"Pak ada yang ingin bertemu dengan anda." Ucap Toni pada Yuda.
Yuda adalah Ayah kandung Sarah, sementara Toni adalah asisten kepercayaanya.
"Siapa?" Tanya Yuda.
"Seorang pemuda, masih berpakaian seragam sekolah. Sepertinya seumuran dengan Nona Sarah."
Yuda tersenyum sinis, "Berani juga nyalinya, suruh masuk."
Toni mempersilahkan Raja untuk masuk keruangan Yuda.
"Besar juga nyalimu." Ucap Yuda sinis, "Ada hal penting apa?" Tanyanya lagi.
"Saya mohon Om, jangan larang Sarah untuk berhubungan dengan saya." Raja meminta dengan sungguh-sungguh.
"Hei anak muda, apa kau tidak menyadari statusmu dengan Sarah sangat berbeda, seperti bumi dan langit."
"Saya sadar diri Om, tapi masa depan seseorang tidak bisa ditentukan pada saat ini Om. Saya yakin suatu saat nanti saya akan sukses dan bisa membuat Sarah bahagia."
Yuda tertawa seolah mengejek, "Saya akui kamu pintar dan bisa kuliah dengan beasiswamu itu, tapi saya tidak yakin dengan kesuksesanmu. Apa kau bisa mempunyai sebuah perusahaan? Hei kau harus tau, bahkan untuk bekerja dan masuk disebuah perusahaan itu tidak akan mudah jika tidak memiliki orang dalam."
"Sukses itu tidak harus memiliki perusahaan Om, dan bahagia itu tidak slalu soal uang dan harta." Jawab Raja.
Lagi-lagi Yuda tertawa mengejek. "Kau tau apa soal bahagia? bahkan harga tas yang dipakai Sarah anakku, bisa untuk membeli beras untuk keluargamu slama satu tahun. Itu hanya untuk satu tas, sementara Sarah punya banyak koleksi tas lainnya dilemari."
Raja mulai merasa minder dan tidak menjawab lagi omongan Yuda.
"Anak miskin sepertimu cari saja upik abu yang setara denganmu, jangan kau mencari seorang putri raja dengan segala kemewahannya." Yuda terus saja memberi penghinaan pada Raja.
"Atau kau memang seperti ibumu, yang mencari aman dengan menikahi pria mapan dan numpang hidup membawa kedua anaknya." Yuda tertawa puas, "Harusnya ibumu menggoda pria tua kaya pemilik perusahaan, bukan pria tua yang hanya pegawai negri sipil.
Raja mengepalkan tangannya, masih mencoba menahan emosi.
"Silahkan Om menghinaku, tapi jangan menghina ibuku."
"Jika tidak suka mendengar penghinaan dari mulutku, lebih baik kau keluar, kau hanya membuang waktuku saja."
Raja menghela nafas, "Baiklah Om, saya pastikan suatu saat nanti Om akan menyesali semua hinaan Om pada saya."
Raja berjalan meninggalkan pabrik milik keluarga Sarah.
"Akan ku buktikan, aku akan kembali dan bahkan bisa membeli pabrikmu ini Yuda Lesmana."
Raja menaiki angkutan umum dan lanjut berjalan pulang menuju rumahnya, Rumah yang sebentar lagi akan habis masa kontraknya.
***
"Bu, kapan Bang Raja akan menyusul kita?" Tanya Olivia.
"Sesudah lulus sekolah Liv, kamu sudah tau masih saja bertanya." Jawab Rini.
"Aku tidak betah disini Bu. Aku belum memiliki teman disini."
"Harusnya kamu bisa akrab dengan Regan, dia kakakmu juga."
"Tapi Kak Regan orangnya kaku Bu. Tapi anehnya kalo sama dua teman wanitanya, Kak Regan bisa bersikap lembut, kayaknya salah satu dari mereka pacar Kak Regan deh."
"Sudahlah Liv, jangan ikut campur urusan Regan, nanti dia malah jadi tidak menyukaimu dan kalian tidak akan pernah akrab sampai kapanpun."
Terdengar suara deru mobil dihalaman rumah Haris. "Ada tamu Bu." Ucap Olivia.
"Coba kamu lihat, nanti ibu nyusul." Sahut Rini sambil membuka celemek dan hendak mencuci tangan karna sekarang dirinya sedang berada didapur.
Ceklekk,
Olivia membuka pintu rumah dan melihat Regan bersama Nanda dan Ayla turun dari mobil.
"Dia lagi Ay." Bisik Nanda pada Ayla.
"Kan sekarang dia adiknya Regan Nan, jadi ada terus disini." Jawab Ayla dengan berbisik juga.
"Kalo mulutnya gak ngenakin lagi, bener mau aku cabein ah Ay."
"Emang kamu bawa cabenya Nan?"
"Engga." Jawab Nanda cuek dan membuat Ayla juga Nanda tertawa.
Olivia melihat sinis saat melihat tawa Nanda dan Ayla.
"Hush, kalian ngetawain apa?" Sahut Regan.
"Cabe." Jawab Nanda asal.
Regan mengernyitkan dahinya, "Cabe? Cabe apa?" Tanyanya heran.
"Harga Cabe lagi mahal Re, kalo murah udah aku beli buatt...Emhh Hmppp." Mulut Nanda dibekap oleh Ayla.
"Jangan bikin ribut Nan, gak enak sama Om Haris." Bisik Ayla.
"Emangnya Kamu tau aku mau bilang apa Ay?" Tanya Nanda nyengir dan berbisik.
"Tau lah, kamu mau bilang beli cabe buat nyumpel mulut adik tiri Regan kan?"
Nanda hanya nyengir.
"Kalian bisik-bisik terus ngomongin apa sih? masih ngomongin cabe? jadi buat apa cabemya?" cecar Regan.
"Itu lho Re, si Nanda mau beli cabe buat ngerujak." Ayla terpaksa berbohong.
"Haish, udah udah, sejak kapan Nona muda mau ngerujak sendiri, biasanya juga minta bikinin sama pelayan."
"Kali-kali Re, kalo ga enak kan nanti rujaknya bisa buat nyumpel-" Omongan Nanda disela oleh Ayla,
"Nandaaa!!" Ayla memicingkan matanya untuk mengingatkan Nanda.
"Kucing ay, kucing.. Buat nyumpel kucing." Nanda tertawa.
Sementara Ayla hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Regan membawa Nanda dan Ayla masuk, sementara Olivia terus memperhatikannya.
"Lihat tuh, masih aja ngawasin gerak gerik kita." Bisik Nanda pada Ayla.
"Mungkin dia kira kita selebritis kali Nan." Jawab ayla. Dan lagi membuat mereka tertawa.
Regan turun setelah mengganti pakaiannya dikamarnya dilantai dua.
"Mau minum?" Tanya Regan.
"Engga Nan, air kolam ikan banyak tuh." Ucap Nanda asal.
Ayla tertawa.
Rini membawa tiga gelas berisikan minuman.
"Lho udah dibawain minum sama Ibu." Ucap Regan tidak enak pada Rini, ibu tirinya.
"Kamu kelamaan Re." Sahut Nanda lagi.
"Makasih Tante." Ucap Nanda dengan mode lembut.
"Sama-sama." Jawabnya.
"Kalian teman sekolah Regan?" Tanya Rini yang mencoba mengakrabkan diri pada Regan dan teman-temannya.
"Iya Tante." Jawab Ayla.
"Duh calon mantu nyaut aja." Celetuk Nanda.
"Nandaaa!!" Pekik Ayla.
Nanda tertawa.
"Maaf Bu, Nanda memang agak-agak." Ucap Regan.
"Agak-agak? Maksudnya?" Tanya Rini.
"Agak gila." Sahut Ayla.
Rini tertawa, dan Regan juga Nanda dan Ayla ikut tertawa.
Nanda tidak pernah sakit hati dengan ucapan kedua sahabatnya, karna dengan seperti itu, mereka.justru semakin dekat dan apa adanya.
"Kalian pulamg sekolah, pasti belum makan, ayo makan sekalian."
"Terimakasih Bu, tapi kami tadi sudah makan sebelum pulang kesini." Jawab Regan.
"Hmm sayang sekali, Baiklah, kalau begitu kalian senang-senang aja ya, ibu tinggal dulu." Ucap Rini kemudian berlalu meninggalkan Regan bersama Nanda dan Ayla.
"Ibu tirimu baik Re." Ucap Ayla.
"Ya begitulah." Jawab Regan seadanya.
"Sepertinya Teman Kak Regan orang kaya Bu." Ucap Olivia.
"Yang mana?" Tanya Rini, saat ini mereka sedang membersihkan kamar yang akan ditempati oleh Raja nanti.
"Yang rambut panjang." Yang dimaksud Olivia adalah Nanda, karna rambut Ayla hanya sebahunya saja.
"Tau dari mana?"
"Ibu lihat aja, tas dan jam tangannya udah kelihatan mahal, waktu pas nikahan ibu dan Ayah juga dia diantar supir pribadinya pake mobil yang sama, itu tandanya mobil yang ada diluar itu mobil dia kan bu."
Rini tampak berfikir. "Ya wajar, Regan kan sekolah disekolah elit, wajar aja teman-temannya juga dari kalangan atas."
Meski Regan hanya anak seorang pegawai Negri Sipil, namun Haris slalu memberikan yang terbaik untuk Regan, termasuk menyekolahkannya disekolah terbaik.
"Kalo aja Bang Raja juga punya teman kaya seperti teman-teman Kak Regan, aku juga bisa kecipratan Bu."
"Berdoa saja mudah-mudah nanti Bang Raja bisa dapat jodoh orang kaya, jadi kita bisa ikut kecipratan juga Liv." Ucap Rini sambil memasukan sebagian pakaian Raja kedalam lemarinya.
"Kalo Bang Raja udah tinggal disini, jodohin aja sama temannya Kak Regan." Olivia berkata asal .
"Kamu tau sendiri, Abangmu itu susah dekat dengan orang lain, jangankan pacar, bahkan teman saja mungkin tidak punya. Malah ibu khawatir, nanti Abangmu tidak akur dengan Regan."
.
.
.
...Dukung Author yuk, dengan Vote, like dan coment agar tetap semangat....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Yus Warkop
makin penasaran , aseek dibaca ini cerita
2024-12-29
0
Ita rahmawati
apa si raja ini yg nti jd suaminya nanda trus berkhianat ya 🤔🤔
2024-01-12
2