"E... Elang?" Rain melotot ke arah pria tampan itu.
"Iya, ini aku Elang. Apa kabar?" tanya pria itu.
"Baik. Kamu?" Rain balik bertanya.
"Aku? Baik juga. Boleh aku duduk disini?" tanya Elang yang membuat Rain seperti déja vu ke jaman dia SD hampir 15 tahun silam.
"Bo... boleh kok" jawabnya.
"Kamu nggak kuliah?" tanya Elang lagi.
"Aku sudah lulus" jawab Rain.
"Ambil jurusan Cullinary?" tanya Elang lagi.
"Nggak, ambil bisnis. Selesai dalam waktu 3,5 tahun, cum laude" jawab Rain tanpa bermaksud menyombongkan diri. "Supaya bisa fokus dengan toko kueku."
"Hebat! Tapi aku selalu tahu kamu anaknya cerdas" puji Elang.
"Kamu sendiri?" tanya Rain.
"Aku? SMP aku pindah ke Inggris dan tinggal disana sampai lulus kuliah di Cambridge."
"Hebat bisa masuk Cambridge."
"Biasa saja karena kakekku orang Inggris."
"Tapi namamu Indonesia sekali" sahut Rain.
"Apa kamu masih hapal namaku, Rain?" goda Elang.
"Panji Elang Samudera."
Elang terkejut mendengar Rain masih ingat namanya lengkap. "Kok masih ingat?"
"Namamu antik dan berbeda jadinya aku ingat" jawab Rain apa adanya.
"Kamu makin tambah cantik, Rain." Mata hazel itu menatap lekat wajah ayu khas Indonesia di hadapannya.
Rain memerah pipinya. "Terimakasih."
Elang mendesah kasar ketika ponselnya berbunyi.
"Halo?" jawabnya kasar. Hatinya kesal karena momennya diganggu oleh suara telepon. "Tunggu disana. Aku akan segera datang." Elang mematikan ponselnya.
"Maaf Rain, soal pekerjaan. Apa boleh aku kemari lagi?" tanya Elang.
"Boleh asal membeli kueku" senyum Rain yang membuat Elang berdesir hatinya.
"Of course. Aku akan kemari lagi. Bye Rain." Elang bergegas keluar dari toko kue milik Rain meninggalkan gadis itu yang masih berusaha menetralisir jantungnya.
Kenapa dia menjadi tampan seperti itu ya Allah. Rain, stop! Fokus!
***
Elang sampai di sebuah rumah mewah di bilangan Jakarta Barat dan segera menuju ke ruang bawah tanah. Jika orang tidak mengetahui, di balik mewahnya rumah yang dia miliki, terdapat ruang elektronik sangat lengkap disamping ruang penyiksaan menyeramkan yang memang disiapkan oleh pengikutnya.
Kekuasaan absolut yang diperolehnya dari sang kakek, membuatnya memperoleh akses dana tak terbatas dari hasil penjualan senjata api ilegal, perampokan dan pencurian uang online.
Ya, Elang adalah nama yang dipakainya di Indonesia sedangkan nama aslinya adalah Jeremy Eagle McCloud. Kakeknya adalah ketua mafia klan McCloud. Ayahnya sendiri memutuskan untuk menolak menjadi bagian klan dan kabur ke Jakarta menjadi seorang dosen bahasa Inggris di sebuah universitas swasta. Disanalah dia bertemu dengan seorang mahasiswa yang hendak sidang skripsi. Tak lama keduanya menikah dan lahirlah dirinya.
Nama Panji Elang Samudera adalah pemberian sang ibu sedangkan ayahnya memberikan nama Jeremy Eagle McCloud namun ketika dia lulus SD, sang kakek membawanya pergi ke Inggris karena kedua orangtuanya tewas akibat kecelakaan. Di Inggris, sang kakek mendidiknya dengan ketat bahkan dia harus bisa bahasa Welsh dan Celtics disamping bahasa Jerman dan Perancis.
Di usianya yang menginjak 15 tahun, Elang sudah membunuh musuh pertamanya yang dia ketahui sebagai biang kematian kedua orangtuanya. Diam-diam Elang pulang ke Jakarta dan membunuh montir yang melakukan sabotase mobil ayahnya dengan menggunakan racun arsenik. Usai membunuh, Elang kembali ke Inggris.
Hingga kini, dia belum menemukan otak dan dalang pembunuh kedua orangtuanya. Semua ilmu yang diberikan oleh kakeknya yang seorang mafia, benar-benar dia serap dan terapkan. Tak heran dia menjadi pribadi yang dingin dan kejam.
"Ada apa kau memanggilku Louis?" tanya Elang dingin.
"Aku berhasil mencari tahu siapa bodyguard yang aku tembak bahunya."
"Siapa?"
"Namanya Gozali Ramadhan, putra angkat Abimanyu Giandra dan Adara Utari pengusaha import otomotif. Memiliki adik angkat Daniswara Ghani Giandra dan Rhea Greesa Giandra. Ghani sekarang berada di Quantico setelah sebelumnya di NYPD namun sekarang bertugas di FBI. Rhea seorang pianis di Broadway sebelum kecelakaan lalu lintas hampir setahun lalu."
"Keluarga biasa saja" sahut Elang dingin.
"Tidak biasa saja tuan. Rhea menikah dengan Duncan Blair, anak Edward Blair yang merupakan tangan kanan Duncan McGregor."
Elang mendelik. "Apa?"
"Iya tuan. Gozali memiliki saudara ipar Duncan Blair. Tuan, kita membangunkan macan tidur."
What the fu***!
"Sial!"
***
Rain sedang bersiap bersama dengan pegawainya untuk menutup tokonya. Hari ini kuenya tertinggal beberapa item saja dan Rain memutuskan untuk membawanya pulang sebagai camilan di rumah.
Setelah membersihkan semuanya, Rain, Tini dan ke empat pegawainya yang lain pun bersiap pulang. Mereka memang buka toko hanya dari jam sepuluh pagi sampai tujuh malam. Namun pagi jam enam, sudah berada di toko untuk membuat kue.
"Mbak Rain, belum dijemput pak Benny?" tanya Tini ketika melihat mobil bossnya belum datang.
"Iya nih, aku coba telpon pak Benny."
"Maaf non Rain, saya agak terlambat sekitar setengah jam ya." jawab pak Benny ketika Rain menanyakan keberadaannya.
"Baik pak Benny. Saya tunggu." Rain mematikan panggilannya dan memasukkan ponselnya di dalam tas Gucci nya.
"Pak Benny bentar lagi datang kok Tin. Kalian pulang dulu saja nggak papa. Toh warung nasi goreng sebelah juga buka" senyum Rain yang memang mengenal pemilik warung nasi goreng yang letaknya bersebelahan dengan toko kuenya.
"Ya udah. Kami pulang dulu mbak" pamit semua pegawainya.
"Hati-hati" pesan Rain. "Mbak juga!" sahut mereka ke sepeda motor masing-masing.
Setelahnya Rain menunggu di kursi depan yang memang dia sediakan untuk para pelanggannya.
"Mbak Rain belum dijemput?" tanya Mang Asep yang jualan nasi goreng.
"Belum mang Asep. Paling sebentar lagi."
Suara ponsel mang Asep yang menandakan ada pesanan online membuat pria itu kembali ke warungnya. "Bentar mbak, ada pesanan ojol."
"Monggo mang" ucap Rain.
Sembari menunggu pak Benny, Rain pun membuka kotak Tupperware nya dan mulai memakan kue buatannya. Ketika asyik makan, Rain melihat ada sebuah mobil Range Rover datang di depan toko kuenya. Rain mengacuhkan mobil itu karena menganggap hendak ke warung nasi goreng milik mang Asep tapi parkir di depan tokonya karena sudah tutup.
Betapa terkejutnya ketika mengetahui siapa yang turun. Pria yang sama saat tadi pagi datang ke toko kuenya namun sudah berganti pakaian. Kali ini dia mengenakan kaos turtle neck warna hitam dan jeans.
"Halo Rain. Belum dijemput?" tanyanya.
"Sebentar lagi" jawab Rain.
"Kenapa aku jadi teringat jaman SD dulu ya Rain. Aku selalu menemani mu menunggu jemputan" kekeh Elang.
Rain tersenyum. "Napak tilas kah?"
Elang terbahak. "Mungkin."
"Kamu ngapain kemari?" tanya Rain.
"Menemanimu menunggu jemputan." Wajah Rain memerah. "Boleh aku duduk disini?"
Rain hanya mengangguk. Elang duduk di sebelah Rain yang membuat gadis itu menahan nafas. Harum parfum maskulin tercium di hidungnya yang mancung membuat Rain agak gelagapan.
Padahal kamu juga punya sepupu ganteng-ganteng dan wangi semua tapi dekat dengan Elang rasanya berbeda. Ya iyalah Rain, cogan di keluarga mu itu saudaramu semua! Begok ih Rain!
"Boleh minta kuenya?" tanya Elang.
"Boleh." Elang mengambil satu kue ketika Alphard Rain datang. "Kotaknya bawa saja kalau masih mau makan. Aku sudah dijemput." Rain mengambil tas Guccinya dan berdiri hendak berjalan menuju mobilnya ketika tangannya dipegang oleh Elang.
"Don't leave me." Elang menatapnya dalam.
Rain menatap Elang dengan wajah bingung.
***
Yuhuuu Up Malam Yaaaa
Lanjut besok yeeee
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
𝐍𝐲. 𝐌𝐢𝐧 𝐒𝐮𝐠𝐚 ❄
maraton ini lagi😁😁😁
2022-05-06
1
Murni Agani
why?😂🤣
2022-01-08
0