry sekarang terusik dengan Holly, dari percakapan kakak adik tadi juga dari tampilan Holly sekarang sedikitnya ada hal-hal yang dia tangkap tentang Holly yang membuat dia jatuh kasihan.

Ponselnya yang berdering lagi akhirnya menarik dia dari pusaran pemikirannya tentang Holly. Panggilan Glo yang dia abaikan sejak tadi.

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

mantap thor, lanjut ke mutiara Yang Terabaikan ya

2022-11-10

0

Sri Astuti

Sri Astuti

kesannya si mama neken banget ke Holly

2022-07-11

0

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

mm.. belom ada intrik ya?

2022-04-03

3

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1 Anak Ke-tujuh
2 Eps. 2. Closet Ungu atau Tosca
3 Eps. 3. Koko
4 Eps. 4. Katanya Anak
5 Eps. 5. Kesayangan Siapa
6 Eps. 6. Kok Lingling?
7 Eps. 7. Pilih Kasih
8 Eps. 8. Kalau Koko Pengen
9 Eps. 9. Pemaksaan yang Keren
10 Eps. 10. Bukan untuk Dirinya
11 Eps. 11. Sebentar Lagi
12 Eps. 12. Gak Enak Hati
13 Eps. 13. Perasaanku Tulus
14 Eps. 14. Boleh Memikirkan Diri Sendiri
15 Eps. 15. Mama dan Anak Lelakinya
16 Eps. 16. Betah di Sini?
17 Eps. 17. Jalan Baru
18 Eps. 18. Saling Kangen
19 Eps. 19. Mau Bilang Makasih
20 Eps. 20. Cinta Dimulai dengan Ini...
21 Eps. 21. Seperti Anak Sendiri
22 Eps. 22. Punya Pacar
23 Eps. 23. Tersenyumlah
24 Eps. 24. Apa yang Salah
25 Eps. 25. Gak Usah Terganggu
26 Eps. 26. Gak Menolak Keinginan
27 Eps. 27. Benalu atau Parasit?
28 Eps. 28. Ada Sesuatu
29 Eps. 29. Boros Airmata
30 Eps. 30. Bucin Itu Koko Muncul Pagi-pagi Lagi
31 Eps. 31. Gak Aware
32 Eps. 32. Balas Dendam yang Manis?
33 Eps. 33. Koko Nyebelin
34 Eps. 34. Melengkapi Jiwa
35 Eps. 35. Mengalah
36 Eps. 36. Terperosok
37 Eps. 37. Harus Ada yg Membuat Keputusan
38 Eps. 38. Harus Selesaikan
39 Eps. 39. Kak Nuella
40 Eps. 40. Koko Kangen
41 Eps. 41. Terima Gaji
42 Eps. 42. Disayang Kakak Sama Pacar
43 Eps. 43. Manisnya Rindu
44 Eps. 44. Ingin Memenuhi Semua
45 Eps. 45. Tak Ingin Kehilangan
46 Eps. 46. Ketemu Tetangga
47 Eps. 47. Cici Sayang
48 Eps. 48. Ada Cara untuk Bahagia
49 Eps. 49. Koko yang Terlalu itu Manusiawi
50 Eps. 50. Pejuang Cinta
51 Eps. 51. Berantem?
52 Eps. 52. Permintaan Kecil
53 Eps. 53. Kekuatan Hati yang Tumbuh
54 Eps. 54. Gara-gara Niol, Nulis Part BR Lagi
55 Eps. 55. Gak Sesuai Skenario
56 Eps. 56. Sebelum Party
57 Eps. 57. Petunjuk Menuju Kebahagiaan
58 Eps. 58. Efek
59 Eps. 59. Cici
60 Eps. 60. Dan...
61 Eps. 61. Minta Tolong
62 Eps. 62. Damai Batin
63 Eps. 63. Pamit
64 Eps. 64. Baru Permulaan
65 Eps. 65. Hari Spesial
66 Eps. 66. Hadiah Ulang Tahun
67 Eps. 67. Maaf
68 Eps. 68. Semua Sedang Gak Baik
69 Eps. 69. Feeling
70 Eps. 70. Menginginkan Lebih
71 Eps. 71. Di Tempat Berbeda
72 Eps. 72. Ada Waktunya
73 Eps. 73. Jadi?
74 Eps. 74. Permintaan Kacau
75 Eps. 75. Tak Punya Kesempatan
76 Eps. 76. Setengah dari Jiwa
77 Eps. 77. My Baby
78 Eps. 78. Ternyata Mau?
79 Eps. 79. Kalau Kita Nikah
80 Eps. 80. Koko yang Bingung
81 Eps. 81. Tiga Tahun Lagi
82 Eps. 82. Ngilang Lagi Aja Sana
83 Eps. 83. Delapan Belas Itu Apa
84 Eps. 84. Seribu Tahun Lamanya
85 Eps. 85. Belum Menginginkan
86 Eps. 86. Boleh Sehari Aja?
87 Eps. 87. Menawarkan Pelukan yg Sama
88 Eps. 88. Cinta yang Dewasa
89 Eps. 89. Masih Lama?
90 Eps. 90. Jangan Ungkit Soal Mantan
91 Eps. 91. Kenapa Ngasih Cincin?
92 Eps. 92. Wajib Menghormati
93 Eps. 93. Pikirkan Kebahagiaan yang Menanti
94 Eps. 94. Tiap Keluarga Punya Aturan Sendiri
95 Eps. 95. Tinggi yang Serasi
96 Eps. 96. Ikut Bahagia Denganku
97 Eps. 97. Manis
98 Eps. 98. Mama Sayang
99 Eps. 99. Naikin Derajat Mantan
100 Eps. 100. Setelan Ini Kita Pasti Hepi
101 Eps. 101. Fase yang Baru
102 Eps. 102. Opa dan Oma
103 Eps. 103. Salah Kamar
104 Eps. 104. Lebih dari Cinta
105 Eps. 105. The Holy Matrimony
106 Eps. 106. Pelajaran dari Suami
107 Eps. 107. Gak Polos-polos Amat
108 Eps. 108. Menikah Bukan Berati Meninggalkan Persahabatan
109 Eps. 109. Gaya
110 Eps. 110. Cerita Kita
111 Eps. 111. Disayang-sayang
112 Eps. 112. Seberapa Sayang
113 Eps. 113. Rutinitas Baru
114 Eps. 114. Pemilik Kafe
115 Eps. 115. Milik Bersama
116 Eps. 116. Hamil
117 Eps. 117. Sakit Gigi Lagi
118 Eps. 118. Dari Hati Ke Hati
119 Eps. 119. Kekecewaan
120 Eps. 120. Resiko Terburuk
121 Eps. 121. Childfree
122 Eps. 122. Impian Terbesar
123 Eps. 123. Hak Istimewa
124 Eps. 124. Mirip
125 Eps. 125. Ezar Aja
126 Eps. 126. Pisah Sebulan
127 Eps. 127. Baper
128 Epa. 128. Ketemuan
129 Eps. 129. Suamiku
130 Eps. 130. Over React
131 Eps. 131. Cinta Kita Kuat
132 Eps. 132. Koko yang Jemput Aja
133 Eps. 133. Koko Ikutan Pusing
134 Eps. 134. Balon dan Obsesi
135 Eps. 135. Kekurangan Kasih Sayang
136 Eps. 136. Gak Diberi Pilihan
137 Eps. 137. Menyimpan Lebih Lama
138 Eps. 138. Ternyata
139 Eps. 139. Mengikuti Alur Kehidupan
140 Eps. 140. Wisuda
141 Eps. 141. Berjalan Bersisian
142 Eps. 142. Reunian
143 Eps. 143. Membuat Jarak
144 Eps. 144. Masih Aja Menghitung
145 Eps. 145. Ego yang Terpuaskan
146 Eps. 146. Kaki Jadi Kepala
147 147. Rehat Sejenak
148 Eps. 148. Bukan Sekedar Hubungan Darah
149 Salam Hangat...
150 Ekstra Part 1
151 Judul Baru
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Eps. 1 Anak Ke-tujuh
2
Eps. 2. Closet Ungu atau Tosca
3
Eps. 3. Koko
4
Eps. 4. Katanya Anak
5
Eps. 5. Kesayangan Siapa
6
Eps. 6. Kok Lingling?
7
Eps. 7. Pilih Kasih
8
Eps. 8. Kalau Koko Pengen
9
Eps. 9. Pemaksaan yang Keren
10
Eps. 10. Bukan untuk Dirinya
11
Eps. 11. Sebentar Lagi
12
Eps. 12. Gak Enak Hati
13
Eps. 13. Perasaanku Tulus
14
Eps. 14. Boleh Memikirkan Diri Sendiri
15
Eps. 15. Mama dan Anak Lelakinya
16
Eps. 16. Betah di Sini?
17
Eps. 17. Jalan Baru
18
Eps. 18. Saling Kangen
19
Eps. 19. Mau Bilang Makasih
20
Eps. 20. Cinta Dimulai dengan Ini...
21
Eps. 21. Seperti Anak Sendiri
22
Eps. 22. Punya Pacar
23
Eps. 23. Tersenyumlah
24
Eps. 24. Apa yang Salah
25
Eps. 25. Gak Usah Terganggu
26
Eps. 26. Gak Menolak Keinginan
27
Eps. 27. Benalu atau Parasit?
28
Eps. 28. Ada Sesuatu
29
Eps. 29. Boros Airmata
30
Eps. 30. Bucin Itu Koko Muncul Pagi-pagi Lagi
31
Eps. 31. Gak Aware
32
Eps. 32. Balas Dendam yang Manis?
33
Eps. 33. Koko Nyebelin
34
Eps. 34. Melengkapi Jiwa
35
Eps. 35. Mengalah
36
Eps. 36. Terperosok
37
Eps. 37. Harus Ada yg Membuat Keputusan
38
Eps. 38. Harus Selesaikan
39
Eps. 39. Kak Nuella
40
Eps. 40. Koko Kangen
41
Eps. 41. Terima Gaji
42
Eps. 42. Disayang Kakak Sama Pacar
43
Eps. 43. Manisnya Rindu
44
Eps. 44. Ingin Memenuhi Semua
45
Eps. 45. Tak Ingin Kehilangan
46
Eps. 46. Ketemu Tetangga
47
Eps. 47. Cici Sayang
48
Eps. 48. Ada Cara untuk Bahagia
49
Eps. 49. Koko yang Terlalu itu Manusiawi
50
Eps. 50. Pejuang Cinta
51
Eps. 51. Berantem?
52
Eps. 52. Permintaan Kecil
53
Eps. 53. Kekuatan Hati yang Tumbuh
54
Eps. 54. Gara-gara Niol, Nulis Part BR Lagi
55
Eps. 55. Gak Sesuai Skenario
56
Eps. 56. Sebelum Party
57
Eps. 57. Petunjuk Menuju Kebahagiaan
58
Eps. 58. Efek
59
Eps. 59. Cici
60
Eps. 60. Dan...
61
Eps. 61. Minta Tolong
62
Eps. 62. Damai Batin
63
Eps. 63. Pamit
64
Eps. 64. Baru Permulaan
65
Eps. 65. Hari Spesial
66
Eps. 66. Hadiah Ulang Tahun
67
Eps. 67. Maaf
68
Eps. 68. Semua Sedang Gak Baik
69
Eps. 69. Feeling
70
Eps. 70. Menginginkan Lebih
71
Eps. 71. Di Tempat Berbeda
72
Eps. 72. Ada Waktunya
73
Eps. 73. Jadi?
74
Eps. 74. Permintaan Kacau
75
Eps. 75. Tak Punya Kesempatan
76
Eps. 76. Setengah dari Jiwa
77
Eps. 77. My Baby
78
Eps. 78. Ternyata Mau?
79
Eps. 79. Kalau Kita Nikah
80
Eps. 80. Koko yang Bingung
81
Eps. 81. Tiga Tahun Lagi
82
Eps. 82. Ngilang Lagi Aja Sana
83
Eps. 83. Delapan Belas Itu Apa
84
Eps. 84. Seribu Tahun Lamanya
85
Eps. 85. Belum Menginginkan
86
Eps. 86. Boleh Sehari Aja?
87
Eps. 87. Menawarkan Pelukan yg Sama
88
Eps. 88. Cinta yang Dewasa
89
Eps. 89. Masih Lama?
90
Eps. 90. Jangan Ungkit Soal Mantan
91
Eps. 91. Kenapa Ngasih Cincin?
92
Eps. 92. Wajib Menghormati
93
Eps. 93. Pikirkan Kebahagiaan yang Menanti
94
Eps. 94. Tiap Keluarga Punya Aturan Sendiri
95
Eps. 95. Tinggi yang Serasi
96
Eps. 96. Ikut Bahagia Denganku
97
Eps. 97. Manis
98
Eps. 98. Mama Sayang
99
Eps. 99. Naikin Derajat Mantan
100
Eps. 100. Setelan Ini Kita Pasti Hepi
101
Eps. 101. Fase yang Baru
102
Eps. 102. Opa dan Oma
103
Eps. 103. Salah Kamar
104
Eps. 104. Lebih dari Cinta
105
Eps. 105. The Holy Matrimony
106
Eps. 106. Pelajaran dari Suami
107
Eps. 107. Gak Polos-polos Amat
108
Eps. 108. Menikah Bukan Berati Meninggalkan Persahabatan
109
Eps. 109. Gaya
110
Eps. 110. Cerita Kita
111
Eps. 111. Disayang-sayang
112
Eps. 112. Seberapa Sayang
113
Eps. 113. Rutinitas Baru
114
Eps. 114. Pemilik Kafe
115
Eps. 115. Milik Bersama
116
Eps. 116. Hamil
117
Eps. 117. Sakit Gigi Lagi
118
Eps. 118. Dari Hati Ke Hati
119
Eps. 119. Kekecewaan
120
Eps. 120. Resiko Terburuk
121
Eps. 121. Childfree
122
Eps. 122. Impian Terbesar
123
Eps. 123. Hak Istimewa
124
Eps. 124. Mirip
125
Eps. 125. Ezar Aja
126
Eps. 126. Pisah Sebulan
127
Eps. 127. Baper
128
Epa. 128. Ketemuan
129
Eps. 129. Suamiku
130
Eps. 130. Over React
131
Eps. 131. Cinta Kita Kuat
132
Eps. 132. Koko yang Jemput Aja
133
Eps. 133. Koko Ikutan Pusing
134
Eps. 134. Balon dan Obsesi
135
Eps. 135. Kekurangan Kasih Sayang
136
Eps. 136. Gak Diberi Pilihan
137
Eps. 137. Menyimpan Lebih Lama
138
Eps. 138. Ternyata
139
Eps. 139. Mengikuti Alur Kehidupan
140
Eps. 140. Wisuda
141
Eps. 141. Berjalan Bersisian
142
Eps. 142. Reunian
143
Eps. 143. Membuat Jarak
144
Eps. 144. Masih Aja Menghitung
145
Eps. 145. Ego yang Terpuaskan
146
Eps. 146. Kaki Jadi Kepala
147
147. Rehat Sejenak
148
Eps. 148. Bukan Sekedar Hubungan Darah
149
Salam Hangat...
150
Ekstra Part 1
151
Judul Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!