Eps. 2. Closet Ungu atau Tosca

Hanie kerja di toko bangunan selama ini, toko milik orang tua sahabat baiknya, Tenry. Mereka bersahabat sejak kelas satu SMP, Tenry pindah ke sekolah Hanie karena berkelahi di sekolah sebelumnya. Mereka duduk sebangku dan akhirnya bersahabat hingga sekarang. Empat tahun bekerja di sini membuat dia jadi salah satu orang kepercayaan Ko Siong, papa Tenry. Tenry sendiri kuliah di luar negeri dan hanya sesekali pulang, Hanie memilih bekerja karena kondisi keuangan tidak memungkinkan untuk dia lanjut kuliah.

"Ko Han... ini mau bayar. Keramik 60x60 20 dus, keramik 20x40 15 dus, semen 20 sak, semen putih 5 kg."

Salah satu karyawan toko dan seorang pelanggan mendekati meja kasir. Tampang Hanie memang sangat Asia, mata segaris, hidung bangir, kulit kuning langsat cerah, ehm... good looking sih. Gak heran dia dianggap salah satu bos pemilik toko, padahal dia makan gaji juga di sini sama seperti karyawan lain. Sejak tiba di toko, Hanie sudah sibuk dengan urusan toko, dia bertanggung jawab penuh untuk toko ini.

Holly sendiri sedang belajar di ruangan bagian belakang toko, tempat biasa Hanie istirahat. Ruangan yang sangat adem, ada taman indoor dengan air terjun buatan, ada pantry kecil, meja makan, dan satu set sofa serta sebuah TV flat yang sangat besar di salah satu dinding. Ruangan yang apik dan bersih, berbanding terbalik dengan bagian dalam toko yang penuh barang dan bahan bangunan.

Hanya yang agak unik, baik keramik yang terpasang di lantai, di bagian taman dan di sekitar pantry, beragam warna, ukuran dan motif tapi dipasang dengan rapih. Mungkin keramik sisa atau keramik sample untuk toko yang dimanfaatkan saja, wc dan kamar mandi seperti itu juga. Ruangan itu terpisah dari ruang istirahat karyawan toko.

"Ko Han... ada closet duduk merek Tot*o... berapa harganya..."

"Ada, kita punya mulai dari harga dua jutaan..."

Hanie menjawab tanpa mengalihkan perhatian dari tumpukan nota di atas meja yang sedang dia hitung. Di situ ada mesin hitung digital yang sedang on.

"Ada warna ungu atau hijau tosca..."

"Gak ada... Kita gak punya warna seperti itu."

"Masa gak ada, Ko Han?"

"Yang kualitas bagus umumnya hanya ada dua pilihan warna, hitam dan putih, kebetulan yang tersedia di sini warna putih. Closet merek lain yang lebih murah baru punya pilihan warna, pink, biru atau merah maroon, itu aja sih warna yang tersedia di sini..."

"Beneran merek Tot*o gak ada warna ungu atau tosca?"

Hanie mengangkat kepala, usil banget pertanyaannya atau memang serius mau mencari warna yang anti mainstream. Terekam seorang lelaki berkacamata hitam dengan rambut coklat keemasan menggunakan topi putih senada dengan celana dan sneakernya.

"Kalau keramik anda bisa temukan warna yang anda cari om... tapi itu pun jarang ada... di toko ini gak ada barang dengan warna itu, mungkin di toko lain ada..."

Hanie kembali fokus kertas-kertas pink di tangannya.

"Bisa pesankan? Nanti saya bayar dua kali lipat..."

"Om... dibayar sepuluh kali lipat pun saya tidak bisa pesankan, ke toko lain aja mungkin ada... "

"Hahaha..."

Hanie menyadari sesuatu, dia kemudian berdiri saat mengenali siapa tamu toko itu sebenarnya. Sementara Tenry masih terkekeh.

"Hahaha..."

"Gila kamu Ten... iseng banget... kapan kamu pulang ke sini..."

Kedua sahabat itu saling rangkulan sebentar. Tenry masih terbahak, pundaknya ditepuk dengan keras oleh Hanie.

"Kapan sampe? Minggu lalu aku ke rumah gak ada yang ngomong kalau kamu mau pulang..."

"Udah dua hari di sini. Mama papa juga gak tau aku bakal pulang..."

"Kirain kamu langsung S2, Ten..."

"Gak, selesaiin yang ini aja berat banget...lagian kuliah setinggi apapun, aku tetap akan berakhir di belakang meja kasir..."

"Hahaha... ya udah, kamu udah di sini, meja kasir ini aku kembaliin... aku jadi kuli angkut semen lagi..."

"Hehh... udah cocok kamu dipanggil Ko Han... lagian aku gak pegang toko ini, pegang toko baru di Marina... toko ini tetap kamu yang pegang kok..."

"Oh... jadi yang di Marina jadi toko bangunan juga?"

"Iya... semacam swalayan bahan bangunan, ada eletronik juga sama furniture, houseware lah atau apalah... mau saingan sama Hardwa*re dan AC*E... hahaha..."

Acara kangen-kangenan dua sahabat pun berlangsung di tengah kesibukan meladeni konsumen.

"Kamu udah kayak oppa Korea, Ten... rambut udah kayak jagung..."

"Kerjaan si Glorya sih, minggu lalu aku anterin dia ke salon, eh malah aku dipaksa ikut ngecat rambut kayak dia..."

"Sayang banget sama pacar, sampai warna rambut aja couple-lan..."

"Gak seperti itu. Dianya maksa aku akhirnya jadi pengen nyoba juga sih... tau gak... ibu suri ngamuk-ngamuk, hahaha norak katanya anak laki ngecat rambut..."

"Iyalah... Ci Cun dilawan... Dede aja waktu itu pirangin rambut langsung disuruh hitamin lagi, hahaha, kasihan sampai nangis-nangis mohon-mohon, mamamu gak peduli. Gak disuruh hitamin lagi?"

Hanie menunjuk kepala Tenry, topi sudah dibuka sejak tadi.

"Ada sih, maksa terus sejak aku datang, aku bilang nunggu aja sebulan lagi, aku ke barber pasti hilang nih pirang. Gak ngerti deh, jaman sekarang mamaku masih aja kolot kayak gitu..."

"Glo nyusul kamu ya ke Aussie?"

"Gak... aku mampir di J sebelum ke sini..."

"Udah mau merit dong kalian... Glo udah selesai juga kan?"

Tenry hanya diam tak menanggapi, raut wajah juga sedikit berubah. Ada sesuatu yang tak bisa dia pahami sekarang tentang perasaannya pada Glo.

"Ada minuman dingin, Han?"

Tenry mengalihkan pembicaraan.

"Ada... bentar aku ambilin, masih sama kan selera kamu?"

"Gak usah berdiri Ko Han, layani customer kamu, aku bisa ambil sendiri, aku bukan tamu..."

"Iya... tahu, kamu bossnya malahan..."

"Hahaha..."

Tenry melangkah ke pintu belakang. Tentu dia tahu di mana dia bisa mengambil minuman. Di semua toko milik mereka pasti mamanya, Ci Cun yang masih kolot itu suka sediain show case untuk menyimpan minuman kemasan, karena sang mama penyuka minuman dingin, jadi suka siapin itu, kali aja dia berkunjung ke toko gak perlu ribet nyari ke minimart lagi.

Dahi Tenry mengernyit saat melihat seorang gadis di ruangan itu, duduk santai di sofa dengan kedua kaki dinaikkan di meja kopi di depannya, tapi wajah serius menatap buku di tangannya. Sedang belajar? Wajah agak familiar tapi tak bisa mengingat siapa gadis ini. Sambil mendekati show case yang terletak di dekat meja makan Tenry tetap mengamati gadis itu. Postur tubuh kurus, garis wajah yang masih sangat muda, seorang remaja mungkin masih SMA. Gadis itu tidak terganggu dengan kehadiran Tenry di ruangan ini.

Holly kaget saat terdengar bunyi pintu ditutup di depannya. Pandangan teralih dari buku, ada lelaki di depannya berjarak sekitar tiga meter sedang minum langsung dari sebuah kemasan botol plastik bergambar potongan jeruk orange. Satu tangan lelaki itu masih di handle pintu show case. Dia dijinkan kakaknya mengambil minuman yang dia mau, tapi sangking senangnya bisa berada di tempat tenang tanpa gangguan dan bisa belajar, dia lupa mengambil minuman. Sekarang jadi ingin minum saat melihat tenggorokan lelaki di depannya yang bergerak dengan kepala terangkat. Holly tak sadar menelan ludah dan tak sadar juga mata terus menatap di bagian wajah lelaki itu.

Saat tatapan mereka bertemu...

"Ko Tenry..."

Holly berkata seperti bisikan untuk dirinya sendiri. Tenry masih mencoba mengingat gadis yang menyebut namanya tanpa suara, Tenry membaca lewat gerak bibir Holly.

"Siapa?"

Tenry bertanya sambil menunjuk Holly dengan tangan yang masih memegang botol minuman kosong. Mata masih menyelidik. Dengan kaku Holly menjawab.

"Holly... Ko..."

"Holly? Adiknya Hanie kan? Holly yang itu? Kenapa kamu gak tumbuh besar? Kok muka kamu jadi beda?"

Apanya yang beda?

Holly menunduk, ada rasa malu mengingat dulu saat pertama menstruasi, dia tak mengerti, di rok seragamnya bagian belakang ada noda darah lumayan besar dan Tenry yang memberitahu. Saat itu Tenry hendak menjemput Hanie dan sempat berpapasan di pintu rumah. Rasa malu selalu ada setiap bertemu Tenry. Makanya setiap Tenry datang ke rumah, Holly menghindar, kali ini setelah kurang lebih empat tahun, Tenry terlihat makin ganteng. Ahh... Holly pura-pura melanjutkan belajarnya, mata langsung ke buku dengan sikap masih menunduk, kaki perlahan dia turunkan dari meja.

"Lagi belajar ya?"

Tenry belum beranjak ternyata. Holly melirik sedikit, ekor mata menangkap pandangan Tenry padanya.

"Iya Ko..."

Lirih jawaban Holly, mulai salah tingkah.

"Kelas berapa sekarang Ling?"

Hanya ada dua orang yang menyebut namanya seperti itu, Hanie dan Ko Tenry, entah siapa yang mulai, kenapa Ling ya? Dari dulu dia penasaran tentang hal ini.

"Kelas tiga SMA, Ko..."

"Oh... sebentar lagi ujian kan?"

"Hari senin UN, Ko..."

"Oh... ya udah yang semangat belajarnya... nih buat kamu..."

Holly melihat sebuah botol diangsurkan Tenry tepat di depan wajahnya. Ehh... kapan Ko Tenry mendekat ke sini? Matanya beralih tepat di mata teduh itu, senyum lembut Tenry juga terekam kornea matanya. Secepatnya mata beralih lagi ke tangan Tenry, tapi entah kenapa tangannya tak mampu dia angkat untuk mengambil orange juice yang ada bulirnya itu.

Tenry kemudian membuka tutupnya, klik.. lalu mengambil tangan kanan Holly.

"Lanjutin belajarnya..."

Ko Tenry pergi dan sempat memegang kepala Holly sejenak.

Deggg... kok rasanya beda sekarang? Dulu kayak pernah megang kepala juga si Ko Tenry ini, tapi waktu itu gak ada rasanya biasa aja... sekarang kok jadi pengen lagi? Nyaman aja digituin. Holly menatap sosok lelaki tinggi itu sampai menghilang di balik pintu.

.

.

Tenry Vincent Tanos titip salam hangat untuk semua....

Happy Reading 😇

🦋

.

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

selamat berkarya ya thor

2022-11-10

0

Cerol Nicole

Cerol Nicole

Bagus

2022-08-09

0

Hesti Pramuni

Hesti Pramuni

By... aq dah mampir nih..
mana suguhannya? snacknya gk dikeluarin ta?

2022-04-03

3

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1 Anak Ke-tujuh
2 Eps. 2. Closet Ungu atau Tosca
3 Eps. 3. Koko
4 Eps. 4. Katanya Anak
5 Eps. 5. Kesayangan Siapa
6 Eps. 6. Kok Lingling?
7 Eps. 7. Pilih Kasih
8 Eps. 8. Kalau Koko Pengen
9 Eps. 9. Pemaksaan yang Keren
10 Eps. 10. Bukan untuk Dirinya
11 Eps. 11. Sebentar Lagi
12 Eps. 12. Gak Enak Hati
13 Eps. 13. Perasaanku Tulus
14 Eps. 14. Boleh Memikirkan Diri Sendiri
15 Eps. 15. Mama dan Anak Lelakinya
16 Eps. 16. Betah di Sini?
17 Eps. 17. Jalan Baru
18 Eps. 18. Saling Kangen
19 Eps. 19. Mau Bilang Makasih
20 Eps. 20. Cinta Dimulai dengan Ini...
21 Eps. 21. Seperti Anak Sendiri
22 Eps. 22. Punya Pacar
23 Eps. 23. Tersenyumlah
24 Eps. 24. Apa yang Salah
25 Eps. 25. Gak Usah Terganggu
26 Eps. 26. Gak Menolak Keinginan
27 Eps. 27. Benalu atau Parasit?
28 Eps. 28. Ada Sesuatu
29 Eps. 29. Boros Airmata
30 Eps. 30. Bucin Itu Koko Muncul Pagi-pagi Lagi
31 Eps. 31. Gak Aware
32 Eps. 32. Balas Dendam yang Manis?
33 Eps. 33. Koko Nyebelin
34 Eps. 34. Melengkapi Jiwa
35 Eps. 35. Mengalah
36 Eps. 36. Terperosok
37 Eps. 37. Harus Ada yg Membuat Keputusan
38 Eps. 38. Harus Selesaikan
39 Eps. 39. Kak Nuella
40 Eps. 40. Koko Kangen
41 Eps. 41. Terima Gaji
42 Eps. 42. Disayang Kakak Sama Pacar
43 Eps. 43. Manisnya Rindu
44 Eps. 44. Ingin Memenuhi Semua
45 Eps. 45. Tak Ingin Kehilangan
46 Eps. 46. Ketemu Tetangga
47 Eps. 47. Cici Sayang
48 Eps. 48. Ada Cara untuk Bahagia
49 Eps. 49. Koko yang Terlalu itu Manusiawi
50 Eps. 50. Pejuang Cinta
51 Eps. 51. Berantem?
52 Eps. 52. Permintaan Kecil
53 Eps. 53. Kekuatan Hati yang Tumbuh
54 Eps. 54. Gara-gara Niol, Nulis Part BR Lagi
55 Eps. 55. Gak Sesuai Skenario
56 Eps. 56. Sebelum Party
57 Eps. 57. Petunjuk Menuju Kebahagiaan
58 Eps. 58. Efek
59 Eps. 59. Cici
60 Eps. 60. Dan...
61 Eps. 61. Minta Tolong
62 Eps. 62. Damai Batin
63 Eps. 63. Pamit
64 Eps. 64. Baru Permulaan
65 Eps. 65. Hari Spesial
66 Eps. 66. Hadiah Ulang Tahun
67 Eps. 67. Maaf
68 Eps. 68. Semua Sedang Gak Baik
69 Eps. 69. Feeling
70 Eps. 70. Menginginkan Lebih
71 Eps. 71. Di Tempat Berbeda
72 Eps. 72. Ada Waktunya
73 Eps. 73. Jadi?
74 Eps. 74. Permintaan Kacau
75 Eps. 75. Tak Punya Kesempatan
76 Eps. 76. Setengah dari Jiwa
77 Eps. 77. My Baby
78 Eps. 78. Ternyata Mau?
79 Eps. 79. Kalau Kita Nikah
80 Eps. 80. Koko yang Bingung
81 Eps. 81. Tiga Tahun Lagi
82 Eps. 82. Ngilang Lagi Aja Sana
83 Eps. 83. Delapan Belas Itu Apa
84 Eps. 84. Seribu Tahun Lamanya
85 Eps. 85. Belum Menginginkan
86 Eps. 86. Boleh Sehari Aja?
87 Eps. 87. Menawarkan Pelukan yg Sama
88 Eps. 88. Cinta yang Dewasa
89 Eps. 89. Masih Lama?
90 Eps. 90. Jangan Ungkit Soal Mantan
91 Eps. 91. Kenapa Ngasih Cincin?
92 Eps. 92. Wajib Menghormati
93 Eps. 93. Pikirkan Kebahagiaan yang Menanti
94 Eps. 94. Tiap Keluarga Punya Aturan Sendiri
95 Eps. 95. Tinggi yang Serasi
96 Eps. 96. Ikut Bahagia Denganku
97 Eps. 97. Manis
98 Eps. 98. Mama Sayang
99 Eps. 99. Naikin Derajat Mantan
100 Eps. 100. Setelan Ini Kita Pasti Hepi
101 Eps. 101. Fase yang Baru
102 Eps. 102. Opa dan Oma
103 Eps. 103. Salah Kamar
104 Eps. 104. Lebih dari Cinta
105 Eps. 105. The Holy Matrimony
106 Eps. 106. Pelajaran dari Suami
107 Eps. 107. Gak Polos-polos Amat
108 Eps. 108. Menikah Bukan Berati Meninggalkan Persahabatan
109 Eps. 109. Gaya
110 Eps. 110. Cerita Kita
111 Eps. 111. Disayang-sayang
112 Eps. 112. Seberapa Sayang
113 Eps. 113. Rutinitas Baru
114 Eps. 114. Pemilik Kafe
115 Eps. 115. Milik Bersama
116 Eps. 116. Hamil
117 Eps. 117. Sakit Gigi Lagi
118 Eps. 118. Dari Hati Ke Hati
119 Eps. 119. Kekecewaan
120 Eps. 120. Resiko Terburuk
121 Eps. 121. Childfree
122 Eps. 122. Impian Terbesar
123 Eps. 123. Hak Istimewa
124 Eps. 124. Mirip
125 Eps. 125. Ezar Aja
126 Eps. 126. Pisah Sebulan
127 Eps. 127. Baper
128 Epa. 128. Ketemuan
129 Eps. 129. Suamiku
130 Eps. 130. Over React
131 Eps. 131. Cinta Kita Kuat
132 Eps. 132. Koko yang Jemput Aja
133 Eps. 133. Koko Ikutan Pusing
134 Eps. 134. Balon dan Obsesi
135 Eps. 135. Kekurangan Kasih Sayang
136 Eps. 136. Gak Diberi Pilihan
137 Eps. 137. Menyimpan Lebih Lama
138 Eps. 138. Ternyata
139 Eps. 139. Mengikuti Alur Kehidupan
140 Eps. 140. Wisuda
141 Eps. 141. Berjalan Bersisian
142 Eps. 142. Reunian
143 Eps. 143. Membuat Jarak
144 Eps. 144. Masih Aja Menghitung
145 Eps. 145. Ego yang Terpuaskan
146 Eps. 146. Kaki Jadi Kepala
147 147. Rehat Sejenak
148 Eps. 148. Bukan Sekedar Hubungan Darah
149 Salam Hangat...
150 Ekstra Part 1
151 Judul Baru
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Eps. 1 Anak Ke-tujuh
2
Eps. 2. Closet Ungu atau Tosca
3
Eps. 3. Koko
4
Eps. 4. Katanya Anak
5
Eps. 5. Kesayangan Siapa
6
Eps. 6. Kok Lingling?
7
Eps. 7. Pilih Kasih
8
Eps. 8. Kalau Koko Pengen
9
Eps. 9. Pemaksaan yang Keren
10
Eps. 10. Bukan untuk Dirinya
11
Eps. 11. Sebentar Lagi
12
Eps. 12. Gak Enak Hati
13
Eps. 13. Perasaanku Tulus
14
Eps. 14. Boleh Memikirkan Diri Sendiri
15
Eps. 15. Mama dan Anak Lelakinya
16
Eps. 16. Betah di Sini?
17
Eps. 17. Jalan Baru
18
Eps. 18. Saling Kangen
19
Eps. 19. Mau Bilang Makasih
20
Eps. 20. Cinta Dimulai dengan Ini...
21
Eps. 21. Seperti Anak Sendiri
22
Eps. 22. Punya Pacar
23
Eps. 23. Tersenyumlah
24
Eps. 24. Apa yang Salah
25
Eps. 25. Gak Usah Terganggu
26
Eps. 26. Gak Menolak Keinginan
27
Eps. 27. Benalu atau Parasit?
28
Eps. 28. Ada Sesuatu
29
Eps. 29. Boros Airmata
30
Eps. 30. Bucin Itu Koko Muncul Pagi-pagi Lagi
31
Eps. 31. Gak Aware
32
Eps. 32. Balas Dendam yang Manis?
33
Eps. 33. Koko Nyebelin
34
Eps. 34. Melengkapi Jiwa
35
Eps. 35. Mengalah
36
Eps. 36. Terperosok
37
Eps. 37. Harus Ada yg Membuat Keputusan
38
Eps. 38. Harus Selesaikan
39
Eps. 39. Kak Nuella
40
Eps. 40. Koko Kangen
41
Eps. 41. Terima Gaji
42
Eps. 42. Disayang Kakak Sama Pacar
43
Eps. 43. Manisnya Rindu
44
Eps. 44. Ingin Memenuhi Semua
45
Eps. 45. Tak Ingin Kehilangan
46
Eps. 46. Ketemu Tetangga
47
Eps. 47. Cici Sayang
48
Eps. 48. Ada Cara untuk Bahagia
49
Eps. 49. Koko yang Terlalu itu Manusiawi
50
Eps. 50. Pejuang Cinta
51
Eps. 51. Berantem?
52
Eps. 52. Permintaan Kecil
53
Eps. 53. Kekuatan Hati yang Tumbuh
54
Eps. 54. Gara-gara Niol, Nulis Part BR Lagi
55
Eps. 55. Gak Sesuai Skenario
56
Eps. 56. Sebelum Party
57
Eps. 57. Petunjuk Menuju Kebahagiaan
58
Eps. 58. Efek
59
Eps. 59. Cici
60
Eps. 60. Dan...
61
Eps. 61. Minta Tolong
62
Eps. 62. Damai Batin
63
Eps. 63. Pamit
64
Eps. 64. Baru Permulaan
65
Eps. 65. Hari Spesial
66
Eps. 66. Hadiah Ulang Tahun
67
Eps. 67. Maaf
68
Eps. 68. Semua Sedang Gak Baik
69
Eps. 69. Feeling
70
Eps. 70. Menginginkan Lebih
71
Eps. 71. Di Tempat Berbeda
72
Eps. 72. Ada Waktunya
73
Eps. 73. Jadi?
74
Eps. 74. Permintaan Kacau
75
Eps. 75. Tak Punya Kesempatan
76
Eps. 76. Setengah dari Jiwa
77
Eps. 77. My Baby
78
Eps. 78. Ternyata Mau?
79
Eps. 79. Kalau Kita Nikah
80
Eps. 80. Koko yang Bingung
81
Eps. 81. Tiga Tahun Lagi
82
Eps. 82. Ngilang Lagi Aja Sana
83
Eps. 83. Delapan Belas Itu Apa
84
Eps. 84. Seribu Tahun Lamanya
85
Eps. 85. Belum Menginginkan
86
Eps. 86. Boleh Sehari Aja?
87
Eps. 87. Menawarkan Pelukan yg Sama
88
Eps. 88. Cinta yang Dewasa
89
Eps. 89. Masih Lama?
90
Eps. 90. Jangan Ungkit Soal Mantan
91
Eps. 91. Kenapa Ngasih Cincin?
92
Eps. 92. Wajib Menghormati
93
Eps. 93. Pikirkan Kebahagiaan yang Menanti
94
Eps. 94. Tiap Keluarga Punya Aturan Sendiri
95
Eps. 95. Tinggi yang Serasi
96
Eps. 96. Ikut Bahagia Denganku
97
Eps. 97. Manis
98
Eps. 98. Mama Sayang
99
Eps. 99. Naikin Derajat Mantan
100
Eps. 100. Setelan Ini Kita Pasti Hepi
101
Eps. 101. Fase yang Baru
102
Eps. 102. Opa dan Oma
103
Eps. 103. Salah Kamar
104
Eps. 104. Lebih dari Cinta
105
Eps. 105. The Holy Matrimony
106
Eps. 106. Pelajaran dari Suami
107
Eps. 107. Gak Polos-polos Amat
108
Eps. 108. Menikah Bukan Berati Meninggalkan Persahabatan
109
Eps. 109. Gaya
110
Eps. 110. Cerita Kita
111
Eps. 111. Disayang-sayang
112
Eps. 112. Seberapa Sayang
113
Eps. 113. Rutinitas Baru
114
Eps. 114. Pemilik Kafe
115
Eps. 115. Milik Bersama
116
Eps. 116. Hamil
117
Eps. 117. Sakit Gigi Lagi
118
Eps. 118. Dari Hati Ke Hati
119
Eps. 119. Kekecewaan
120
Eps. 120. Resiko Terburuk
121
Eps. 121. Childfree
122
Eps. 122. Impian Terbesar
123
Eps. 123. Hak Istimewa
124
Eps. 124. Mirip
125
Eps. 125. Ezar Aja
126
Eps. 126. Pisah Sebulan
127
Eps. 127. Baper
128
Epa. 128. Ketemuan
129
Eps. 129. Suamiku
130
Eps. 130. Over React
131
Eps. 131. Cinta Kita Kuat
132
Eps. 132. Koko yang Jemput Aja
133
Eps. 133. Koko Ikutan Pusing
134
Eps. 134. Balon dan Obsesi
135
Eps. 135. Kekurangan Kasih Sayang
136
Eps. 136. Gak Diberi Pilihan
137
Eps. 137. Menyimpan Lebih Lama
138
Eps. 138. Ternyata
139
Eps. 139. Mengikuti Alur Kehidupan
140
Eps. 140. Wisuda
141
Eps. 141. Berjalan Bersisian
142
Eps. 142. Reunian
143
Eps. 143. Membuat Jarak
144
Eps. 144. Masih Aja Menghitung
145
Eps. 145. Ego yang Terpuaskan
146
Eps. 146. Kaki Jadi Kepala
147
147. Rehat Sejenak
148
Eps. 148. Bukan Sekedar Hubungan Darah
149
Salam Hangat...
150
Ekstra Part 1
151
Judul Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!