Eps 02

Tak

Tak

Tak

Suara heels Jen menggema di lantai kantor cabang Dirgantara Company. Semua karyawan menunduk hormat melihat kedatangan Nona muda mereka. Jen berjalan tanpa menatap sedikitpun pada semua karyawan yang memberikan hormat padanya

Tanpa berkata apapun, Jen pergi masuk lift menuju lantai paling atas perusahaan

"Nona Jen? Selamat siang" Sapa orang kepercayaan Alex yang memang diperintahkan mengelola kantor cabang tersebut

"Kau ke ruanganku dan bawa Direktur keuangan menghadap padaku" Ucap Jen tegas pada pria yang unurnya 3 tahun lebih tua di hadapannya

Mark, dia mengangguk patuh. Dia tahu, hal seperti ini pasti akan terjadi

Jen kemudian melanjutkan langkahnya memasuki ruangan milik 'Presiden Direktur'

"Apa jadwalku setelah ini, Ser?"

"Kita ada pertemuan dengan Tuan Gideon jam 2 siang, Nona"

"Hanya itu?"

"Ya, hanya itu untuk hari ini"

"Hmm"

Tok tok tok

"Masuk!"

Terlihat Mark masuk dengan langkah tegapnya yang gagah dan di belakangnya diikuti seorang pria yang usianya sudah cukup matang dengan menundukkan pandangannya

"Duduklah!" ucap Jen, kedua pria tersebut duduk tepat di hadapan Jen yang sedang duduk di kursi kebesarannya

"Kalian tahu? Kenapa aku memanggil kalian kemari?" Tanya Jen ketus

"Saya tidak tahu, Nona" Jawab Direktur keuangan itu dengan sedikit bergetar karena berhadapan langsung dengan wanita cantik yang sudah jangan ditanyakan lagi keangkuhannya

"Oh ya? Jadi kau tidak tahu?"

"Ti-tidak, Nona"

"Bagaimana denganmu Mark?"

"Tentu saya tahu, ada kejanggalan pada laporan keuangan 3 bulan terakhir ini" Jawab Mark dengan tenang

"Kau! siapa namamu?" Jen menunjuk direktur keuangan itu, karena memang Jen tidak mungkin hafal nama karyawan karyawan nya

"Sa-saya Antoni"

"Tuan Antoni, direktur keuangan yang sudah bekerja selama 8 tahun di Dirgantara Company. Bisa kau jelaskan padaku bagaimana kejanggalan seperti ini bisa terjadi selama 3 bulan berturut-turut ? Bagaimana mungkin pemasukan keuangan turun hampir 50% pada bulan pertama sedangkan tidak ada laporan penurunan pasar? Lalu bagaimana mungkin di bulan kedua terjadi pembengkakan pengeluaran sedangkan tidak ada barang terbaru di pihak produksi, selain itu bahan produksi yang kita pakai di negara ini tidak mengalami kenaikan apapun di bulan tersebut. Dan bulan ketiga, lihatlah? Aku cukup terkejut bahwa keuangan perusahaan hampir turun drastis. Bisa kau jelaskan bagaimana itu semua terjadi?" Jelas Jen dengan menatap tajam pria yang sudah mulai gusar di hadapannya

"Ehm Nona, untuk bulan pertama terjadi penurunan pendapatan karena sebenarnya ada beberapa masalah pada saat itu. Ada karyawan yang melakukan kesalahan sehingga menghambat waktu produksi, hasilnya produk yang kita hasilkan tidak tepat waktu dan jumlah tidak sesuai target. Untuk bulan kedua emm, demi mengejar target yang tidak terpenuhi di bulan pertama kami memforsir segalanya pada bulan kedua itu, mengadakan lembur karyawan sehingga menambah gaji mereka agar dapat mencapai target bulan pertama dan bulan kedua. Lalu,, dan yaa di bulan ketiga, itu merupakan dampak yang terjadi akibat kasus di bulan pertama dan bulan kedua" Jelasnya dengan sedikit gugup

Jen menatapnya tajam dengan seringai yang muncul di bibirnya

Prok Prok Prok

Jen bertepuk tangan sambil tertawa keras membuat ketiga orang yang berada disana kebingungan

"Begitu ya?" Tanyanya dingin setelah dia puas tertawa

"I-iya Nona"

"Menurutmu, dengan kerugian yang dialami perusahaan karena hal ini apa akan membuatku bangkrut?" Tanya Jen

"Tentu saja tidak, Nona. Nominal tersebut tidak ada apa-apanya dengan kekayaan keluarga Dirgantara. Jadi, kehilangan uang sebesar 5 Juta Euro bukanlah apa-apa, Nona?" Jawab Direktur keuangan itu dengan bersemangat, Mark sudah menatap tajam dengan jawaban bawahannya itu. Begitu juga dengan Serena yang sudah memelototkan matanya melihat keberanian pria tua itu.

Gila ya? memang benar 5 Juta Euro tidak akan ada apa-apanya. Mungkin hanya dapat membeli 1 mobil untuk tambahan koleksi Jeremy saja. Tapi apakah dia tidak tahu kalau Jen paling membenci ketidakjelasan seperti ini?

"Tentu saja tidak apa-apa bagiku. 5 juta euro itu hanya bisa digunakan untuk membelikan 1 mobil untuk adik laki-lakiku. Tapi tentu beda denganmu, uang 5 juta euro itu bisa kau gunakan untuk memanjakan putri remajamu yang sedang gila gaya itu selama berbulan-bulan ini, apakah benar begitu?"

Sontak saja Direktur Keuangan itu gelagapaan

"Ma-maksud Nona?"

"Kau masih mau berpura-pura di hadapanku?"

"Nona.. saya tidak mengerti"

"Cih! Baiklah aku akui karanganmu tadi sangat bagus dan lumayan masuk akal. Tapi bagaimana dengan ini ?"

Brak

Jen melemparkan beberapa berkas yang merupakan bukti bahwa Direktur keuangannya itu melakukan tindak korupsi sebesar 5 juta dalam mata uang Negara Perancis, yaitu Euro

Direktur keuangan itu menatap dan membaca kertas-kertas di hadapannya dengan mata yang terbuka lebar

"No-na.. i-ni"

"Kau tahu? sebenarnya aku tadi menunggu kejujuranmu, Tuan Antoni. Kau sudah lama bekerja disini, sangat disayangkan karena gaya hidup gila milik putrimu kah sampai melakukan ini. Tapi ternyata ? Kau bukannya jujur tapi malah membual dan membuatku muak"

"Nona saya mohon maafkan saya" Antoni berlutut di bawah kaki Jen

"Memaafkanmu? Kau tau aku paling membenci pecundang sepertimu?"

"Nona saya mohon, saya melakukan ini karena saya tidak sanggup menolak permintaan putri saya"

"Yang aku tahu hanya perbuatanmu pada peruasaahn ini itu salah besar! dan kau tidak jujur padaku, jadi jangan mengharap ampunan dariku"

"Nona..."

"MARK!"

"Ya, Nona?"

"Mulai detik ini, dia dipecat! usir dia dari perusahaanku tanpa pesangon apapun. Dan masukkan namanya dalam daftar hitam. Apa kau mengerti, Mark?"

"Saya mengerti"

"Cepat keluar dari ruanganku sebelum bodyguardku yang menyeretmu keluar dari sini Tuan Antoni!"

Antoni perlahan bangkit dan keluar dari ruangan Jen setelah mengucapkan maaf sekali lagi. Dia begitu menyesal karena mengkhianati Dirgantara Company. Hidupnya sekarang akan hancur, dipecat oleh Dirgantara Company itu sama saja diblacklist di seluruh Perusahaan di kota Paris bahkan hampir seluruh Perusahaan besar di Negara Perancis sekalipun akan menolaknya mentah-mentah jika namanya termasuk dalam daftar hitam keluarga Dirgantara. Karena semua orang tahu, yang masuk ke dalam daftar hitam keluarga Dirgantara sudah pasti orang-orang yang sudah melakukan kesalahan yang begitu fatal.

Kring

Kring

Ponsel Jen berbunyi, tertulis nama Jeremy disana

"Ya hallo, ada apa?"

"Kau dimana?" Tanya Jeremy

"Kantor cabang, Bukankah tadi kau sudah mendengar percakapanku dengan Dad?" Tanya Jen

"Tidak terlalu memperhatikan, apa kau sudah makan siang kak?"

"Belum, Memangnya kenapa? tumben sekali kau peduli padaku" Tanya Jen pada adiknya yang biasanya super super cuek

"Aku hanya sedang bosan di sekolah, aku akan menjemputmu kita makan siang bersama"

"Kau itu sedang sekolah, jangan membolos"

"Sekolah ini milikku"

"Milik Daddy, bukan milikmu Jeremy!"

"Ya ya I know, tapi sekarang waktunya makan siang. Aku akan kembali ke sekolah setelah makan siang. 20 menit lagi aku sampai. Bye!"

"Hallo? Jeremyyy!!!"

"Serena!!"

"Ya, Nona?"

"Kita bertemu dengan Tuan Gideon dimana?"

"Le Taillevent, Nona"

"Itu tidak jauh dari sini bukan?"

"Benar Nona"

"Oke, kita makan siang bersama Jeremy disana saja nanti"

"Baik Nona"

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!