Elang Untuk Rain
14 tahun yang lalu... Kota Jakarta
Seorang gadis cilik berusia enam tahun sedang menunggu jemputannya di depan gerbang sekolahnya. Biasanya jam segini, dirinya sudah dijemput tapi kali ini tumben belum.
Gadis cilik itu berjalan menuju kursi taman di sekolah dan duduk disana lalu membuka buku resep yang sengaja dibawanya untuk mempelajari makanan yang hendak dibuatnya nanti sepulang sekolah bersama sang mama.
"Hai!" sapa seseorang.
Gadis cilik itu mendongakkan wajahnya tampak seorang anak laki-laki keturunan berdiri di hadapannya.
"Boleh aku duduk disini?" tanya anak bermata hazel itu.
Gadis cilik itu melihat seragam yang dipakainya sama dengan dirinya. Berarti dia satu sekolah denganku.
"Boleh." Anak laki-laki itu lalu duduk di depan gadis cilik yang kembali menunduk untuk membaca buku resep.
"Nama kamu siapa?" tanya anak laki-laki itu.
Gadis cilik itu mendongak lagi. "Rain."
Bocah laki-laki itu tersenyum.
Senyumnya manis sekali - Rain.
"Aku Elang" anak itu mengulurkan tangannya yang disambut Rain sambil mengangguk. "Kamu kelas berapa?"
"Kelas dua. Kamu?"
Elang tersenyum. "Kelas enam. Harusnya kamu panggil aku kakak atau Abang dong, bukan kamu."
"Oh" sahut Rain.
"Kamu berarti berusia delapan tahun?"
"Enam tahun."
Elang terperangah. "Harusnya kamu masih kelas satu?"
"Loncat kelas" jawab Rain.
"Oh. Kok Rain baca buku resep?" tanya Elang.
"Mau belajar masak nanti sama mama" jawabnya lagi.
"Kamu mau jadi chef?" tanya Elang lagi. Rain mengangguk.
"Raaiiinnn!" panggil seorang wanita.
"Mamaaaa!" seru Rain yang langsung membereskan bukunya dan memasukkan ke dalam tas. "Aku pulang dulu, Eagle."
"Eh namaku Elang, Rain" protes Elang.
"Eh? Oke. Bye Eagle!" Rain pun berlari menuju tempat mamanya menunggu.
Eagle? Seriously? Kamu lucu Rain.
***
Keesokan harinya Rain harus menunggu jemputan lagi karena tadi pagi mamanya bilang ada wawancara live di stasiun tv tentang bisnis restauran milik keluarga mereka yang baru saja membuka cabang ke 20 di Jakarta jadi agak terlambat menjemputnya.
Lagi gadis cilik itu menunggu di kursi taman sambil membaca buku resep. Sejak lahir sudah terbiasa dengan masak memasak karena ayahnya seorang chef terkenal dan ibunya pengusaha restoran, membuat Rain lebih suka membaca buku resep dari chef-chef terkenal selain ayahnya untuk menambah ilmu.
Rain memang ingin menjadi chef seperti ayahnya tapi memfokuskan di pastry. Dia sangat suka kue-kue kecil yang imut dan lucu.
"Belum dijemput Rain?" suara anak laki-laki yang mulai dihapal Rian terdengar.
"Belum." jawab Rain.
"Ya ampun Rain. Dimana-mana biasanya anak-anak tuh baca komik, kamu malah baca buku resep" kekeh Elang.
"Kalau bawa komik pasti disita Bu Guru, kalau buku resep pasti nggak."
Elang tersenyum melihat wajah imut Rain.
"Kamu benar-benar suka memasak?" Rain mengangguk.
"Papa dan mama sudah mengajari sejak Rain umur empat tahun."
"Kamu cantik" ucap Elang. Rain melongo. "Kapan-kapan aku dibuatkan makanan bikinanmu ya Rain."
"Eagle mau dimasakin apa?" tanya Rain setelah menghilangkan rasa kagetnya. Selain papa, baru kali ini ada yang bilang Rain cantik.
"Namaku Elang, Rain."
"Enak Eagle ah bilangnya" eyel Rain.
Elang mengusap kepala Rain gemas. "Terserah kamu deh Rain."
"Besok aku bawain makanan buatanku. Semoga suka."
Elang tersenyum. "Thanks Rain."
Rain melihat mobil sang mama datang di gerbang sekolah. "Maaf Eagle, Rain pulang dulu."
"Hati-hati Rain."
***
Sejak saat itu pertemanan Rain dan Elang terjalin meskipun usia mereka terpaut lima tahun. Bocah laki-laki yang masih ada darah bulenya selalu menemani Rain kalau belum dijemput oleh mamanya.
Hingga waktunya berpisah karena Elang lulus SD. Rain memberikan satu kotak brownies buatannya.
"Boleh Elang tahu siapa nama lengkap Rain?" tanya Elang penasaran karena selama ini Rain menolak menyebutkan nama lengkapnya.
"Rain Maliqa Reeves. Kalau Eagle?" Rain mau menyebutkan nama lengkapnya karena Elang hendak pergi melanjutkan ke SMP.
"Panji Elang Samudera." Elang menatap Rain dalam-dalam. "Kalau kita bertemu lagi, jangan panggil aku Eagle. Panggil aku Elang ya Rain."
"Kenapa?"
"Karena aku ingin kamu memanggilku dengan nama itu. Okay Rain?" pinta Elang.
"Baik... Elang" bisik Rain yang bisa didengar Elang.
"Sekolah yang rajin ya Rain. Elang harus pergi."
Rain mengangguk. Rasanya seperti kehilangan sahabat. "Selamat masuk SMP."
***
Today... Tokyo, Jepang
Rain terbangun dan termenung. Lagi-lagi mimpi yang sama. Elang. Dimana dia sekarang?
Rain lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Hari ini adalah hari pernikahan kakak sepupunya, Eiji Reeves dan dia harus berdandan cantik demi kakaknya.
Rain sebenarnya tidak suka berdandan berat tapi karena ini hari spesial, mau tidak mau dia harus berdandan.
Mengenakan gaun putih aksen sedikit Sabrina dengan anting batu bewarna merah, Rain merasa sangat percaya diri dengan penampilannya.
Suara pintu kamar diketuk dan Rain tahu itu pasti mamanya. "Rain? Sudah siap belum? Kita berangkat sekarang."
"Iya ma. Ini Rain sudah siap" jawabnya.
Bismillahirrahmanirrahim.
***
Pesta pernikahan Eiji memang diwarnai dengan kerusuhan khas keluarganya yang memang gesrek. Rain sendiri dikenal sebagai gadis yang anteng, pendiam bahkan cenderung introvert. Kini dia duduk bersama sepupu-sepupunya Miki Al Jordan Akandra, Valora Arata, Savitri Pratomo, Ingrid Van Dijk calonnya Mamoru Al Jordan dan Rhea Giandra Blair, istri Duncan Blair.
"Ternyata D tokcer juga ya. Tiga bulan langsung isi" kekeh Valora.
"Gimana nggak tokcer, hampir tiap hari kok" timpal Rhea yang langsung menutup mulutnya. Para wanita cantik disana langsung terbahak kecuali Rain yang hanya bingung menatap sepupu-sepupunya.
"Masih ada jones disini, Rheaaaa" kekeh Miki.
"Memang apa yang setiap hari?" tanya Rain polos.
"Astaga Rain! Kamu tuh seumuran aku tapi kok nggak mudeng sih" gelak Valora.
"Rain kan beda sama kamu Lora, dia lebih fokus dengan bisnis kuliner nya" ucap Miki sambil mengusap bahu sepupunya yang pendiam itu.
Rain tidak terlalu ambil pusing soal asmara apalagi usianya masih dua puluh tahun. Masih banyak yang ingin dia capai sebagai chef profesional seperti kakak sepupunya Miki Al Jordan Akandra yang memang seorang chef pastry profesional meskipun akhirnya memilih menjadi ibu rumah tangga.
Sang pengantin Ayame Agasa pun datang menghampiri para sepupu perempuan iparnya dan mereka ngobrol sejenak sampai Duncan Blair datang untuk mengusap-usap perut Rhea agar tidak ketularan rusuhnya Eiji.
Rain tertawa terbahak-bahak melihat kehebohan sepupunya itu ditambah kerusuhan akibat Eiji dimarahi oleh istrinya. Keluarga yang sangat Rain cintai dengan caranya. Keluarga yang selalu heboh tapi saling mencintai satu sama lain. Keluarga yang selalu ada satu sama lain. I love my family.
***
Yuhuuu Eike Up Novel Baru Yaaaa
Sebelum Ghani launching
Tolong di like vote and gift.
Thank you for reading and support author
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Astin
mulai mampir.
2024-03-19
1
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
Masyaa Allah.. cantik, Kalem, Dewasa, dan tegas plus ceria ini Rain.
2023-11-04
1
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
wow alurnya dimulai Mundur .. asyiikk.. 😇☺
Hollla halloo Mommy.. aku hadir di kisah Rain dan Elang(Jeremy)
2023-11-04
1