2. Tak Sengaja

Perkenalan antara Tabita dan Gideon sebenarnya berawal dari tidak sengaja. Hari itu ada sebuah acara yang di peruntukkan untuk pemuda dan remaja.

"Bit, tar sore kamu ikutan acara yang di Taman Safari itu gak?" tanya Samuel.

"Kayaknya sih ikut, emang kenapa?" tanya Bita.

"Gapapa sih cuma nanya aja. Kirain kamu gak ikutan gitu," kata Samuel.

"Emang kamu ikutan?" tanya Bita.

"Ikut dong. Malah aku disuruh ngajakin anaknya teman kerja Mama. Dia baru pindah di daerah ini sih. Asalnya dari Surabaya," kata Samuel.

"Ya udah ajakin aja kalo gitu. Cewek apa cowok sih anak teman Mama kamu itu?" tanya Bita.

"Cowok kok, cakep lho anaknya. Cuma pendiam pakai banget, jadi kurang asik aja kalau di ajak berteman," kata Samuel.

"Berantem mulu sih yang dipikirin. Kata Mama Bita, kalau suka berantem, tar jadi monyet lho," kata Bita.

"Mama kamu ngarang itu mah, masak manusia bisa berubah jadi monyet cuma karena berantem," kata Samuel sambil tertawa.

"Yang bilang kan orang tua lho, kalau gak percaya, tar kamu bakal kualat. Tar jadi monyet beneran deh," kata Bita meyakinkan.

"Iya deh Bita, terserah kamu aja," kata Samuel.

Samuel dan Tabita teman sekelas dari kelas satu SMP. Saat ini mereka berdua duduk di kelas delapan. Mereka sudah saling mengenal dari kecil, karena di kota asal orang tua mereka, beribadah di gereja yang sama. Dan keluarga keduanya merantau di kota yang sama juga saat ini.

*****

Sore harinya, Tabita tampak sibuk mempersiapkan diri untuk hadir di acara pemuda remaja.

"Mas, mau hujan nih kayaknya, kita jadi ikut acara pemuda remaja gak," tanya Bita pada Kakaknya, Yosua.

"Ya jadilah, Mas kan udah janjian sama teman-teman sekolah Mas buat ketemu di sana," kata Yosua sambil mencuci motornya.

"Kalo Mas sama teman-temannya Mas, nanti Bita sama siapa dong?" tanya Bita.

"Ya kamu sama teman-teman kamu lah. Emang gak ada yang ikut?" tanya Yosua.

"Ya ada sih ada. Tapi kan biasanya mereka pada ngumpul sama teman gerejanya masing-masing," kata Bita sambil manyun.

"Ya udah, kamu gabung aja dong sama mereka!" saran Yosua.

"Gak mau ahh, Bita mau gabung sama Mas aja," kata Bita.

"Ya gabung aja lah. Pada kenal juga kan?" kata Yosua.

"Itu kenapa motor pakai di cuci sih, toh lagi hujan. Tar juga pasti kotor lagi," kata Bita.

"Ya suka-suka Mas lah. Motor Mas juga kan? Bukan motor kamu," kata Yosua.

"Itu namanya pemborosan. Boros sabun, boros air dan boros tenaga juga," kata Bita.

"Hadeh jadi orang kok bawel banget. Lama-lama Mas siram nih," ancam Yosua.

"Beraninya juga sama anak kecil," Bita makin manyun.

"Dah sana, kamu mandi, trus siap-siap. Abis ini hujan reda kita berangkat!" kata Yosua.

"Siap bos," kata Bita.

Tabita pun masuk ke dalam rumah dan segera mandi dan bersiap, meninggalkan Yosua yang masih asik mencuci motornya.

*****

Arena pertunjukan lumba-lumba di Taman Safari yang menjadi tempat diadakannya acara pertemuan pemuda dan remaja sangat ramai. Tempat itu bisa menampung dua ribu orang lebih, dan hampir semua tempat telah terisi penuh.

Tabita dan Yosua yang baru sampai, tampak mencari keberadaan teman-teman mereka.

"Kamu lihat teman-teman Mas gak Dee, pusing Mas kalau harus nyari diantara orang sebanyak ini," kata Yosua.

"Lha ini kan juga lagi nyari," kata Tabita sambil mengedarkan pandangannya.

"Kamu sih tadi mandinya lama. Coba kalau kita gak telat kan bisa ketemu mereka di depan gerbang arena lumba-lumba. Karena kita lama, jadi di tinggal masuk deh," kata Yosua kesal.

"Ya udah, chat aja temannya Mas, tanyain posisinya dimana gitu. Biar kita gampang nyariin," kata Tabita.

"Meskipun gak kamu suruh kan dari tadi udah Mas chat. Yang jadi masalah kan di sini tuh gak ada sinyal. Nih dari tadi chat Mas gak terkirim," kata Yosua sambil memperlihatkan ponselnya.

"Emang Mas punya kuota? Tar ternyata gak terkirim bukan karena sinyal tapi karena gak ada kuota," kata Tabita sambil memeriksa ponselnya sendiri. Ternyata emang tak ada sinyal.

Kembali Tabita mengedarkan pandangannya ke sekeliling arena.

"Mas, itu teman-teman Mas bukan sih? Yang di dekat patung Garuda itu," kata Tabita sambil menunjuk.

" Mana?" tanya Yosua.

"Itu lho, baris keempat dari depan," tunjuk Tabita.

"Oh iya bener. Ke sana yuk!" ajak Yosua.

Tabita mengikuti Yosua untuk berjalan menuju teman-temannya.

*****

Yosua dan Tabita menyalami teman-temannya dan duduk bergabung bersama mereka.

"Lama amat sih kalian tadi? Nunggu nya sampai lumutan nih," tanya Niko teman Yosua.

"Ini nih Tuan Putri, mandinya pakai berendam, makanya lama," kata Yosua sambil menjitak kepala Tabita.

"Ya namanya juga cewek, wajar dong kalau mandinya lama," gerutu Tabita sambil mengusap kepalanya yang kena jitak.

"Percuma juga kamu mandi lama-lama, toh tetep aja bau acem," kata Yosua.

"Biar acem juga yang penting cantik," Tabita membela diri.

"Dah ahh, kalian berdua berisik mulu sih," kata Niko.

Tabita mengedarkan pandangannya lagi. Mencari keberadaan teman-temannya.

Tak jauh dari tempat itu tampak Samuel yang sedang melambai ke arah Tabita.

"Mas, Bita pindah duduk di sana ya. Itu ada Samuel," kata Bita minta ijin.

"Iya, nanti kalau udah pulang, balik kesini lagi. Biar Mas gak nyari-nyari," pesan Yosua pada Tabita.

"Oke deh Mas," kata Tabita sambil beranjak untuk menghampiri Samuel.

"Halo semua, selamat Paskah ya," Bita menyapa teman-teman Samuel.

Semua membalas ucapan Tabita, dan mereka saling berjabat tangan.

"Duduk sini deh kamu Bit. Nih kenalin teman aku, namanya Gideon!" kata Samuel.

"Gideon," Dion menyebutkan namanya dan mengajak bersalaman.

"Tabita, teman sekolahnya Samuel," Tabita menyambut uluran tangan Dion.

"Kamu tadi ke sini naik apa Bit?" tanya Samuel.

"Naik motor sama Mas," jawab Bita.

"Gak ikutan rombongan gereja?" tanya Samuel.

"Gak lah, kan lebih deket juga berangkat dari rumah kemari, daripada harus ke gereja dulu," jawab Tabita.

"Terus itu, yang sama Mas mu, bukan teman gereja?" tanya Samuel lagi.

"Bukan kok. Mereka teman-teman sekolah Si Mas kok. Teman gereja Bita gak tau pada duduk dimana. Susah nyarinya," kata Tabita.

"Nih Bang Dion, ajak ngobrol dong Bit!" kata Samuel.

"Bang Dion sekolah dimana, kelas berapa?" tanya Bita.

"Satu-satu dong nanyanya," kata Gideon.

"Udah deh jawab aja. Kan sekalian, biar ngirit," kata Tabita.

"Sekolah di SMP Sejahtera. Kelas sembilan," jawab Gideon.

"Oh, tinggalnya dimana?" tanya Tabita lagi.

"Sementara ini masih di mess pabrik tempat Ayah kerja," kata Gideon.

"Oh begitu."

"Iya"

Dan obrolan berakhir sampai di situ.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!