PASRAH

Scarlet terkapar pulas dalam dekapan David. Pengalaman ini membuat dirinya merasa berada di awang-awang dan menyerah kalah kepada terjangan David.

Setelah pertarungan selesai, David bangun dan memperhatikan Scarlet yang tertidur pulas. Dengan senyum bahagia David memandang wajah Scarlet yang sangat cantik, bibir yang ranum dan mata yang bersinar indah. Kulitnya mulus dan kuning langsat bodynya sexy aduhai. Tinggi Scarlet sekitar 172 dengan berat 55 sungguh wanita idaman. Perfect banget dah!!.

David perlahan bangun memeriksa tas murahan Scarlet yang berisi dompet kumal dan uang recehan. Dengan cepat dia memasukan uang lima ratus ribu rupiah kelipatan tas Scarlet. Uang itu adalah uang Scarlet yang di pakai membeli Cocktail di Bar. Iwan sengaja mempermainkan Scarlet waktu di Bar.

David membuka ponsel kentang Scarlet. Dia kepo, mulai membaca chat yang masuk ke ponsel Scarlet, yang paling menarik perhatiannya adalah chat masuk dari nyonya Odena dan nyonya Damayanti yang meminta uang ganti rugi kepada Scarlet seratus juta rupiah.

David merasa iba kepada gadis itu, gara-gara diancam mau di Polisikan oleh nyonya Damayanti dia menjual keperawanannya seharga seratus juta. Sungguh kejam nyonya Damayanti, perempuan itu memakai kekuasaannya untuk mengancam orang lemah.

David cepat merapikan semua isi tas Scarlet ketika gadis itu menggeliat. Dia bergegas naik ke ranjang dan merebahkan tubuhnya disamping Scarlet. David mengatur nafasnya yang memburu.

Matahari pagi muncul di ufuk timur, David bangun lebih dulu, dia melihat ke sampingnya dan menemukan Scarlet yang masih tidur pulas. Mata David menjelajahi tubuh Scarlet yang polos. Tiba-tiba Scarlet membuka matanya, dia temperanjat serentak bangun. Mereka saling menatap beberapa detik, Scarlet menemukan kesadarannya kembali ketika melihat tubuhnya tanpa sehelai benangpun. Dia mengalihkan pandangannya dengan cepat karena malu.

“Berarti ini pengalaman pertama bagimu. Apakah sebelumnya kamu tidak punya pacar?" Scarlet merasa grogi dan menutupi tubuhnya dengan  selimut.

"Hanya ini milikku yang berharga, aku tidak tergilas dengan pergaulan bebas seperti gadis lain. Sebelumnya aku hanya ingin mempersembahkan kepada suamiku, tapi aku terpaksa melakukan ini."

"Berarti akulah pria beruntung yang mendapat kesempatan pertama, aku sangat bangga. Aku tidak tahu bagaimana jika orang tadi malam kamu ditemukan oleh orang jahat. Berapa yang kamu minta sebagai bayaranmu?” walaupun David sudah tahu tapi dia ingin kejujuran gadis itu.

Scarlet sontak memandang ke arah David. Wajahnya memerah.

"Aku merasa seperti pelacur kalau kamu bertanya dengan kata-,kata hina itu." sahut Scarlet marah.

"Maaf aku mau pulang, aku tidak butuh dibayar." sambung Scarlet dengan air mata bergulir dipipinya.

“Jadi kamu memberikannya secara gratis? aku ucapkan trimakasih yang sebanyak-banyaknya. Tumben ada orang sebaik kamu."

Scarlet mengangguk dia berdiri dan memungut pakaiannya satu persatu, lalu melangkah ke kamar mandi. Dia tidak suka mendengar kata-kata pria itu yang kasar.

Dia menangis dibawah Shower, tidak menyalahkan pandangan David terhadapnya. Kini dia sudah menjadi perempuan hina yang tidak berharga.

Keluar dari kamar mandi Scarlet tidak menemukan David di kamarnya

Scarlet lalu keluar dari kamar hotel dengan kepala menunduk dan menuju lift. Rasa malu akan dirinya membuat Scarlet buru-buru masuk ke lift dan turun ke lobby. langkahnya pelan karena masih merasa tidak nyaman pada bagian intimnya. Dia menuju Taxi yang tadi dia sudah pesan.

"Kemana nona?" tanya sopir Taxi melihat dari kaca spion mobil.

"Jalan Sekar xxx." sahut Scarlet serak. Dia menarik nafas panjang dan membuangnya kasar.

Dia menyesali nasibnya yang sial, kepalanya jadi pusing memikirkan hutangnya. Akhirnya dia pasrah. Seandainya dia di penjara dia tidak akan melawan.

David meradang dan membentak supirnya yang baru sampai. Dia kesal dan marah, kenapa supir sialan itu begitu lama datangnya? sehingga dia tidak sempat mengikuti Scarlet. Dan sialnya lagi dia lupa mengambil foto KTP gadis itu.

"Maaf pak, tadi macet di jalan saat hendak kesini." sopir itu menunduk takut. David berjalan melewati sopir itu dan langsung masuk mobil, tanpa menunggu perintah lagi sopir ikut naik ke mobil dan menyalakan mobil.

"Kemana Tuan?"

"Pulang." sahut David pendek. Dia mau ke apartemennya mandi dan berganti pakaian.

****

Scarlet mengumpulkan uang receh  untuk membayar Taxi. Sopir Taxi tersenyum merendahkannya.

"Sepi orderan mbak." sindir sopir Taxi itu membuat Scarlet meradang. Tapi dia cepat menyadari kalau dirinya saat ini pantas dihina.

"Lah..neng baru datang dari mana, semalam tidur dimana?" si Udin bertanya curiga menatap Scarlet.

"Kepo banget, aku nginap di panti cari kerja tidak dapat-dapat."

"Neng, kenapa matanya sembab, seperti habis ditipu cowok."

"Aku nangis semalaman tidak dapat kerja, makanya cari kerja bang agar abang juga ngerasain sulitnya cari kerja." jawab Scarlet bohong.

"Walaupun nangis darah tetap saja nggak dapat kerja. Makanya tidak usah kuliah neng, rugi."

"Aku punya cita-cita jadi pengusaha bang, kalau gak kuliah gimana bisa sukses."

"Nikahlah sama pengusaha neng, supaya neng langsung jadi pengusaha, kalau mau jadi dokter nikah sama dokter, jadilah neng istri dokter, beres sudah."

"Bagaimana kalau aku mau jadi artis film atau permaisuri raja."

"Yaelah neng, omongannya seram banget. Lebih baik neng pergi ke kamar mengunci pintu, mengkhayal pangeran Kelantan datang bawa kuda putih." kata si Udin tertawa.

Scarlet masuk ke kamarnya, sampai di kamar dia mengunci pintu dan menangis sedih. Rasanya tidak ada harapan untuk bisa mendapatkan uang secepat mungkin.

Dia mengambil ponselnya berharap supaya nyonya Damayanti mau memberi sedikit tenggang waktu untuknya. Setiap ada suara telepon, jantung Scarlet dag dig dug.

Rupanya doanya terkabul, sampai sore dia tidak di telepon oleh nyonya Damayanti atau nyonya Odena.

Seminggu telah berlalu, kegelisahan hatinya membuat Scarlet kembali memutuskan pergi lagi ke Bar untuk menemui David, dia ingin bertanya siapa yang membayar utangnya kepada nyonya Damayanti.

Masalahnya utangnya telah dibayar oleh seorang pria yang mengaku suaminya. Ada rasa senang dan bersyukur, tapi selama ini dia tidak  pernah punya suami, jangankan bersuami berpikir untuk menikah saja dia tidak berani, maklumlah dirinya adalah jebolan Panti Asuhan. Tentu para orang tua alergi menerimanya sebagai menantu.

Kemarin dia memeriksakan diri ke dokter. Dia pikir dirinya hamil karena sudah telat selama dua hari. Awalnya dia memakai test pack dan hasilnya negative. Karena masih tidak yakin dia langsung mengunjungi dokter kandungan. Dan hasilnya negative tidak ada yang berubah.

Dia berharap bisa bertemu dengan David dan minta klarifikasi, apakah dia yang mengaku suaminya? kalau dia, berarti David sangat lancang dan membuat dirinya malu, Scarlet yakin nyonya Odena pasti curiga, dan mengadu ke bos nya di Restoran cepat saji.

Scarlet duduk di depan bartender, dia mengingat bartender ini, namanya Iwan. Wantu itu dia yang membuat minuman untuk dirinya.

"Bang Iwan, apakah ada minuman yang tidak ada alkoholnya di Bar ini." tanya Scarlet tanpa malu.

"Tidak ada nona, nona mau minum bir? kalau bir tidak mungkin bikin mabuk.” kata Iwan tersenyum, dia ingat gadis ini adalah kepunyaan bos nya.

"Aku pesan bir sedikit saja.” sahut Scarlet acuh, dia tidak tahu kalau bir  di pesan sebotol.

*****

Terpopuler

Comments

delete account

delete account

🤣🤣/Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-08-14

0

delete account

delete account

diancam kepolisian karena sifat buruk

2024-08-14

0

🎯𝐀𝐥𝐆𝐡𝐨𝐳𝐢

🎯𝐀𝐥𝐆𝐡𝐨𝐳𝐢

luar biasa

2022-02-01

5

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!