Biarkan Aku Mati

Gera terus berteriak memohon agar ia dibebaskan oleh pria tersebut, Gera berontak dalam gendongan bodyguard.

"Brengs*k! lepaskan aku, apa mau kalian. Lepas." Gera terus berteriak dengan memukul punggung si kepala plontos itu. Apalah daya tangan mungilnya tak berasa apa-apa bagi bodyguard itu, anggap saja sebagai pijatan.

Setelah Gera dimasukan kedalam mobil, para bodyguard tersebut mengikuti tuannya dari belakang. Sedangkan Gera satu mobil dengan pria misterius itu.

Gera memberanikan dirinya untuk bertanya pada nya.

"Siapa kamu sebenarnya, buka wajah mu? dan saya mohon Tuan, biarkan saya pergi," lirihnya dengan mata berkaca-kaca.

"Kamu tak perlu tau siapa saya. Seharusnya kamu bahagia karena saya sudah membebaskan kamu dari lubang buaya," jawabnya tanpa menoleh ke arah Gera.

"Apa maksudmu. Apa bedanya mereka dengan kamu," tuding Gera dengan tatapan nanar. Namun tak ada kemarahan di wajah pria tersebut.

"Setelah saya ikut dengan Anda. Apa yang harus saya lakukan. Apakah saya akan menjadi budak ranja*g mu atau..., bila benar Anda tak akan bisa melakukan semua itu pada saya. Berani Anda menyentuh saya disitu Anda akan melihat saya membujur dalam keadaaan tak bernyawa," ancamnya lagi dengan menatap wajah sinis.

"Hay! Nona, saya membayar mahal atas dirimu, mau gak mau kamu harus menuruti keinginan saya termasuk urusan ranja*g."

"Sudah saya duga sebelumnya Anda melakukan semua itu demi napsu mu, semua lelaki semuanya brengse*k. Bukankah Anda terlahir dari rahim seorang ibu?! akan tetapi Anda sebagai anak tak punya rasa empati pada seorang wanita." Umpatan demi umpatan di lontarkan kepada nya, sehingga pria tersebut menghentikan laju mobilnya dengan kasar membuat suara decitan yang begitu keras. Membuat kepala Gera terbentur dasboard mobil dan meninggalkan warna biru.

"Kenapa ngerem. Kenapa gak Anda tabrakan saja biar kita sama-sama mati Hah!" geram Gera dengan menahan amarahnya yang sudah di ubun-ubun.

"KAMU GILA IYA!" bentaknya tak kalah marahnya yang melihat kelakuan Gera.

"IYA AKU MEMANG GILA. KAMU MAU APA HAH." Tangisnya pecah seketika membuat pria tersebut memukul stir mobil nya dengan keras.

"Kamu jahat!" lirihnya pelan hampir tak terdengar oleh nya.

"Bangun. Nona." Ia menguncangkan tubuh Gera yang tiba-tiba tak sadarkan diri.

Suara ketukan pintu kaca mobil membuat dirinya membukakan pintu mobil dengan sedikit.

"Ada yang bisa saya bantu Tuan." Si plontos memberanikan dirinya untuk bertanya pada Tuannya.

Pria tersebut anggukan kepala.

"Telpon Dokter Luis untuk datang ke rumah."

"Siapa Tuan," ia membungkukkan badannya dan pergi meninggalkan tuannya.

Masih dalam penyamaran pria tersebut enggan untuk membuka topeng diwajahnya.

'Danis, kamu akan menyesal sudah menjual istrimu padaku, aku akan membuat kamu menyesali kebodohan kamu. Kau membuang berlian hanya demi harta, kamu pikir aku akan membayar semuanya' kau dan ibumu sama saja. Gila harta! Gera aku akan selalu menyayangi dan mencintai kamu tak seorangpun yang dapat menyakiti hati mu. Ia membelai lembut pipi Gera yang masih dalam keadaan pingsan.

*****

Tak lama kemudian ia sampai di depan rumah nya, para satpam segera membuka pintu gerbangnya setelah tau kalau itu tuannya.

Setelah memasukan mobilnya kedalam garasi ia mengendongnya masuk dalam.

"Tuan? siapa wanita ini?" tanya salah satu asisten rumah tangga nya.

"Bi, tolong siapakan kamar untuknya. Jangan lupa ganti bajunya," titahnya yang di anggukan oleh asistennya.

Wanita paruh baya menghampiri pria tersebut.

"Den. Siapa wanita itu?" tanyanya setelah pria itu keluar dari kamar Gera.

"Panjang ceritanya Bi." Ucapnya dengan wajah lesu.

"Ya sudah kalau begitu , Den Bara mandi dulu."

"Iya Bi," Ternyata pria itu Bara namanya.

"Bi." Bara menghentikan langkahnya ketika menuju kamarnya.

"Iya Den, ada sesuatu yang mau di tanyakan." Bi Asih balik bertanya.

"Tolong buatkan bubur untuknya," pinta Bara dengan senyum hangatnya.

Bi Asih tersenyum dan mengangguk.

"Den. Semoga gadis itu yang akan menjadi pendamping Aden," batin Bi Asih. Ia merasa senang melihat wajah tuannya yang begitu bahagia, ini yang pertama kali bagi Bi Asih melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya seorang Bara yang notabene merupakan manusia super dingin, arogan dan sedikit kejam.

Dokter Luis akhirnya sampai juga di rumah Bara.

Tanpa mengetuk pintu Luis langsung masuk, sesampainya di dalam ia melihat Bi Asih yang membawa semangkuk bubur dan segelas air putih. Dokter Luis pun mengerutkan keningnya heran.

"Bi, siapa yang sakit? apakah Bara yang sakit?" tanya dokter Luis.

Bi Asih tersenyum tipis dan mengelengkan kepalanya.

"Bukan Saya yang sakit." Bara menimpalinya dengan menuruni anak tangga.

"Lalu?!"

Bara menunjukan kamar yang sedang di tempati oleh Gera.

"Saya minta periksakan dia, dan ingat! jangan sampai kamu berbuat macam-macam dengan dia," ancamnya. Membuat Dokter Luis semakin curiga dengan sikap aneh yang ditunjukkan oleh Bara.

"Dia seorang gadis? apa kamu sudah menculiknya?" pertanyaan Dokter Luis langsung mendapatkan tatapan tak suka dari Bara.

"Kamu itu Dokter. Jadi kamu tau tugasnya sebagai Dokter."

Bi Asih hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Tuannya dan sahabatnya yaitu Dokter Luis.

"Den. Kapan mau diperiksa gadis ini? kalau kalian berdua ribut terus," ucapan Bi Asih seketika membuat mereka terdiam dan menoleh kearah Bi Asih.

"Cepat periksa dulu." Suara Bara sedikit meninggi.

Dokter Luis pun menurut dan mulai memeriksa Gera, saat tangannya hendak membuka kancing bajunya tiba-tiba Bara berkata.

"Kamu mau ngapain?! buka-buka bajunya segala," Geramnya.

"Ya mau aku periksa dulu?!" jawab Dokter Luis penuh dengan penekanan.

"Tuan Bara yang terhormat. Seorang CEO yang baik hati, dimana-mana kalau mau periksa pasien itu harus...."

"Gak usah! pake buka baju segala, kalau mau memeriksa detak jantungnya kamu bisa melakukanya di luar bajunya." Sahutnya.

Bukanya memeriksa kondisi Gera malah ribut, dasar manusia aneh. Keduanya tak mau mengalah yang satu masih keuhkeuh dengan pendapat nya tentang kedokteran dan yang satunya lagi gak mau mengerti, bikin pusing kepala Barbie, mereka tidak menyadari bahwa Gera sudah sadar dari pingsannya.

Sebenarnya Gera sudah sadar semenjak kedatangan Bi Asih kekamarnya untuk mengantarkan semangkuk bubur dan segelas air putih, sebenarnya ia ingin bertanya pada Bi Asih siapa pria misterius itu, rasa ingin tahunya sudah terjawab sudah dengan melihat wajah Bara yang tampan dan gagah.

Siapa kamu sebenarnya?

Terpopuler

Comments

Laras Azfar

Laras Azfar

hubungan bara sama danis apa thor apakah bara adiknya danis
jangan lama lama kelanjutan nya thor

2022-01-11

0

lihat semua
Episodes
1 Aku Bukan Barang.
2 Tolong Saya Tuan
3 Biarkan Aku Mati
4 Manusia Aneh
5 Dia Anakku Juga
6 Berkunjung Ke Rumah Sahabat
7 Kesedihan
8 Curahan Hati Huda
9 Aku Akan Membuat Kamu Bahagia
10 Mengenang Masa Lalu
11 Mencoba Untuk Berdamai
12 Singa Yang Terusik
13 Siapa Lelaki Yang Berjubah
14 Pemandangan Yang Indah
15 Mengagumi Dalam Diam
16 Sebuah Insiden
17 Kejahilan Gera
18 Siapa Wanita Itu
19 Bertemu Dengan Manusia Unik.
20 Teman Baru
21 Tak Seharusnya Kasar
22 Salah Orang
23 Kalian Semua Tega Membohongiku
24 Di Culik
25 Aku Wanita Baik-baik
26 Biarlah Seperti Ini
27 Jatuh Cinta Yang Kedua
28 Dia Milikku
29 Bertemu Sahabat
30 Cemburu
31 Minta Di Manja
32 Meminta Penjelasan
33 Tetangga Kok Keppo
34 Ketemuan
35 Kucing Garong Tak Berakhlak
36 Rasanya Nano-nano
37 Ku Tunggu Khilaf Mu
38 Kedatangan Tamu
39 Minta Jatah
40 Itu Benda Keramat
41 Suntikan dana
42 Teror
43 Aktivitas Yang Terganggu
44 Kamu Candu Bagiku
45 Kedatangan Mertua
46 Olahraga Pagi.
47 Sikapnya Yang Acuh
48 Selalu Digoda
49 Cinta Yang Terbalas
50 Kejutan Untuknya
51 Jangan Pernah Berhenti Mencintaiku
52 Aku Hamil
53 Itu Resiko Kamu
54 Bab. 54
55 Aku Kangen
56 Bab.56
57 Bab.57
58 Bab.58
59 Bab.59
60 Bab.60
61 Bab.61
62 Bab. 62
63 Bab.63
64 Buah Tiga Rasa
65 Pingsan Gara-gara Buah Tiga Rasa
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Aku Bukan Barang.
2
Tolong Saya Tuan
3
Biarkan Aku Mati
4
Manusia Aneh
5
Dia Anakku Juga
6
Berkunjung Ke Rumah Sahabat
7
Kesedihan
8
Curahan Hati Huda
9
Aku Akan Membuat Kamu Bahagia
10
Mengenang Masa Lalu
11
Mencoba Untuk Berdamai
12
Singa Yang Terusik
13
Siapa Lelaki Yang Berjubah
14
Pemandangan Yang Indah
15
Mengagumi Dalam Diam
16
Sebuah Insiden
17
Kejahilan Gera
18
Siapa Wanita Itu
19
Bertemu Dengan Manusia Unik.
20
Teman Baru
21
Tak Seharusnya Kasar
22
Salah Orang
23
Kalian Semua Tega Membohongiku
24
Di Culik
25
Aku Wanita Baik-baik
26
Biarlah Seperti Ini
27
Jatuh Cinta Yang Kedua
28
Dia Milikku
29
Bertemu Sahabat
30
Cemburu
31
Minta Di Manja
32
Meminta Penjelasan
33
Tetangga Kok Keppo
34
Ketemuan
35
Kucing Garong Tak Berakhlak
36
Rasanya Nano-nano
37
Ku Tunggu Khilaf Mu
38
Kedatangan Tamu
39
Minta Jatah
40
Itu Benda Keramat
41
Suntikan dana
42
Teror
43
Aktivitas Yang Terganggu
44
Kamu Candu Bagiku
45
Kedatangan Mertua
46
Olahraga Pagi.
47
Sikapnya Yang Acuh
48
Selalu Digoda
49
Cinta Yang Terbalas
50
Kejutan Untuknya
51
Jangan Pernah Berhenti Mencintaiku
52
Aku Hamil
53
Itu Resiko Kamu
54
Bab. 54
55
Aku Kangen
56
Bab.56
57
Bab.57
58
Bab.58
59
Bab.59
60
Bab.60
61
Bab.61
62
Bab. 62
63
Bab.63
64
Buah Tiga Rasa
65
Pingsan Gara-gara Buah Tiga Rasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!