Sehari usai acara pernikahan, Rain kembali ke Jakarta. Bukan karena apa, tapi toko kuenya sudah dia tinggal tiga hari membuatnya rindu berjibaku dengan tepung, butter tapi bukan lagu BTS dan susu.
Pesawat yang ditumpanginya sampai di bandara Soekarno-Hatta jam tujuh malam, dan Rain mencari-cari pak Benny sopirnya. Meskipun dia bagian dari keluarga Pratomo-Reeves tapi Rain selalu menolak memakai pesawat pribadi keluarganya kecuali jika bersama kedua orangtuanya. Rain lebih suka naik pesawat komersil jika pergi sendiri.
Kini di area kedatangan, dia menunggu pak Benny. Merasa tidak sabar, Rain mengambil ponselnya namun dia urungkan karena pak Benny datang dengan berlari.
"Nona Rain! Aduh maaf bapak kena macet!" ucap pak Benny sambil ngos-ngosan.
"Owalaahhh. Hampir Rain telpon bapak takutnya lupa" senyum Rain manis.
"Nggak mungkin bapak lupa, bisa dimarahi tuan Ryu nanti" ucap pak Benny.
"Ya udah, kita pulang pak" ajak Rain.
"Mari nona Rain."
Tanpa mereka sadari seorang pria mendengar pak Benny memanggil gadis manis itu.
Rain?
Pria itu kemudian mengikuti Rain dan pak Benny menuju mobil Alphard Vellfire hitam milik gadis itu.
Lalu melihat nomor polisi mobil hitam dan menelpon seseorang dengan bahasa Welsh.
"Louis, gwiriwch y rhif B xxx RA."
( Louis, tolong cek plat nomor B xxx RA )
Berpura-pura menunggu jemputan, pria itu melihat kepergian Rain.
Akhirnya aku menemukanmu, Rain.
***
Rain sampai di mansion milik ayahnya dan langsung masuk kamar karena tubuhnya terasa lelah. Setelah membersihkan diri, sholat isya dan makan malam yang sudah disiapkan oleh pelayannya, akhirnya dia merebahkan dirinya di kasurnya.
Sembari menunggu kantuk, Rain menyetel televisi. Ayahnya Ryu Reeves dan sang ibu Giselle, masih berada di Tokyo untuk mengecek restauran mereka disana.
"Seorang politisi berinisial HD ditemukan tewas di sebuah gudang dekat Bantar gebang. Belum diketahui motif pembunuhan yang dilakukan dengan cara ditembak. Pihak kepolisian..."
Cetek!
Rain mematikan tvnya. Dia paling tidak suka berita sadis seperti itu. Gadis itu pun beralih ke ponselnya dan betapa terkejutnya ketika mengetahui kakak angkat Rhea tertembak ramai di grup keluarga.
Rain pun menelpon Miki karena Rhea menginap disana.
"Assalamualaikum, Rain. Sudah sampai Jakarta?" tanya Miki.
"Wa'alaikum salam mbak. Alhamdulillah sudah sampai. Gimana mbak ceritanya kok kakaknya Rhea kena tembak?" tanya Rain bingung.
Miki pun menceritakan apa yang terjadi secara garis besarnya. Rain bersyukur kalau kakaknya Rhea selamat.
"Salam buat bang Duncan dan Rhea ya. Jangan terlalu mikir apalagi Rhea lagi hamil muda."
"Iya tapi Alhamdulillah Gozali sudah sadar kok, sudah ngobrol dengan kami-kami. Makasih atensinya, Rain" ucap Miki.
"Sama-sama mbak. Rhea kan bagian keluarga juga" jawab Rain sambil tersenyum.
Setelah mengobrol lainnya, Rain memutuskan panggilannya dan bersiap untuk tidur.
***
Pagi ini Rain sudah bersiap-siap untuk menuju toko kuenya yang dia bangun dari sejak SMA. Modalnya dia pakai dari tabungan saham yang didapatnya sejak lahir dari keluarga besarnya. Bahkan modal awalnya pun sudah bisa dia kembalikan ke tabungannya dalam waktu empat tahun.
Hasil didikan kedua orangtuanya membuat Rain mampu berdikari membangun toko kue sesuai yang diinginkan. Meski tidak mendalami pendidikan formal seperti ayah dan sepupunya, Miki Al Jordan, tapi Rain memiliki bakat alami memasak dan membuat cake hanya berdasarkan resep.
Sang mama, Giselle, memang salah satu pengusaha wanita yang diakui di Indonesia. Berkat tangan dinginnya, bisnis restauran suaminya bisa lebih berkembang di seluruh dunia. Pendidikan di bidang usaha sudah Rain serap sejak kecil jadi dia paham seluk-beluk bisnis kuliner.
Sang papa, Ryu Reeves memang pecinta kuliner dan sejak kecil sudah fokus ingin bersekolah di dunia kuliner jadi oleh omanya, Adriana Reeves, Ryu dimasukkan ke Cullinary Institute of America. Rain banyak belajar dari sang papa. Meskipun otodidak, bakat Rain tidak diragukan lagi.
Usai sarapan, Rain pun berangkat ke toko kuenya yang terletak di daerah Jakarta Selatan bersama dengan pak Benny. Biasanya Rain menyetir sendiri Fiat500 nya cuma hari ini dia lagi malas nyetir.
"Pak Benny, kita ke toko ya" ajak Rain.
"Baik nona Rain."
Toyota Alphard Vellfire hitam itu keluar dari mansion milik Ryu Reeves di Jakarta. Rain pun asyik dengan iPad nya dan tidak mengetahui bahwa ada sebuah Range Rover hitam mengikuti mobil Alphard nya.
***
Rain sampai di toko kuenya dan bersiap turun ketika pak Benny bertanya.
"Non Rain ditunggu atau gimana?"
"Pak Benny ada acara?" tanya Rain balik.
"Ini saya mau antar istri kontrol. Sudah waktunya nona" ucap pak Benny takut-takut.
Rain tahu kalau istri pak Benny punya sakit ginjal tapi belum sampai cuci darah hanya harus rutin kontrol tiap bulan.
"Saya ditinggal saja nggak papa pak. Nanti kalau sudah selesai, baru jemput saya saja. Santai saja pak" ucap Rain sambil tersenyum.
"Terimakasih non. Saya banyak berhutang dengan keluarga tuan Ryu dan nyonya Giselle."
"Ih pak Benny kayak sama siapa saja. Sudah pak, nanti keburu macet lho!" Rain pun turun dari mobilnya. Hari ini dia mengenakan kemeja putih dan celana jeans biru. Rambutnya yang panjang hanya digerai membuat wajahnya makin ayu.
Dengan langkah santai, gadis itu masuk ke dalam toko kue yang diberi nama Maliqa diambil dari nama tengahnya.
"Pagi semua" sapanya ramah kepada para pegawainya.
"Pagi mbak Rain. Kirain baru pulang besok" sapa Tini, asistennya.
"Nggak lah! Aku kangen tepung terigu" kekeh Rain sambil meletakkan tas Gucci nya.
Rain pun masuk dapur dan melihat para pegawainya sudah sibuk membuat kue. Rain memang punya prinsip fresh from the oven jadi satu hari itu, kuenya harus habis karena memang tidak memakai bahan pengawet.
"Yuk kita beradu dengan adonan" kekehnya sambil memakai Appron.
***
Dua jam berkutat dengan adonan dan hiasan, Rain pun memutuskan untuk istirahat. Dilihatnya sudah jam setengah sepuluh dan tokonya buka jam sepuluh pagi. Ada waktu setengah jam untuk ngopi yang sudah menjadi kebiasaannya.
Rain keluar dari dapur dan Tini sudah menyambutnya dengan ice Americano favoritnya.
"Tahu ajah ih Tini tuh" kekeh Rain setelah menyesap kopinya.
"Tahu lah. Empat tahun ikut mbak Rain masa nggak hapal."
Rain pun memeriksa laporan pendapatan yang diberikan Tini dan setelahnya dia membantu menyajikan kue-kue buatannya di rak display.
Tepat jam sepuluh pagi, Rain mengganti plang di depan tokonya dari closed menjadi open dan ternyata sudah ada pelanggannya yang menunggu.
"Mbak Rain, udah buka kan?" tanya salah seorang pelanggannya.
"Sudah dong! Ayo diborong" ucap Rain sambil tersenyum manis.
Para pegawai Rain pun segera melayani para pelanggan yang datang sedangkan gadis itu membuka iPad nya untuk mengecek stok opname bahan-bahan kue.
"Tumben nggak baca buku resep." sebuah suara bariton membuat Rain membeku. Buku resep?
Rain mendongakkan kepalanya dan tampak di hadapannya seorang pria bule menatap dirinya.
"Halo Rain" sapanya.
"E ... Elang?"
***
Yuhuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Sri Widjiastuti
begh cakep thor, suka aquuh😘😘😁
2022-10-27
1
nandayue
yah kalo aku mending berantem sama butter-nya BTS pasti enak hasilnya. Kalo berantem sama butter beneran huh bisa hancur dapurku 😁😁
2022-01-26
2
choirunissa
baca maraton inih
2022-01-09
1