Bab 02

Lima belas tahun kemudian.

"Saya terima nikahnya Sahara Puri suci binti Burhan Anggara dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," Ucap seorang pria berparas rupawan itu dengan penuh percaya diri.

Setelah semua saksi mengatakan satu kata Sah maka kini resmi sudah hubungan suami istri antara Ara dengan pria yang sama sekali tidak dicintainya, Hansel.

Ara terlihat sangat anggun Dengan balutan kebaya berwarna putih, rambutnya di sanggul dengan rapi, tubuhnya yang sintal membuat semua mata terkagum-kagum dengan perawakannya yang aduhai, meski usia Ara kini sudah mencapai kepala tiga, tetapi baby face Ara tidak pernah berkurang, banyak orang yang berpikir bahwa Ara masih berusia dua puluhan.

Ditambah dengan tubuh Ara yang proporsional, tidak terlalu kurus tetapi juga tidak terlalu gemuk, berisi tanpa adanya timbunan-timbunan lemak yang tidak dibutuhkan, semakin membuat betah orang yang memandangnya, termasuk Hansel .

Sementara siapa yang mengira jika bocah kecil itu kini benar-benar menepati janjinya untuk menjadikan Ara sebagai istrinya. Hansel berdiri untuk melakukan beberapa foto bersama dengan Ara. Dia tampak tersenyum lebar, wajah campuran milik Hansel membuat semua tamu undangan khususnya para wanita terpesona dengan perawakan gempal dan dada bidang yang terbalut sempurna oleh setelan jas mahal berwarna hitam yang melekat sempurna ditubuh bak model majalah itu, warna hitam membuat kesan dingin dan kerennya semakin terpancar.

Berbeda dengan Hansel yang tersenyum cerah sembari menyalami para tamu undangan yang hadir, Ara yang berdiri disampingnya berusaha dengan sekuat tenaga agar dirinya tidak menangis, dia tidak terima dengan pernikahan ini, bukan ini yang ia inginkan dari pernikahannya.

Seharusnya saat ini yang berada di sampingnya adalah Johan kekasih hati Ara, tunangannya. Bukannya bocah cengeng yang dulu diasuhnya.

Semua ini terjadi karena kecerobohan Ara sendiri, dua Minggu yang lalu, saat pesta pertunangannya dengan Johan.

Flashback.

Setelah Ara melakukan pertukaran cincin dengan Johan , mereka berdua berkeliling menyapa keluarga dan juga teman dekat yang hadir dalam acara pertunangan mereka.

Ara menyelipkan tangannya di lengan Johan dengan mesra, bersama mereka terlihat sangat serasi, banyak teman dan keluarga yang memuji keserasian diantara mereka.

Saat itulah Ara untuk pertama kalinya bertemu kembali dengan Hansel setelah lima belas tahun lamanya, bocah kecil yang menggemaskan itu kini tumbuh menjadi sosok pria gagah nan tampan rupawan.

Untuk sesaat pandangan mata mereka bertemu, entah kenapa Ara masih bisa mengenali bocah yang di asuhnya selama hampir tiga tahun lamanya itu, mungkin karena senyuman dengan lesung pipi itu yang terasa begitu familiar bagi Ara. Ada perasaan tidak nyaman kala Hansel menatap dirinya dengan tatapan yang sulit diartikan, ada semburat liar dari tatapan pria itu yang sukses membuat tangan Ara berkeringat dan jantungnya yang kini berdegup kencang .

"Hansel? Lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu ?" sapa Johan seraya memberikan pelukan hangat untuk Hansel yang anehnya masih menatap Ara dengan intens, membuat Ara semakin tidak nyaman.

"Kabarku baik kak Johan, selamat atas pertunangan mu," kembali Hansel tersenyum lebar, sesekali tatapan matanya masih tertuju pada Ara ditengah perbincangannya dengan Johan.

"Aku terkejut saat mengetahui bahwa seorang Hansel Nathanael Anderson bersedia menghadiri acara pertunangan sederhana kami," ucap Johan penuh bahagia melingkarkan lengannya di bahu Ara.

"Tentu saja aku akan hadir, aku menempatkan acara pertunangan mu di list paling atas kegiatanku hari ini," gurau Hansel yang diikuti gelak tawa keduanya.

"Terimakasih banyak, aku senang kau datang," lagi-lagi Johan menepuk bahu Hansel dengan akrab

"Jika aku tidak datang bagaimana aku bisa bertemu secara langsung dengan tunangan mu yang begitu cantik ini, kau sangat beruntung kak Johan. Bukan begitu mbak Ara ?" Hansel menekankan dua kata terakhirnya.

"Kau benar Hansel, aku adalah pria yang sangat beruntung mendapatkan Ara sebagai milikku ," Johan mengatakannya seraya memberikan kecupan di puncak kepala Ara.

Ara hanya bisa tersenyum menanggapinya.

"Mas? Aku permisi sebentar, mau ngambil minum dulu," ujar Ara minta izin kepada Johan .

" Baiklah, perlu aku temani?"

"Tidak perlu, lanjutkan obrolan kalian , aku akan segera kembali," kata Ara kemudian berlalu pergi dari hadapan Johan dan juga Hansel yang masih menatap punggung Ara yang berjalan menjauh.

Ara berjalan menuju meja panjang yang dipenuhi dengan berbagai makanan dan juga bermacam-macam minuman. Semenjak ia melihat Hansel, suasana hatinya menjadi gelisah, dia merasa seperti seorang istri yang terpergok berselingkuh oleh suaminya, padahal itu semua konyol, Hansel hanyalah bocah kecil yang diasuhnya dimasa lalu, tapi kenapa sekarang perasaan Ara menjadi seperti ini.

Ara mengambil sepotong kue, dari siang ia belum makan sama sekali karena terlalu sibuk dengan persiapan acara pertunangan ini. Ara mulai memotong kue itu menggunakan garpu kecil yang tersedia, memasukkan potongan kecil kedalam mulutnya, ia harus makan dengan agak cepat, ia tidak mau sampai terpergok sedang makan ditengah acara pertunangannya, Johan sebentar lagi pasti akan mencarinya.

Ara tersedak , ketika ia dikejutkan oleh suara pria yang paling dihindarinya, Hansel.

"Mbak Ara... "

"Uhuk...uhuk..."

"Kau baik-baik saja?" Hansel segera menyerahkan segelas minuman kepada Ara yang masih berusaha mengatur nafasnya.

Ara menenggak minuman tersebut hingga tetes terakhir, dan kembali mendapatkan oksigen untuk paru-parunya, menyerahkan kembali gelas kosong tersebut kepada Hansel, "Terimakasih," ucap Ara .

"Sama-sama," timpal Hansel dengan senyuman penuh arti tersungging di bibirnya.

Pandangan Ara berkeliling mencari keberadaan Johan, dia bisa melihat tunangannya saat ini sedang berbicara dengan tuan Robert Anderson , ayah dari Hansel, terlihat Johan tersenyum dan melambaikan tangannya pada Ara.

"Kalian mesra sekali," ucapan Hansel ini mengejutkan Ara.

"Tentu saja, kami saling mencintai," tegas Ara, ia tidak ingin ada salah paham antara dirinya dan Johan dikemudian hari.

Mungkin Ara terlalu percaya diri, atau GR , terserah. Tapi Ara merasa bahwa Hansel masih menaruh rasa padanya, yang jika dipikirkan dengan baik-baik adalah hal yang mustahil dan konyol, mengingat saat ini Hansel merupakan seorang pria tampan yang kaya raya, dimana semua wanita mengantri untuknya seperti kereta api, mana mungkin masih ada seorang Ara dalam pandangan mata Hansel.

"Cih, cinta," kekeh Hansel .

"Jika tidak ada hal lain lagi, saya permisi tuan Hansel,"

Ara tidak menanggapi Hansel lagi, ia hendak berjalan menuju Johan, ketika sesaat kemudian ia mulai merasa ada yang aneh dengan kepalanya, ia merasa pusing.

mungkin karena aku tidak makan apapun sejak siang.

pikir Ara

Ara memutar arah hendak berjalan menuju ruang istirahat yang terletak di samping ruang acara ini, tapi pandangan mata Ara semakin lama semakin kabur, semuanya terasa berputar dalam penglihatan Ara, sedetik kemudian hanya ada kegelapan yang menyambut Ara.

Kau hanya milikku...

TBC 🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

um 7098355

um 7098355

licik si hnzel.

2022-01-14

0

♡⃝ 𝕬𝖋🦄 Pecinta novel 💞

♡⃝ 𝕬𝖋🦄 Pecinta novel 💞

wah ternyata sampai segitu cintanya ya Hanzel ama Ara 🤗... lanjut kak 👍👍

2022-01-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!