Bab 05

Malam yang hening kini mulai berganti dengan suara kehidupan khas pagi hari, membuat Ara dengan enggan membuka matanya, terdengar suara adzan subuh dari surau dan masjid terdekat, panggilan untuk mencentang absen kepada sang maha pemberi hidup.

Ara bingung saat mendapati ternyata dirinya sudah berada di atas ranjang , sementara Hansel justru tidur di lantai, dimana tempat yang seharusnya Ara tiduri kemarin.

Ara perlahan berjalan mendekat ke arah Hansel yang masih terlelap dalam mimpinya, Ara berjongkok di samping tubuh Hansel menatap wajah tampan suaminya, dengan sedikit perasaan bersalah karena telah membiarkan suaminya ini tidur di lantai saat malam pertama mereka.

Yahhh... meskipun sebenarnya menurut Hansel kami sudah pernah melakukannya kala itu, tetapi aku sama sekali tidak bisa mengingatnya, jadi apa yang seperti itu juga masuk dalam hitungan?

Lamunan Ara buyar ketika tiba-tiba Hansel menarik tangan Ara, hingga membuat wanita itu jatuh tepat diatas tubuh Hansel .

"Kau sudah bangun?" Ara bertanya kaget.

" Kenapa kau mengendap seperti pencuri hanya untuk melihat wajah suamimu? " goda Hansel.

" Siapa yang sedang melihatmu, aku cuma mau bangunin buat sholat subuh bareng kok, " dengan cepat Ara berusaha bangkit dari atas tubuh Hansel, yang ternyata justru membuat Hansel menahan tangan dan tubuh Ara semakin kuat.

"Sebentar saja, biarkan seperti ini sebentar saja," pelukan Hansel semakin erat di tubuh Ara, membuat Ara tidak tahu apa yang sebaiknya ia lakukan.

Setelah selesai sarapan, Hansel dan Ara mulai berpamitan kepada ayah dan ibu Ara, karena sesuai dengan rencana memang Hansel akan memboyong Ara ke rumahnya sendiri, dia tidak ingin menempatkan Ara satu rumah dengan mommy ataupun Daddy nya , karena ia tidak ingin Ara merasa tidak nyaman, ia ingin Ara bebas dan menjadi satu-satunya nyonya di rumahnya nanti.

"Ibu , Ara pamit ya ? ibu sama ayah jaga kesehatan, jangan terlalu capek dan jangan terlalu mencemaskan Ara, nanti Ara pasti sering-sering datang kemari kok, jangan sedih ya Bu! " Ara memeluk ibunya dengan erat,

"Iya nak, Ibu dan Ayah pasti baik-baik saja, kamu yang nurut sama suami kamu, meskipun awalannya buruk, tapi Ibu yakin ini adalah kehendak Allah, jadi jangan kamu sesali, kamu pasti bahagia nak!" ucap ibu Dewi Halimah dengan penuh air mata

"Benar kata ibumu Ara, sekarang Hansel adalah suamimu, kamu mesti nurut sama dia!" tambah pak Burhan lembut, "Dan untukmu nak Hansel, tolong jaga Ara kami, meskipun usianya jauh diatas mu tetapi dia masih perlu banyak belajar untuk menjadi seorang istri yang baik," tak lupa pak Burhan memberi nasehat pula pada Hansel.

Selesai berpamitan, keduanya memasuki mobil Hansel dan membelah jalanan menuju rumah milik Hansel. Hanya ada keheningan di dalam mobil, sesekali Hansel melirik wajah ayu Ara yang sedang asyik memandangi jalanan dari jendela mobilnya.

Wajah Ara masih saja tertekuk, bahkan sesekali terlihat ia menyeka air bening yang menuruni pipinya, Ara tidak menyangka jika hari ini tiba juga, hari dimana ia harus berpisah dari ibunya. Ibu yang membesarkannya seorang diri, harus rela ia tinggalkan demi pria yang sama sekali tidak ia cintai. Sementara untuk ayahnya, Ara memang tidak terlalu dekat dengan pak Burhan, namun Ara tidak pernah berlaku kasar ataupun tidak sopan kepada ayahnya yang baru ia temui ketika berusia delapan belas tahun itu, bagi Ara selama sang ibu bisa memaafkan kesalahan ayahnya, tidak ada masalah untuk Ara.

Sering kali pak Burhan meminta maaf kepada Ara dan ibu nya, juga menceritakan semua hal yang membuat pak Burhan, ayah Ara kesulitan untuk menemukan mereka kala itu. Sudahlah, tidak ada gunanya terus mendendam, begitu batin Ara saat semua yang terjadi di masa lalu ibunya terungkap, toh jika bukan karena sang ayah Ara mungkin juga tidak akan bisa mengenyam pendidikan sampai bangku kuliah. Waktu itu meskipun usianya yang terbilang sudah tidak biasa bagi anak SMA, Ara tetap semangat untuk melanjutkan pendidikannya, Bahakan karena itulah ia pada akhirnya bertemu dengan Johan, yang merupakan bos ditempatnya bekerja hingga saat ini. Kini Ara tidak tahu bagaimana ia bisa melakukan pekerjaannya sebagai sekertaris pribadi Johan setelah semua yang terjadi di antara mereka.

Pikiran Ara kembali ke kenyataan ketika mobil mereka mulai memasuki halaman sebuah rumah yang sangat besar berlantai tiga dengan pagar mengelilinginya.

Astaga , apa benar Hansel sekaya ini? Ini rumah atau istana? Buat apa coba orang kaya selalu tinggal di rumah yang begitu besar, apa nggak bisa di rumah yang biasa-biasa saja, batin Ara

Tampak seseorang lelaki segera membukakan pintu mobil untuk Hansel , tetapi Hansel melarang pria itu ketika hendak membukakan pintu disisi Ara, Hansel sendiri yang membukakan pintu tersebut untuk Ara, Hansel mengulurkan tangannya kepada Ara, berharap wanita itu mau mengambil tangan yang terlanjur terulur itu, akan tetapi Ara justru menepis tangan Hansel dan langsung keluar dari dalam mobil itu begitu saja.

Hansel menghela nafas, kemudian meminta pelayannya menunjukkan jalan untuk mereka.

Mata Ara membulat ketika netranya menangkap pemandangan yang asing baginya, ada lebih dari sepuluh pelayan berseragam yang berbaris menunduk dengan hormat kepada mereka ketika hendak memasuki pintu rumah raksasa tersebut, ada juga setidaknya lima orang lagi yang mengenakan pakaian koki, Ara tidak mengerti jalan pikiran Hansel.

"Apa tidak sekalian kau gelar karpet merah disini," cibir Ara lirih di dekat telinga Hansel.

"Jika itu yang kau inginkan," jawab Hansel enteng.

Setelahnya hansel mengangkat jarinya memberi isyarat, sedetik kemudian seorang wanita paruh baya dengan setelan rapi mendekat dan membungkuk memberi hormat.

"Istriku ingin ada karpet merah digelar disini , kenapa tidak kau sediakan?" tegas Hansel.

Sontak Ara langsung mencubit pinggang Hansel, membuat pria itu mengaduh kesakitan.

Pelayan itu sedikit terkejut dengan pemandangan langka dihadapannya, namun ia kembali tertunduk setelah mendapat satu lirikan dari Hansel.

"Sakit tau," protes Hansel.

"Maaf Tuan, ini keteledoran saya, akan segera kami siapkan, mohon nona memaklumi kesalahan kami," wanita itu berbicara dengan sopan tapi juga tegas.

"Apa kau sudah gila," ucap Ara

Awalnya semua orang mengira jika ucapan itu ditujukan untuk para pelayan, tapi semuanya terkejut ketika menyadari bahwa ucapan tersebut diucapkan untuk tuan mereka. Selama ini semua orang selalu memperlakukan Hansel bak seorang Raja.

"Jangan aneh-aneh, ini memalukan," Ara segera berlalu membuka pintu dengan tangannya sendiri, membuat semua orang terkejut karena sepertinya Ara tidak seperti yang mereka bayangkan selama ini.

"Istriku, tunggu ! Biarkan Bu Sari menunjukkan kamar kita," sontak Hansel langsung berjalan menyusul istrinya yang sudah lebih dulu memasuki rumah.

Tampak Ara yang celingukan kesana kemari begitu memasuki ruangan di dalam rumah itu,

Astaga apa lagi ini ?? Bisa-bisa suatu saat aku akan tersesat di dalam rumah ini, batin Ara menjerit frustasi.

Akhirnya Ara menyerah dan membiarkan Bu Sari yang ternyata merupakan kepala pelayan disana menunjukkan jalan ke kamar mereka, Ara memang terbiasa melakukan semuanya sendiri, meskipun ada pelayan di rumah ayahnya, tapi Ara tidak pernah bergantung pada mereka. Sikap mandiri Ara merupakan salah satu didikan yang sudah ditanamkan ibunya sedari kecil.

"Bagaimana mungkin kau bisa tidak tahu letak kamarmu sendiri ?" tanya Ara begitu mereka hanya berdua saja di dalam kamar besar bernuansa biru laut itu, menyejukkan mata yang memandang.

"Ini juga pertama kalinya aku kemari , bagaimana aku bisa mengetahuinya," jawab Hansel sekenanya.

"Tapi ini rumahmu!" seru Ara

"Memang, tapi aku tidak pernah kemari, aku sengaja meminta dibuatkan rumah ini untuk mu dulu waktu masih kecil, tapi mbak Ara nya nggak ketemu-ketemu juga, jadi aku juga nggak pernah kemari," Hansel memalingkan muka.

Ara terhenyak sesaat mendengar ucapan Hansel,

"Lantas dimana nyonya dan tuan Anderson? eh maksudku Ayah dan ibu mu?" lanjut Ara mengalihkan topik pembicaraan.

"Oh, mereka ya dirumah mereka lah, pake nanya," kesal Hansel karena sepertinya Ara sama sekali tidak tersentuh dengan ceritanya.

"Lah, jadi kita nggak tinggal bareng mereka?"

"Ya nggak, aku nggak mau kalau sampai mereka membully mu nantinya, aku nggak akan biarin nenek sihir itu nyakitin perasaan kamu," Hansel menggerutu

"Hansel, mereka itu orang tuamu loh, masak ibu sendiri dipanggil nenek sihir," Ara menggeleng heran.

"Aku kasih tahu ya mbak Ara, apa kamu nggak pernah lihat di film-film, mertua yang jahat dan julid sama menantu perempuannya? Gimana nanti kalau mommy sampai kayak di film itu, yang ngasih uang sama kamu trus minta kamu buat jauhin aku, trus akunya gimana?" ucap Hansel berterus terang, membuat Ara tergelak dengan semua yang diucapkan bocah yang terpaut sepuluh tahun lebih muda darinya itu.

"Hansel ,Hansel , ada ada aja kamu nih," Ara kembali tertawa, "Tapi nanti kalau mommy mu benar-benar ngasih uang ke aku, pasti aku akan menerima dengan tangan terbuka," tawa Ara semakin keras melihat muka masam Hansel.

Hansel memang sangat berbeda jika dirinya hanya sedang berduaan saja dengan Ara, ia seperti kembali menjadi bocah yang haus akan kasih sayang Ara, bukan lagi Hansel yang dingin dan kejam. Ara mulai menyadarinya, selama dirinya tidak menyulut emosi Hansel, maka suaminya ini seperti anak kucing yang menggemaskan.

"Mbak Ara, pengen!" Hansel memelas seraya menatap tubuh Ara dengan intens.

TBC 🥰🥰🥰

thanks, happy reading 🥰 semoga saja banyak yang suka🙇‍♀️🙇‍♀️🙇‍♀️ tekan like, tinggalkan komentar dan rate bintangnya, juga tekan tanda love nya semua😘😘

Terpopuler

Comments

titissusilo

titissusilo

waduhhhh jarak 10 taon ya,untung q g jd😁😁😁 mb Ara pngn...ya ampunnnn....lanjut thor

2022-01-13

1

♡⃝ 𝕬𝖋🦄 Pecinta novel 💞

♡⃝ 𝕬𝖋🦄 Pecinta novel 💞

pengen apa tuh si Hansel 🤭🤔🤔 pingin makan kali aja laper 😅😅😅 lanjut kak 👍👍👍

2022-01-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!