Jam tujuh tiga puluh Andra datang bertamu. Rayyan yang sudah selesai makan malam, membuka pintu. Begitu tahu yang datang itu Andra, Narra dengan segera menyelesaikan makannya lalu pamit menemui Andra di ruang tamu.
"kakak cepat datangnya, masih setengah jam lagi" seru Narra.
"aku tidak mau terlambat" kata Andra yang sudah duduk di kursi dekat Rayyan.
Rayyan yang duduk menemani tamu memandang Narra. Seakan dia bertanya siapa cowok yang datang bertamu.
"kak Rayyan, ini kak Andra. Dia mau menjemput aku ke cafe liat Faya manggung" Narra memperkenalkan mereka.
Andra dan Rayyan saling mengulurkan tangan dan berjabat tangan.
"aku pacar Narra" ucap Andra memperkenalkan dirinya. Ini pertama kalinya dia datang kerumah Narra dan bertemu seluruh anggota keluarga Narra.
Sontak Rayyan kaget dan memandang adiknya. Adiknya tidak pernah cerita apa-apa.
Narra sedikit khawatir dengan tatapan Rayyan begitu Andra menjelaskan hubungan mereka. Narra tahu, Rayyan pasti akan banyak mencari informasi tentang Andra.
"sudah berapa lama ?" tanya Rayyan.
"sudah tiga tahun" jawab Andra.
"hmmm mulai lagi si kakak protektif !" tegur Rania yang datang bersama kedua orang tuanya dan Rishi.
Andra langsung berdiri dan menyalami serta mencium punggung tangan kedua orang tua Narra. Kemudian menyalami Rania dan mencubit gemesh pipi Rishi yang berada digendongan Rania.
"sudah tiga tahun tapi kamu kenapa baru kali ini datang bertamu ?" tanya Ayah Sasmita.
Ibu Flanella dan Rania hanya bisa geleng kepala melihat kekompakan ayah dan putranya itu kalau berkaitan dengan si bungsu Narra.
"Na, kamu buat minuman untuk semuanya ya" pinta ibu Flanella.
"iya bu" Narra beranjak.
Mereka berkumpul di ruang tamu berbincang dengan Andra. Sementara Narra membuat teh untuk mereka dan kopi untuk Rayyan.
"saya baru pulang dari negara J pak. Menyelesaikan studi" jelas Andra.
Narra yang baru datang membawa minuman segera menyajikan duluan untuk kakaknya.
"minum dulu kopinya kak" katanya.
"iya, supaya kamu tenang" sindir Rania.
Rayyan hanya diam seraya meminum kopinya.
Ayah Sasmita mempersilahkan Andra minum. Dengan santai Andra meminum tehnya.
Manis, semanis yang buat. Komennya dalam hati seraya menatap Narra yang duduk diantara Rania dan ibunya sambil memangku Rishi.
"kamu kerja dimana ?" tanya Rayyan lagi.
"aku kerja sebagai dokter di rumah sakit A" jawab Andra.
"kamu dokter ? sama seperti Indra pacarnya Rea" ujar Ibu Flanella.
"iya bu, Saya kakaknya Indra" jawab Andra.
Semua tercengang. Mereka sangat tahu siapa Indra karena semenjak Indra dan Rea jadian, terkadang Indra menemani Rea kumpul di rumah mereka.
"kamu Andra Hadinata Wijaya ?!" tanya Rania.
"iya" Andra tersenyum.
Mereka saling pandang. Laki-laki yang berada didepan mereka bukan orang biasa. Malah di bilang luar biasa. Siapa yang tidak kenal dokter Hadinata Wijaya. Direktur rumah sakit ternama serta mempunyai perusahaan farmasi terbesar di negara ini dan merambah negara besar sekitarnya.
Narra membaca pesan masuk di ponselnya. Pesan di grup chat, kalau semua sudah sampai di cafe.
"kak, kita pergi sekarang. Semua sudah menunggu di cafe" Narra memperlihatkan foto yang dikirim melalui grup chat.
Andra mengangguk. Mereka pun berpamitan pada semuanya. Andra berjanji akan menjaga Narra dan tidak akan pulang lewat tengah malam.
*
Dalam mobil, Andra sesekali memandang Narra yang membuang pandangannya ke jendela kirinya. Dia pun bertanya tentang sikap Rayyan tadi.
Narra menoleh, "kak Rayyan memang begitu. Dari dulu dia selalu over protektif sama aku. Dia pasti sangat kaget waktu kakak bilang pacarku karena selama ini dia selalu menjagaku dari cowok-cowok yang ingin mendekat" jelasnya.
"semua kakak pasti begitu sama adiknya" komen Andra.
Narra mangut setuju.
*
Suasana cafe sangat ramai. Band Faya memang memiliki banyak fans, terutama para cewek-cewek.
Selain lagu mereka yang enak di dengar, tampang masing-masing personilnya juga memikat.
Sesekali Desta memancing riuh penonton dengan meneriakan nama Faya.
Faya selaku vocalist dan juga gitarist band hanya bisa geleng kepala mendengar teriakan Desta.
Mini konser band Faya dimulai, mereka memulainya dengan lagu andalan mereka yang menjadi kesukaan fansnya.
Para fans Faya pun riuh memanggil masing-masing nama personilnya.
Narra bangkit dari duduknya. Dia mengikuti Imel dan Rea yang mengoyangkan badan mengikuti irama musik.
Andra berdiri terus di belakangnya. Dia menjaga Narra.
"goyang kak" seru Indra.
Andra menggeleng. Dia hanya memandangi mereka saja.
Narra menoleh kebelakang. Dia merasa tidak nyaman karena dari tadi seperti mengacuhkan Andra.
"maaf kak, kakak tidak terbiasa ya" Narra merasa tidak enak.
"tidak apa. Aku akan membiasakan diri" Andra meraih jemari Narra agar berdiri mendekat padanya.
"terima kasih" ucap Narra.
Mereka menikmati alunan lagu dengan berdiri berdampingan. Sesekali Andra mempertemukan kepala mereka. Narra mendongkak dan mendapati Andra tersenyum.
Manis sekali. Komen Narra dalam hati.
"apa ?" tanya Andra.
Narra menggeleng. Dan tetap menikmati konsernya.
Andra tersenyum lalu mengenggam jemari Narra.
Setelah membawakan lima lagu, Classic band pun meminta jeda istirahat dan diambil alih oleh penyanyi lain.
Faya menemui para sahabatnya. Dia senang sekali seperti biasa para sahabatnya menyempatkan datang.
"akhirnya miss sibuk ini bisa datang lagi. Semenjak kemarin kejar tayang terus" sindirnya pada Rea.
"maaf Fay, kemarin benar-benar tidak bisa di tinggal. Harus segera selesai" jelas Rea.
Minggu kemarin Rea sibuk menjadi salah satu pemeran FTV. Dan itu menyita waktu berkumpul bersama sahabatnya.
"iya... ngerti kok Re" jawab Faya.
"maaf Fay, aku pamit duluan. Ada yang mau aku beli, sebelum tokonya tutup" ujar Narra.
Padahal sebenarnya dia hanya ingin pergi dari sana karena Andra keliatan datar saja. Narra berpikiran Andra bosan.
"iya iya yang mau ngedate berdua. Malming perdana kan setelah LDRan" goda Indra.
Semua tersenyum.
"kalian ah, sudah aku pamit ya. Bye semua" Narra menempelkan pipinya pada Rea dan Imel lalu beranjak.
"kami pamit" ujar Andra. Dia menepuk pundak Indra dan tersenyum pada sahabat Narra.
*
Andra mengamit jemari Narra menyusuri taman kota.
Narra memutuskan pamit duluan pada sahabat-sahabatnya dengan alasan ada yang harus dia beli. Tapi malah meminta berhenti di taman kota.
Andra sebenarnya ingin bertanya tapi ditahannya karena ingin menuruti keinginan Narra.
"yakin tidak ada yang mau kamu beli ?" tanya Andra akhirmya.
"iya kak" Narra meyakinkan.
"kalo kamu mau, kita belanja. Aku temani" ujar Andra.
"maaf kak, aku lagi tidak ada yang mau dibeli. Nanti saja, kalo aku mau belanja... aku minta temani" Narra memamerkan senyum termanisnya.
Andra tersenyum. Biasanya cewek suka belanja, apalagi kalo bersama kekasih karena ada yang bisa membayarkan belanjaan. Tapi berbeda sama Narra, dia tampak biasa-biasa saja.
Andra mengajak Narra duduk di bangku favoritnya. Bangku yang menghadap danau.
Dia lalu membuka dompetnya dan mengeluarkan sebuah kartu.
"kamu pakai ini ya" katanya seraya meletakan kartu debit itu di telapak tangan Narra.
Narra memandang Andra dengan raut menolak, "kak aku tidak bisa terima ini" katanya.
"kenapa ? kamu pacarku" sergah Andra.
"iya tapi ini terlalu berlebihan" Narra menekankan.
Andra mengelengkan kepalanya, "aku mau kamu menerima ini. Entah kamu mau pakai atau disimpan, aku serahkan sama kamu" paksanya.
"kakak menganggapku matre" Narra cemberut.
Andra kaget. Dia menangkup muka Narra, "kenapa bilang begitu ? aku hanya ingin menyenangkan kamu" katanya.
"aku senang begini kak, kakak tidak perlu berlebihan. Membuat aku merasa tidak enak" Narra manyun.
"pegang saja kartunya. aku tidak berpikir macam-macam tentang ini. Jadi tolong jangan anggap berlebihan" jelas Andra.
"baiklah, aku simpan untuk kakak" akhirnya Narra mengalah. Dia memasukan kartu itu kedalam dompetnya.
"satu lagi Na, aku mau kamu jangan memanggilku Kakak. Kenapa bukan sayang" kali ini Andra yang manyun.
"aku suka panggil ka Nda. Aku merasa itu spesial" balas Narra.
"tapi nanti kita dikira kakak adik Na. Aku tidak suka" Andra cemberut.
Narra hanya tersenyum, "baiklah ka Nda sayang" katanya.
"masih ada kak'nya" komen Andra.
"boleh ya" Narra menyandarkan kepalanya di dada Andra dan mengeratkan tangannya memeluk pinggang Andra.
Andra senang dengan perlakuan Narra. Akhirnya dia mengalah.
"baiklah sayang, terserah kamu saja" Dia pun mengeratkan pelukannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments