Ditengah kesibukannya bekerja, dia terus menerus dituntut untuk membayar hutang. Akhirnya dia memutuskan untuk melakukan one night stand dan menjual miliknya yang paling berharga demi uang. Tidak ada jalan lain.
Malam ini dia berdandan sedikit berani, memakai pakaian tank top dan celana Jean pensil. Dia pergi ke Bar Thedari ingin bertemu seseorang yang bisa menolongnya. Sebenarnya dia merasa risih dengan semua ini. Tapi apa boleh buat, malam ini dia harus membawa uang pulang.
Scarlet turun dari Ojol memasuki sebuah Bar yang terkenal dikalangan atas. Dia menarik napas pelan dan membuangnya kasar. Dia berusaha mengusir rasa gugupnya. Ini adalah pertama kalinya dia mendatangi tempat seperti ini. Seumur-umur tidak terpikir olehnya untuk datang kesini
"Silahkan anda menaruh down payment dulu nona." kata seorang Front office mencegat Scarlet di depan pintu masuk.
"Apa? saya tidak mengerti." sahut Scarlet mengerjapkan matanya.
"Nona harus menaruh uang muka sebanyak lima juta rupiah baru boleh masuk ke dalam." Scarlet bengong, kerongkongannya mendadak kering.
"Koq banyak bang, saya tidak akan beli apa-apa di dalam. Apa tidak boleh ditawar bang?"
Orang itu tidak menjawab, malah tersenyum. Dia kemudian menelpon bos nya memakai bahasa Inggris. Scarlet fasih berbahasa Inggris dan mengerti apa yang dibicarakan oleh orang itu.
Pada intinya dia mengatakan ada barang baru. Diakah yang disebut barang baru atau ayam kampus? brengsek banget. Sudah terlanjur disini, mau mundur malu. Para pria yang baru berdatangan memandang Scarlet dan mencoba ramah. Tapi penjaga melarang pria-pria itu mendekati Scarlet.
"Silahkan masuk nona, bos kami mau berbaik hati menolong nona dan memberi masuk."
"Trimakasih, bang."
Scarlet lega dan cepat-cepat masuk ke dalam. Sampai di dalam dia heran melihat ruangan yang luas dan bau minuman yang menusuk hidung. Suara house musik membuat dada Scarlet bergemuruh. Lampu Bar juga temaram, dan banyak orang melantai dengan pasangannya.
Scarlet memutar pandangannya mengamati ke seluruh penjuru ruangan. Dia bingung mau duduk dimana. Kemudian pandangannya berhenti pada seorang pria tampan yang duduk sendirian di depan meja bar. Kalau dilihat lebih dekat lagi, pria itu benar-benar tampan. Rahang kokoh, bibir penuh, alisnya tebal dan rapi, rambutnya undercut, terkesan macho. Lalu mata Scarlet pindah ke punggung kokoh pria itu. Tidak berhenti sampai disana dengan kurang ajarnya mata Scarlet pindah menyusuri bagian perut dan kebawah lagi dan oke, stopp... Scarlet bergidik dia menggelengkan kepala. Sungguh mengerikan.
Dengan memantapkan hatinya dan membuang rasa nervous, akhirnya dia menghampiri pria itu.
"Hallo..aku boleh bergabung di sini?" Scarlet bertanya gugup. Pria itu menoleh sambil mengangkat alisnya.
"Boleh aku duduk di sini?" tunjuk Scarlet pada kursi kosong disamping pria itu. Laki-laki itu menatap Scarlet dari ujung rambut sampai ujung kaki. Acuh.
"Silahkan," jawabnya pendek, lalu menggoyangkan gelas Vodkanya.
"Mau minum apa nona?" Bartender bertanya dengan sopan.
"Ada jus Avocado?" tanyanya ragu, dia bingung pasalnya dia belum pernah datang ketempat beginian. Jadi dia tidak tahu ada minuman apa yang biasanya di pesan orang yang datang ke kempat ini. Scarlet melihat pengunjung lain, di antara mereka tidak terlihat ada yang .minum jus. Bartender itu diam.
"Apa disini menyediakan jus?" tanya Scarlet lagi. Bartender itu menahan senyum. Scarlet mendengar pria di sampingnya terkekeh geli. Pria itu mengamati penampilannya yang berbeda dari pengunjung yang lain. Memang terlihat masih polos.
"Pulanglah nona, seperti nya anda tidak cocok berada di tempat ini. Kalau mau beli jus di warung depan saja, atau kamu salah masuk kandang?" kata pria itu tersenyum.
Scarlet menoleh, dia tersinggung dengan perkataan pria itu. Sombong amat!!. Dia kira aku ini kampungan?
Dia membuka ponselnya dan mulai mengetik minuman di google. Lalu muncullah beraneka nama minuman beralkohol yang ada di Bar.
"Satu gelas Cocktail Vodka." katanya menyebut salah satu minuman berakohol. Scarlet melirik pria di sampingnya yang menyembunyikan senyumannya.
Bartender itu juga tersenyum dan meracik Vodka, kemudian Juggling. Scarlet ternganga melihat kemahiran Bartender itu, tidak terasa dia berdiri dan bertepuk tangan sendiri. Semua orang melihatnya. Malu begitulah pikiran Scarlet, saat ini. Ternyata pengunjung lain menonton dirinya yang heboh, bukan menonton Bartender.
Akhirnya minuman itu diserahkan kepada Scarlet.
"Bang...ini minuman yang tadi aku pesan?" tanyanya heran sambil mengangkat gelas bertangkai yang isinya sedikit. Mana bisa ngilangin haus, pikirnya.
"Ini namanya Cocktail nona." kata pria disampingnya. Ternyata sedikit sekali isinya. bathin Scarlet.
"Silahkan diminum nona, mumpung masih seger." kata Bartender itu ramah. Dia ingin sekali melihat gadis ini mabuk. Scarlet mencium bau minuman itu dan wajahnya terlihat menggelikan.
Scarlet lalu berdiri sambil membawa gelasnya, dia berniat cari meja lain, dia terlanjur kesal dengan pria ini. Dia ingin bersembunyi minum supaya tidak memalukan kalau dia muntah.
Senyum Scarlet terbit saat melihat seorang laki-laki yang duduk sendiri di pojok ruangan. Pria itu kelihatan tampan sama dengan pria yang berada di sampingnya ini. Tapi harus Scarlet akui kalau pria yang berada disampingnya lebih tampan dan cold.
Saat dia hendak melangkah ke arah pria yang berada di pojok, pria yang berada disampingnya menahannya.
''Heitt..jangan pegang-pegang ya." ketus Scarlet. Pasalnya dia masih tersinggung dengan pria ini.
"Bayar dulu minumannya nona." kata pria itu tersenyum tipis. Seketika wajah Scarlet memerah.
"Ohh..tapi aku belum minum, apa bayar duluan?"
"Ya nona, cukup 500 ribu saja." kata Bartender itu yang membuat Scarlet mundur satu langkah.
"Haa?? semahal ini." sahut Scarlet terkejut. Dia tidak menyangka sama sekali. Kenapa begitu mahal.
"Itu sudah diskon nona, biasanya Juggling saja 500 ribu." sahut Bartender itu lagi.
"Maaf bang uangnya campur, kalau warnanya sama terasa gak enak." kata Scarlet mengambil dompetnya. Dia menyesal datang kesini, sisa gajinya habis untuk beli minuman. Untung masih ada recehan untuk naik gojek. Besok mau makan apa?
"Tidak apa-apa nona, recehan juga boleh." kata Bartender menahan tawa.
"Dari tadi aku melihat kalian berdua main mata, apa kalian sengaja membuat aku bangkrut." ucap Scarlet membuka dompetnya. Dia mulai menghitung uangnya. Dia bersyukur ada 500 ribu, walaupun ada sepuluh ribuan dan lima ribuan.
"Saya sudah langganan disini, kita sudah kenal satu sama lain, jadi kami terlihat akrab. Supaya nona tidak rugi makanya minumannya di habisin. Atau nona takut mabuk?"
"Mabuk? tidaklah, minumannya cuma se iprit begini."
"Kalau begitu minum saja." kata pria yang berada disampingnya.
Merasa diremehkan Scarlet langsung
mengambil Vodka nya meminumnya dengan sekali teguk. Tidak lupa dia memencet hidungnya. Tenggorokan nya serasa terbakar, ditambah lagi rasa pening yang belakangan timbul di kepalanya. Scarlet menaruh gelas dengan sedikit kasar.
"Aduhh..nggak enak banget, lebih jelek dari jamu." keluh Scarlet. Dia menoleh kesamping. Pria yang ada di sampingnya menatapnya mesra.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
delete account
Kok pengen nya cepat banget
2024-08-14
0
Eleanor Charlotte 👟
lanjut
2022-02-12
4
🎯𝐀𝐥𝐆𝐡𝐨𝐳𝐢
lanjuuuuut
2022-02-01
7