Rasanya aku ingin sekali bertanya padanya namun Mas Danis seakan-akan tau apa yang akan aku katakan.
"Ini acara lelang, siapa yang berani membayar mahal atas barang yang akan kita lelang maka orang tersebut yang akan memilikinya." Kata Mas Danis yang tersenyum menyeringai.
"APA! acara pe-pelelangan?!" Tanyaku dengan terbata-bata.
"Iya, kenapa? jangan gugup Sayang? Mas yakin bahwa kamu akan jatuh pada orang yang tepat."
"Mas. Aku tak bodoh. Cepat katakan mau kamu itu apa Mas," hardikku dengan amarah yang bergemuruh di dadaku. Aku tak perduli dengan tatapan semua mata tertuju pada kami berdua.
"Jaga sikapmu! kamu pikir aku mau menikahi wanita macam kamu yang miskin! No! secuil pun aku tak punya perasaan dengan mu wahai gadis miskin."
DUARR
Bagaikan di sambar petir disiang hari. Luruh sudah air mata ini aku tak percaya mendengar ucapan Mas Danis yang bagaikan sebuah pisau belati yang tajam. Baru pagi tadi, ia berjanji didepan Pak penghulu dan bibi Murni bahwa dirinya akan menjagaku dalam suka dan duka.
"Mau kemana kamu. Jangan harap akan kabur dari sini, karena semua itu percuma saja membuang-buang tenaga kamu."
Benar saja ternyata di gedung ini penjagaannya begitu ketat. Sepertinya seekor nyamuk pun tak akan bebas terbang disini.
Dari kejauhan tampak seorang pria paruh baya dengan rambut beruban perut buncit menghampiri kami berdua.
"Tuan Danis mana barang yang anda bawa? apakah dia?!" tunjuknya pada ku membuat aku semakin takut, kaki ini rasanya sudah tak sanggup untuk menopang tubuhku yang mulai gemetaran.
"Bagaimana cantik bukan," jawab Mas Danis dengan penuh percaya diri.
"Ferfect! saya tafsir harganya bisa mencapai Milyaran," ucapnya dengan terkekeh.
"Danis gitu loh. Tak satu wanita pun yang bisa menolak pesona sang Danis Huda Atmaja," Mas Danis menyombongkan dirinya dengan menepuk-nepuk dadanya yang merasa bangga atas prestasi yang diraih nya.
Bukan prestasi belajar yang ia dapatkan melainkan prestasi kebiadaban yang sudah menjual istrinya sendiri demi uang.
Lelaki tersebut memutari tubuhku yang berdiri mematung di sampingnya Mas Danis.
"Tuan Danis, sepertinya dia masih ori, apakah anda belum memiliki tubuhnya?!" sungguh pertanyaan yang menjijikan.
"Saya belum mencuil nya walaupun sedikit. Saya jamin dia masih ORI dan masih di segel tentunya," keduanya tertawa terbahak-bahak.
Kini aku hanya bisa pasrah dan menerima nasib yang akan terjadi padaku. Aku panjatkan doa kepada 'Tuhan' semoga ada orang yang Sudi dan baik hati untuk membebaskan diri ku dari lembah hitam ini.
Dari arah podium seorang pria memanggil nama Mas Danis agar naik ke atas podium itu.
Dengan senyum Mas Danis melangkah maju kedepan tanpa melihatku yang masih setia berdiri.
"Terimakasih atas kedatangannya untuk menghadiri acara lelang," ujarnya dengan tersenyum pada para pengunjung.
"Untuk mempersingkat waktu maka saya akan mengumumkan bahwa saya akan melelang wanita cantik, seksi dan tentunya tak akan mengecewakan kalian, seandainya dia berbuat ulah silahkan anda bisa melakukan apa saja terhadapnya," dengan suara lantang ia mengatakan semua itu.
"Maka harga awal saya buka dengan harga Dua milyaran, bila ada yang menawar lebih tinggi maka dirinya akan jatuh pada orang yang menawar harga tersebut," ucapnya dengan mengetuk palu dan turun dari podium itu.
Satu menit, dua menit, kemudian seorang pria kurus berkumis tebal menunjuk jarinya ke atas. Ia menawarkan harga Tiga milyar.
"Tuan Bima sudah menawarnya dengan harga Tiga M apakah tak ada lagi yang menawar lebih tinggi lagi dari Tuan Bima?" ucap Mas Danis.
Kini aku sudah seperti barang siapa yang berani membayar mahal maka aku akan jatuh padanya.
Para pengunjung mulai kasak-kusuk untuk memperebutkan diriku ada yang menawar ku dengan harga Enam M. Seorang lelaki yang lebih menakutkan lagi dari yang lainnya.
Seketika semuanya terdiam sesaat karena sepertinya mereka tak sanggup untuk menawarkan harga di atas Enam M.
"Bagaimana, apakah ada yang mau lebih membayarnya di atas Enam M." Kata Mas Danis.
Tak ada jawaban dari pertanyaan Mas Danis.
"Baiklah karena tidak ada lagi yang menawar, maka saya akan menghitung mundur karena harga yang tertinggi adalah Enam M."
"Tiga, dua, satu. Pemenangnya adalah...."
"TUNGGU!" ucap seseorang yang yang berpakaian serba hitam yang wajahnya tertutup kain kupluk.
Semua orang menatap kearah nya.
"Saya berani membayar mahal atas wanita itu dengan harga Sepuluh M," ucapnya dengan tegas.
Terlihat jelas di wajah Mas Danis yang bahagia karena orang misterius itu berani membayar mahal atas diriku dengan harga yang fantastis.
"Ada lagi yang mau menawar lebih tinggi daripada pria ini?!" tanya Mas Danis, para pengunjung mengelengkan kepalanya tanda mereka tak sanggup untuk membeli diriku seharga Sepuluh M.
Hatiku sakit' atas penghinaan dari suamiku sendiri yang sudah tega menjual istrinya demi uang dengan harga yang bukan kaleng-kaleng. Hanya air mata ini yang menjadi saksi bisu kisah hidup ku. Rasanya aku ingin mati pergi bersama kedua orang tua ku.
"Sepertinya tidak ada lagi yang mau menawarnya lagi? baiklah maka saya umumkan pemenang nya adalah Tuan misterius. Silahkan Tuan bawa dia, karena dia sudah menjadi milik Anda sepenuhnya. Oh. Satu lagi. Saya akan menjatuhkan talak padanya terlebih dahulu." Mas Danis menghampiri ku dan berkata.
"Gera Anindita mulai hari ini kamu bukan istri yang lagi. Saya sudah menjatuhkan talak padamu. Sekarang kamu milik Tuan ini," Mas Danis menyerahkan diri ku pada orang tersebut.
"Mas, aku gak mau ikut dengan nya Mas, aku mohon jangan lakukan ini sama aku Mas," aku mengatupkan kedua tanganku untuk memohon agar ia tidak menjual diriku.
"Maaf. Mas. Lebih memilih uang Sepuluh M daripada kamu. Mas bisa mencari wanita yang lebih cantik dan tentunya kaya," ucapnya sambil pergi meninggalkan aku sendiri.
"M--mas tung...." ucapanku terpotong oleh nya.
"Mari ikut dengan saya," ujar lelaki itu.
"Saya mohon lepaskan saya Tuan?" jawabku dengan mengiba semoga dia punya rasa empati padaku.
"Mau ikut dengan saya dengan suka rela atau saya paksa." Jawabnya darinya membuat aku semakin panik.
"Kalau saya gak mau! Tuan mau apa!" Pekikku.
Lelaki ini mencentikan tangannya keatas dan dua orang berbadan besar menghampiriku dan mengendong ku secara paksa.
"Tunggu Tuan," seru Mas Danis membuat hatiku sedikit bahagia apakah dia akan membebaskan diri ku dari lelaki asing ini.
"Apa!" jawabnya tanpa menoleh kebelakang.
"Bagaimana dengan pembayaran nya," cicitnya Mas Danis ku kira ia akan membebaskan ku ternyata ia menanyakan tentang uang.
"Anak buah saya yang akan mengurusnya, Anda jangan takut."
"Baiklah. Silahkan bawa dia." Titahnya dan menatapku dengan senyuman iblisnya, seketika aku membuang muka ku.
"Jadilah mainan yang menyenangkan buat Tuan mu yang baru Gera?!" serunya dengan membelai pipi ku, yang masih dalam gendongan para bodyguard lelaki asing ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
IG : @thatya0316
teganya dirimu 🤧
2022-02-25
1
bunga
kejamnya si danis
2022-02-13
0
Laras Azfar
up yg banyak kk
2022-01-11
0