Bab 04

Ara sedang berada didepan meja rias di kamarnya, memang acara pernikahan antara Ara dan Hansel dilakukan dirumah Ara secara sederhana ,hanya keluarga dan teman dekat saja yang hadir dalam acara tersebut.

Rumah Ara cukup besar dan mewah, meskipun bukan keluarga konglomerat seperti Hansel, tetapi Ara dan keluarganya bisa dibilang cukup kaya.

Ara sedikit kesulitan melepaskan berbagai macam aksesoris yang melekat di rambutnya, "Sialan, ngajak berantem juga nih rambut," maki Ara pada dirinya sendiri di depan cermin, bukannya terlepas, semua aksesoris yang ada di rambut Ara justru semakin tersangkut di rambutnya yang terlihat semakin acak-acakan, karena di sasak saat make up tadi.

Sesaat kemudian terdengar suara berderit dari pintu , dan memperlihatkan sosok Hansel yang baru saja melewatinya, Hansel melihat Ara yang masih berkutat dengan rambutnya berinisiatif untuk membantu Ara.

Hansel berusaha membantu Ara melepaskan aksesoris yang masih tersangkut di rambut Ara, tetapi tindakan Hansel ini justru di tolak dengan kasar oleh Ara.

Dengan kesal Ara menepis tangan Hansel yang terulur untuk membantunya, " Nggak usah sok baik, aku nggak butuh bantuan darimu," ketus Ara

"Jangan keras kepala, sini biar Hansel bantu mbak,eh Ara " koreksi Hansel dengan cepat, panggilan masa kecil Hansel untuk Ara masih sangat melekat di hati dan lidah Hansel.

"Kenapa dikoreksi? Memang seharusnya kamu tuh manggil aku mbak, usia kamu itu masih bocah, tetep panggil aku mbak Ara , jangan ngelunjak sama orang yang lebih tua!" ucapan Ara semakin jutek. Sebenarnya Ara bukanlah pribadi yang kasar, tetapi karena pernikahan yang tidak diinginkannya ini membuat hati Ara mengeras untuk Hansel.

"Tapi sekarang kan mbak Ara sudah resmi jadi istri ku, bukankah seharusnya kamu yang manggil aku mas ?" Hansel masih berusaha bersikap lembut pada Ara, ini malam pertama mereka dan Hansel tidak ingin terjadi keributan lagi di antara mereka.

"Mas? Heh, jangan mimpi, bagiku cuma mas Johan yang layak aku panggil mas, bukan bocah ingusan seperti kamu," sewot Ara, menarik aksesoris di rambutnya dengan keras, membuatnya harus merelakan beberapa helai rambutnya ikut rontok,

Mendengar nama Johan disebut-sebut oleh Ara,membuat Hansel marah, dengan kasar Hansel menarik lengan Ara, memaksa tubuh istrinya itu untuk berdiri menghadapinya. Hansel mencengkeram kedua bahu Ara cukup kuat, ia tidak suka mendapati bahwa masih ada nama Johan di hati Ara.

"Dengar, Sahara Puri suci Anggara ! Mulai dari sekarang aku adalah suami mu ,hubungan kita sudah sah baik di mata hukum ataupun agama, jadi lakukan tugasmu sebagai seorang istri yang baik, perlakukan aku sebagaimana seorang istri memperlakukan suaminya ! Aku tidak mengizinkanmu menyebut nama pria itu lagi untuk kedepannya, ini adalah peringatan pertama dan terakhir untukmu, jika sampai aku mendengar nama itu lagi dari bibirmu maka kau tidak akan tahu hal apa yang bisa aku lakukan. Ingat itu !" Geram Hansel dengan tegas.

Sementara Ara hanya bisa meringis menahan sakit akibat cengkraman tangan Hansel yang cukup kuat, "Lepasin Hansel ! sakit," ucap Ara

Hansel mendorong tubuh Ara hingga tersungkur ke lantai, Hansel bisa menyaksikan Ara yang mulai terisak dengan wajah tertunduk, rambutnya yang berantakan sebagian terurai menutupi paras cantik Ara yang kini dipenuhi dengan air mata.

Sedetik kemudian Hansel mengambil posisi duduk di belakang Ara yang masih saja menangis. Dengan telaten Hansel melepaskan satu persatu aksesoris yang masih tersisa di rambut Ara , ketika semuanya sudah terlepas Hansel membalikkan tubuh Ara agar menatap langsung padanya, kedua bola mata Ara yang berwarna coklat tua itu menatap Hansel, air mata masih saja merembes dari sudutnya.

"Shhh... Jangan nangis lagi ! Mulai sekarang Hansel yang akan jagain mbak Ara, hanya akan ada Hansel dalam dunia mbak Ara, Hansel tidak akan membiarkan siapapun memisahkan kita lagi, mbak Ara tenang aja jangan nangis lagi ! " Ucap Hansel lembut, menghapus jejak air mata Ara dengan tangannya, membantu Ara untuk kembali duduk di kursi riasnya.

Kini tampilan dirinya yang sedang berdiri di belakang Ara terpantul dalam cermin besar dihadapan mereka. Hansel mengambil sisir dan mulai menyisir rambut Ara dengan lembut, sesekali mengoleskan minyak rambut untuk menguraikan helaian rambut Ara yang kusut.

Ara hanya bisa diam, jujur tatapan mata Hansel saat laki-laki itu sedang marah sangat menakutkan, bola mata berwarna biru itu sudah seperti lautan yang siap menenggelamkannya, sekalipun sedih Ara juga tidak berani menangis, dia hanya duduk diam membiarkan Hansel menyisir rambutnya.

Butuh waktu cukup lama untuk membuat rambut Ara tak kusut lagi, selama menyisir rambut Ara, sesekali Ara bisa melihat senyuman Hansel dari pantulan cermin di depannya.

Setelah selesai, Hansel meminta Ara untuk segera membersihkan diri, Ara yang sangat takut untuk menghadapi Hansel jika pria itu nanti menuntut hak nya ditempat tidur masih enggan keluar dari kamar mandi. Lama Ara hanya berdiri di dalam kamar mandi meskipun ia sudah selesai dengan semuanya.

Terdengar suara ketukan pintu dari luar yang membuat Ara terlonjak kaget .

"Mbak Ara? Apa masih lama? " teriakan dari Hansel yang terdengar sedikit kesal.

Pada akhirnya mau tidak mau Ara membuka pintu kamar mandi, ia sengaja menggunakan piyama tidur dengan model lengan panjang juga celana panjang, ia tidak ingin dianggap menggoda Hansel .

"Lama banget mbak mandinya? dulu juga lima menit udah selesai," gerutu Hansel , dan berlalu memasuki pintu itu.

Ternyata Hansel masih mengingat kebiasaan mandi super kilat Ara , Ara memang bukan tipe perempuan yang terlalu ribet dengan.perawatan seperti kebanyakan wanita pada umumnya, bagi Ara mandi dua kali sehari sudah cukup.

Ara duduk di tepi ranjang dengan perasaan was-was,

Bagaimana ini ? Apa yang harus aku lakukan untuk menghindari Hansel malam ini, aku tidak Sudi di sentuh oleh bocah itu.

Hansel keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit tubuh bagian bawahnya, ia masih sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil, pandangan matanya menatap punggung Ara yang sudah berbaring dengan selimut yang hampir menutupi seluruh tubuh wanita itu, hanya terlihat puncak kepala Ara saja menyembul sedikit dibalik selimut itu. Membuat Hansel menyeringai dengan senyum nakal.

Hansel langsung menyusup kedalam selimut , hanya dengan memakai handuk. tangannya dengan jahil mulai menyusup ke pinggang ramping Ara. Hansel tahu jika Ara hanya pura-pura tidur untuk menghindarinya,

"Mbak Ara? sudah tidur ya? Kalau sudah tidur Hansel nggak Masalah kok melakukan sedikit pemanasan sendiri ," Hansel semakin jahil.

Mata Ara sontak terbuka ketika dengan lancang Hansel mulai meremas bagian depan miliknya, segera Ara menghempaskan tangan Hansel dan bangun .

"Jangan macam-macam kamu! " Ara menyilang kan kedua tangannya ke depan, menutupi bagian tubuhnya yang menggiurkan.

"Kenapa? Bukankah sekarang kita sudah sah? Memang seharunya begini kan yang dilakukan oleh suami istri mbak?" Hansel bertanya dengan nada dibuat-buat.

Ekspresi Hansel yang seolah tidak berdosa itu, membuat Ara semakin geram, "Sudahlah aku capek, aku malas berdebat denganmu, lebih baik sekarang aku tidur dilantai daripada harus deket-deket sama kamu," Ara dengan kesal mulai berdiri dari tempat tidurnya ,berjalan menuju lemari untuk mengambil matras, Ara benar-benar memutuskan untuk tidur di lantai.

Dengan cepat Hansel menahan Ara yang hendak menggelar matras di lantai kamar mereka, " Mbak Ara? Jangan tidur di lantai ! Aku minta maaf, aku janji nggak bakal pegang-pegang lagi, sekarang ayo tidur di kasur yuk?" bujuk Hansel

"Nggak, sana tidur saja sendiri, dan pakai baju tidurmu, dasar bocah mesum! " segera Ara merebahkan tubuhnya di atas matras,dan menutupi tubuhnya dengan selimut, memilih memejamkan mata karena merasa sudah lelah harus menghadapi Hansel.

" Mesum apaan? Kenapa harus ditutupi segala, padahal dulu mbak Ara juga yang mandiin, apanya yang mesti di sembunyikan," ucap Hansel santai seraya berjalan menuju kopernya dan mengambil baju tidur untuk dirinya sendiri.

Sontak ucapan Hansel ini sukses membuat wajah Ara memerah karena malu,Ara mengeratkan selimut ditubuhnya, menolak untuk sekedar melihat Hansel .

Dasar bocah mesum, genit , tak tahu malu. dia benar-benar berbeda dari mas Johan yang romantis dan penyayang.

Lagi-lagi pikiran Ara menyusuri kembali kenangan antara dirinya dan Johan, membuat air matanya kembali menetes, hingga kedua matanya lelah dan terlelap dengan sendirinya.

TBC.

terimakasih 🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

♡⃝ 𝕬𝖋🦄 Pecinta novel 💞

♡⃝ 𝕬𝖋🦄 Pecinta novel 💞

sabar dong Hansel .. namanya juga nikah paksa harus adaptasi dulu .. sekarang kan udah sah .. jadi ambil hatinya dulu baru yg ena" 😅😅😅 lanjut kak 👍👍

2022-01-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!